Sunday, June 26, 2011

Let's Try 3: Saranghae [chapter 10 - end]


Author: kang hyeri (@mpebriar)


Rating: PG17


Genre: romance


Length: chaptered


Cast:
  • Lee Jonghyun CNBLUE
  • Choi / Lee Hyeri [fiktif]
  • Park Gikyoung [fiktif]
Other cast:
  • Jung Yonghwa CNBLUE
  • Kang Minhyuk CNBLUE
  • Lee Jungshin CNBLUE
  • Kang Ryuna [fiktif]
  • Lee Jinki SHINee
  • Choi Minho SHINee
  • Seohyun, Taeyeon & Yoona SNSD
  • a cameo [fiktif]

Disclaimer: this' my own plot


Masalah foto, anggap aja Gikyoung itu mukanya mirip Seunghun FTI ;)
Chapter ini panjang banget, jadi diharapkan siapin cemilan, minuman, obat-obatan, pakaian ganti #MARIBERKEMAH
Dan maaf kalau endingnya ga memuaskan.
Selamat membaca, jangan lupa komen :)


Gikyoung memapah tubuh kecil Hyunri yang terlelap di atas sofa, kemudian memindahkannya ke kamar Hyunri. Keluar dari kamar Hyunri, Gikyoung menatap sosok Hyeri yang sedang duduk termenung di sofa. Mata Hyeri menatap kosong televisi yang menyala.

Gikyoungpun duduk di samping Hyeri. Gikyoung sengaja menghempaskan dirinya di atas sofa, bermaksud membuyarkan lamunan Hyeri dengan guncangan kecil yang dibuatnya. Namun, tetap saja tidak berhasil. Hyeri masih melamunkan diri.

“Hyeri-ya!”

Yang dipanggil tidak bergeming.

“Hyeri!”

Hyeri masih tidak merespon. Gikyoungpun merebut remote tv yang digenggam Hyeri dan mematikan televisi. Hyeri mulai tersadar.

“Kenapa dimatiin?” protes Hyeri.

“Nggak kau tonton! Buang-buang listrik saja!”

“Aku sedang menontonnya!” sergah Hyeri.

“Oh ya? Acara apa yang barusan kau tonton?”

“Aku sedang menemani Hyunri nonton kartun kesayangannya!” jawab Hyeri mantab.

Salah satu alis mata Gikyoung terangkat. “Sayangnya acara itu sudah habis 20 menit yang lalu, Hyer! Kau itu melamun!”

Gikyoung tersenyum. Tangan kirinya menepuk puncak kepala Hyeri.

“Sejak kepergian Jonghyun dua hari yang lalu, kau melamun terus! Kau juga tidak melarang Hyunri menonton acara televisi apa saja yang dia mau.”

Tiba-tiba saja mata mereka bertemu. Sunyinya suasana menghanyutkan keadaan. Tangan Gikyoung yang masih bersarang di atas kepala Hyeri menarik kepala itu mendekat ke wajahnya. Entah mendapat keberanian dari mana, Gikyoung menempelkan bibirnya ke bibir Hyeri. Hyeri terkejut, tak mampu menutup matanya sendiri. Serangan mendadak Gikyoung mampu melumpuhkan syaraf ototnya.

Gikyoung merapatkan tubuhnya. Bibirnya masih terus menerjang bibir mungil Hyeri. Spontan tiba-tiba Hyeri menampar pipi Gikyoung hingga namja itu sedikit terhempas karena kerasnya tamparan Hyeri.

“Kau kurang ajar, Gikyoung!” seru Hyeri. Dia bangkit dari sofa dan berjalan menuju kamarnya. Hyeri berniat menutup pintunya, tapi ternyata ditahan oleh tangan Gikyoung.

“Kau mau apa, hah?”

Gikyoung tidak menjawab. Matanya menatap tajam mata Hyeri. Gikyoung mendorong pintu kamar Hyeri hingga membuat yeoja itu mundur beberapa langkah. Langkah kaki Gikyoung membawanya masuk ke dalam.

“Gikyoung!” Hyeri mulai ketakutan. Gikyoung terus berjalan perlahan menghampiri Hyeri, sedangkan Hyeri terus melangkah mundur. Kaki Hyeri tertahan karena sisi ranjangnya sehingga dia jatuh terduduk di atas tempat tidur.

Dan akhirnya Gikyoung berdiri tepat di depan Hyeri. Hyeri tidak berani mendongakkan kepalanya, rasa takut menyelimuti dirinya. Diapun berdiri, bermaksud menghindar dari Gikyoung, tapi tangan Gikyoung malah kembali mendudukkannya.

Gikyoung mendorong tubuh Hyeri hingga sebagian tubuh yeoja itu terhempas di atas tempat tidur. Gikyoung meletakkan sebelah lutut kakinya ke atas ranjang, kedua tangannya mengunci tubuh Hyeri. Hyeri benar-benar ketakutan kali ini. Ini pertama kalinya Gikyoung bersikap kurang ajar padanya.

Gikyoung mendekatkan wajahnya ke wajah yeoja yang tubuhnya ia kunci. Hyeri hanya memejamkan matanya, merasa pasrah dengan apa yang akan dialaminya. Tak terasa air matanya keluar saat matanya terpejam. Dan ini membuat Gikyoung menghentikan aksinya, tepat saat bibir mereka hanya berjarak satu senti.

Namja itu bangkit.

“Mmi..mianhae, Hyeri!” seru Gikyoung terbata-bata. Diapun keluar dari kamar Hyeri dengan tergesa-gesa.

Hyeri membuka matanya yang sembab dan muncul perasaan lega dihatinya. Kali ini dia benar-benar merasa butuh Jonghyun.


Gikyoung pov


Astaga.. apa yang aku lakukan tadi. Aku..aku begitu menginginkan Hyeri. Dorongan hasrat itu datang tiba-tiba. Dan sekarang aku berhasil membuat Hyeri ketakutan padaku.

Aku terkejut begitu melihat air mata Hyeri yang keluar dari matanya yang terpejam, terpancar rasa ketakutan yang mendalam. Aku sadar, dia benar-benar tidak menginginkanku. Sampai kapanpun aku bersabar, yang diinginkan Hyeri adalah Jonghyun, bukan aku yang tinggal bersamanya selama lima tahun ini.

Oh bangunlah Park Gikyoung, kau hanya mengharapkan hal yang sia-sia.

DRRRRRRRRRRRRRT!

Aku meraih ponselku yang bergetar.

“Ya hyung?”



Jonghyun duduk termenung di tepi jendela kamarnya –kini dia sedang di dorm-. Dia menatap langit hitam. Tangan kanannya tak henti memilin-milin bandul kalungnya. Entah kenapa dari tadi dia merasa gelisah tanpa sebab. Bayangan Hyeri selalu saja muncul di kepalanya.

“Dia pasti baik-baik saja!” kata Jonghyun meyakinkan dirinya sendiri.

DRRRRRT!

Ponsel miliknya yang ia letakkan di atas meja bergetar. Buru-buru dia mengangkatnya.

“Yobosseyo?”

“Yobosseyo! Hyung? Bagaimana?”

“Semua beres, Jonghyun! Besok pagi, jam delapan. Tidurlah agar kau bisa relaks!”

“Manajer hyung, gomawoyo!”

Jonghyun memutuskan sambungan dan mulai menghubungi seseorang.

“Ya, hyung?”

“Kau benar-benar akan membantuku, kan?”

“Ye! Kau menanyakan itu terus, jangan sampai aku berubah pikiran!”

“Aku hanya ragu-ragu! Baiklah, besok pagi jam delapan!”

Oke!”

Sambungan terputus. Jonghyun meletakkan ponselnya kembali ke tempat semula. Kemudian merebahkan dirinya di atas tempat tidur miliknya. Rasanya Jonghyun tidak bisa berhenti tersenyum. Tak sabar menanti matahari yang muncul dari ufuk timur.


***


Hyeri pov


Aku sama sekali tidak bisa memejamkan mataku barang semenitpun. Kelakuan Gikyoung semalam benar-benar membuatku ketakutan. Hampir lima tahun aku tinggal bersamanya, tidak pernah dia berlaku sangat kurang ajar seperti semalam.

Aku mulai menyadari matahari telah terbit. Sinarnya masuk melalui celah gorden yang tidak kututup rapat. Kulirik jam dinding kamarku, jam setengah tujuh. Sebaiknya aku membangunkan dan memandikan Hyunri, lalu mengantarnya ke TK.

Dengan segenap keberanian aku membuka pintu kamarku. KLEK! Tidak ada siapa-siapa di luar. Sepertinya Gikyoung masih tidur. Baguslah!

Dengan sedikit berlari aku menuju ke kamar Hyunri.

“Hyunri, bangun nak!”

Aku mengguncang tubuhnya dan matanya perlahan terbuka.

“Ayo eomma mandikan!”

Aku melakukan berbagai hal layaknya seorang ibu. Memandikan, menyiapkan sarapannya dan mengantarnya ke TK. Sebenarnya tugas mengantar Hyunri adalah tugas Gikyoung. Tapi yah, sekarang aku tidak mungkin meminta pertolongannya saat ini mengingat kejadian semalam.

Dan baru sekarang aku menyesali pekerjaan yang aku geluti sekarang. Aku seorang sistem analis, yang aku butuhkan hanya sebuah laptop ataupun komputer, tidak peduli di mana aku mengerjakannya. Maksudku, otomatis setelah aku mengantar Hyunri, aku kembali ke sini dan pasti akan bertemu Gikyoung. Aigoo..

“Eomma, aku sudah selesai sarapan!”

Hyunri menarik-narik celana jeans hitamku.

“Hah? Sudah selesai? Baiklah, eomma antar sekarang ya.”

Aku mengangkat tubuh Hyunri dan membawanya keluar. Namun saat aku membuka pintu depan, sudah ada Gikyoung yang berdiri di luar. Dia menatapku dengan aneh. Astaga! Aku jadi teringat semalam.

Ngomong-ngomong kenapa dia ada di luar? Aku kira dia di kamar.

“A... aku akan mengantar Hyunri, ini kan tugasku!” katanya dengan sedikit terbata-bata. Aku tahu pasti dia merasa canggung, begitu juga aku.

Gikyoung langsung merebut Hyunri, lalu berjalan menuju lift. Namun saat lift terbuka, tiba-tiba dia berbalik.

“Hmm, Hyeri-ya, kau harus melihat channel B!”

Channel B? Apa maksudnya? Ingin penjelasanpun percuma karena Gikyoung sudah lenyap bersama Hyunri.

Aku kembali masuk ke dalam. Sebaiknya aku mandi, sekarang baru terasa lengket badanku.

Begitu selesai mandi dan berpakaian, aku teringat dengan kata Gikyoung tadi. Channel B? Sekarang jam delapan lewat sepuluh menit, biasanya hanya ada acara infotainment. [[indo kali]]

Aku segera duduk, meraih remote televisi dan menyalakan televisi. Kebetulan yang langsung muncul adalah channel B.

Tunggu!

“Jonghyun...?”


Author pov


Selesai mandi Hyeri keluar dari kamarnya, lalu duduk di atas sofa. Dia meraih remote televisi dan menyalakan channel televisi yang dikatakan Gikyoung tadi.

“Jonghyun...?” gumam Hyeri begitu muncul wajah Jonghyun di televisi. “Sedang apa dia?”

Jonghyun terlihat di sebuah ruangan yang sangat Hyeri kenal betul. Tampak sendirian karena hanya Jonghyun yang terlihat di sana, terekam oleh sebuah alat perekam video.

... ingin mengakui sesuatu. Mengenai fotoku di Jepang beberapa hari yang lalu, yeoja yang saat bersamaku itu bukan pacarku, melainkan istriku.”

Hyeri cukup terkejut dengan pengakuan Jonghyun. Dia tidak pernah menyangka kalau dia akan benar-benar membeberkan fakta yang telah mereka tutupi selama hampir enam tahun ini.

Bulir air mata perlahan jatuh dari pelupuk matanya, menyaksikan kata demi kata yang dilontarkan Jonghyun.


Jonghyun pov


“Jonghyun, apa kau siap?” tanya manajer hyung padaku.

“Aku siap, hyung! Aku kira kita akan mengadakan konferensi pers. Kenapa membawaku ke rumahku?”

“Yah semacam itu, hanya saja nggak ada pers. Ini agar kau lebih leluasa bercerita. Ini, letakkan di mana saja dan kau bercerita dengan ini. Alat perekam ini sudah terhubung secara otomatis ke acara itu.”

“Baiklah!”

“Oh ya, jangan mulai bicara sebelum aku beri aba-aba karena ini acara live!”

Aku mengambil sebuah alat perekam semacam handycam dari tangan manajer hyung, kemudian masuk ke dalam kamarku. Selama lima tahun ini, kamar ini adalah kamarku dan sebentar lagi akan kembali menjadi kamarku dan Hyeri.

Aku menarik sebuah meja kecil beserta kursi ke tengah-tengah ruangan. Kuletakkan alat perekam yang cukup besar ini di atas meja. Latarnya sudah pas, tempat tidur bersprai biru langit dengan bingkai besar yang berisi foto pernikahan kami tepat di sisi atas tempat tidur. Kunyalakan alat perekam itu dan duduk di kursi tersebut.

“Jonghyun, kau sudah siap?” tanya manajer hyung dari luar kamar.

“Ne!”

“Aku hitung sampai tiga kau mulai ya!”

“Ne!”

“Hana.. dul.. set...”

Haruskah kumulai sekarang?

“Annyeonghaseyo! Aku Lee Jonghyun CNBLUE. Aku rasa kalian pasti sudah bisa menebak apa yang akan aku katakan. Aku ingin mengklarifikasi sesuatu dan kuharap kalian menerima ini.”

Kutarik nafas dalam-dalam dan kulanjutkan pembicaraanku.

“Aku ingin mengakui sesuatu. Mengenai fotoku di Jepang beberapa hari yang lalu, yeoja yang saat bersamaku itu bukan pacarku, melainkan istriku. Aku rasa kalian pasti terkejut saat ini, haha! Aku... aku sebenarnya telah menikah dengannya kurang lebih enam tahun yang lalu. Dan aku sangat mencintainya. Tapi sekitar lima tahun yang lalu dia pergi meninggalkanku. Awalnya aku tidak mengetahui apa penyebabnya. Bertahun-tahun aku mencarinya, sangat berharap bisa menemukannya kembali. Karena bagiku dia adalah segala-galanya. ”

Aku mengusap air mataku yang baru kusadari ternyata sudah mengalir deras.

“Beberapa hari yang lalu secara tidak sengaja aku bertemu dengannya di Jepang. Baru kuketahui penyebab kepergiannya selama ini. Dia pergi meninggalkanku demi karirku, demi sesuatu yang dia anggap adalah impianku. Aku...aku...”

Rasanya aku tidak sanggup melanjutkannya.

“Aku... sedikit merasa menyesal mengapa aku ditakdirkan untuk menjadi seorang Lee Jonghyun. Aku telah membuat orang yang kusayangi selama ini menderita karena kepopuleranku. Tapi rasanya menyesal bukan solusi yang tepat. Maka dari itu aku ada di sini, siap mengaku pada dunia bahwa aku, Lee Jonghyun, sudah menikah dengan seorang yeoja bernama Choi Hyeri.”

Aku mengeluarkan sebuah foto. Foto Hyeri dan Hyunri sedang bercengkerama.

“Ini ku ambil beberapa hari yang lalu secara diam-diam. Mereka adalah istri dan anakku. Akupun baru tahu kalau aku sudah memiliki anak. Hyeri pergi dariku tanpa memberitahu dirinya yang sedang mengandung anakku. Dan lagi-lagi itu dia lakukan demi impianku.”

Aku menggigit bibir bawahku.

“Aku ingin mereka kembali ke kehidupanku. Oleh karena itu, aku harap kalian semua mendukungku. Karena berkat mereka, aku bisa menjadi seorang Lee Jonghyun yang kalian kenal hingga sekarang. Mianhamnida untuk kalian yang merasa ditipu selama ini olehku, jeongmal mianhamnida!”

Aku mendesah lega. Rasanya beban berat yang selama ini menindihku telah pergi.

“Annyeong!” kataku seraya melambaikan tangan kananku pada alat perekam, tangan kiriku mematikan alat tersebut

Rasanya benar-benar lega, pikiranku kembali tenang.

“Kau sudah siap dengan konsekuensinya kan, Lee Jonghyun?” tanya manajer hyung yang tiba-tiba muncul di pintu.

Aku mengangguk mantap. Aku sudah siap dengan segala konsekuensinya. Ditinggal fans dan mungkin banyaknya cercaan-cercaan yang akan menimpaku nanti. Aku sudah siap dengan itu semua, asal dua orang yang kusayangi bisa bersamaku.

DRRRRRRRRT!

Kurasakan sesuatu bergetar di kantong celanaku. Pasti telpon darinya.

“Yobosseyo?”

“Ya, hyung! Kau memang daebak!”

“Kuterima pujianmu. Bagaimana dengannya?”

“Entahlah! Dia hanya diam, berusaha menahan tangisannya. Bahkan dia nggak sadar aku ada di belakangnya sedari tadi. Sepertinya pengakuanmu itu berhasil meluluhkan hatinya.”

“YA! kau menelponku di belakangnya?”

“Enggak lah! Aku menelpon di kamarku. Tenang saja, dia nggak akan berani masuk ke kamarku sekarang ini.”

“Wae?”

“Sudahlah, itu nggak penting. Jadi kulakukan rencana selanjutnya?”

“Ye!”

Aku berniat memutuskan sambungan, tapi Gikyoung kembali memanggilku.

“Hyung?”

“Apa lagi?”

“Tolong jaga Hyeri dan Hyunri baik-baik, ya!”

“....”

“Hyung?”

“Pasti, pasti aku akan menjaga mereka. Terima kasih, Gikyoung, kau...kau mau menolongku!”

“Aku akan melakukan apapun yang dapat membuat Hyeri bahagia, hyung. Ingat itu! Kalau kau menyakitinya, kau akan berhadapan denganku!”

Entah kenapa aku merasa khawatir sekaligus senang dengan kata-kata Gikyoung barusan.


Gikyoung pov


Kulempar ponselku ke atas tempat tidur dan kurebahkan diriku di sana.

Menyesal? Aku rasa tidak. Ini adalah jalan yang terbaik. Hyeri dan Jonghyun memang ditakdirkan bersama, bukan denganku.

Aku ingin sekali melihat senyuman itu, senyuman yang sudah lima tahun ini tidak kulihat dari sosok Hyeri. Dan senyum itu kembali tepat saat Jonghyun datang beberapa hari yang lalu. Aku melihatnya dan aku senang, walaupun hati ini rasanya sakit.

Ah, waktu tidak banyak.

Aku beranjak dari tempat tidurku dan keluar dari kamarku. Ternyata Hyeri masih belum beranjak dari sofa. Pandangannya kosong menatap televisi yang menyiarkan sebuah kartun anak.

“Hyeri-ya!” sapaku dan untungnya dia merespon.

Mata sembabnya menatapku dan ada tatapan canggung yang tersorot dari matanya. Ah ya, aku kembali teringat dengan kejadian semalam.

Aku duduk di sampingnya. Aku menoleh ke arahnya dan dia berusaha menggeser posisi duduknya. “Aku... aku minta maaf untuk yang semalam. Aku... umm.. rasanya ingin memilikimu seutuhnya. Tapi aku rasa bukan aku yang kau butuhkan. Dan sepertinya...yah.. aku sudah siap kehilanganmu. Mau nggak mau!”

Aku menghela nafas panjang.

Kuambil sebuah amplop kecil dari saku kemejaku.

“Ini, ambilah!” kataku seraya menyodorkan amplop tersebut. Namun Hyeri tidak menggubrisnya. “Oh, ambilah, Hyeri! Atau kau akan menyesal seumur hidupmu!”

Dengan ragu-ragu Hyeri mengambil amplop itu dan membukanya perlahan. Matanya terbelalak begitu melihat isi amplop tersebut.

“Dua tiket... ke Korea?” katanya, baru sekarang dia bersuara.

“Pergilah!”

“Maksudmu?”

“Cepat pergi temui dia! bawa Hyunri sekalian!”

Hyeri kembali memandangi dua tiket pesawat tersebut. Sekilas senyuman terbentuk di bibirnya. Aku membelinya tadi sebelum mengantar Hyunri ke TK dan untunglah tiket perjalan menuju Korea yang lebih awal masih ada.

“Gikyoung-ah!” sapanya seraya menatap mataku.

“Kau nggak perlu berterima kasih, Hyeri-ya!”

“Ani! Satu jam lagi pesawatku berangkat!”

“MWOYA?”

Aku merebut tiket yang digenggam Hyeri. Astaga, rasanya tadi aku memesan tiket keberangkatan jam 12 siang, kenapa ini jam setengah 11?

“PPALI! Siapkan barang-barang kalian seperlunya saja. Sisanya biar aku kirim besok!!!”



Kami bertiga –aku, Hyeri dan Hyunri yang sedang ku gendong- berlari menuju gate begitu mendengar keberangkatan pesawat Hyeri yang akan take off sebentar lagi. Aku menurunkan Hyunri dan menyuruh mereka masuk. Tentu saja aku tidak bisa masuk, hanya orang-orang yang memiliki tiket yang bisa.

Kemudian mereka berdua kembali menghampiriku.

“Apa lagi? Cepat pergi sana!”

Tiba-tiba Hyeri memelukku.

“Gomawo, Gikyoung! Jeongmal gomawo!”

Akupun membalas pelukannya. Kuusap punggungnya yang berkeringat karena sehabis berlari tadi. Yeoja yang mungkin saja terakhir kali kutemui.

“Berterimakasihlah pada suamimu itu. Ini semua rencananya!” Aku rasa Hyeri sedikit terkejut, tergambar jelas di wajahnya.

“Gikyoung appa!”

Hyunri menarik-narik celanaku. Akupun menggendongnya dan kukecup kedua pipinya.

Sepertinya aku harus melirik yeoja lain kali ini.


Author pov


“Lee Hyeri!”

Hyeri menoleh ke arah sumber suara. Sudah lama tidak ada yang memanggilnya dengan nama itu.

“Ryuna!”

Hyeri sedikit berlari ke arah Ryuna, begitupun sebaliknya. Merekapun berpelukan.

“Sudah lama sekali aku nggak ketemu denganmu, Hyeri! Nomu bogoshipo!”

“Nado, Ryuna! Hai, oppa!” sapa Hyeri begitu melihat Jungshin yang berdiri di belakang mereka.



Jungshin mengendarai mobil dengan kecepatan standar, matanya terfokus pada jalanan. Sesekali dia tertawa begitu mendengar ocehan Hyunri yang duduk di sampingnya.

“Hyeri-ya! Aku minta maaf untuk yang dulu! Andai aku lebih mempercayaimu, maka...”

“Sudahlah! Nggak perlu dibahas lagi! Aku pergi bukan karena itu.”

“Ya, aku tahu! Tadi aku sempat melihat Jonghyun oppa di televisi. Kau beruntung memilikinya. Dia benar-benar sayang padamu.”

“Jeongmal?”

Ryuna mengangguk. “Kau nggak tahu bagaimana kacaunya dia saat kau pergi. Dia lebih memilih mengurung diri di kamar jika nggak ada kegiatan. Dia jadi lebih pendiam. Untungnya dia bisa membedakan mana urusan pribadi mana urusan pekerjaan. Profesionalitasnya tinggi hingga mungkin segelintir orang yang menyadari perubahan sikapnya.”

Hyeri terdiam memikirkan perkataan Ryuna. Sedikit rasa bersalah terbesit di hatinya.

“Aku pikir, Junhee bisa menjadi penggantiku.”

Kini Ryuna menggeleng. “Nggak ada yang bisa menggantikanmu, Hyeri! dia hanya ingin kau! Lagi pula dia sudah terlalu benci pada Junhee. Anak itu...aisssh!!! Keterlaluan!” suara gigi Ryuna terdengar beradu.

Hyeri tersenyum. Senang sekali mengetahui kalau Jonghyun begitu mencintai dirinya.

“Ngomong-ngomong bagaimana kabar Junhee?”

“Kau nggak nonton televisi apa selama di Jepang?” tanya Ryuna balik.

“Aku berusaha menghindar dari yang namanya televisi. Kau tau sendiri CNBLUE sangat terkenal di sana!”

“Ck! Payah! Junhee mengundurkan diri dari dunia keartisannya tiga tahun yang lalu. Dia ingin belajar design di Hawai.” [[si Bekah kali ;p]]

Hyeri mengangguk-angguk. Dia tahu sekali Junhee sangat mencintai Jonghyun dan dia juga tahu rasanya tidak dapat memilikinya.

Mata Hyeri kemudian menatap dua sosok yang duduk di depannya –jungshin & Hyunri-. Mereka tak henti-hentinya tertawa.

Ponsel Jungshin berbunyi. Jungshin segera menyumpal telinga kanannya dengan headset dan menerima telepon tersebut.

Hyeri tidak tahu siapa yang menelepon dan apa yang sedang mereka bicarakan. Jungshin hanya banyak diam dan berkata ‘ya’ pada orang yang diseberang telepon.

“Siapa yang telpon, oppa?” tanya Ryuna pada Jungshin yang sudah melepaskan headsetnya.

“Yonghwa hyung!” jawab Jungshin singkat. “Hyeri-ya! Yonghwa hyung punya kabar baik dan kabar buruk. Kau mau mendengar yang mana dulu?” tanya Jungshin.

Hyeri menelan ludah. Merasa ada yang aneh.

“Kabar baik dulu!”

“Yonghwa hyung bilang banyak sekali fans di depan kantor agensi dan mereka sepertinya ingin memberikan dukungan sepenuhnya dengan Jonghyun hyung dan kau.”

“Jinjjayo?”

Ryuna merangkul bahu Hyeri. “Kau nggak perlu sembunyi-sembunyi lagi.” Hyeri hanya mengangguk. Hyeri merasa sangat senang sekali.

“Dan... kabar buruknya?”

“Aku nggak yakin kau mau mendengarnya.” Tangan Jungshin mengusap-usap punggung lehernya.

“Jangan membuatku penasaran, oppa! Cepat katakan!”

“Ada beberapa fans yang.... melempari Jonghyun hyung dengan batu. Dan Yonghwa hyung bilang mengenai kepala Jonghyun hyung, tepat dibagian vital sehingga hyung langsung tak sadarkan diri dengan seketika.”

Tubuh Hyeri tiba-tiba melemas.



Mereka sampai di rumah sakit tempat Jonghyun di rawat. Ryuna berusaha menenangkan Hyeri yang terus saja menangis. “Gwenchana, pasti Jonghyun oppa baik-baik saja!” Ryuna mengusap-usap punggung Hyeri. Tapi tetap saja yeoja itu tidak tenang.

Hyunri berada di gendongan Jungshin. Yeoja kecil itu paham akan situasi yang sedang mendera. Tangisannya behenti begitu Jungshin menggendongnya.

Mereka berempat sampai di depan kamar Jonghyun. Ada Yonghwa dan Minhyuk yang sedang berdiri di depan.

“Akhirnya kau sampai juga, Hyeri!” kata Yonghwa.

“Jonghyun...bagaimana?” tanya Hyeri terbata-bata.

“Kau lihat saja sendiri!”

Minhyuk membukakan pintu kamar rawat inap Jonghyun. Hyeri bisa melihat sendiri seorang namja yang sedang terkapar di atas tempat tidur. Dengan langkah gontai Hyeri menghampiri Jonghyun, dengan menggendong Hyeri.

“Jonghyun-ah!”

Hyeri meletakkan Hyunri di atas tempat tidur. Kemudian kedua tangannya menggenggam tangan kiri Jonghyun.

“Jonghyun-ah, ireona! Aku di sini, Jonghyun!”

Jonghyun tetap tidak membuka matanya.

“Saat ini hyung sedang koma! Dokter bilang batu itu mengenai syaraf vital di otaknya yang mampu membuat syaraf-syaraf lain tidak berfungsi sebagaimana mestinya,” jelas Minhyuk.

[[oke, yang ini author ngasal]]

“Beberapa fans melemparinya batu yang cukup besar saat Jonghyun menuju ke mobilnya. Kau tau? Dia berencana ingin memberikanmu kejutan begitu kau sampai di sini,” sambung Yonghwa.

Hyeri menutup mulutnya yang menganga dengan kedua tangannya. Air mata terus mengucur tiada henti.

Minhyuk kembali menggambarkan keadaan Jonghyun. “Hyung sangat kritis. Tapi dokter bilang kalau sebenarnya hyung saat ini sedang sadar. Sekarang dia hanya mampu bernafas dan mendengar. Dia sangat butuh motivasi agar dia mau berusaha mengembalikan kerja-kerja syarafnya.”

Hyeri kembali menggenggam tangan Jonghyun.

“Jonghyun-ah! Ini aku istrimu. Tega sekali kau menyambut kedatangnku dengan keadaanmu yang seperti ini. Jangan buat aku merasa bersalah lagi, jagi!”

Hyeri mengeratkan genggamannya.

“Ireona! Hyunri juga ada di sini, kau nggak mau melihatnya? Ayolah, buka matamu!”

Suasana hening, hanya terdengar isakan-isakan dari Hyeri.

“Hingga saat ini aku masih mencintaimu, Lee Jonghyun! Jebal, ireona! Kau bilang ingin aku dan Hyunri hidup bersamamu. Sekarang kami di sini, Jonghyun! Kau...!”

“AWWWWW!”

Tiba-tiba saja Jonghyun bangkit, memekik karena kesakitan.

“Hyunri-ya, kenapa tangan appa di tusuk??” tanya Jonghyun seraya mengusap punggung telapak tangan kanannya.

“Aku melihat temanku yang di rawat kayak appa. Jarumnya nggak tertusuk, makanya aku tusukkan, soalnya temanku seperti itu,” kata Hyunri dengan polosnya.

Jungshin, Ryuna, Yonghwa, dan Minhyuk tiba-tiba saja tertawa keras.

“Ya! Apa yang kalian tertawakan? Kalian... mengerjaiku, hah?” tanya Hyeri pada mereka semua.

“Aigoo,aigoo, aigoo! Harusnya kau melihat wajah Jungshin yang ingin menangis karena menahan tawa. Hahaha!” seru Minhyuk.

“Kau benar-benar kalut, Hyer!” kata Yonghwa. “Kau bahkan nggak sadar dengan kepala Jonghyun yang tanpa perban sama sekali. Kau juga nggak sadar kalau ini hanya ruang inap biasa, nggak ada alat-alat khusus. Padahal Minhyuk nggak sengaja ngomong kritis tadi. Aigoo, harusnya aku rekam tadi!”

“Kalian...”

“Goo Jonghyun dan Geum Hyeri telah bersatu!” seru Jungshin.

Hyeri sendiri tidak sadar kalau ternyata sedari tadi dia dikerjai. Tiba-tiba wajahnya memanas, malu begitu mengingat kata-kata yang dilontarkannya tadi.

Hyeri baru sadar kalau tangannya masih menggenggam tangan Jonghyun. Buru-buru dia lepas, tapi kini tangan Jonghyun yang menggenggamnya.

“Benar katamu tadi?”

“Eh? Yang...yang mana?”

“Jangan pura-pura nggak tau!”

Jonghyun mendelik ke Yonghwa, menatapnya penuh arti. Yonghwapun mengangguk dan segera menghampiri Hyunri.

“Hyunri-ya! Jalan-jalan, yuk!” ajak Yonghwa.

“Shiro, aku mau sama eomma dan appa saja!”

“Nanti ahjussi belikan es krim. Apa aja deh yang Hyunri mau!”

“Jeongmal?”

Yonghwa mengangguk. Kedua tangan Hyunri terentang ke depan dan Yonghwa menggendongnya.

“Kajja, kalian bertiga juga aku traktir es krim!” ajak Yonghwa pada Jungshin, Minhyuk dan Ryuna.

Merekapun pergi meninggalkan Jonghyun dan Hyeri berdua.

“Coba katakan sekali lagi?” pinta Jonghyun.

“Katakan apa?” tanya Hyeri ketus.

“Kok kau jadi ketus begitu padaku?”

“Ya! Kau mengerjaiku! Kau nggak sadar hah telah membuatku khawatir setengah mati!”

Jonghyun menarik tubuh Hyeri hingga jatuh ke pelukannya.

“Kau mengkhawatirkanku?” bisik Jonghyun.

“...”

“Hey, kenapa nggak dijawab? Kau masih marah?” Jonghyun mendorong tubuh Hyeri sedikit, menatap lekat mata istrinya itu. “Aku melakukan ini karena aku ingin tahu perasaanmu yang sebenarnya. Sikapmu membuatku bingung, Hyeri! entah kau masih mencintaiku atau tidak. Tapi sekarang aku yakin, kau masih mencintaiku!”

Jonghyun tersenyum, tapi tidak dengan Hyeri.

“Masih marah?”

Hyeri menampakkan wajah kesalnya.

“Ayolah! Masa gitu aja marah?! Heumm!” Jonghyun kembali menarik Hyeri. Hyeri menatap mata hitam kecokelatan Jonghyun.

“Ada satu hal yang aku inginkan! Kalau kau bisa menyanggupinya, aku...”

“Katakan apa itu!”

“Aku... ingin pernikahan ulang!” pinta Hyeri malu-malu.

“Hanya itu?”

Hyeri mengangguk.

“As your wish, jagi!”

Hyeri kembali menatap lekat mata Jonghyun.

“Saranghae!” kata Hyeri lirih.

Jonghyun tersenyum. “Nah, gitu dong! Nado! Nado saranghae!”

Jonghyun merengkuh dagu Hyeri dan menariknya mendekat ke wajahnya.

TOKTOKTOK! KLEK!

Minhyuk masuk dan menyadari kalau kedatangannya kali ini tidak tepat.

“Hehehe, mian mian! Aku hanya ingin mengambil kunci mobil Jungshin, hehe!”

Minhyuk sedikit berlarik ke aras sofa dan mengambil kunci mobil yang tergeletak di sana.

“Silahkan lanjutkan...” Minhyuk mengerucutkan jari-jari kedua tangannya, mengadunya seolah-olah sedang berciuman.

“YA!”

Jonghyun melempar bantal ke arah Minhyuk tapi gagal karena namja itu keburu kabur.


***


Pesta pernikahan diadakan dengan cukup meriah. Banyak tamu-tamu yang datang, baik itu kerabat dekat, teman sesama artis, para wartawan, maupun beberapa fans yang beruntung dari anggota fansclub resmi.

“Yaaaa! Aku senang kalian bersama-sama lagi!” seru Jinki yang tiba-tiba muncul di depan Jonghyun, Hyeri, dan Hyunri. Ada Minho juga yang berdiri di belakang Jinki, kemudian menyapa Hyeri dan Jonghyun.

“Gamsahamnida, hyung!”

“Kau nggak mau melihat keponakanmu, oppa?” tanya Hyeri pada Jinki.

“Hah? Ahahaha, aku melihatnya kok! Hai, cantik!” sapa Jinki, menoleh ke arah Hyunri yang sedang di gandeng Hyeri. Jinki mundur selangkah begitu melihat Hyeri mengambil ancang-ancang untuk mendekatinya.

“Maafkan Onew hyung, Hyeri-ssi, dia masih takut sama anak-anak!” seru Minho.

“Mworago? Hingga saat ini? Aigoo!”

“Ya!” Jinki menepuk keras bahu Minho.

Jinki pergi entah ke mana karena Hyunri terus mendekat. Minhopun berjongkok, menyetarai tubuhnya dengan Hyunri.

“Main sama Minho oppa, yuk!” ajak Minho. Hyunri melingkarkan tangannya di leher jenjang Minho.

“Hoah, matamu besar, oppa!”

Minho hanya tersenyum. Kemudian dia menggendong Hyunri.

“Aku pinjam Hyunri dulu ya. Aku mau menghilangkan 'phobia anak' Onew hyung!”

Minhopun pergi membawa Hyunri.

Di tempat yang sama, Jungshin, Yonghwa dan Minhyuk sedang asik mengobrol. Kemudian mata Jungshin menangkap tiga sosok yeoja yang dia ketahui sebagai member SNSD.

“Hyung!” Jungshin menyenggol siku Yonghwa dan mengendikan kepalanya ke arah tiga sosok yeoja itu.

“Huaa, Yoona noona, Taeyeon noona, dan... Seohyun!” seru Minhyuk kegirangan.

“Samperin tuh, hyung!”

“Maksudmu apa sih, Shin?”

“Seohyun, hyung, Seohyun!”

“Ya emang kenapa dengannya?” tanya Yonghwa acuh.

“Aigoo! Kesempatan langka, hyung! Kapan lagi kau bisa bertemu dengannya lagi.”

“Shiro!” terdengar dari Yonghwa.

Minhyuk membisikkan sesuatu ke Jungshin, diiringi anggukan Jungshin.

“Ya, apa yang kalian bicarakan, hah?” tanya Yonghwa.

“Ada deh!” jawab Jungshin nyeleneh.

Jungshin menyenggol Minhyuk dan kemudian Minhyuk memanggil seseorang.

“Seo Joohyun!!”

Jungshin menarik tangan Minhyuk buru-buru dan berlari menjauhi Yonghwa.

“YA!”

Yonghwa mulai menyadari niat buruk –anggapan Yonghwa- Jungshin dan Minhyuk. Ingin pergi dari tempat itu tapi Seohyun beserta dua rekan SNSD-nya sudah terlanjur menoleh ke arah Yonghwa. Seohyun berjalan menghampiri Yonghwa, itupun karena dorongan Yoona dan Taeyeon.

“Annyeong, oppa!” sapa Seohyun malu-malu.

“Annyeong, Hyun! Apa kabar?” tanya Yonghwa canggung.

“Aku baik-baik saja. Cuma aku dan yang lainnya sedang sibuk promo album baru. Oppa sendiri?”

“Sama denganmu!”

Di kejauhan, Jungshin dan Minhyuk terkekeh hebat melihat hyung mereka bersikap canggung di depan Seohyun.

“Ya, apa yang sedang kalian tertawakan, hah?” tanya Ryuna dari belakang mereka berdua. Merekapun berbalik.

“Wow, jagi! Yeppoda!” puji Jungshin begitu melihat Ryuna dengan gaun birunya.

“Nggak usah gombal begitu!” sahut Ryuna tersipu malu.

“Loh, siapa yang gombal?”

“Kau lah!”

“Aku nggak gombal, kau memang cantik Kang Ryuna!”

“Ya, ya, aku memang cantik. Ke mana saja kau selama ini, Jungshin?!”

“Selama ini aku ada di hatimu!” seru Jungshin seraya menyenggolkan bahunya ke bahu Ryuna.

“Tuh kan kau gombal lagi!”

“AISH KALIAN BERDUA! Jangan mesra-mesraan di depanku!” gerutu Minhyuk.

“Oppa mu cemburu tuh!” kata Jungshin pada Ryuna.

“Makanya cari pacar dong, oppa!”

“Hey, emang kau nggak tau kalau oppa mu ini lagi pendekatan sama seorang yeoja?”

“Jinjja? Siapa? Siapa?”

“Aku juga nggak tahu, Minhyuk baru cerita semalam padaku. katanya sih dia mau datang ke sini!”

“Jungshin, mulutmu ember banget, aisssssh! Menyesal aku bercerita padamu!”

Jungshin dan Ryuna hanya tertawa melihat wajah kesal Minhyuk. namun tiba-tiba Minhyuk tersenyum sumringah begitu menatap ke arah lain. Jungshin dan Ryunapun menoleh ke arah pandangan Minhyuk. Mereka berdua terkejut. Bukan hanya karena wajah yeoja yang mereka rasa tidak asing, juga seorang namja yang datang bersamanya.

“Hanyoung!”

Minhyuk memanggil yeoja tersebut. Yeoja yang bernama Hanyoung bersama namja yang menggandengnya menghampiri mereka. Spontan mulut Jungshin dan Ryuna menganga.

“Annyeonghaseyo!” sapa Hanyoung dan namja yang di sampingnya.

“Hanyoung, kenalkan ini Jungshin dan adikku Ryuna. Nah, kalian berdua, kenalkan ini Park Hanyoung. Dan namja yang di sampingnya yaaa pasti kalian kenal lah.”

“Gikyoung?” seru Jungshin dan Ryuna.

“Annyeong, sudah lama sekali kita nggak ketemu!” sapa Gikyoung.

“Kau kenal mereka Gikyoung?” tanya Hanyoung pada Gikyoung.

“Ye, noona! Ini teman-temanku!”

“Annyeonghaseyo, jeoneon Park Hanyoung imnida. Aku kakak kembarnya Gikyoung!”

Jungshin dan Ryuna masih tidak percaya dengan apa yang mereka lihat. Wajah Gikyoung dengan yeoja yang baru mereka lihat begitu mirip.

“Oh hai, Hanyoung-ssi! Aku nggak tau kalau Gikyoung punya kembaran!” kata Ryuna.

“Namja babo ini –sambil menunjuk Gikyoung- nggak cerita ya? Aku selama ini tinggal di Busan. Aku pindah ke sini sekitar dua minggu yang lalu karena pekerjaanku. Untungnya ada Minhyuk oppa yang berbaik hati mencarikanku apartemen dan membantuku berbenah rumah.”

Minhyuk hanya tersipu malu.

“Aku mau menghampiri si pengantin dulu ya!”

Gikyoung berjalan menghampiri Jonghyun dan Hyeri.

“Annyeong!” sapa Gikyoung.

“Gikyoung-ah, akhirnya kau sampai juga!”

“Selamat, ya! Mian aku nggak datang di acara prosesi pernikahan kalian tadi pagi. Pesawatku delay.”

“Gwenchana, yang penting kan sekarang kau sudah datang!” sahut Jonghyun.

Jonghyun dan Hyeri tak henti-hentinya mengumbar kemesraan mereka disaat mereka berdua sedang mengobrol dengan Gikyoung. Mereka berdua tidak ada maksud untuk membuat hati Gikyoung panas. Hanya saja pemandangan ini kurang mengenakkna bagi Gikyoung.

“Mana Hyunri?” tanya Gikyoung, berusaha mencari jalan untuk menghindar dari mereka.

“Itu dia di... wah Jinki oppa sudah bisa menggendong Hyunri!”



Hyeri dan Jonghyun merebahkan diri mereka di atas tempat tidur. Hari ini hari yang melelahkan sekaligus membahagiakan bagi mereka. Tubuh mereka berdua terasa letih. Sehabis membersihkan diri, mereka mengenakan piyama mereka masing-masing dan merebahkan tubuh mereka.

Sudah tidak ada suara bising lagi dari luar kamar. Tiga member CNBLUE lainnya beserta Ryuna, Hanyoung menginap di rumah mereka. Hyunri merengek ingin tidur dengan Yonghwa, Jungshin dan Minhyuk.

Gikyoung sudah kembali ke Jepang dengan alasan ada urusan yang harus dia selesaikan. Itu hanya akal-akalan Gikyoung karena dia tidak mau berlama-lama di Korea.

“Jagiya?” panggil Jonghyun.

“Hmm?”

“Kau tahu tidak? Aku sangat bahagia sekarang ini.”

Jonghyun menumpukkan kedua tangannya di belakang kepalanya.

“Nado, Jonghyun! Hari ini adalah hari yang aku nanti-nantikan!”

“Jinjja?” Jonghyun menoleh ke samping kanannya.

“Ye!” juga Hyeri menoleh ke samping kirinya.

Mata mereka bertemu. Tiba-tiba saja Jonghyun bangkit dan mengunci tubuh Hyeri.

“Kalau yang ini, apa juga kau nanti-nantikan?” bisik Jonghyun.

“A...apanya?”

Jonghyun menyeringai. Perlahan dia mendekatkan wajahnya ke wajah Hyeri.

KLEK!

“APPA, EOMMA! Aku mau tidur sama appa dan eomma saja. Minhyuk oppa mencubit pipiku terus!”

Jonghyun dan Hyeri spontan menjauh begitu Hyunri masuk ke kamar mereka tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Kemudian Hyunri merayap ke atas tempat tidur mereka. Minhyuk muncul di depan pintu.

“Ehehehe, mian aku nggak bisa menjaga Hyunri!” kata Minhyuk seraya menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal. Jonghyunpun menatap Minhyuk, seolah berkata ‘awas kau!’.

“Biar Hyunri tidur di sini, oppa. Tolong tutup pintunya ya!” pinta Hyeri. Minhyukpun menutup pintu kamar Hyeri dan Jonghyun dari luar.

Hyeri menatap Jonghyun yang merasa kesal karena selalu diganggu setiap dia mau melancarkan aksinya dan Hyeri bisa menebak itu.

“Sudah lah, Jonghyun! Hmmm... kan bisa lain kali!”

Jonghyun menghela nafas panjang. Kemudian namja itu mengangkat Hyunri dan mendudukannya di atas pangkuannya.

“Kau tahu yeppo, hukuman untuk orang yang membuat appa kesal?” tanya Jonghyun pada Hyunri.

Hyunri hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.

“Hukumannya adalah... ini!”

Jonghyun menggelitik pinggang Hyunri dan sukses membuat ruangan kamar tersebut penuh dengan gelak tawa ketiga orang tersebut.

-(akhirnya) END-


Makasih banyak buat reader yang setia baca Let's Try dari awal banget hingga sekarang. Sekali lagi maaf kalo endingnya nggak memuaskan :)



13 comments:

  1. memuaskan kok..wkwkkw..akhirnya setelah authornya direngek2..nih FF jadi juga..=)

    ayoooo.....after story yahhhh..wkkwwkw.... ^^

    buat adeknya hyunri ^^

    Request Cowok..wkwkkwkwkw

    sama after story buat Gikyoung yah thor.....
    kasian amat tuh bocah..=)

    seneng akhirnya baca ceritanya...happy ending.

    Yye ^^..

    ReplyDelete
  2. Akhirnya keluarga mereka bisa bersama lagi. *terharu (?)

    Yah, Jonghyunnya ga jadi "beraksi" deh #plak

    FF yang selalu ditunggu-tunggu gak kerasa udah ending aja.

    Endingnya bagus banget.. DAEBAK lah!! b^^d

    Ditunggu ff selanjutnya. :D

    ReplyDelete
  3. ga tau mau komen apa. abis bagus bgt sih onn. iya tuh bikin after story nya dong hehehe seru tuh pasti

    ReplyDelete
  4. Ye..ye...ye... Finally.. ff fave aku terbit juga #apaanseh

    Onni lanjut lagi seri si Gi kyoung nya.. kan kasian dia ga punya cewe #pletakk

    ReplyDelete
  5. omo ~~ kerennn !!
    daebak b^^d
    ngga bisa ngebayangin kalo suatu saat nanti jonghyun oppa bilang kalo selama ini dia uda nikah.
    aaahhh ~~
    bener-bener ngga kebayang.
    btw, kasian gikyoung oppa :( ngga bisa dapetin cintanya hyeri ~
    trus si hyunri juga ~ slalu gangguin orang tua nya lagi mesramesraan *cubit pipi hyunri*

    ReplyDelete
  6. tadi aku kira pas diatas dibilang 'maaf nya kalo endingnya kurang memuaskn'bwrarti si hyeri gk jadi sama jong hyun ternyata enggak ye ye ye :D
    bahkan endingnya memuaskan bgt ko thor, ini udah lama bgt aku tunggu chapt nya jadi juga deh bacany haaa~~
    bikin after story nya dong thor ada yadong nya dikit buat adeknya hyunri #plak haha.. intinya mah aku sukaaa bgt FF ini \(^o^)/

    ReplyDelete
  7. akhir yang bahagia ..
    si minhyuk m jungshin iseng aj c sm hyungnya

    author , after story ya
    kmrn2 frustasi gr2 penasaran tp klo ending gini jd bgg . haduu *curhat*
    kasi 4 jempol buat author , daebak
    hiphip hurray \^^/akhir yang bahagia ..
    si minhyuk m jungshin iseng aj c sm hyungnya

    author , after story ya
    kmrn2 frustasi gr2 penasaran tp klo ending gini jd bgg . haduu *curhat*
    kasi 4 jempol buat author , daebak
    hiphip hurray \^^/

    ReplyDelete
  8. endingnya keren onn, inilah yg aku tunggu, part end nya, kkekeke...

    ReplyDelete
  9. Mian baru komment sekarang ..

    Suka banget ma ceritanya ..

    :)

    Sukses deh author buat aku lompat kegirangan gara-gara Jonghyun dan hyeri bersatu kembali ..

    ReplyDelete
  10. omooo...
    kereeennnnn...
    mianhe bru bca skrang..
    hehehe..
    perfect..

    ReplyDelete
  11. gikyoung !! entah kenapa jadi suka sama si gikyoung (dalam pikiranku seunghyun) #abaikan
    wow seru banget udahannya happy ending :D
    good job author

    ReplyDelete
  12. Kyaa peb maaf baru komen di sini.. abisnya susah ngomen di sini #plak hehehe ^^..
    aku iseng2 nyari ff lama kmu.. dapetnya ini.. dan.. seruuuu kyaaaa jonghyun oppaaaaaaa XD #berisik XDXD..
    daebakk peb... aku keliling lagi ya buat baca yang lain ^^

    ReplyDelete
  13. daebak daebak daebak ^^
    request sequelx donk :) :) gomawo ^^

    ReplyDelete

Cara komen (bagi yang kurang jelas):

1. Ketik komen kalian di kotak komentar.

2. Di samping 'Berikan komentar sebagai', klik Google (bagi yang menggunakan Blogspot) atau LiveJournal/Wordpress/AIM/TypePad/OpenID (bila kalian mempunyai akun disana)

3. Atau bagi yang tidak punya akun sama sekali / tidak mau ribet, klik NAME/URL (kosongkan URL bila tidak mau ditampilkan)

4. Klik 'Poskan komentar'