Tuesday, June 7, 2011

Let's Try 3: Saranghae [chapter 6]



Author: kang hyeri (@mpebriar)


Rating: PG15


Genre: romance


Length: chaptered


Cast:
  • Lee Jonghyun CNBLUE
  • Choi / Lee Hyeri [fiktif]
  • Park Gikyoung [fiktif]
  • Choi Junhee / Juniel
Other cast:
  • Lee Jinki / Onew SHINee
  • Kang Ryunna [fiktif]

Disclaimer: this' my own plot


Masalah foto, anggap aja Gikyoung itu mukanya mirip Seunghun FTI ;)
Happy reading


Gikyoung pov

Aku duduk di tepi tempat tidur Hyeri. Sudah tiga jam lebih berlalu, tapi dia belum juga membuka matanya. Dokter yang tadi kupanggil berkata kalau Hyeri baik-baik saja. Dia hanya sedikit shock dan banyak pikiran. Telapak tangannya yang terluka sudah diperban dan dalam waktu dekat lukanya akan hilang jika diberi krim luka secara rutin.

Tadi pagi, perasaanku tiba-tiba saja tidak enak dan tahu-tahu aku meraih ponselku lalu menghubungi Hyeri. aku bisa tau kalau dia sedang menangis. Tak lama setelah itu aku mendengar ponsel Hyeri terjatuh dan tidak ada suara dari Hyeri, padahal sambungan belum terputus. Spontan aku panik dan bergegas kemari –rumah Hyeri-. Sangat aneh begitu melihat pintu rumah yang terbuka. Aku menyelonong masuk dan mendapati Hyeri tergeletak di lantai dengan banyak darah di tangannya.

Apa yang sebenarnya terjadi?

Dan lagi dokter memberitahuku sesuatu yang mengejutkan. Entah harusnya aku senang atau sebaliknya. Tapi kalau hal ini membuatnya bahagia, aku juga ikut bahagia. Hatiku sakit melihat keadaannya sekarang.

AISH! Namja pabo! Aku terus menghubungi Jonghyun, tapi tidak diangkat. Ke mana dia? Aku yakin dia pasti sangat khawatir kalau tahu istrinya sedang terkapar tak berdaya begini.

DRRRRRT DRRRRRRT! Jonghyun menghubungiku.

”Yobosseyo?”

“Kenapa kau mengganggu terus?”

“Ya! Aku mau memberitahumu kalau Hyeri sakit.”

“Kalau begitu tolong jaga dia untuk sementara. Aku sedang mengurus hal yang lebih penting.”

“KAU! Istrimu... Ya! Halo? Halo? Aish, dimatikan!”

Ada apa dengan mereka? Apa mereka sedang bertengkar? Biasanya Jonghyun akan marah padaku kalau aku dekat-dekat dengannya. Dan sekarang dia malah menyuruhku untuk menjaga istrinya. Pasti sesuatu yang besar telah terjadi di antara mereka. Lihat saja tadi, dia lebih mementingkan urusannya dari pada istrinya yang sedang sakit.

Bagus lah! Ini kesempatan untukku.


Author pov


“Sudahlah, kau tidur saja dulu!”

“Aku mau ke kamar mandi.”

“Bilang dong dari tadi!”

Gikyoung hanya menatap sosok Hyeri yang berjalan gontai menuju kamar mandi. Dia merasa lega karena akhirnya Hyeri siuman.

Lima menit kemudian, Hyeri kembali merebahkan diri di tempat tidurnya. Sedikit meringis kesakitan karena luka robek di telapak tangannya.

“Gikyoung-ah! Tolong jangan beritahu Jonghyun mengenai hal itu!” pinta Hyeri.

“Wae?”

“Aku... aku belum siap! Biar aku saja yang mengatakannya. Lagipula aku ingin memastikannya dulu benar atau nggak.”

“Kalau itu maumu, ya sudah!”

Mereka berdua terdiam. Gikyoung mengedarkan pandangannya ke seisi kamar Hyeri sedangkan Hyeri berusaha menahan rasa sakit yang amat sangat di telapak tangannya. Rasa perihnya terus terasa, lebih perih saat pecahan beling itu masih digenggamannya tadi.

“Gikyoung-ah!”

“Hmm?”

“Menurutmu cinta itu apa?”

Sebelah alis Gikyoung terangkat, menatap Hyeri heran. Gikyoung termenung. “Menurutku cinta itu buta.”

“Buta?” tanya Hyeri, dia masih belum paham.

“Hmm hmm!” Gikyoung mengangguk. “Aku tau kau berusaha menghindariku, tapi aku terus mendekatimu. Aku tau kau sudah memiliki suami, tapi aku tetap menginginkanmu. Aku tau kau tidak mencintaiku, tapi aku tetap mencintaimu. Itu yang aku maksud cinta buta.”

“Dan ada lagi definisi cinta lainnya. Cinta itu... bahagia melihat orang yang kita cintai bahagia, walaupun kebahagiaannya itu bukan kita. Yah alasan klasik, sih, tapi itulah cinta.”

Hyeri tertegun dengan jawaban panjang Gikyoung. Sama sekali tidak menyangka kalau Gikyoung begitu mencintainya.

“Bahagia melihatnya bahagia?” guman Hyeri lirih.


Hyeri pov


“Bahagia melihatnya bahagia?” gumamku sepelan mungkin agar Gikyoung tidak mendengarnya.

Kalau aku mempertahankan Jonghyun, Junhee akan membeberkan pernikahan kami. Fans-nya akan pergi meninggalkannya. Dan ini pasti akan berpengaruh dengan karir CNBLUE. Aku tidak mau menghancurkan impian Jonghyun. Apalah artinya artis tanpa fans? Tamat.

Tapi aku mencintainya. Ottokhae?????

“Ya, kau melamun?” tanya Gikyoung. Suara lantangnya berhasil membuyarakan lamunanku.

“Ani! Aku hanya memikirkan ujianku. Aku rasa aku akan ikut ujian susulan atau mungkin aku harus mengulang tingkat satu. Ujianmu bagaimana?”

“Mwolla! aku nggak ikut sama sekali!” jawabnya enteng.

“Mworago?”

“Aku juga sama sekali nggak ikut ujian. Aku... berencana akan pindah dari sini.”

“Pindah?”

“Iya! Rencananya seminggu lagi aku akan pindah ke Jepang. Kemungkinan aku baru mulai kuliah di sana tahun depan, sudah terlambat untukku menjadi anak baru di sana.”

“Kenapa mendadak begini?”

“Nggak mendadak, kok. Aku sudah memikirkannya beberapa minggu ini sebenarnya.”

“Wae? Karena...” Hyeri menunjuk dirinya sendiri.

“Mungkin iya!”

Sulit untukku berbicara.


Author pov


“Mungkin iya!”

Hyeri terdiam, ada sedikit rasa bersalah yang terbesit di hatinya. Gikyoungpun tidak bisa menahan tawanya begitu melihat ekspresi Hyeri.

“Huahahahahaha! Nggak usah ditanggap serius begitu! Dari awal aku memang ingin sekali kuliah di Jepang. Tapi bukan berarti aku akan menyerah, aku masih yakin kalau aku bisa mendapatkanmu, Choi Hyeri!”

Gikyoung mengedipkan sebelah matanya dan berhasil membuat Hyeri salah tingkah. Hari ini Gikyoung sukses membuat Hyeri merasa terhipnotis dengan kata-katanya.

“Hyeri-ya, kalau aku tinggal kau sendirian di rumah, nggak apa-apa? Aku masih harus mengurus visa dan pasporku. Apa perlu aku menelpon Jonghyun untuk pulang?”

“Jangan! Jangan hubungi dia!” jawab Hyeri terburu-buru.

Gikyoung menghela nafas. Dia sama sekali tidak tau apa yang sebenarnya terjadi diantara sepasang suami istri itu. Hyeri enggan bercerita.

“Oh ya, dokter menyuruhmu segera memeriksakan diri.”

“Ara! Sudah sana pul... hoekkk, hoeeekk!”


Hyeri pov


Walaupun fisikku masih kurang sehat, siang ini juga, dua jam setelah kepergian Gikyoung, aku segera memeriksakan diriku pada seorang dokter spesialis di rumah sakit. Aku masih agak shock mendengar penjelasan dokter tadi. Antara senang dan tidak.

Ya, aku sedang hamil tiga minggu.

Senang? Jelas aku sangat senang. Aku akan memiliki anak, anakku dan Jonghyun. Namun kemudian aku kembali memikirkan kata-kata Junhee.

Apa Jonghyun akan senang jika aku memberitahunya kalau aku sedang mengandung? Aku takut dia beranggapan kalau anakku akan menjadi penghalangnya dalam berkarir.

“Lukanya tidak apa-apa kan, dok?”

Langkahku terhenti begitu mendengar suara namja yang sangat aku kenali. Kepalaku yang dari tadi terus tertunduk kini terangkat dan aku bisa melihat punggung Jonghyun di depanku. Dia sedang bicara dengan seorang dokter.

“Lukanya tidak dalam, rajin-rajinlah menggunakan obat yang ada di resep, dalam waktu seminggu atau dua minggu lukanya akan hilang.”

“Gamsahamnida!”

Jonghyun membungkuk dan membalikkan badannya. Kini mataku dan matanya bertemu.

“Untuk apa kau ke sini?”

Jonghyun marah sekali padaku. dia bicara ketus sekali.

“Aku... Jonghyun-ah, aku ingin memberitahu kalau aku...”

“Sudah lah, lebih baik kau pulang! Istirahatlah, kau sedang sakit, kan?! Beberapa hari ini mungkin aku nggak akan pulang ke rumah.”

Aku ingin menangis. Ayolah Hyeri, tahan!

“Wae? Kau marah padaku?”

“Mungkin! Aku ingin menenangkan diriku. Lagipula aku sedang sibuk, aku ikut andil dalam debut Junhee. Dan karena ulah kau ini, mungkin akan mengacaukan jadwalnya.”

“Kau lebih mementingkannya?”

“Aku hanya ingin membantu mewujudkan impiannya, impian yang sama denganku. Sudahlah, Hyeri! jangan berdebat di sini. aku nggak mau orang-orang memperhatikan kita dan keberadaanku jadi ketahuan.”

Mata Jonghyun kemudian teralih pada tangan kananku yang diperban, tapi dia bersikap seolah tidak melihatnya.

Jonghyun berjalan melewatiku. Entah sengaja atau tidak, dia menyenggolku hingga aku tersentak oleh dinding.

“Appo...!” kataku lirih. Tanganku yang terluka sempat terjepit di antara tubuhku dan dinding. Namun rasa sakitnya masih kurang terasa ketimbang Jonghyun yang mengabaikanku.



Bayang-bayang Jonghyun masih ada di pikiranku. Tatapan matanya yang tajam, tangannya yang menamparkau, tubuhnya yang menyenggolku. Aku merasa dia bukan Jonghyunku. Dan dia berubah sejak Junhee datang.

Apa yang harus aku lakukan? Aku benar-benar bingung. Aku tidak mau meninggalkan Jonghyun tapi aku juga tidak mau merusak impiannya yang dia bangun dengan susah payah.

“Chogiyo, aku pesan satu botol lagi!”


***


Author pov


Seminggu berlalu. Hidup Hyeri akhir-akhir ini agak kacau. Dia tidak datang ke kampus dan pada malam hari dia pergi ke bar untuk minum-minum. Bahkan sekarang dia sudah mulai berani mengisap rokok.

Dia sungguh muak melihat dan mendengar berita kedekatan Jonghyun dan Junhee. Pers seolah-olah menangkap ada hubungan istimewa antara mereka karena Junhee yang setiap saat menempel pada Jonghyun. Para fans pun mengakui kalau mereka adalah pasangan yang serasi.

“Pasangan serasi? Kalian nggak tau kalau Lee Jonghyun itu sudah menikah. Aku istrinya, aku!” gumam Hyeri dalam keadaan setengah sadar. Saat ini dia mabuk lagi.

Sang pelayan bar di kejauhan hanya memandang kasihan sosok Hyeri yang sudah mabuk sedari tadi. Dia tau yeoja itu sedang ada masalah, tapi pelayan itu tidak tau apa masalah itu.

Melalui ponsel miliknya, dia menghubungi seseorang.

Yobosseyo?”

“Annyeong, Gikyoung-ssi!” sapa pelayan itu.

Oh kau! Apa Hyeri di sana lagi?”

“Ne! Dia mabuk berat. Maaf kalau aku mengganggumu, tapi bisakah kau mengantarnya pulang? Aku tidak tega melihatnya.”

Kau tidak menggangguku. Aku kan memang memintamu mengabariku kalau terjadi sesuatu pada Hyeri di sana. Baiklah, aku akan ke sana sekarang. Tolong pantau dia terus ya! jangan berikan dia botol wine atau apapun lagi kalau dia minta.”

“Ye, Algaeseumnida!


Gikyoung pov


Barusan aku mendapat telepon dari si pelayan bar itu lagi. Sudah seminggu dan setiap malam dia mengabariku kalau Hyeri sedang mabuk. Aigoo, ada apa denganmu sebenarnya, Hyeri?

Berawal dari seminggu yang lalu, hari di mana Hyeri pingsan di rumahnya dengan luka di telapak tangannya. Nyaris tengah malam, aku mendapat panggilan dari nomor ponsel Hyeri. tapi ternyata yang bicara padaku bukan Hyeri melainkan seorang namja yang setelahnya ku ketahui adalah seorang pelayan bar. Dia memberitahuku kalau sang pemilik ponsel sedang mabuk berat.

Mabuk? Awalnya aku tidak percaya hingga aku melihat dengan mata kepalaku sendiri Hyeri sedang tak sadarkan diri. Kepalanya tergeletak di atas meja bersama empat botol minuman beralkohol. Aku tidak menyangka Hyeri bisa begitu.

Dan ini berlangsung selama seminggu. Bukan hanya botol-botol minuman keras, ada pula beberapa puntung rokok yang tergeletak berantakan di atas meja bar.

“Hyeri-ya, ada apa denganmu sebenarnya?” gumamku. Pandanganku masih fokus pada jalanan.

Tangan kiriku mengendalikan stir mobil sedangkan tangan kananku membelai rambut panjang Hyeri. tiba-tiba saja aku melihat tetesan air yang keluar dari matanya yang terpejam.

“Jonghyun.. jong...”

Aku benar-benar tidak tau apa yang terjadi dengan mereka berdua. Aku tanya Ryuna –yah aku sudah tau kalau dia itu adiknya Kang Minhyuk-, dia juga tidak tau. Sepertinya ada masalah juga antara Hyeri dan Ryuna, makanya aku tidak cerita keadaan Hyeri akhir-akhir ini padanya. Aku juga memintanya untuk tidak ke rumah Hyeri agar dia tidak curiga. Ryuna pernah bertanya padaku tentang keadaan Hyeri, tapi aku hanya berpura-pura tidak tahu.

Aku ingin sekali memberitahu ini pada Jonghyun tapi aku tahu kalau Hyeri tidak menginginkan itu. makanya untuk seminggu ini, tugas Jonghyun aku yang menggantikan. Entahlah ke mana namja itu sekarang, aku hanya melihatnya lalu-lalang di televisi dengan seorang yeoja pendatang baru di dunia musik. Setiap aku mengantar Hyeri pulang -selalu tengah malam-, Jonghyun tidak ada di rumah.

Aku menepikan mobilku di ujung jalan dekat rumah Hyeri sebelum aku membawa yeoja cantik ini pulang ke rumahnya. Aku sudah berjanji untuk menemui seseorang.

“Annyeonghaseyo!” sapaku pada namja yang sedang menyenderkan tubuhnya di tiang listrik.

“Kau sudah sampai Gikyoung-ssi! Lama tidak bertemu. Mana Hyeri?”

Kepalaku bergerak mengarah pada mobilku sendiri dan diapun berjalan menuju tempat Hyeri berada.

“Astaga, Hyeri! Kau benar-benar mabuk!” katanya seraya mengelus-elus rambut panjang Hyeri. dia terlihat sangat khawatir sekali.

“Aku nggak berbohong, kan?! Aku ingin sekali menjaganya, tapi besok aku sudah harus pergi ke Jepang. Aku nggak tahu harus meminta tolong pada siapa. Yang aku tau hanya kau, Jinki-ssi!”

“Gwenchana! Kau meminta tolong pada orang yang tepat! Kajja, kita antar dia ke rumahnya!”


***


Author pov


Suara di dapur berisik sekali, membuat Hyeri terbangun. Kepalanya terasa pening seperti biasanya, efek minuman alkohol semalam.

“Gikyoung-ah, kau bisa mencuci piring nggak, sih? Itu masih ada kotorannya. Aish!”

“Hehe, mian hyung! Dalam setahun saja bisa di hitung dengan jari aku ke dapur.”

“Dasar anak manja! Letakkan masakan ini ke meja makan saja, setelah itu bangunkan Hyeri. Biar nanti aku yang cuci.”

Hyeri tahu siapa si pemilik kedua suara itu. Hyeri bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan gontai ke luar kamar.

“Kau sudah bangun rupanya. Ayo kita makan, kau pasti lapar!”

“Jinki oppa? Sejak kapan kalian di sini?” tanya Hyeri dengan mata yang masih terbuka setengah.

“Semalam!” jawab Jinki dan Gikyoung serempak.

“Sudahlah, lebih baik kita makan!”

Gikyoung menarik tangan Hyeri dan menyilakannya duduk.

Hyeri diperlakukan bak seorang putri. Dan ini mengingatkannya akan sosok Jonghyun yang dulu selalu perhatian padanya.

“Gikyoung, oppa, gomawo!” seru Hyeri.

“Untuk apa?” tanya Jinki yang masih mengunyah makanannya.

“Untuk perhatian kalian!”

“Sudahlah, aku ikhlas melakukannya,” jawab Gikyoung.

“Iya! Aku akan melakukan apapun demi adikku,” kata Jinki seraya mengedipkan sebelah matanya pada Hyeri.

Hyeri merasa sangat beruntung memiliki mereka berdua, sahabat dan orang yang sudah dianggapnya sebagai kakaknya sendiri.

“Habis makan kau harus mandi!” kata Gikyoung pada Hyeri.

“Wae?”

“Kau harus mengantar kepergianku!”

“Oh ya, aku lupa!”



“Sampai jumpa, Gikyoung! Jangan nakal-nakal di Jepang!” pesan Hyeri pada Gikyoung.

“Harusnya aku yang berpesan begitu, pabo! Aku bukan kasian pada kau, tapi pada calon anakmu! Baru di dalam perut sudah di kasih minuman-minuman nggak jelas!”

Hyeri tiba-tiba saja menundukkan kepalanya.

“Mianhae, Hyeri! Aku nggak bermaksud...”

“Kau benar, Gikyoung! Akhir-akhir ini aku egois, tidak memikirkan janinku. Terima kasih kau telah perhatian padaku.”

Gikyoung hanya tersenyum seraya menepuk puncak kepala Hyeri.

“Ya! Cepat pergi sana! Kau nggak dengar pengumuman pesawatmu akan take off sebentar lagi?”

“Haha, iya! Jinki hyung, tolong jaga Hyeri ya!”

“Tanpa kau bilang pasti akan kulakukan!”

Gikyoung melambaikan tangannya kemudian lenyap dari pandangan Hyeri dan Jinki.



“Oppa, kenapa membawaku ke sini? Kita mau ngapain?”

“Aku ada jadwal MC di sini!”

“Terus? Aku harus menemanimu shooting?”

“Ani! Kau harus membereskan masalahmu dengan Jonghyun!”

“Shiro! Oppa antar aku pulang atau aku pulang sendiri?”

“Hyeri-ya! Setiap masalah itu harus diselesaikan bukan dibiarkan saja!”

Hyeri mendengus kesal. Kemudian dia keluar dari mobil Jinki dan berjalan men jauh.

Jinki pun mengejar dan berhasil menghadang jalan Hyeri.

“Oppa, minggir!”

Jinki terus menghalangi jalan Hyeri.

“Ya! Bersikap dewasalah sedikit!” bentak Jinki sehingga membuat Hyeri terdiam. Jinki menghela nafas. “Hyeri-ya, kalau masalahmu tidak segera diselesaikan, jadinya hanya akan menambah pikiranmu. Ingat janinmu, Hyeri!”

Hyeri mencerna setiap kata-kata Jinki barusan. Dia merasa ada benarnya juga. Banyak pikiran saat hamil itu tidak baik. [[eh beneran kaga ya???]]

Jinki meraih tangan Hyeri dan menariknya menuju sebuah ruangan. Terdapat sebuah kertas bertuliskan CNBLUE menempel di pintu ruangan tersebut.

“Oppa, aku belum siap!” kata Hyeri seraya menarik tangan Jinki menuju pintu keluar, tapi Jinki menahannya.

“Mau sekarang atau nanti, sama saja! Lebih cepat lebih baik!”

Jinki mengetuk pintu tersebut dan kemudian berlari menuju ruangan khusus MC acara musik yang bersangkutan yang berada tepat di samping ruangan CNBLUE, meninggalkan Hyeri sendirian.

KLEK! Pintu terbuka. Hyeri menelan ludahnya sendiri.


-tbc-


Waktu itu ada yang nanya, Choi Junhee itu real apa enggak. SHE'S REAL! Dia trainee FnC juga dan sekarang lagi di jepang. Kayak CNBLUE dulu lah. Juniel -name stage Junhee- udah debut di Jepang [cmiiw], udah ngeluarin mini album pertama 'READY GO!' Dia guitar player juga..

Author ga tau kapan dia debut di korea. mungkin menjelang akhir2 tahun ini atau taun depan. MUNGKIN!

Di foto ini ada Junhee dan Jonghyun [rambutnya jonghyun masih panjang bgt, di Jepang kayaknya, masih agak keliatan remajanya *emang sekarang apa?*] [cr: tumblr nya kang eunjin / icha ;p ]

Ini profilnya:


Name: Choi Junhee

Stage Name: Juniel

Birthday: 03/09/1993.

Height: 163cm.

Bloodtype: B

Hobby: Composing.

Record Label: FNC.


twitter | website


#lol kok jadi promosiin orang. gimana ceritanya????? komen!


9 comments:

  1. ff ini makin bikin gemaaaassss
    si junhee imuds juga yaa :)

    lanjut thorr .. jangan lama2

    ReplyDelete
  2. hmmm romatika rumah tangga .. ada ajaaaa problemnya .. sbl nglirik my jungshin eh my hubby hehehehe

    lanjuttttt

    iya juniel imuds juga

    ReplyDelete
  3. makin penasaran ama endingnya!!
    hebat thorrrr (Y)

    ReplyDelete
  4. huaaa jonghyun pengen aku jitak hahahah
    lanjuuuut onn aku penasaran

    ReplyDelete
  5. huwaaaahhh... gemes sama jonghyun,, tapi lebih gemes sama junhee... **ciyaaaaaatttt** siap2 ngeluarin jurus silat buat ngebasmi yang macem begitu... //abaikan

    huwahhh... untung masi ada jinki oppa... baik bangeetttt oppa q itu....

    endingnya jangan lama2 ya oennie... udah penasaran banget nih...

    ReplyDelete
  6. Iih..makin gemes, deh ama ni ff,, pa lagi ma si Jonghyun.... rrrrrrrrrrr

    Itu Juniel kyopta juga ya,, *smbil ngarep bg Jungshin ga naksir dia* //plakk

    ReplyDelete
  7. cast2 kaya junieel gini nih minta dibakar ,,,, emosi ah oon T__T

    ReplyDelete
  8. Ugh, makin gemes aja bacanya. Kkkk :D

    Penasaran banget nih.. Ditunggu kelanjutannya. :)

    ReplyDelete
  9. kkekekkkkeke..tor...foto junheenya gga kliatan bantet tuh *plakk..kekekkeek....

    hoh...hyerinya hamil
    aduh...semoga gga cerai..

    haduh..ga nyangka kalo frustasi si hyeri mabuk n ngrokok... O_0..

    ReplyDelete

Cara komen (bagi yang kurang jelas):

1. Ketik komen kalian di kotak komentar.

2. Di samping 'Berikan komentar sebagai', klik Google (bagi yang menggunakan Blogspot) atau LiveJournal/Wordpress/AIM/TypePad/OpenID (bila kalian mempunyai akun disana)

3. Atau bagi yang tidak punya akun sama sekali / tidak mau ribet, klik NAME/URL (kosongkan URL bila tidak mau ditampilkan)

4. Klik 'Poskan komentar'