Wednesday, May 4, 2011

The Last CNBLUE Bachelor [Chapther 4]

Author: @Eonn1k4D / facebook / blogspot
Rating : T
Genre : Romance
Leght  : Chapthered
Cast
Lee JungShin
Karen Michelle
OtherCast
Kang Min Hyuk
Jessica 
Pernah diposting di: http://eonnik4d.blogspot.com
Note  : Seri terakhir dari Bachelor CNBLUE .. selamat membaca dan jangan lupa koment ya :)
           chapther 1, chapther 2 ,  chapther 3           

           BACHELOR CNBLUE series
           I Think .. I Love You [ Jung Yong Hwa story 1-6 ] 
           Love You ... Baby [ Lee Jong Hyun story 1-9 ]
           Is there any LOVE for me ? [ Kang Min Hyuk story 1-8]
           The Last CNBLUE Bachelor [Lee Jung Shin story] 




Pada akhirnya JungShinlah yang mengantar Karen untuk mengambil beberapa barang yang diperlukan selama menginap di peternakan. Perjalan kembali ke kota diliputi keheningan. Tak seorangpun membuka topic pembicaraan. JungShin menepikan mobil di halaman hotel tempat Karen menginap. Dan begitu JungShin membuka pintu otomatis lampu mobil menyala dan saat itu pula Karen melihat Park Ahjussi berdiri tak jauh dari mobil JungShin yang di parkir.

“  Tutup pintunya JungShin .” desis Karen pada JungShin yang terlanjur keluar mobil. JungShin memandang bingung tingkah Karen yang buru-buru menyambar pintu dari tangannya hingga lampu mobil kembali padam.

“ Lee Jung Shin … Sedang apa kau disini ?.” Park Ahjussi mendekati mobil JungShin.

“ Ah Park ajussi, aku sedang mengunjungi temanku yang menginap disini.” JungShin menatap bosnya. Ia tidak balas bertanya karena sudah jelas terlihat apa maksud si bos di sini dengan tangan yang mengenggam sebotol anggur. Tapi JungShin menungu

“ Aku berusaha menjaga seorang karyawan tetap senang.” kata Park sambil mengerdipkan mata berlebihan.

“ Yeoja-yeoja muda bisa sangat menuntut.” Ia tersenyum dan jelas tidak keberatan dengan tugas itu. Kemudian sambil melambai ia berajak ke arah pintu masuk hotel. JungShin membuka pintu dan duduk kembali ketika Karen menegakkan badannya. Ternyata yeoja itu tadi terlungkup di bawah jok.

“ Kau tidak bilang sedang menunggu seseorang .”tuduh JungShin

“ Aku memang tidak sedang menunggu siapapun. Ini kedua kalinya dia datang dengan sebotol anggur.”

“ Apa yang terjadi pada kali pertama.” Itu bukan urusan JungShin tapi Karen tidak ingin namja itu berpikir dia mengundang si bos kekamarnya.

“ Aku mengintip dari lubang kunci dan pura-pura tak ada dikamar. Setelah dia pergi aku pindah kamar dan mengancam pihak hotel jika Park ahjussi mendapatkan nomer kamarku lagi, aku akan menuntut mereka.”

“ Dia terang-terangan  menunjukkan minatnya .” guman JungShin.

“ Oh bukan itu saja. Dia mengajakku ke acara makan siang yang panjang di tempat kami seharusnya bertemu seseorang tapi orang itu tidak jadi datang .. dia minum-minum agak banyak dan menjadi lebih …. ramah . Hanya sekali dia mengantarku kembali ke kantor. Kali lainnya aku pamit ke toilet dan pulang naik taksi. Kali ketiga, aku bilang sudah ada janji makan siang itu terjadi Jumat kemarin.”

“ Aku berhutang maaf kepadamu Karen. Aku tidak mengira dia sebodoh itu. Apakah kau akan menuntutnya dengan tuduhan pelecehan seksual ?.”

 “ Tidak, karena ada yang bilang jika hanya membuat hidupku sulit bukan berarti dia melecehkanku.” Karen mengutip ucapan JungShin tempo hari.

“ Aku pengacara yang bagus dan ingin menjadi calon jaksa yang bagus. Aku hanya butuh kesempatan menunjukkan kemampuanku disini. Seharusnya aku sudah memperkirakan hal seperti ini saat dia menerimaku di biro, padahal dia tahu aku belum punya pengalaman.” lanjut Karen lagi

“ Jadi apa yang kau lakukan sekarang ?.”

“ Aku akan masuk dan memeriksa apakah pihak hotel memberikan nomer kamarku kepadanya.” Karen bergegas masuk dan melihat Park ahjussi berdebat dengan pihak hotel yang tak mau memberikan nomer kamarnya. Karen beringsut mendekat dan berusaha tak terlihat tapi masih dapat mendengar percakapan mereka

“ Tapi aku atasannya dan dia memintaku datang.” kata Park ahjussi

“ Mianhe sir. Kami tidak bisa memberitahukan nomor kamarnya.” Park terlihat sangat kesal.

“ Baiklah, tapi tolong sampaikan hadiahku ini padanya.” kata Park ahjussi memberikan botol anggur dan pesan yang ditulisnya pada bellboy.  Kemudian dia beranjak dan tak menyembunyikan fakta jika dia akhirnya menunggu dan mengikuti bellboy itu setelah mengambil botol anggur dan masuk lift untuk menuju kamar Karen di lantai 3 tanpa disadari oleh si bellboy itu sendiri.

Gigi Karen bergemeletuk kesal melihatnya. Licik sekali tingkah Park ahjussi mengelabui pihak hotel. JungShin berhasil menyusul Karen dan sempat melihat tingkah bosnya itu.

“ Mudah-mudahan kau tak keberatan mengantarku pindah kelain hotel JungShin-ssi.” kata Karen begitu JungShin tiba disisinya

“ Aku akan sangat bersedia mengantarmu ke hotel manapun. Tapi untuk malam ini bukankah kau akan menginap di rumah peternakan. Jadi untuk apa membayar satu malam di hotel yang tak akan kau tempati. Besok saja kau kuantar. Sekarang kita ambil barang-barangmu saja.” ucapan JungShin ada benarnya juga.

“ Apakah kau pikir Park ahjussi masih ada diatas ?.” kata Karen enggan.

“ Kita lihat saja nanti.” jawab JungShin sambil membimbing Karen masuk lift

“ Kuharap dia sudah pergi. Kalau masih ada, kurasa aku bisa mengundurkan diri dari pekerjaanku sekarang dan tak perlu repot-repot dipecat minggu depan.” guman Karen saat mereka dalam lift.

“ Kau tak ingin melakukan hal itu. Jika kau pergi itu akan nampak buruk di riwayat pekerjaanmu.” kata JungShin

“ Itu tak bisa di hindari.” keluh Karen tak bersemangat. Saat pintu lift terbuka mereka berdua bisa mendengar Park berdebat dengan bellboy di lorong dan berusaha membujuk si pelayan untuk membukakan pintu kamar dengan kunci cadangan yang dia punya.

“ Hmm aku tahu cara mengeluarkanmu dari masalah ini.” guman JungShin, sadar bahwa Karen ada di posisi sulit saat ini.

“ Kau ikuti saja.” bisik JungShin di telinga Karen seraya memeluk pinggang yeoja cantik itu dan menariknya keluar lift. Sebelum Karen dapat berbicara, JungShin menunduk dan mencium bibir Karen.

“ Ayolah Karen, Tadi aku bilang pada Jessica kita akan segera kembali.” mata Karen masih terbelalak ketika JungShin menariknya berjalan menuju kamar yeoja itu.

“ Ohh anyeong lagi Park ahjussi.” sapa JungShin ketika mereka berdua berjalan mendekati atasannya dan pelayan hotel.

“ Aku tak mengira akan bertemu denganmu lagi. Karen dan aku akan mengambil sesuatu dari kamarnya sebelum kami pergi. Dimana kuncimu jagiya ?.” Karen memberikan kkunci pada JungShin tanpa sepatah katapun dan dengan lembut JungShin mendorongnya masuk kedalam setelah pintu terbuka.

“ Ambilah apa yang kau perlukan, aku akan mengobrol dengan Park ahjussi.” Karen tak keberatan akan hal ini karena segera masuk kedalam dan dengan cepat menutup pintu dibelakangnya

“ Aku tadi tak melihatmu bersama Karen saat ditempat parkir tadi ?.” tuduh Park seakan JungShin melakukan kesalahan.

“ Ohh tadi Karen menjatuhkan lipstiknya di kolong mobil jadi kau tak mungkin melihatnya saat dia membungkuk. Dia yeoja yang sangat manis, aku tak percaya kami cepat sekali akrab dan sepertinya kami cocok satu sama lain. Kurasa hal ini akan berakhir di altar pernikahan. Hmmm anda tidak keberatan kan jika ada hubungan percintaan diantara para karyawan ?.” Park berdiri disana dengan mulut terbuka lebar tak kuasa berbicara apa-apa

“ Kau … kau dengan Karen ?.” gagap Park.

“ Ne, kurasa aku harus menyebut anda CUPID karena telah mempertemukan kami. Tapi tentu saja masih terlalu awal untuk memberitahu yang lain. Jadi kurasa jangan sampai rahasia ini terbuka untuk sementara. Bukankah begitu Park ahjussi.”

“ Tidak .. aku tak akan memberitahu yang lain. Kalau begitu chukae.” kata Park sambil merebut botol anggur dari tangan bellboy dan menyerahkan pada JungShin kemudian pria itu berlalu dengan langkah tergesa. Setelah pintu lift yang membawa Park tertutup JungShin mengetuk pintu kamar Karen yang langsung terbuka

“ Bagaimana kau tahu ini aku, bukan Park ahjussi ?.”

“ Aku mengintip dari lubang kunci.”

“ Bagus. Omong-omong aku menyelesaikan masalahmu.” kata JungShin sambil mengangkat botol anggur dari Park.

“ Apa maksudmu ?.” JungShin tak melihat ekspresi bahagia di balik pertanyaan Karen.

“ Aku sudah meyakinkan atasan kita jika kita sudah berpacaran dan mungkin sebentar lagi bertunangan dan menikah. Dia tak akan menganggumu lagi.” JungShin menantikan ucapan terima kasih dan berpikir Karen akan melonjak senang dan bahkan mungkin memeluknya. Setelah ciuman tadi JungShin tidak keberatan untuk mencoba mengeksplorasi sedikit kemesraan.

“ Apa yang kau lakukan. Tak mungkin kita tetap bekerja sama sementara orang-orang di kantor mengira kita … bersama ..” kata Karen ketus.

“ Itu lebih baik daripada mereka mengira kau tidur dengan Park.” sahut JungShin kesal melihat kekeras kepala Karen.

“ Tak ada yang berpikir seperti itu .” elak Karen

“ Aku berpikir seperti itu.” ucapan JungShin membuat Karen semakin marah tapi tak berkomentar apa-apa hanya mengemasi baju-bajunya dalam dua tas besar. Setelah semua barang masuk dalam tas JungShin membawa tas itu dan berjalan ke lift diikuti Karen.

“ Sebaiknya kau memastikan Park sudah pergi dari hotel ini sebelum kau memperlihatkan wajah kemarahan itu padaku. Kau tak ingin dalam posisi itu lagi kan .” sindir JungShin

“ Ne, lebih baik semua orang mengira aku tidur denganmu daripada dengan Park ahjussi.” jawab Karen sinis

“ Yaaa memang begitu. Sialan aku hanya berusaha menolong .” JungShin balas membentak. Setelah membayar billing hotel keduanya berjalan beriringan menuju mobil JungShin.

“ Aku bisa membawa kedua tas ini.” bisik JungShin kasar saat Karen berusaha mengambil salah satu tas yang di bawa JungShin.

“ Aku tahu, tapi aku lebih suka tidak melakukannya tanpa bantuanmu.”

“ Tidak sekarang Karen.” bentak JungShin perlahan saat menyadari keberadaan Park.

“ Park sedang duduk di mobilnya memperhatikan kita.” Tanpa peringatan JungShin menjatuhkan kedua tas itu dan meraih kepala Karen, mengulum bibir lembutnya dan kali ini membuat ciuman yang lebih dalam

“ Jangan … jangan lakukan ini .” bisik Karen di mulut JungShin.

“ Masuklah ke mobil dan aku tak akan melakukannya lagi.” kata JungShin sambil memencet alarm mobil, membuka bagasi dan memasukkan tas besar Karen. Sementara yeoja itu dengan tubuh gemetar karena menahan amarah beringsut masuk ke mobil. Saat JungShin menstater mobil dia melirik yeoja itu duduk menempel di pojok pintu menjauhinya.

“ Aku melakukan ini hanya untuk meyakinkan Park.” JungShin memberi peringatan sebelum dia meraih tubuh Karen dan mencium lagi bibirnya. Kehangatan bibir lembut Karen membuat JungShin terlena dan seakan tak ingin melepaskannya hingga Karen mendorong perlahan daa JungShin

“ Dia sudah tak memperhatikan kita lagi.” bisik Karen jengah

“ Ne, dia masih memperhatikan. Melambailah padanya seakan tak ada yang salah.” JungShin menahan senyum saat Karen benar-benar melambaikan tangan kearah Park yang duduk diam di dalam mobilnya.

“ Anak yang pintar.” guman JungShin seraya melajukan mobilnya ke jalan raya.

“ Aku bukan anak kecil .” runtuk Karen.

“ Ne, kau benar. Kau bukan anak kecil.” dan sorot lampu yang datang dari arah berlawanan yang menerangi wajah Karen memperlihatkan kemarahan yeoja itu semakin menjadi saat JungShin menambahkan …..

“ Tapi kau kelihatannya juga tidak suka saat aku memperlakukanmu sebagai wanita dewasa.”


***


Sampai di peternakan Jessica yang sdang bercengkrama dengan anggota keluarga yang lain menatap keduanya dengan sorot mata penuh tanya.

“ Apa yang terjadi ?.”

“ Tidak ada apa apa kok eonni.” kata Karen sambil tersenyum tapi JungShin terlanjur nyeletuk.

“ Atasan kami tadi datang ke hotel sambil membawa sebotol anggur dan berusaha menemukan kamar Karen.” JungShin berhenti sampai disitu saja. Karen menatapnya dengan pandangan berterima kasih.

“ Ooh tidak. Lalu apa yang terjadi ?.” tanya eomma Park.

“ Aku berpura-pura menjadi namjacingunya.” senyum simpul terhias dibibir eomma JungShin.

“ Aku mungkin akan pindah hotel eonni. Dan kurasa dalam tiga bulan ini aku akan segera mengundurkan diri dan mencari pekerjaan lain.” kata Karen. Jessica menaikan alisnya

“ Jadi kau hanya akan di kota ini selama tiga bulan. Kalau begitu daripada kau tinggal dihotel lebih baik kau tinggal bersama JungShin di rumah manager. Kamar disebelahmu itu kosong kan JungShin.” kata MinHyuk.

“ Ani aniyoo .. aku tak bisa menerima kebaikan kalian lebih banyak lagi.” tolak Karen apalagi melihat JungShin melotot pada hyungnya.

“ Kau tidak tinggal dengan gratis kok. Kau bisa membayar sewa tiga bulan, kami memang membutuhkan sedikit tambahan pemasukan untuk membeli mesin traktor yang baru, tapi dengan gajiku sebagai dokter kurasa masih akan lama kami memiliki mesin itu. Bagaimana ?.” Jessica hendak memotong ucapan suaminya tapi MinHyuk meremas jemarinya.

“ Benarkah ? Aku bisa membayar sewanya. Jadi berapa biayanya.” kata Karen seraya mengeluarkan buku cek. MinHyuk menyebutkan jumlah angka dan Karen mengangsurkan selembar cek pada MinHyuk.

“ Gumawo, aku sangat berterima kasih dapat tinggal disini.” kata Karen senang dan hanya JungShin yang cemberut melihat anggota keluarganya senyam senyum melihat itu.

“ Apa yang sedang kalian lakukan padaku .” keluh JungShin perlahan.

“ Aku tidak tahu … hehehehe.” JongHyun hanya tertawa melihat dongsaengnya garuk-garuk kepala yang tak gatal. Mau tidak mau JungShin harus menerima Karen menempati kamar di sebelah kamarnya. Keluarga besarnya menginap di rumah utama dan JungShin hanya diam saat melihat Karen menyeret tas-tas besarnya itu.

Ada yang bisa kubantu ?.” tawar JungShin akhirnya.

“ Tidak, gumawo. Selamat malam JungShin-ssi.” kata Karen resmi dan kaku sambil menutup pintu kamarnya. JungShin angkat bahu dan masuk kekamarnya sendiri. Ia lelah dan sesaat hendak memejamkan mata saat terdengar dari kamar sebelah suara pancuran tanda Karen sedang mandi.

“ Oh bagus sekalli.” Guman JungShin. Sekarang yang ada dipikirannya hanya Karen tak tertutup sehelai benangpun dengan air yang membasahi tubuhnya. JungShin pergi ke ruang tengah dan menyalakan televisi mencari acara musik atau apapun itu dan berharap suara pancuran dari kamar Karen tak terdengar lagi. Meskipun begitu JungShin tahu kapan tepatnya pancuran Karen dimatikan. Ia membayangkan tubuh Karen berkilau dengan butiran-butiran air saat yeoja itu mengeringkan tubuhnya.

“ Huaahh sialan.” runtuk JungShin. Kalau begini caranya ia bisa gila. JungShin beranjak kedapur untuk mengambil minuman dan mendapati dua pie yang di tinggalkan eommanya. Mungkin sebaiknya ia menawarkan salah satunya pada Karen karena jelas eommanya sengaja meninggalkan dua pie di kulkas. JungShin meninggalkan dapur dan mengetuk pintu kamar Karen.

“ Ada apa ?.”

“ Aku sedang makan pie, kau mau tidak ?.” tawar JungShin. Pintu terbuka sedikit dan Karen menatap JungShin setengah tak percaya.

“ Aku tadi sudah makan kue buatan HyoRim eonni. Rasanya aku kenyang. Gumawo.”

“ Oh aku hanya berniat berbagi denganmu.”

“ Aku menghargai tawaranmu, tapi tidak. Gumawo.” JungShin sadar Karen mengenakan jubah kamar berwarna pink  tapi pada garis lehernya ia sekilas melihat renda warna biru. Gaun tidur seksi tebaknya.

“ Bagaimana kalau segelas anggur. Kita punya sebotol anggur dari Park.”

“ Tidak. Aku tidak minum anggur ?.”

“ Waeyo ?.”

“ Ibuku dulu pecandu alcohol.” dan hancurlah usaha JungShin untuk membuat percakapan santai.

“ Mianhe aku tak tak tahu.”

“ Tak apa. Aku akan tidur sekarang, sampai ketemu besok pagi. Anyeong JungShin.” tanpa menunggu jawaban Karen menutup pintu kamarnya. JungShin hanya disana sambil menatap dua pie ditangannya. Ia kembali ke dapur dan melempar dua pie ke keranjang sampah. Kemudian kembali ke kamar tidur dan melepas pakaian untuk bersiap tidur. Ia belajar sesuatu malam ini. Ia harus melatih disiplin dirinya lebih keras jika ingin selamat selama berbagi rumah dengan Karen.


tbc

No comments:

Post a Comment

Cara komen (bagi yang kurang jelas):

1. Ketik komen kalian di kotak komentar.

2. Di samping 'Berikan komentar sebagai', klik Google (bagi yang menggunakan Blogspot) atau LiveJournal/Wordpress/AIM/TypePad/OpenID (bila kalian mempunyai akun disana)

3. Atau bagi yang tidak punya akun sama sekali / tidak mau ribet, klik NAME/URL (kosongkan URL bila tidak mau ditampilkan)

4. Klik 'Poskan komentar'