Tuesday, May 31, 2011

The Last CNBLUE Bachelor [Chapther 2]

Author: @Eonn1k4D / facebook / blogspot
Rating : T
Genre : Romance
Leght  : Chapthered
Cast
Lee JungShin
Karen Michelle
OtherCast
Kang Min Hyuk
Jessica 

Pernah diposting di: http://eonnik4d.blogspot.com
Disclamer : Seri terakhir dari Bachelor CNBLUE .. Plot kali ini bukan aseli milik author karena imajinasi sudah tercemar dari banyak novel yg dibaca.  Selamat membaca dan jangan lupa koment ya :)
Note :  chapther 1
           BACHELOR CNBLUE series
           I Think .. I Love You [ Jung Yong Hwa story 1-6 ] 
           Love You ... Baby [ Lee Jong Hyun story 1-9 ]
           Is there any LOVE for me ? [ Kang Min Hyuk story 1-8]
           The Last CNBLUE Bachelor [Lee Jung Shin story] 




JungShin bangun sangat pagi tapi dia tidak perlu membangunkan seisi rumah karena pada saat turun dari kamar sementaranya setelah mandi, seluruh keluarga telah duduk manis di meja makan. Jessica sedang menuang susu untuk Aurel dan MinHyuk membetulkan letak nampin di leher gadis mungilnya agar ceceran makanan tidak mengotori baju seragam playgrupnya.

“ Ya ampuuuunn aku sangat dimanjakan. Ini cara paling hebat untuk mengawali hariku.” seru JungShin melihat menu sarapan kesukaannya yang komplit di meja. Telur orak arik, bacon hingga  kimchi [suer author gak tau makanan fav Shin padahal bias sendiri #fansgagal]

“ Mengingat hari ini hari pertamamu di kantor baru. Itu bagus untuk nutrisimu.” timpal Jessica.

“ Yaah kudengar kantormu yang baru punya beban kasus yang berat.” sahut MinHyuk . JungShin telah menerima tawaran sebagai asisten Jaksa wilayah di kota besar dekat Seoul. Setelah bosan dengan karirnya sebagai pengacara.

“ Kau tahu hyung, justru itulah yang kusukai. Tantangan dan lingkungan baru.”

“ Berapa orang asisten jaksa baru di kantor wilayah itu ?.”

“ Hanya dua orang, hari ini aku akan bertemu dengan pria itu. Tapi kudengar dia lebih junior dariku.” mereka berempat makan sambil bercakap-cakap hingga sudah waktunya bagi JungShin berangkat begitu pula MinHyuk yang bekerja di Rumah Sakit sebagai dokter.

“ Hati-hati jagiya.” kata Jessica sebelum melepas suaminya pergi. JungShin menatap kedua orang itu dengan senyum puas di bibir. Hyungnya sangat mencintai Jessica itu jelas nampak di matanya begitupun sebaliknya. Dengan kehadiran Aurel semakin lengkaplah keluarga kecil itu.

Dahulu Jessica perawat di Rumah Sakit yang sama dengan MinHyuk namun semenjak menikah dan punya anak Jessica memutuskan berhenti bekerja. Apalagi sekarang Jessica mempunyai kesibukan baru yaitu mengurus peternakan warisan appanya. Pasangan suami istri yang menyenangkan guman JungShin.


Dua jam kemudian saat JungShin sedang membereskan meja kerjanya Park JaeHun Ketua Jaksa Wilayah memanggil semua karyawan untuk diperkenalkan pada asisten jaksa yang baru. JungShin bergegas menuju ruang pertemuan berharap dapat bertemu dengan rekan kerjanya.

Saat melangkah memasuki ruangan, JungShin dipanggil Park ahjussi si pembuat keputusan kantor yang berambut klimis perak dan usianya sudah mendekati angka 60.

“ Aku ingin mengenalkanmu pada asissten jaksa baru lain JungShin. Ini Karen Michelle.” Karen melangkah kedepan, mengulurkan tangannya … lagi.

Karen merasa sakit hati, memang benar semalam JungShin tidak pernah menyebutkan apa pekerjaannya. Sepanjang waktu terakhir ini Karen begitu menantikan untuk memulai hidup baru tanpa seorangpun mengetahui latar belakang hidupnya. Kini ia mendapati dirinya berhadapan dengan keluarga … walaupun jauuhh hubungan kekerabatan tapi tetap saja keluarga.

Karen megulurkan tangan tak punya pilihan. JungShin menyambut uluran tangan itu seakan namja itu juga tak senang dengan pertemuan kedua ini. Park Ahjussi juga mengenalkan JungShin pada beberapa jaksa senior yang lain dan menunjuk KimSoa sebagai mentornya. Pria berumur akhir 40an itu terlihat ramah saat menyalami JungShin. Tapi Park ahjussi tidak menawarkan mentor untuk Karen ini membuat heran karena jaksa junior biasanya didampingi senior untuk pengenalan kasus sebelum di beri kasus sendiri.

“ Aku yang akan jadi mentormu Karen. Kau tidak usah kawatir, aku akan dengan senang hati mengajarimu seluk beluk pekerjaan di bidang ini.” kata Park ahjussi saat Karen bertanya siapa yang akan jadi mentornya.

Ada kebisuan canggung di ruangan itu saat  mendengar jawaban Park ahjussi. Ia mengarahkan Karen agar duduk di sebelahnya sebelum memulai pertemuan singkat sebelum bekerja, menyunggingkan senyum tak tulus yang membuat Karen ingin memuntahkan sarapannya.

Karen duduk dan mendapati dirinya tepat berseberangan dengan JungShin. Ekspresi yang diperlihatkan namja itu merasa Karen merencanakan ini semua agar mendapat keuntungan karena dekat dengan Ketua Jaksa Wilayah. Karen memandang kesegala arah dan mulai mengerti sebabnya. Ia di ruangan ini. Sebut ia lugu, tapi tak pernah terpikir di jaman modern masih ada hambatan untuk jadi jaksa wilayah dan kridibilitasnya yang di pertanyakan.

Setelah diskusi singkat, Park ahjussi menyuruh mereka semua kembali bekerja kecuali Karen. Ia ingin mengambil kesempatan ini untuk menunjukkan inisiatifnya dalam tanda kutip.

“ Aku sangat menghargainya Park ahjussi. Jika kau bersedia memberiku sedikit waktu untuk mempelajari berkas-berkas yang masih aktif maka aku akan lebih bermanfaat untuk kantor ini.” Karen menolak halus.

“ Oh tidak Karen, aku tak akan melemparkanmu pada kasus berat itu dan serigala-serigala ini akan memangsamu. Aku sedang mengerjakan kasus penting dan kau kuharap bisa belajar sekarang. Datanglah kekantorku sekarang.” kata Park ahjussi ketus setelah penolakan halus Karen.

JungShin sungguh-sungguh merasakan simpati untuk Karen saat dilihatnya yeoja itu berjalan keluar mengikuti Park ahjussi yang sikapnya dapat dibaca dengan mudah.

“ Apakah pernah terjadi sebelumnya ?.” tanya JungShin pada KimSoa sunbae.

“ Orang baru ?.” tanya KimSoa, JungShin menatap seniornya lebih dalam.

“ Wanita baru tepatnya .” tekan JungShin. KimSoa mendesah panjang.

“ Yeaahh. Dia tak akan bertahan jika tak mengikuti permainan.”

“ Park belum menikah ?.”

“ Tentu saja sudah, dengan wanita sama selama lebih dari 40 tahun. Tapi kau tau sendirilah Shin, dia atasan kita jadi tak ada yang dapat kita lakukan untuk menolong yeoja itu.” JungShin tidak menyukai sikap KimSoa. Tradisi keluaga BLUE mengharuskan bahwa harus menolong seorang sedang kesulitan apalagi itu seorang yeoja. Tapi apakah ia bisa berpikir bahwa Karen adalah makhluk yang lemah dan harus ditolong ?


***


“ Siapa sih yang kau telpon ?.” tanya JungShin yang gemas melihat iparnya berulang kali membolak balik buku telpon. Sepulang dari kantor seperti biasa JungShin bermain-main  dahulu dengan Aurel di teras belakang dekat dapur sebelum kembali ke rumah bekas manager yang di tempatinya.

“ Aku menelpon beberapa hotel dan losmen mencari tahu dimana Karen menginap di Seoul sini. Aku ingin mengundangnya kemari. Aku rasa dia tak kembali ke Busan karena kucari di buku telpon nomor apartemen yang pernah di pakai Karen sudah di tempati orang.”

“ Mwooo, untuk apa kau mengundang dia ?.” tanya JungShin.

“ Aku dan Onew oppa sudah bicara banyak. Dan kami memutuskan siapapun yang mengaku anak appa akan kami terima dengan senang hati. Entah bagaimana cara membuktikannya tapi kami akan menerima mereka semua. Tapi sayang kami tak menemukan Karen.” MinHyuk yang barusaja bergabung membelai kepala istrinya. Hati istrinya memang lembut.  JungShin tak tahan melihatnya.

“ Dia ada disini .”

“ Maksudmu Karen ? .. Ada disini mana … peternakan ini .. atau dimana ?.” cecar Jessica.

“ Dia  asisten jaksa yang baru bersamaku di kantor itu.”

“ Mwoo kenapa kau tak memberitahu kami. Aiissshh dasar anak ini.” gerutu Jessica kesal. Sudah seminggu lebih mencari ternyata keberadaan Karen diketahui JungShin.

“ Mianhe Jess, aku memang sengaja tidak memberitahumu karena aku masih yakin dia adalah penipu.”

“ Haahh setelah kau tahu di adalah seorang calon JAKSA yang notabene adalah penegak keadilan. Aiishh dasar babo.”

“ Yeaahh .. well , itu bisa terjadi pada kasus tertentu Jess.” kata JungShin. MinHyuk menjitak kepala saengnya karena jengkel. Sudah seminggu lebih Jessica kebingungan mencari keberadaan Karen, malah JungShin yang tahu diam-diam saja.

“ Tapi menarik sekali bahwa dia seorang jaksa. Bagaimana dia menyesuaikan diri di kantor itu ?” tanya Jessica ingin tahu. JungShin ingin mengatakan yang sebenarnya bahwa mungkin Karen tidak akan bertahan di kantor itu tapi tak jadi. Dia tak ingin membuat cemas Jessica.

“ Dia bisa menyesuaikan diri dengan baik.” jawab Jungshin akhirnya.

“ Bagus. Besok aku akan menelponnya.” putus Jessica mantab


***


Karen senang dan menghargai telpon dari Jessica esok harinya. Itu sebuah moment persahabatan yang sangat dirindukannya setelah melewati jam-jam panjang bersama Park ahjussi. Tapi Karen menolak undangan Jessica untuk makan malam di peternakan.

“ Bagaimana keadaanmu disana, kalau kau ada kesulitan pasti JungShin akan membantumu. Kau sudah menemukan tempat tinggal tetap ?.”

“ Belum. Aku masih mencari tepat yang cocok.” jawab Karen singkat sambil berharap dapat menghentikan pertanyaan-pertanyaan Jessica. Jessica menyetujui keputusan Karen untuk mencari tempat yang cocok sebelum menandatangai sewa tempat tinggal. Hal itu semakin membuat hati Karen merasa bersalah karena tak jujur pada Jessica. Karen merasa dia tak akan dapat bertahan tinggal di kota ini dalam waktu yang lama.

Ketika hari jumat Jessica menelpon kembali untuk mengundangnya makan malam, Karen semakin sulit menolak.

“ Kau sudah menemukan tempat yang cocok ?.” tanya Jessica. Mulanya Karen tidak ingin memberitahu jika selama ini dia tinggal di hotel. Sayangnya Park ahjussi mengetahuinya dan semalam pria itu datang sambil sekitar jam 21.00 sambil membawa sebotol anggur merah di tangan berniat “mengobrol”. Karen tidak menjawab ketukan pintu ataupun telpon kamar yang berdering beberapa saat kemudian.

“ Hmm aku sementara ini memutuskan tinggal di Hotel …”

“ Oh tidaakk.” potong Jessica.

“ Itu tak boleh terjadi, kami punya banyak kamar cadangan di peternakan. Kau harus tinggal bersama kami.” putus Jessica.

“ Tidak eonni, aku tidak bisa melakukan hal itu.” jawab Karen lemah. Dia tak begitu mengenal Jessica, tak adil bagi Jessica ikut menanggung masalahnya.

“ Tapi kau bisa datang di hari sabtu kan. Kami akan membersihkan rumah, kami butuh banyak bantuan. Dan tenagamu akan di bayar dengan makan siang yang enak. Oke.” bujuk Jessica. Karen tak kuasa menolaknya, persahabatan yang di tawarkan Jessica begitu menggoda. Rekan-rekan pria di kantor menjaga jarak dengannya dan tak mungkin baginya untuk memperoleh teman di lingkungan hotel. Tak lama kemudian Karen meletakkan telpon saat Park ahjussi melintas di depan ruangannya.

“ Apakah itu tadi telpon pribadi ?.” tanya Park.

“ Ne, benar.” Karen tidak meminta maaf. Ia tahu Park ahjussi akan menggunakan segala cara untuk membuatnya terpojok dan membela diri.

“ Aku sedang menunggumu. Siang ini aku sudah janjian dengan seorang pengacara terkenal yang akan kukenalkan padamu. Kau pasti akan menyukainya.” Karen yakin bahwa pengacara itu sudah membatalkan janji dan Park ahjussi tak akan memberitahunya sampai mereka tiba di restoran. Park ahjussi sudah melakukan tipuan semacam ini sekali minggu ini.

“ Mianhe aku menghargai undanganmu. Tapi aku sudah menerima undangan lain. Sekali lagi mianhe.” Karen tidak memberitahu bahwa undangan itu makan siang hari sabtu di rumah Jessica. Park ahjussi berubah kaku.

“ Lain kali kau harus mengecek undangan untukmu dengan jadwalku sebelum menerimanya.”

“ Oh mianhe .. Kukira waktu satu jam untuk makan siang itu termasuk hakku sebagai karyawan.” Park ahjussi menumpukan kedua tangannya di meja Karen dan mencondongkan tubuhnya kedepan.

“ Kau jangan lancang kepadaku Karen. Kau tak akan dapat pekerjaan jika kau tak mau bekerjasa sama.”

“ Aku sangat terbuka untuk bekerjasa sama Park ahjussi. Dalam hal pekerjaan, tapi aku tak berminat memiliki hubungan pribadi denganmu.” Park memelototi Karen.

“ Kita lihat saja nanti.” ancam Park ahjussi seraya keluar ruangan Karen. Dengan gemetar Karen merapikan berkas-berkas yang berserakan di mejanya. Untung saja aku belum menemukan tempat tinggal kata Karen dalam hati. Setelah beberapa saat ia bangkit dan berjalan menuju perpustakaan kantor yang terletak di lantai dua. Dalam dua minggu bekerja di sini belum satu kalipun dia di beri kasus.


“ Pasti ada kasus bagus untuk yang ini …” ucap KimSoa. JungShin dan KimSoa sunbae sedang duduk di pojok ruang perpustakaan ini membahas suatu kasus. Buku-buku berserakan di meja mereka. JungShin mengusulkan beberapa contoh kasus tapi KimSoa menggelengkan kepala merasa tidak sesuai.

“ Miahne aku tadi sempat menguping. Ada kasus yang mirip ini. Aku ingat kata profesorku di kampus dan kurasa buku ini cocok untuk kasus kalian.” Karen mendekati meja JunShin sambil membawa dua buku tebal. Sesaat JungShin da KimSoa saling berpandangan tapi kemudian JungShin menggeser duduknya mempersilahkan Karen bergabung.

“ Sempurna, memang kasus kita mirip yang ini Shin.” kata KimSoa yang lebih senior setelah membaca buku yang disodorkan Karen. Senyum mengembang dibibir pucat Karen.

“ Ini kasus pelecehan seksual dan kami membutuhkan sudut pandang dari wanita. Mau berdiskusi bersama kami ?” kata KimSoa pada Karen. Ironis sekali jika mereka tahu Karen baru saja menerima tindakan serupa dari atasannya walau tak secara verbal.

“ Oke aku mau sunbae.” jawab Karen senang. Mereka bertigapun berdiskusi panjang untuk kasus yang sedang ditangani KimSoa sunbae. Dan tak terasa 3 jam berlalu saat Park Ahjussi melongokkan kepala di Perpustakaan mendapati Karen sedang bersama dua pria lain. Serta merta Park menyuruh Karen untuk datang ke kantornya. Dari nada suara yang marah seperti itu Karen menyadari apa yang akan terjadi kemudian.

“ Karen sangat membantu kami Park ahjussi. Kau tahu tuntutan pelecehan yang masuk minggu ini, kami membutuh kan sudut pandang wanita. Jika kau ijinkan kami akan mengajak Karen bergabung dengan tim. Jika kita dapat memenangkan kasus ini maka biro kita akan mendapat nama yang bagus.” kata JungShin buru-buru menolong. Kemarahan Park semakin meningkat.

“ Baiklah kuijinkan kalian menggunakannya.” kata-kata yang bermakna ganda terlontar dari mulut Park sebelum beranjak pergi. Tak satupun dari mereka bertiga yang bersuara sepeninggalan Park ahjussi.

“ Percaya atau tidak, aku hanya berusaha menolong.” kata JungShin akhirnya.

“ Gumawo, aku sangat menghargainya. Kau keberatan aku bergabung dengan tim-mu sunbae.”

“ Aku tak keberatan, hanya aku tak yakin kau akan masih bekerja disini senin besok.” jawab KimSoa

“ Kalau aku sampai di pecat senin besok. Mungkin aku akan mengajukan tuntutan pelecehan terhadapnya.” desis Karen. KimSoa tampak kaget mendengarnya dan mohon diri untuk menyusul Park ahjussi.

“ Hati-hati kau dalam mengeluarkan ancaman. Kau tak berada di posisi yang kuat.” kata JungShin memperingatkan.

“ Bagaimana kau bisa tahu ?.”

“ Hanya karena ahjussi itu membuat hidupmu dikantor ini sulit, bukan berarti dia melecehkanmu.”

“ Wah … gumawo temanku yang terpelajar. Kau memahami posisiku.” kata Karen sambil membereskan buku-buku yang berserakan beranjak keluar perpustakaan.

“ Kau tidak tertarik pada pekerjaan yang bagus dan menantang ?.” tegur JungShin. Karen menghentikan langkahnya dan menyadari betul pernyataan JungShin. Meskipun tak suka tapi JungShin benar, hari ini adalah pertama kalinya Karen mendapat pekerjaan yang benar-benar pekerjaan. Dengan enggan Karen kembali duduk dan bersama JungShin menelaah berkas-berkas kasus yang butuh pemecahan itu.

Saat KimSoa sunbae kembali, keadaan jadi sangat kikuk. Berulang kali ia melirik Karen yang dengan cuek tetap berdiskusi bersama JungShin dan menjawab beberapa pertanyaan KimSoa hingga sore berakhir.

“ Kau bisa tetap bergabung dalam tim. Kami tak bisa sejauh ini tanpa bantuanmu. Dan tadi aku sudah bicara dengan Park ahjussi, kau bisa bergabung dengan timku. Sampai ketemu besok senin. Aku duluan.” kata KimSoa sunbae sebelum mengemasi buku-bukunya dan pergi terlebih dahulu

“ Jangan biarkan hal ini membuatmu besar kepala.” ucap JungShin sebelum meninggalkan meja. Karen menatap pungung JungShin dengan heran. Apa maksud perkataan namja itu. Pujian dari KimSoa sunbae kah yang dimaksud atau apa ?. Apapun yang JungShin pikirkan Karen tak peduli.


tbc

7 comments:

  1. pertamaxx ...

    wah ternyata msh ada yaa .. model atasan ky park itu ?? ...
    jungshinnnn ko sinis amaaattt siieehhh onn

    di tunggu lanjutannya :P ..
    GPL .. gak pake lama

    ReplyDelete
  2. Hmmm.. jadi awalnya benci dulu nih baru jadi cinta... aku suka..aku suka Lanjutkan secepatnya onn :D *maksa*

    ReplyDelete
  3. @hyukie .. msh ada atasan yg model ky Park ahjussi .. so hati2 n pinter2 membawa diri di lingkungan kerja *kelak* .. :)

    @haru .. kan udah ada 2 org yg ngaku jd adiknya Jessica, makanya JungShin curigaan mulu ... hehehe :)

    ReplyDelete
  4. waaaah aku suka cara bicaranya karen, tajem bgt. jungshin juga...waaahh soal hukum seru nih . lanjuuuut onn

    ReplyDelete
  5. jungshin nya jutek banget (TT___TT)
    lanjut eon

    ReplyDelete
  6. @sarah .. tajam .. setajam silet #halaaahhh hihihi


    @hyeri .. abis authornya rada2 jeles jika JungShin bermanis2 ma Karen .. #ngawur dah :P

    ReplyDelete
  7. tradisi keluarga BLUE,,,keren!!!!!
    apa aja nih tradisi'a???he3
    author lanjutkan!!!!! #dng semangat 45 q ucapkan#

    ReplyDelete

Cara komen (bagi yang kurang jelas):

1. Ketik komen kalian di kotak komentar.

2. Di samping 'Berikan komentar sebagai', klik Google (bagi yang menggunakan Blogspot) atau LiveJournal/Wordpress/AIM/TypePad/OpenID (bila kalian mempunyai akun disana)

3. Atau bagi yang tidak punya akun sama sekali / tidak mau ribet, klik NAME/URL (kosongkan URL bila tidak mau ditampilkan)

4. Klik 'Poskan komentar'