Tuesday, May 17, 2011

My Little Sister’s New Friend (Chapter 4)



Author: Lee Dae Hyun (@amaryaririe)

Rating: Teenager

Genre: Friendship, Romance

Length: Chaptered

Cast:

Choi Dae Hyun (fiksi)

Lee Jong Hyun (CNBLUE)

Other cast:

Choi Dae Jun (fiksi)

Lee Jae Jin (FT Island)

Im Jin Ah/Nana (After School)

Cho Kyu Hyun (Super Junior)

Note: Chapter 1 Chapter 2 Chapter 3

Just enjoy this part. I’m waiting for your advice, criticize and also the appreciation through your comment ^^



Jonghyun POV

“JONGHYUN!!!” terdengar suara yeoja memanggilku. Keadaan sudah sepi dan aku berusaha bangkit melawan badanku yang terasa lemas setelah dipukuli Jaejin.

“Jinah?”

“Ya ampun. Ternyata itu kau yang bertengkar dengan Jaejin,” katanya sambil membantuku untuk berdiri.

“Gomawo,” kataku.

“Kau tidak akan bisa mengendarai motormu dengan keadaan seperti ini. Biar aku yang memboncengimu. Aku bisa naik motor kok. Berikan saja kuncinya.”

“Jinah, tidak usah,” jawabku lirih.

“Sudah, jangan dipikirkan. Kajja.”

**

“Jonghyun, kau ini kenapa? Kenapa mukamu memar seperti itu? Kau habis berantem ya?” tanya eomma saat ia sudah pulang kerja.

“Iya.” Aku tidak bisa menyembunyikannya, toh eomma juga akan tahu sendiri.

“Tuh kan. Kemarin kecelakaan motor, sekarang bertengkar. Kenapa begini?” tanya eomma dengan sabar.

“Mianhae, Eomma. Aku hanya ingin melindungi orang yang aku cintai. Tapi ternyata tidak gampang. Bahkan, dia sama sekali tidak tau apa yang aku rasakan,” jawabku dengan nada putus asa.

“Bagaimana dia bisa tau apa yang kau rasakan kalau kau tidak pernah mengatakannya?”

“Iya, benar juga. Tapi sepertinya aku akan menunggu waktu yang tepat untuk mengatakannya,” jawabku.

**

Author POV

Daejun, adik Daehyun, mengamati onnie-nya yang baru pulang sekolah dari lantai atas. “Siapa itu?” gumam Daejun.

“Oppa, kita mulai darimana?” Terlihat Daehyun mengeluarkan beberapa buku, demikian juga dengan Kyuhyun.

Daejun terus mengamati onnie-nya yang tengah belajar dengan seorang namja.

“Aah, kenapa tampaknya ia menyukai onnie? Tidak boleh. Aku lebih suka jika onnie bersama Jonghyun oppa. Bukan namja itu,” gumam Daejun lagi.

Daehyun POV

“Onnie! Itu tadi siapa?”

“Dia sunbae-ku. Memangnya kenapa adik manis?”tanyaku sambil menunduk dan mengelus kepalanya.

“Tidak apa-apa. Tapi, untuk apa dia ke sini?”

“Belajar bersama. Aku dan Kyuhyun oppa itu akan berpasangan untuk mengikuti lomba cerdas cermat.”

“Tapi dia bukan pacar baru onnie kan?”

Aku tertawa.

“Tentu saja bukan. Ya sudah, onnie ke kamar dulu ya,” kataku lalu naik ke atas dan masuk ke dalam kamar.

Aku berdiri menatap ke luar jendela, melihat kegelapan malam. Pikiranku melayang pada kejadian di mana aku menemukan Jonghyun dan Jaejin bertengkar di parkiran sekolah siang tadi. Apa sih yang mereka ributkan? Bagaimana mereka bisa saling mengenal? Apa mereka pernah punya masalah sebelumnya? Sebaiknya aku cari tahu besok.

**

“Daehyun tidak tau malu ya, masa 3 namja sekaligus didekati. Belum lama putus, sudah punya namjachingu lagi dari SMA Pax itu, trus sekarang dia bersama Kyuhyun sunbae.”

“Ya ampun, pasti Jaejin dan anak sekolah lain itu bertengkar gara-gara Daehyun.”

“Wah, enak ya jadi Daehyun, direbutin cowok.”

Arggh, rasanya kupingku memanas. Sepanjang perjalanan menuju kelas, tidak henti-hentinya anak-anak lain membicarakanku. Aku jadi semakin kesal.

“Ya ampun, pagi-pagi muka udah kusut kayak gitu. Ada apa sih?” tanya Jinah saat aku masuk kelas dan duduk di sampingnya.

“Siapa yang nggak kesal coba. Datang pagi-pagi udah jadi bahan omongan,” jawabku dengan nada kesal.

“Yah, aku juga sudah dengar. Ya sudahlah, nanti juga capek sendiri. Lagipula diamkan saja kalau kau tidak merasa,” jawab Jinah santai.

**

“Onnie!”

“Daejun, kenapa ke sini?”

“Aku baru pulang sekolah. Aku tau onnie pulang jam segini, jadi aku ke sini. Aku mau pulang bareng onnie,” jawabnya.

“Hmm, baiklah. Kajja.”

Jonghyun POV

“Masih berani juga kau menampakkan dirimu di sini?”

“Oh, ternyata kau, Jaejin. Memangnya kenapa? Ada masalah?”

“Masih bertanya juga. Apa perlu kutambahkan luka di wajahmu itu?”

“CUKUP!!!”

“Daehyun,” ucap Jaejin.

“Aku ingin tau, apa yang membuat kalian berdua bertengkar!” kata Daehyun ketus.

“Jonghyun, kau mau bicara?” ujar Jaejin sinis.

Aku terdiam. Lidahku terasa beku. Aku tidak tahu mau mengatakan apa. Seolah ada lem yang menempel bibirku.

“Oh, lihatlah. Namja yang sok menjadi pahlawan ini rupanya tidak bisa mengatakan sepatah kata pun,” ejek Jaejin.

“Sebentar ya, Daejun. Kau tunggu di sini,” kudengar Daehyun berbicara pada dongsengnya lalu berjalan mendekat.

“Ehm, kau mau tau, Daehyun. Namja yang kau kenal sangat baik ini adalah namja yang pernah mengalami kecelakaan karena balapan motor denganku. Tapi dia tidak pernah jujur padamu kan? Dia menyembunyikannya. Dan secara tidak langsung, dia membohongimu. Bahkan dia pernah memergoki saat berselingkuh di belakangmu tapi ia malah pura-pura tidak tau dan ia tidak mengatakannya padamu.”

Ingin sekali aku memukul wajahnya, tapi aku tidak mau membuat Daehyun lebih marah lagi. Aku juga tidak ingin bertindak bodoh. Aku memang tidak mengatakannya, tapi itu hanya karena aku tidak ingin menyakitinya.

“Mwo??” Daehyun terkejut.

“Ayo, Daejun. Kita pulang. Onnie dan Kyuhyun oppa ada janji belajar bersama hari ini.” Daehyun mengajak Daejun pulang.

“Daehyun!” panggilku. Namun ia mengabaikannya.

Melihat Daehyun dan dongsengnya masuk ke dalam mobil Kyuhyun yang langsung pergi dan cepat menghilang, Jaejin menancap gas motornya dengan kencang, sepertinya berniat mengejar mobil itu.

“Tak akan ku biarkan kau mendekatinya, Sunbae,” kata Kyuhyun geram.

**

Kulihat kerumunan orang banyak saat aku melewati sebuah jalan menuju perjalanan pulang.

“Permisi, ada apa ini?” tanyaku.

Seketika itu juga kerumunan orang itu membuka sedikit celah dan aku bisa melihat seseorang berlumuran darah celaka saat mengendarai motor.

“MWO? Tidak mungkin!’

“Kau mengenalnya?” tanya salah seorang dari kerumunan orang banyak itu.

“Dia, temanku.” Apa? Tidak salah kan aku mengatakan dia teman? Ah, sudahlah.

Aku segera menghubungi ambulans dan menyusulnya dengan motor.

**

Di sinilah aku. Di dalam sebuah kamar rumah sakit, menatap “musuhku” yang terbaring lemah di atas ranjang dalam keadaan koma.

Aku duduk di sampingnya.

“Kau tau, Jaejin. Meskipun siang ini kau benar-benar membuatku kesal, tapi aku hanya ingin bilang bahwa aku bukan orang yang tega melihatmu seperti ini. Berbaring tidak berdaya di antara kehidupan dan kematian. Aku berharap kau cepat pulih. Aku pulang dulu.” Aku beranjak menuju pintu namun terhenti.

“Tunggu…” terdengar suara yang lemah.

“Jaejin?”

“Aku ingin bicara sebentar.” Tampaknya ia mengumpulkan kekuatan untuk berbicara.

“Hmm, baiklah.’

“Jonghyun, aku tau kau menyukai Daehyun. Itulah alasan kenapa aku begitu memusuhimu. Aku belum berhenti mencintai Daehyun, karena aku selalu menyayanginya. Aku merasa bersalah karena aku membohonginya bahkan berani pergi dengan yeoja lain. Setiap hari aku berusaha mendekatinya tapi ia selalu menjauhiku. Saat aku melihat dia bisa tertawa dan senang bersamamu waktu itu, aku tidak rela. Karena saat-saat itu mengingatkanku kepada kenangan saat aku dan dia masih berpacaran. Dan itu rasanya sakit. Tapi, aku ingin minta maaf padamu karena telah mengejek bahkan memukulmu. Karena apabila aku tidak punya kesempatan untuk melanjutkan hidupku, kau lah satu-saatunya orang yang akan kupercaya untuk menjaga Daehyun. Jonghyun-ah, aku mohon jagai Daehyun. Aku tau kau begitu menyayanginya.”

**

Author POV

“Daehyun onnie, memang benar ya kalo Jonghyun oppa dan Jaejin oppa berantem?” tanya Daejun polos.

Daehyun sama sekali tidak mendengar. Ia sedang melamun.

“Onnie!” panggil Daejun lagi.

“Eh?”

“Onnie melamun yah?”

“Entahlah, perasaan onnie tidak enak,” jawab Daehyun pada dongsengnya.

RING RING!!

Ponsel Daehyun berdering diikuti getaran. Daehyun mengambil ponselnya, namun setelah itu diletakkannya lagi.

Daejun mengambil ponselnya onnie-nya.

“Onnie, angkat saja.”

“Shiro!”

Daehyun hendak merebut ponselnya saat melihat jari jempol Daejun hendak menekan tombol hijau namun terlambat.

“Yeobseyo?” Daejun yang mengangkatnya.

“Ne, arasso,” terdengar suara Daejun lemah.

“Ada apa?”

Daejun hanya diam dan malah meneteskan air mata.

“Jawab Onnie, Daejun. Ada apa?” tanya Daehyun cemas sambil menguncang-guncangkan tubuh dongsengnya.

“Jaejin oppa. Hiks. Jaejin oppa kecelakaan parah dan mengalami koma. Seseorang menelpon lewat ponselnya, Onnie,” isak Daejun.

“Mwo?” Daehyun berdiri dari sofa lalu jatuh terduduk lemas di karpet.

“Daejun, onnie mau ke rumah sakit dulu.” Daehyun berdiri dan hendak menuju pintu rumah.

“Onnie, tunggu. Aku ikut.”

“Daehyun, jangan. Kau di rumah saja. Tunggu sampai oppa dan eomma pulang. Kau bisa diandalkan kan? Onnie mohon. Onnie harus segera ke sana,” kata Daehyun sambil memaksakan diri tersenyum.

“Onnie, hati-hati ya,” kata Daehyun cemas.

**

“Jaejin, kau kenapa? Kenapa harus terjadi seperti ini?” tangis Daehyun sambil mengelus pipi Jaejin.

Daehyun terus memandangi wajah Jaejin yang kini terbaring lemah. Tanpa sadar, Daehyun pun tertidur.

Paginya, Daehyun terbangun. Ia merasakan ada tangan yang membelai rambutnya dan mengelus kepalanya.

“Pagi, Daehyun,” sapa Jaejin sambil tersenyum. Daehyun tertegun.

“Jaejin?”

“Jadi kau semalaman di sini?” tanya Jaejin. Daehyun mengangguk.

“Jaejin, kenapa bisa terjadi seperti ini? Kenapa sampai bisa begini?”

“Aku mengejar mobil Kyuhyun sunbae. Tiba-tiba aku kehilangan keseimbangan dan akhirnya jatuh.”

“Wae? Kenapa kau lakukan itu Jaejin?” isak Daehyun.

“Karena aku tidak tahan melihatnya bersamamu sementara aku masih mencintaimu dan karena aku belum bisa mendapatkanmu kembali.”

“Jaejin, mianhae. Aku juga masih mencintaimu. Aku berbohong saat aku bilang aku sudah melupakanmu. Aku hanya masih kesal atas apa yang kau perbuat. Tapi jauh dari dalam hatiku, aku sudah memaafkanmu dan aku mencintaimu,” isak Daehyun semakin keras dan membuat hati Jaejin seolah teriris.

“Daehyun,” ucap Jaejin seraya menghampus air mata yang mengalir di pipi Daehyun. Jaejin berusaha mengumpulkan kekuatan untuk sedikit mengangkat tubuhnya dan memeluk Daehyun erat.

Daehyun menangis tersedu-sedu di pelukan Jaejin. Tanpa disadari, Jonghyun ternyata mengintip dari balik jendela kecil pintu kamar itu. Namun saat itu, tidak ada perasaan mengganjal dalam diri Jonghyun saat melihat mereka berdua berpelukan. Hanya saja saat melihat Daehyun menangis seperti itu, Jonghyun tidak tega dan ingin ada di sana untuk menguatkan Daehyun.

“Jaejin, kau akan baik-baik saja dan kita akan kembali seperti dulu kan? Semuanya akan kembali seperti semula kan??”

-TBC-


5 comments:

  1. jaejin nya ngomong kayak mau mati keke
    terus jonghyun gimana dong?
    *next part

    ReplyDelete
  2. Wah, sepi bgt yang comment. Jadi ragu mau dilanjutin apa gak. (╥﹏╥)

    ReplyDelete
  3. waaahh jonghyun trus gimana dunk ... ???
    tapi kalo jaejin di matiin ... ixixixix readersnya jahat .. kekekeke :)

    lanjut thor ... :)

    ReplyDelete
  4. ah jangan matiin Jaejin :( *dipelototin jonghyun
    kirain Daehyun gak suka lagi sama jaejin D:
    lanjut eonn, gimana nasib Jonghyun u,u sama aku aja ya u,u

    lanjutin dong eonni T--T siders emang jahat T--T

    ReplyDelete
  5. @ hyeri: oke, tunggu ya kelanjutannya. gomawo dah baca.

    @ eonni: haha, iya kasian juga kalo jaejinnya mati. jadi bingung gimana ngelanjutinnya #author labil. iya nih readernya jahat. T_T

    @ eunjin: sip, bakal aku lanjutin kok. gomawo ya :)

    ReplyDelete

Cara komen (bagi yang kurang jelas):

1. Ketik komen kalian di kotak komentar.

2. Di samping 'Berikan komentar sebagai', klik Google (bagi yang menggunakan Blogspot) atau LiveJournal/Wordpress/AIM/TypePad/OpenID (bila kalian mempunyai akun disana)

3. Atau bagi yang tidak punya akun sama sekali / tidak mau ribet, klik NAME/URL (kosongkan URL bila tidak mau ditampilkan)

4. Klik 'Poskan komentar'