Sunday, May 29, 2011

Let's Try 3: Saranghae [chapter 4]



Author: kang hyeri (@mpebriar)


Rating: PG15


Genre: romance


Length: chaptered


Cast:
  • Lee Jonghyun CNBLUE
  • Choi / Lee Hyeri [fiktif]
  • Park Gikyoung [fiktif]
Other cast
  • Lee Jungshin CNBLUE
  • Jung Yonghwa CNBLUE
  • Kang Minhyuk CNBLUE
  • Kang Ryunna [fiktif]

Disclaimer: this' my own plot



Sejak kejadian di rumah sakit, Gikyoung tidak segan-segan mendekati Hyeri terang-terangan, bahkan di depan Jonghyun sekalipun.

“Annyeong, hyung! Hyeri ada di rumah?” tanya Gikyoung begitu pintu dibuka oleh Jonghyun dari dalam.

“Hyung? Hah! Kau kira aku siapamu? Hyeri nggak ada!” pintu kembali di tutup dengan kasar.

Yah, selalu seperti itu tanggapan Jonghyun jika Gikyoung bertandang ke rumah. Jonghyunpun mewanti-wanti Hyeri untuk tidak menyilakan Gikyoung masuk jika dia tidak ada di rumah. Hyeri akan berkata ‘pergilah’ melalui interkom dan dari luar Gikyoung akan berteriak ‘saranghae’. Hyeripun akan tertawa setelah itu. “Dasar hati batu!” umpat Hyeri.

Rutinitas itu masih berlaku hingga tiga bulan kemudian.

Jonghyun yang baru melakukan comeback-nya dengan CNBLUE sekitar sebulan yang lalu, membuat dirinya sibuk hingga jarang bertemu dengan Hyeri hingga sekarang. Hyeripun juga disibukkan dengan tugas yang menumpuk dan dalam menghitung hari akan menghadapi ujian tengah semester.

“Aku pulaaaaang!”

Hyeri yang sedang sibuk membaca buku algoritmanya tersentak kaget. Buru-buru diletakannya buku hijau itu dan berlari menuju pintu depan.

“Omo... Jonghyun! Kenapa nggak bilang kalau mau pulang?” tanya Hyeri sembari memeluk Jonghyun.

“Aku mau memberi kejutan padamu. Kau rindu padaku nggak?” Jonghyun balik bertanya, sebelah tangannya membelai rambut sebahu Hyeri, sedangkan sebelahnya lagi mengusap-usap punggung istrinya.

“Istri mana yang nggak rindu kalau ditinggal suaminya pergi hampir 2 minggu.”

“Hahaha, aku juga kangen banget denganmu, jagi!”

“Ehemmm ehemm!”

Hyeri segera melepaskan diri begitu mendengar suara orang lain. Dibelakang Jonghyun ada Yonghwa dan Jungshin. Wajah Hyeri seketika memerah.

“Haha, lagi-lagi aku melihat wajah kepiting rebusmu. Udah nggak usah malu-malu, aku udah biasa melihat yang begini,” seru Jungshin.

“Annyeong, Hyeri!” sapa Yonghwa.

“Annyeong oppa-oppa. Minhyuk oppa ke mana?” tanya Hyeri begitu menyadari kalau ada satu orang yang tidak terlihat batang hidungnya.

“Minhyuk lagi ada janji.”

“Sama yeoja!”

“Jinjja? Minhyuk oppa sudah punya yeojachingu?”

Jonghyun meremas-remas jemari Hyeri. “Nanti kau juga akan tau, jagi. Katanya mereka akan kemari sebentar lagi. Kajja, ikut aku!”

Jonghyun menarik Hyeri menuju ke kamar mereka.

“Jagiya, kenapa membawaku ke sini. teman-temanmu...”

“Ini!”

Jonghyun memberikan sebuah bingkisan kotak merah kecil pada Hyeri.

“Apa ini? Cincin?”

“Aish, sudah ku duga kau akan beranggapan begitu. Buka saja!”

Hyeri membuka kotak merah tersebut.

“Selamat ulang tahun! Mianhae, aku telat memberinya,” bisik Jonghyun

“Omo... Yeppoda.. Kalung ini bagus sekali. Ini pick gitar aslikah?”

“Kau suka?” Jonghyun masih berbisik tepat di telinga Hyeri.

“Joahae, nomu joahae!”

“Lihat!” Jonghyun mengeluarkan kalung yang dia kenakan di balik kaos putihnya. “Aku juga punya!”

“Huaa, sama dengan milikku!”

“Saat kau rindu padaku, sentuhlah kalung itu agar aku bisa merasakannya.”

“Aigoo! Kau ini korban drama apa, sih?” Hyeri terkekeh.

“Ani! Aku serius!”

Hyeri bisa merasakan kalau Jonghyun memang sedang berbicara serius. Ditatapnya lekat mata hitam kecoklatan suaminya hingga jarak wajah mereka semakin mendekat.

TOK TOK TOK!

“HYUNG!”

Suara menggelegar Jungshin dari balik pintu sukses membuat Jonghyun dan Hyeri terkejut, tepat saat bibir mereka berjarak tinggal satu senti.

“Aish! Mengganggu!” gumam Jonghyun. Hyeri hanya bisa terkekeh.

KLEK!

“Apa sih?” tanya Jonghyun ketus.

“Hehe, mianhae kalau aku mengganggu acara kalian. Minhyuk sudah datang, hyung!”

“Ya sudah! Kau tau yang mana dapur, kamar mandi, dan sofa kan? Anggap saja rumah sendiri.”

Jonghyun kembali menutup pintu tanpa memberi Jungshin kesempatan untuk berbicara, kemudian menghampiri Hyeri.

“Mau melanjutkan yang tertunda?” kata Jonghyun berbisik.

“Shiro! Tuan rumah macam apa kita. Kajja!”

Hyeri menarik lengan Jonghyun keluar. Namun sebelum keluar, “Pakaikan dulu kalungnya!”

Jonghyun meraih kalung pemberiannya lalu mengenakannya di leher Hyeri.

“Otthae?” tanya Hyeri meminta pendapat.

“Yeppo!”

Hyeripun membuka pintu kamar.

“Mana Minhyuk oppa?”

“Tuh!” tunjuk Yonghwa pada sosok namja yang membelakanginya di pantry dapur. Di sampingnya berdiri seorang yeoja berambut panjang lurus. Mereka tampak sedang menyalin makanan.

Kemudian Minhyuk berbalik dan menyapa Hyeri. “Annyeong, nyonya Lee!”

[[katanya di korea kalo nikah, marga istri ga berubah. yasudahlah, udah terlanjur. Disini anggap aja berubah ;p ]]

“Annyeong, Minhyuk oppa! Lama tidak berjumpa. Siapa dia? Yeojachingu-mu?”

Yeoja di samping Minhyuk berbalik dan spontan membuat Hyeri terbelalak.


Hyeri pov


“Annyeong, Minhyuk! lama tidak berjumpa. Siapa dia? Yeojachingu-mu?”

Kalau dilihat-lihat, postur tubuhnya kayak aku kenal deh. Siapa ya? Apa dia artis?

Kulihat yeoja itu berbalik dan bisa dipastikan kini bola mataku ingin keluar.

Aku mengucek-kucek mataku. Aku tidak salah lihat kan? Dia sama terkejutnya seperti aku.

“Ryuna?”

“Hyeri?”

“Kalian berdua saling kenal?” tanya Minhyuk oppa.

“Dia kan teman sekelasku.”

Aku mengangguk pertanda setuju dengan apa yang dikatakan Ryuna.

“Hyeri-ya, dia dongsaengku!” kata minhyuk oppa.

“Dongsaeng? Loh, bukannya kau itu anak bungsu, oppa? Di internet bilang kau hanya memiliki seorang noona.”

“Aku memang hanya punya seorang noona, tapi aku tidak pernah bilang aku anak bungsu. Pers dan para fans saja yang beranggapan begitu.”

[[WEHEY, INI KARANGAN!!!!!]]

“Oh!” jawabku sekenanya.

Rasanya masih kurang percaya orang yang selama ini ku kenal ternyata adik Minhyuk oppa. Kenapa dia tidak pernah cerita?

“Hyeri-ya, tiup dulu ini lilinnya!” perintah Jungshin oppa sambil membawa kue tart blackforest dengan lilin bentuk angka 1 dan 9 yang tertancap di atasnya. Ah ya, tiga hari yang lalu usiaku bertambah menjadi 19 tahun.



“Ryuna, kok nggak pernah cerita kalau kau adik Minhyuk? Sejak awal sih aku merasa kau memang mirip dengan seseorang,” tanyaku sambil mengiris wortel kecil-kecil. Kami berdua ingin membuat hidangan makan malam.

“Kau nggak pernah bertanya. Dan kau! Kenapa nggak pernah bercerita kalau kau sudah menikah? Dengan Jonghyun oppa pula.”

“Kau juga nggak pernah bertanya.”

“Hahaha.” Mereka berdua tertawa serempak.

“Bagaimana rasanya menikah?”

“Hah? Sulit untuk dijelaskan!”

“Bagaimana caranya kalian bisa menikah?”

“Kami berdua dijodohkan. Sepulang dari Jerman, tiba-tiba saja appa menyuruhku menikah dengan anak temannya.”

“Owh!”

“Mau tanya apa lagi?”

“Hmm, kau benar-benar mencintainya?”

Tepat saat pertanyaan itu selesai dilontarkan Ryuna, urusan potong-memotong ku hentikan. Kemudian aku menatap Ryuna yang berdiri di sampingku.

“Menurutmu?”

Ryuna memandang mataku lekat.

“Yah, kau mencintainya.”

“Hah? Kok kau bisa bilang begitu?”

Aku kembali memotong wortel yang tinggal setengah.

“Di matamu tertulis ‘aku cinta jonghyun’.”

“Jinjjayo? Hahaha. Mata memang tidak bisa berbohong.”


***


Author pov


Cahaya pagi berhasil masuk dari celah jendela yang tidak tertutup gorden. Hyeri mengucek-kucek matanya agar bisa terbuka lebar.

“Jam setengah delapan. Setengah delapan? MWOYA?????”

Hyeri langsung saja bangkit dari tempat tidur dan sukses membuat Jonghyun terbangun.

“Pagi-pagi udah grasak-grusuk.”

“Aku kesiangan!!!!” seru Hyeri seraya melesat pergi ke kamar mandi. Jonghyun hanya berdecak menyaksikan tingkah istrinya dengan sedikit rasa bersalah. Salahnya mengajak Hyeri bercengkrama hingga larut malam.

Hingga dua puluh menit kemudian, Hyeripun bersiap pergi ke kampusnya.

“Aku berangkat ya!” kata Hyeri dengan setangkup roti yang dia pegang di tangan kanannya.

“Tunggu!” cegah Jonghyun yang kemudian masuk ke kamar.

“Apa lagi? Aku udah telat banget!”

Jonghyun keluar dari kamar dengan jaket kulit yang ia sampirkan di bahu kirinya.

“Kajja!”



Hyeri melongok ke dalam kelasnya. Hanya ada beberapa orang, termasuk Gikyoung dan Ryuna.

“Annyeong, Choi Hyeri!” sapa Gikyoung dengan lantang.

“Ya!” Hyeri mendengus kesal karena kini seisi kelas memandang ke arah pintu. Hyeri berjalan menghampiri kursi yang biasa dia duduki.

“Kok sepi banget? Aku kira aku terlambat. Bukannya mata kuliah Han sonsaeng sudah dimulai lima belas menit yang lalu?” tanya Hyeri begitu sampai di kursinya.

“Hari ini Han sonsaeng nggak masuk,” jawab Ryuna.

“JINJJAYO?” Hyeri terlalu antusius begitu tahu sang dosen tidak masuk.

“Senang banget kayaknya sonsaeng nggak masuk?” timpal Gikyoung.

“Iya, dong!”

“Hyeri-ya, ke toko buku aja, yuk!” ajak Gikyoung.

“Shiro!” Hyeri terang-terangan menolak.

“Kau terus menolak ajakanku. Ayolah!”

“Andwae! Kau nggak boleh pergi dengannya,” sambung Ryuna.

Gikyoung yang merasa baru kali ini tidak mendapat dukungan dari Ryuna, menatap tidak percaya pada yeoja itu.

“Ya! kau biasanya mendukungku. Kau sakit?” Gikyoung berusaha menyentuh dahi Ryuna tapi buru-buru ditepis.

“Aku nggak sakit! Nggak boleh aja! Mulai sekarang aku mengundurkan diri jadi pendukungmu!” jawab Ryuna seraya mengedipkan sebelah matanya pada Hyeri. Kedua yeoja itupun terkekeh pelan.

Kening Gikyoung mengerut, tiak mengerti apa maksudnya. Tapi kemudian perhatiannya tertuju pada kalung yang dikenakan Hyeri.

“Kalung yang bagus,” puji Gikyoung. Dia tahu pasti dari siapa Hyeri mendapatkan kalung itu.

“Bagus, kan?” Hyeri menyentuh pick gitar berwarna silver itu. “Ini dari suamiku!”

“YA!”

Gikyoung berhasil membuat Hyeri dan Ryuna terkejut, bahkan termasuk murid-murid lain yang masih ada di kelas. Maksudnya ingin memberitahu Hyeri kalau kata-katanya tadi sungguh fenomenal. Ditambah ada Ryuna yang duduk tepat di samping Hyeri –mereka duduk berjauhan dari murid-murid lain yang jumlahnya bisa dihitung dengan jari, sehingga tidak akan ada yang mendengar obrolan mereka-.

“Tenang saja, dia udah tau!”

“Mwoya?”


---


Jonghyun mulai bosan di ruang latihan yang biasa CNBLUE gunakan. Yonghwa dan Minhyuk hari ini ada keperluan untuk drama baru mereka. Sedangkan Jungshin tidak tahu menghilang kemana.

Jonghyun mulai memilin-milin bandul kalungnya yang berbentuk pick gitar yang sama dengan yang Hyeri pakai. Kemudian dia merogoh kantong celananya dan mengeluarkan ponselnya. Ingin menelpon seseorang.

“Yobosseyo?”

“Hyeri-ya, ini aku Jonghyun!”

“Hahaha, iya aku tau. Namamu tertera di ponselku sekarang. Kau sedang apa? Lagi nggak sibuk?”

“Sangat nggak sibuk! Kau sendiri, kenapa bisa mengangkat telpon dariku? Bukannya ada dosen?”

“Ani! dia nggak masuk!”

“Hahaha, padahal tadi kau buru-buru sekali sampai nggak sempat sarapan.”

“Kau benar! sekarang perutku lapar sekali.”

“Pergilah cari makan. Ajak Ryuna, jangan ajak namja itu!”

“Hmmm!”

“Wae?”

“Aku kira kau mau mengajakku makan!”

“Oh, hahaha baiklah! Tunggu aku, ya!”



Kini Jonghyun, Hyeri, Jungshin, dan Ryuna telah berada di sebuah kafe. Mereka sengaja memilih tempat duduk yang jauh dari pengunjung yang lain. Ini agar Jonghyun dan Jungshin bisa dengan leluasa melepas penyamarannya.

Awalnya Jonghyun pergi sendiri, tapi Jungshin memaksa minta ikut karena dia sendiri sama bosannya dengan Jonghyun. Dan untuk meramaikan suasana, Hyeri mengajak Ryuna ikut serta.

Hyeri membolak-balikkan majalah berbahasa Jepang yang tadi dia beli sembari menunggu pesanan datang. Dia mengernyit, benar-benar tidak mengerti dengan bahasa yang satu itu.

“Ryuna, artikan kalimat ini dong!” pinta Hyeri pada Ryuna yang duduk di sampingnya.

“Kenapa nggak minta tolong padaku, sih? Aku kan juga bisa bahasa Jepang,” sahut Jonghyun.

“Tapi pengalaman 18 tahun Ryuna lebih baik di banding pengalaman 4 tahunmu.”

“Bukan berarti aku hanya tinggal di sana selama 4 tahun lalu aku nggak mahir.”

“Aku nggak bilang kau nggak mahir, aku cuma bilang kalau bahasa Jepang Ryuna lebih baik dari kau.”

“Lagian kalau nggak ngerti bahasanya, kenapa dibeli?”

“Loh, suka-suka aku dong!”

“YA! kenapa kalian berdua jadi ribut, sih?” Jungshin berusaha menengahi.

“Hahaha, kalian berdua memang suka bertengkar seperti ini ya?”

Ryuna menggeleng-geleng seraya tertawa geli melihat perdebatan Hyeri dan Jonghyun.

“Mana majalahnya!”

Hyeri memberikan majalahnya pada Ryuna, “Yang ini.”

“Ramalan zodiak, toh! Hari baik...”

“Bukan yang itu, baca bawahnya aja, yang kalimat panjang.”

“Oke! Hati-hati dengan pendatang baru, dia bisa saja jadi pengacau dalam hubunganmu dengan pasanganmu. Semua akan berjalan dengan baik asal dilandasi dengan rasa kepercayaan.”

Dahi Hyeri mengerut, berusaha mencerna kalimat yang dibacakan Ryuna. Begitu juga Jonghyun.



“Kau masih memikirkan ramalan itu? itu hanya ramalan, jagi, belum tentu benar,” kata Jonghyun seraya melepas helm biru metaliknya. Sejak tadi Hyeri hanya diam dan ini membuat Jonghyun menganggap kalau diamnya Hyeri karena ramalan zodiak majalah Jepang itu.

“Mwolla! Aku kepikiran terus.”

“Kau percaya padaku, kan?”

Hyeri tidak menjawab. Pikirannya masih terbayang-bayang dengan ramalan majalah itu.

“Kok diam?”

Jonghyun menggenggam kedua tangan Hyeri. sentuhannya mampu membuat Hyeri yakin kalau Jonghyun pasti setia dengannya.

“Aku percaya padamu, Jonghyun!”

Jonghyun menarik kedua tangannya Hyeri dan mengecupnya.

“Aku juga percaya padamu. Kalau begitu aku pergi, ya! Jangan lupa kunci pintu dan jendela!”

Hyeri mengangguk. Hari ini Jonghyun harus tidur di dorm karena besok dia akan disibukkan dengan jadwal konser di salah satu acara tahunan yang terbilang besar.

Hyeri tidak beranjak dari tempatnya sampai dia tidak lagi melihat sosok Jonghyun dengan motor birunya. Dia berjalan gontai memasuki rumahnya. Pikirannya kembali terngiang-ngiang dengan kalimat itu.

Di tempat lain, tidak jauh dari rumah Hyeri dan Jonghyun, sesosok yeoja berambut panjang sedari tadi mengikuti dan mengamati mereka berdua sejak di kafe tadi.

“Yeoja sialan!” gumamnya.


***


“Kenapa nggak bilang kalau Han sonsaeng kemarin memberi tugas?” tanya Hyeri panik.

Kemarin dosen mereka tidak masuk. Namun ternyata sang dosen memberi tugas dan harus di kirim ke emailnya hari ini sebelum jam 10 pagi. Dan lagi Ryuna dan Gikyoung tidak memberitahu Hyeri, lebih tepatnya lupa.

“Aku lupa! Serius!”

“AISH!!!!! Mana Ryuna belum datang! Aku nggak bisa berpikir kalau aku panik begini! Mati aku! satu jam lagi!”

Hyeri buru-buru membuka laptopnya. Untunglah hari ini dia membawanya.

“Program untuk kasir? Dari mana aku harus memulainya. Aku panik! Aku panik!” seru Hyeri seraya membuka aplikasi Pascal-nya.

“Kopi aja coding program buatanku!” kata Gikyoung memberi solusi.

“Beneran boleh?” spontan Hyeri bertanya.

“Dengan satu syarat!”

“Aigoo! Bisa nggak sih kau membantuku tanpa syarat?”

“Kau mau nilaimu kosong, hah?”

Hyeri tampak sedang menimbang-nimbang sesuatu. Dia tidak mau salah satu nilainya kosong.

“Cepat katakan!”

“Temani aku ke toko CD malam ini! Kau mau turuti egomu atau nilaimu kosong? Oh ayolah! Jonghyun tidak akan tahu. Hari ini band-nya manggung dan aku yakin dia nggak akan ke mana-mana lagi setelah konser!”

Hyeri bimbang. Bagaimanapun nilai tugasnya sangat penting, akan berpengaruh pada indeks prestasinya nanti.

“Kemarikan laptop mu!”


---


Hari ini, CNBLUE membawakan tiga buah lagu terbarunya, dan Imagine sebagai lagu penutup penampilan mereka di acara tersebut. Rasa lelah membuat mereka berempat berjalan berbondong-bondong menuju ruangan berlabel CNBLUE.

KLEK!

Baru saja masuk, mereka berempat dikejutkan dengan kehadiran seorang yeoja manis berambut panjang.

“Annyeong, oppadeul!” kata yeoja itu seraya membungkuk.

“Junhee? Kenapa kau ada di sini?” tanya Jonghyun.

“Kalian lupa kalau minggu depan aku akan debut di sini? Aku sudah di Seoul sejak kemarin, tapi kalian ga ada di kantor.”

Dan mereka berempatpun teringat sesuatu. “Ah iya, aku lupa. Mian Jun-ah, aku dan Minhyuk ada keperluan. Bukankah ada Jonghyun dan Jungshin?” tanya Yonghwa.

“Aku dan Jungshin pergi, hyung.”

Yeoja bernama Junhee itu berjalan menghampiri Jonghyun.

“Jong oppa, temani aku keliling-keliling malam ini, ya!” pinta Junhe manja, membuat Jonghyun agak sedikit risih.

“Mian Jun-ah, minta yang lain sa.... YA! YA! kenapa yang lain menghilang?”


---


“Kau mau nyari apa sih?” tanya Hyeri, dia mendengus kesal karena Gikyoung dari tadi tidak menemukan CD yang dia cari. Gikyoung sendiri sebenarnya berusaha mengulur-ulur waktu agar bisa berdekatan dengan yeoja yang dia sukai.

Kapan lagi bisa berduaan begini? Batin Gikyoung.

“Titanic bagaimana?” Hyeri merekomendasikan film-film yang dia ingat agar dia bisa secepatnya kembali ke rumah

“Aku ga suka romantis!”

“Triple X?”

“Aku ga suka action!”

“Harry Potter?”

“Aku ga suka fantasi!”

“Aish! Kau ini sukanya apa?”

“Horor! Aku suka film horor.”

“Jangan tanya padaku kalau yang satu itu!”

Hyeri menelusuri rak berisi CD-CD musik. Saat sedang asik melirik CD-CD tersebut, tak sengaja kakinya tersandung kabel dan sukses membuat dirinya terjatuh. Kakinya terkilir.

“Hyeri-ya! Gwenchanayo?”

Gikyoung meraih lengan Hyeri dengan maksud membantunya berdiri, namun buru-buru ditepis Hyeri. “Aku bisa sediri!”

Hyeri berusaha berdiri tapi ternyata gagal. Pergelangan kakinya sakit sekali.

“Masih mau menolak bantuanku, hah?”

Akhirnya Hyeri mau dibatu Gikyoung berdiri.

“Bawa aku pulang saja!”

“Baiklah, tuan putri. Sebelumnya kita ke rumah sakit dulu. kakimu pasti sakit sekali!”

“Terserah kau sajalah! Dan jangan panggil aku tuan putri.”

Hyeri kembali mendengus kesal dipanggil begitu, membuatnya sedikit risih. Tangannya melingkar di pinggang Gikyoung dan tangan Gikyoung sendiri merangkul bahu Hyeri, berusaha membantunya berjalan. Kali ini dia hanya bisa pasrah dan berharap Jonghyun tidak melihatnya bersama Gikyoung sekarang. Takut terjadi kesalahpahaman.

Hyeri berjalan terpincang-pincang. Sulit untuk Gikyoung membantunya berjalan karena Hyeri diam-diam berusaha melepaskan diri.

Gikyoung menghentikan langkahnya. “Ya, kau mau aku bantu nggak, sih? Rapatkan badanmu! Kalau begini aku nggak bisa membantumu berjalan.”

Hyeri hanya berdecak dan kembali merapatkan dirinya pada Gikyoung. Namun seseorang yang tidak di sangka muncul di depan mereka.

“Waw!” serunya seraya bertepuk tangan. “Kalian mesra sekali!”

Hyeri hanya tertunduk lemas.


-tbc-

10 comments:

  1. ouchhhhhhhhh....>,< makin seru nih FFnya author...huh..yeoja brambut panjang.*junhee tuh...astaga osmegot...ramalannya bakalan jd knyataan kykna..

    ReplyDelete
  2. fav ku keluaar, , huhuhu, ,
    itu siapa sih cewenya onn???? *misterius*
    si gikyoung lucu dah onn

    ReplyDelete
  3. ak kira ga ada klanjutan lgi dri let's try,, eh rupanya msi ada... kren onn ff nya lanjutkan terus sampe let's try chapter 100.. jgn mau klah ama cnta ftri.. *digetok onni febri*

    ReplyDelete
  4. yg di maksud junhee itu juniel anak fnc juga .. #gak paham

    waduuhh waduhh .. alamat ada perang dunia ke 3 .. huhuuuiiii ... ditunggu lanjutannya :)

    n jangan lama-lamaaaa

    ReplyDelete
  5. Wah, gawat nih ada yang tiba2 muncul dan mergokin. :D

    Penasaran. Lanjutkan!

    ReplyDelete
  6. wah makin complicated nih cerita makin seruuuu

    asik ada peran baru kkkk. lanjut onn

    ReplyDelete
  7. siapa itu? siapa yang mergokin Hyeri? JongHyun ma Jun Hee kah??
    makin seru aja nihh ~~~~

    ReplyDelete
  8. uwaaa makin complicated aja...
    lanjutinnn!!!
    tapi jangan lama2 yahh
    penasaran sihh

    ReplyDelete
  9. hiyaa eonnni, jangan bilang kalau eonniku (baca: juniel) yang jadi penganggu hubungan mereka ntar haah andwae :o ini juga gikwang eh gikyoung gatel bgt -_-

    itu yg mergokin gikyoung sama hyeri siapa?
    penasaraan :O
    lanjut eon ><

    eon, kalo misalnya juniel perlu ditulis di tag nya nggak sih? dia kan artis, emang sih belum debut, tapi --a
    karen malah ditulis di tag, jadi gimana? mian malah nanya disini, sekalian gitu eon kekeke

    ReplyDelete
  10. makasi ya udah baca :))

    siapa si JUNHEE??? nanti juga tau ;p

    ReplyDelete

Cara komen (bagi yang kurang jelas):

1. Ketik komen kalian di kotak komentar.

2. Di samping 'Berikan komentar sebagai', klik Google (bagi yang menggunakan Blogspot) atau LiveJournal/Wordpress/AIM/TypePad/OpenID (bila kalian mempunyai akun disana)

3. Atau bagi yang tidak punya akun sama sekali / tidak mau ribet, klik NAME/URL (kosongkan URL bila tidak mau ditampilkan)

4. Klik 'Poskan komentar'