Friday, June 24, 2011

My Little Sister’s New Friend (Chapter 5)



Author: Lee Dae Hyun (@amaryaririe)

Rating: Teenager

Genre: Friendship, Romance

Length: Chaptered

Cast:

Choi Dae Hyun (fiksi)

Lee Jong Hyun (CNBLUE)

Other cast:

Choi Dae Jun (fiksi)

Lee Jae Jin (FT Island)

Im Jin Ah/Nana (After School)

Cho Kyu Hyun (Super Junior)

Note: Chapter 1 Chapter 2 Chapter 3 Chapter 4

Mianhae ya lanjutannya lama banget. Baru bebas dari tugas dan UAS yang ribet. Kkkk :D Semoga lanjutannya gak mengecewakan ya. Selamat membaca aja dan jangan lupa komen ya ^^



Author POV

Daehyun terus menangisi kepergian Jaejin. Benturan pada dada Jaejin saat ia terjatuh dari motor membuatnya sulit bernafas dan ditambah sejak kecil Jaejin sudah memiliki asma akibat adanya penyempitan saluran pernapasan pada paru-parunya, sehingga sulit bagi Jaejin berjuang untuk melawan rasa sakit di dadanya dan untuk mencoba bernapas dengan normal.

Jinah yang menemani sahabatnya itu hingga siang terik di pemakaman, hanya bisa memeluk dan mencoba menghibur sahabatnya itu. Menurut Jinah, Daehyun masih mencintai Jaejin. Yah, setidaknya masih ada rasa, mengingat mereka belum lama putus.

Sementara itu, dibalik sebuah pohon besar, sesosok namja terus memperhatikan mereka berdua, khususnya Daehyun yang masih terisak. Namja itu hanya bisa mematung, sementara hatinya sendiri juga kacau.

“Sebenarnya ada baiknya juga, dengan begitu kesempatan bagiku untuk membuat Daehyun jatuh ke pelukanku akan sangat besar. Tapi, aisssh. Yeoja itu masih saja menangisi kepergian si Jaejin itu,” gumam namja itu pada dirinya sendiri.

**** ****

--Flashback --

“Jaejin, kau akan baik-baik saja dan kita akan kembali seperti dulu kan? Semuanya akan kembali seperti semula kan??”

Jaejin hanya tersenyum sambil membelai rambut panjang Daehyun. Lalu ia mendekatkan wajahnya pada wajah Daehyun dan menyentuh bibir Daehyun dengan bibirnya. Daehyun tidak menolak, melainkan ia membalas ciuman Jaejin. Air mata Daehyun mulai menetes lagi, Jaejin pun melepaskan ciumannya.

“Ini ciuman pertama kita,” ujar Jaejin dengan napas tersengal. Ia tersenyum lebar.

“Aneh, kita melakukannya malah di saat kita sudah putus,” Jaejin meneruskan.

Seketika itu juga suasana menjadi hening.

“Daehyun-ah, aku ingin tidur. Kau tetap-di-sini-ya,” kata Jaejin terburu-buru sambil mengatur napasnya yang sulit.

Daehyun hanya bisa mengangguk. Tak lama setelah Jaejin tertidur, ia pun ikut tertidur. Namun, ia hanya bisa tertidur sebentar saja, sesuatu telah membangunkannya.

Ia terbangun mendengar deru napas Jaejin. Ia melihat Jaejin berusaha untuk bernapas.

“Jaejin, bertahanlah. Aku akan memanggil dokter,” kata Daehyun panik.

Namun, sebelum Daehyun keluar dari ruang rawat itu, ia mendengar Jaejin menghembuskan napasnya yang terakhir.

“JAEJIIIIIIIIIIIINNN!”

--Flashback End—

Jonghyun POV

“Oppa!!”

“Annyeong, Daejun!” sapaku saat yeoja kecil itu menghampiriku di taman dan duduk di sampingku.

“Sedang apa Oppa di sini?”

“Ah, sedang duduk-duduk saja,” jawabku sambil mengelus kepalanya.

“Oh, begitu. Tapi tampaknya Oppa sedang memikirkan sesuatu? Oppa sedang ada masalah ya?”

“Ani. Tidak juga.”

“Yeojachingu?” tanyanya polos.

“Aku tidak punya yeojachingu. Jadi aku tidak ada masalah dengan itu.”

“Lantas?”

“Ah, kau ini memaksa. Sudah kubilang kan tidak ada,” jawabku terkekeh lalu mencubit pipinya.

“Oppa!” Ia pun tertawa.

“Kajja. Ayo kita main,” ajakku.

**** ****

Malamnya, Jonghyun sedang berbaring di tempat tidur karena kelelahan setelah sore tadi bermain-main dengan Daejun. Ia tersenyum mengingat serunya tadi bermain dengan Daejun. Namun, pikirannya melayang dengan kata-kata Jaejin saat ia mengantar Jaejin ke rumah sakit.

“Jonghyun, aku tau kau menyukai Daehyun. Itulah alasan kenapa aku begitu memusuhimu. Aku belum berhenti mencintai Daehyun, karena aku selalu menyayanginya. Aku merasa bersalah karena aku membohonginya bahkan berani pergi dengan yeoja lain. Setiap hari aku berusaha mendekatinya tapi ia selalu menjauhiku. Saat aku melihat dia bisa tertawa dan senang bersamamu waktu itu, aku tidak rela. Karena saat-saat itu mengingatkanku kepada kenangan saat aku dan dia masih berpacaran. Dan itu rasanya sakit. Tapi, aku ingin minta maaf padamu karena telah mengejek bahkan memukulmu. Karena apabila aku tidak punya kesempatan untuk melanjutkan hidupku, kau lah satu-satunya orang yang akan kupercaya untuk menjaga Daehyun. Jonghyun-ah, aku mohon jagai Daehyun. Aku tau kau begitu menyayanginya.”

Kata-kata Jaejin itu terus terngiang di pikiran Jonghyun sebelum akhirnya ia tertidur.

**** ****

Author POV

Daejun berlari-lari kecil menuju rumahnya. Ia baru pulang sekolah. Ia mengecek kotak surat di tepi pagar rumahnya.

Ada empat tumpukan surat rupanya. Daejun melihat-lihat amplop surat-surat tersebut.

“Hmm, tagihan kartu kredit appa, surat asuransi untuk eomma, kartu ucapan selamat ulang tahun untuk appa dari gereja, satu lagi.. untuk onnie?”

“Onnie!!!” teriak Daejun sambil berlari masuk ke dalam rumah.

“Ada apa? Pulang-pulang kok lari-lari begitu?” tanya Daehyun.

“Ini ada surat untuk onnie.”

“Surat?”

“Hmm hmm,” angguk Daejun.

Daehyun langsung membuka surat itu dan membacanya.

To: Choi Dae Hyun

Turut berduka cita ya atas kepergian mantan namjachingumu, Lee Jae Jin. Aku turut sedih mendengarnya. Aku harap kau tidak sedih lagi dan secepatnya bisa melupakannya.

Daehyun-ah, kau tidak boleh terus larut dalam kesedihan. Dia itu cuma mantanmu. Kau bisa mendapatkan yang lebih baik darinya. Contohnya aku. Sudahlah lupakan dia Daehyun. Dia sudah tiada dan dia tidak akan kembali lagi. Aku sudah cukup lama jatuh cinta padamu dan aku berharap suatu saat aku bisa mendapatkanmu.

Kalau kau ingin tau siapa aku, kau temui aku saja besok lusa. Tunggu aku jam 3 sore di jalan samping sekolahmu.

-……Hyun -

“Onnie, ada apa dengan surat itu?” tanya Daejun saat melihat ekspresi wajah Daehyun ketika membaca surat itu.

Daehyun hanya menelan ludah.

“Onnie, surat itu aneh. Soalnya ga ada nama pengirim dan alamat pengirimnya di amplop.”

“Ah, ini cuma surat dari teman Onnie saja. Dia tidak menuliskan alamatnya karena ia langsung memasukkan surat itu ke dalam kotak surat saat melewati rumah kita. Kalo soal nama pengirim, ada di dalam suratnya kok,” sangkal Daehyun.

**** ****

Di kamarnya, Daehyun masih memegang surat itu.

“Hmm, Hyun? Aku tidak hanya mengenal satu Hyun saja. Ada Kyuhyun oppa, Seunghyun, Jonghyun.. Tapi yang aku tau, Hyun yang sudah cukup lama memiliki rasa padaku hanya Kyuhyun oppa saja. Toh, dia juga pernah nekat memaksaku pergi dengannya saat aku sudah berpacaran dengan Jaejin. Jadi, tidak heran kalau dia yang mengirim.”

**** ****

“Hmm, kebetulan sekali kau ada di sini. Aku mau mentraktirmu makan.” Kyuhyun datang lalu duduk di depan Daehyun. Mereka sedang berada di kafetaria sekolah.

“Hmm, traktir? Untuk apa?”

Daehyun POV

Aneh sekali. Dia bersikap seolah tidak terjadi apa-apa. Malah ia mau mentraktirku.

“Iya. Aku mentraktirmu untuk merayakan keberhasilan kita di lomba kemarin. Kau hebat sekali, Daehyun. Kau sangat membantu sehingga kita bisa memenangkan lomba cerdas cermat itu. Makanya aku ingin mentraktirmu,” jawab Kyuhyun oppa sambil mengedipkan sebelah mata.

Aissh, genit sekali dia. Pake ngedipin mata segala.

“Hmm, Oppa. Tidak usah. Aku sudah membayarnya tadi sebelum makan. Aku duluan ya.” Aku berusaha menghindar.

“Eh, tunggu.”

Aku sedikit mempercepat langkahku lalu melirik ke jam tanganku. Lima belas menit lagi aku akan bertemu dengan pengirim surat itu. Aku menoleh ke tempat aku duduk di kantin. Kosong. Kyuhyun oppa menghilang secepat itu?

Aku segera menuju tempat yang dijanjikan oleh pengirim surat itu. Aku menunggu dengan cemas. Siapa sih sebenarnya Hyun itu? Hyun yang mana?

“Kau sudah lama menungguku ya?”

-TBC-



2 comments:

  1. Kyu oppa kok ngilang gitu aja??? jangan" kyu itu...... *hiyy ga berani lanjut*..

    Author lanjutin cepet ffnya ya ^o^

    ReplyDelete
  2. aaa itu siapa??? masa jonghyun?? ga ah ga ah..
    seunghyun lagi jangan-jangan??
    penasaran~~~
    lanjut

    ReplyDelete

Cara komen (bagi yang kurang jelas):

1. Ketik komen kalian di kotak komentar.

2. Di samping 'Berikan komentar sebagai', klik Google (bagi yang menggunakan Blogspot) atau LiveJournal/Wordpress/AIM/TypePad/OpenID (bila kalian mempunyai akun disana)

3. Atau bagi yang tidak punya akun sama sekali / tidak mau ribet, klik NAME/URL (kosongkan URL bila tidak mau ditampilkan)

4. Klik 'Poskan komentar'