Tuesday, March 15, 2011

LISTEN (Part 2)


Author: Amarya Ririe (@amaryaririe)

Rating: Teenager

Genre: Romance and Friendship

Pemeran:

- Kim Brenda (reader)

- Lee Jong Hyun (CNBLUE)

- Jang Hae Ra (fiktif)

- Kang Min Hyuk (CNBLUE)

Pemeran Pembantu:

- Lee Jung Shin (CNBLUE)

- Jung Yong Hwa (CN BLUE)

- Kim Brandon (fiktif)

- Kwon Yoo Ri (fiktif)

Note: Part 1 



“Eh?” Brenda menoleh ke belakang.

“Brenda, ayo kita lakukan yang terbaik. Selangkah lagi menuju final. Aku percaya kau bisa melakukan yang terbaik di pertandingan ini,” kata Minhyuk sambil tersenyum. Oh, ternyata Minhyuk.

“Minhyuk, kau mengagetkanku saja. Aku juga percaya kau bisa melakukan yang terbaik, Kapten,” jawab Brenda.


Oh I'm screaming out

And my dreams will be heard

They will not be pushed Aside or turned

Into your own

All 'cause you won't listen


Setelah dilakukan coin toss, tim lawan, The Rangers, mendapatkan giliran pertama untuk memukul. Brenda sebagai firstbaseman, Jungshin memposisikan dirinya di antara base 2 dan 3, Minhyuk menjadi pitcher, sementara Brandon, oppa Brenda, menjadi catcher.

Minhyuk yang jago melempar bola, berhasil mematikan tim lawan yang sudah ketiga kalinya strike hingga akhirnya tim Brave Wolves mendapatkan giliran memukul.

Minhyuk yang sudah lebih dulu melakukan home run, disusul oleh Brenda yang juga berhasil melakukan home run meskipun kakinya mencapai home plate dengan terpleset dan hampir terkena bola baseball.

Menit-menit pertandingan berlalu. Tim lawan pun tidak mau kalah. Skor yang berbeda tipis dan menit-menit yang mendekati usainya pertandingan membuat kedua tim semakin memperkuat tim mereka masing-masing.

Sepertinya sudah tidak ada kemungkinan bagi Brenda dan kawan-kawan untuk mendapat giliran memukul karena waktu sudah sangat singkat. Tetapi masing-masing anggota tim menyadari bahwa sekarang adalah waktunya mereka untuk mempertahankan 5 skor yang mereka cetak agar tidak disusul oleh tim lawan yang memiliki skor 4.

Brenda yang kini sebagai thirdbaseman, menyeka keringatnya yang mulai membasahi dahinya. Refleks, ia menoleh ke arah kursi penonton bagian kanan darinya. Brenda kaget ketika matanya menangkap sosok yang familiar untuknya. Jonghyun, tapi… kenapa ada Hae Ra sunbaenim di sampingnya? pikir Brenda.

Seketika itu juga fokus Brenda buyar. Ia bahkan tidak menyadari bahwa batter sudah memukul bola dan temannya yang ada di base 2 hendak mencapai base 3 dan ketidakfokusan Brenda bisa memberi kesempatan lawannya untuk melakukan homerun.

“Brenda!!!” teriak Jungshin dari base 1. Namun, Brenda tidak mendengar.

“Brenda!!! Tangkap bolanya! Tangkap bolanya, Brenda!” teriak Minhyuk. Kali ini Brenda tersadar dari lamunannya. Mungkin karena Minhyuk berdiri sejajar dan tidak jauh dari Brenda. Brenda langsung menangkap bola dan melemparnya pada Minhyuk. Tapi sekali lagi karena Brenda tidak lagi fokus terhadap pertandingan dan pikirannya didominasi oleh penglihatannya tadi, lemparan bolanya lemah. Untunglah, Minhyuk dengan sigap menangkap bola dan mematikan lawan yang nyaris menginjak homeplate.

“Wow, Minhyuk. Sweet hero…” pikir Brenda.

“Bagus, Minhyuk. Kita menang,” seru Jungshin sambil berlari ke luar lapangan. Tim mereka, Brave Wolves dinyatakan menang atas tim Rangers dan akan melangkah ke final yang akan diadakan bulan depan.

Minhyuk lalu terduduk ke tanah. Ia rupanya kepayahan juga seusai pertandingan yang menegangkan karena ulah Brenda.

Brenda berjalan ke arah Minhyuk dan mengulurkan tangannya.

“Maaf yah, tadi aku nyaris saja membuat tim kita kalah,” kata Brenda cemberut.

Minhyuk menyambut uluran tangan Brenda dan berdiri.

“Tidak apa-apa. Toh kita tetap menang. Tapi ngomong-ngomong, kau tadi kenapa?”

“Gwaenchana. Aku tidak apa-apa,” jawab Brenda.

“Brenda, selamat ya. Kau tadi bermain sangat hebat. Kau juga Minhyuk,” kata Jonghyun saat ia dan Hae Ra menghampiri Brenda dan Minhyuk. Hae Ra yang pura-pura setuju dengan Jonghyun, tersenyum namun tidak jelas apa arti dibalik senyumannya. Hanya kalimat itu yang muncul dari mulut Jonghyun, ia seperti baru mengenal Brenda saja.

There was someone here inside

Someone I thought had died

So long ago


“Hebat apanya? Aku hampir saja membuat timku kalah dan semua karena kau membawa Hae Ra sunbaenim itu ke sini,” kata Brenda dalam hati.

Brenda menyunggingkan senyum palsunya dan pergi. Minhyuk mengikutinya.

“Kau tidak suka ia membawa sunbaenim itu ke sini ya?’

“Ah, itu bukan urusanku,” jawab Brenda meninggalkan Minhyuk.

“Setidaknya waktu memberi selamat tadi, dia menyebut namamu lebih dulu. Tandanya ia masih memperhatikanmu bukan? Lalu, apa benar Brenda cemburu?” kata Minhyuk pada dirinya sendiri.

**

“Oppa, tunggu aku. Ayo jalan sama-sama. Ya! Kau kenapa sih?” kejar Brenda kepada oppanya, Brandon yang berjalan begitu cepat.

“Kau diam saja! Kita bicara di rumah,” bentak Brandon. Mereka akhirnya sampai di rumah.

Brandon langsung berlari menaiki tangga dan masuk ke kamarnya. Brenda mengejarnya ke atas. Baru kali ini Brandon seperti ini. Brenda pun bingung.

Melihat pintu kamar Brandon terbuka, Brenda langsung berlari masuk.

“Kau tau kalau kau hampir saja membuat tim kita kalah?? Kau tau?” marah Brandon.

“Aku tau, Oppa. Mianhae,” jawab Brenda lesu.

“Apa sih yang kamu pikirkan? Jonghyun dan gadis itu? Heh?”

“Kau melihat mereka?”

“Paboya! Bagaimana aku tidak melihat. Mereka kan ada di sana. Kau ini.”

Brenda hanya diam saja.

“Aku tau. Kau cemburu kan? Tapi pikirkan juga yang lain. Pikirkan Minhyuk dan Jungshin. Mereka juga sahabatmu. Apa kau mau membuat mereka kecewa juga seperti oppa karena melihatmu seperti tadi? Syukur kalo mereka tidak marah,” lanjut Brandon.

Brenda masih diam saja.

“Kalau begitu, biarkan saja ia pergi dengan gadis itu,” kata Brandon.

“Mwo?” Brenda tercengang.

“Dengan begitu, kau bisa berkonsentrasi latihan baseball dan belajar. Setidaknya, hanya sampai pertandingan final bulan depan. Oppa kira, jika kau berusaha membiarkan dia dengan dunianya dengan gadis itu, lama-kelamaan kau tidak akan mengalami dilemma seperti ini lagi. Kalau kata Christina Aguilera di lagunya yang What A Girl Wants nih, ‘They say if you love something, let it go. If it comes back, it’s yours’.”

“Tapi oppa….”

“Ya! Kau mau mengorbankan impian appa hanya demi orang yang tidak jelas apa dia mencintaimu atau tidak. Kau saya appa tidak? Appa harus bangga di surga sana. Bukankah kau sendiri yang ingin membanggakannya, meneruskan kecintaannya pada baseball?”

“Ne, oppa. Aku akan mencobanya,” jawab Brenda.

**

Seminggu, dua minggu, Brenda masih kuat mempertahankan diri untuk tidak mendekati Jonghyun. Tapi lama-kelamaan ia merindukan sahabatnya juga.

“Hyung, liat kan. Jonghyun hyung udah lupa sama kita. Sibuk dengan sunbaenim centil itu. Sebenarnya dia suka apa tidak?” keluh Jungshin pada Yonghwa saat mereka berdua, Minhyuk dan Brenda duduk di kantin.

“Sebenarnya dia tuh bukan suka, dia seneng aja ada sunbaenim yang ngedeketin dia. Bangga kali dia makanya ga mau sia-siain kesempatan. Ga bakat jadi player juga sih, tapi menurut dia seru juga kan kalo baru masuk udah ada yang ngedeketin. Dia bilang sih, ini untuk pertama dan terakhir kalinya dia melakukan ini. Aneh tuh anak, masih labil kali,” jawab Yonghwa sambil menyantap makanannya.

“Gila kali ya dia. Ada-ada aja. Hmm, Brenda gimana pendapatmu tentang Jonghyun hyung?” kata Jungshin.

Brenda tersadar dari lamunannya.

“Hah?”

“Tuh kan ngelamun lagi. Kenapa sih kamu akhir-akhir ini?” tanya Jungshin.

“Ga kok. Gak kenapa-kenapa,’ ujar Brenda sambil nyengir.

**

“Hyun, kok kamu jarang keliatan bareng sama Brenda?” tanya Hae Ra saat ia dan Jonghyun sedang berjalan di lorong sekolah.

(author: gimana mau barengan sama Brenda, Jonghyunnya aja kamu kuasai gitu. Itu semua gara-gara kamu tahu! #plak)

“Oh, gak tau tuh. Setiap aku telpon dia atau ngajak pergi ke mana, dia selalu sibuk. Latihan baseball melulu. Kalo gak, dia belajar. Giliran aku bilang mau belajar bareng, ada aja alasannya,” kata Jonghyun kesal.

(author: Jonghyun lagi pake lebay segala. Kayak setiap hari aja dia kayak gitu, padahal baru nyari Brenda kalo lagi ga bareng Hae Ra)

“Kayaknya dia udah lupa sama kamu deh gara-gara kesibukannya itu. Mungkin itu karena dia terlalu memikirkan untuk menang di final nanti,” kata Hae Ra sambil tersenyum licik.

“Tapi aku kenal Brenda. Dia tidak mungkin seperti itu,” sangkal Jonghyun.

“Manusia bisa saja kan berubah, meski dalam waktu singkat. Kau lihat saja kan dia sepertinya begitu cuek sama sahabatnya sendiri. Siapa tau ia menganggapmu pengganggu atau semacamnya,” ujar Hae Ra. Dalam hatinya ia merasa bahwa hanya tinggal selangkah lagi membuat Brenda jatuh.

**

Minhyuk mengetuk pintu rumah Brenda. Eomma Brenda yang membukakan pintu.

“Annyeonghaseyo, Ahjumma. Brenda ada?”

“Oh, annyeong, Minhyuk. Dia ada. Lagi belajar di ruang keluarga di atas. Naik saja.”

“Permisi, Ahjumma.”

Minhyuk menaiki tangga lalu menemukan Brenda yang sedang duduk di karpet sambil serius belajar.

“Lagi belajar atau nonton TV nih?”

“Ya! Minhyuk! Kau mengagetkanku saja,” ujar Brenda cemberut. “Aku lagi belajar sambil nonton. Soalnya Glee lagi main nih. Aku cuma mau nonton itu aja,” lanjut Brenda.

Minhyuk lalu duduk di samping Brenda dan meletakkan buku-bukunya di atas meja.

“Boleh kan ngerjain pr math bareng? Ada yang ga aku ngerti. Jungshin lagi rese nih, dia udah ngerjain tapi katanya mau maen The Sims. Masa aku ditolak mentah-mentah pas aku nelpon dia bilang mau minta ajarin,” tanya Minhyuk.

“Oh, sabar ya. Brenda ajarin deh. Tapi aku udah ngerjain sampai nomor 3. Kita kerjain sama-sama yang nomor 4 dan 5, baru ngerjain punya kamu yang 1 sampai 3, ya?” kata Brenda sambil menepuk-nepuk punggung Minhyuk.

“Ok, atur aja,” jawab Minhyuk.

Akhirnya mereka selesai mengerjakan kelima soal itu.

“Tuh kan bisa. Kok tadi bisa bilang ga ngerti?” tanya Brenda.

“Iya, aku tuh bingung sama cara yang dikasih sama songsengnim, aku coba pakai cara sendiri, dapet sih sama. Tapi kan takut salah,” jawab Minhyuk.

“Wiiih, hebat. Minhyuk bisa bikin rumus sendiri. Canggih,” seru Brenda.

“Kalo pas bener, kalo salah gimana? Haha.”

Tak lama setelah itu, Minhyuk pamit pulang. Brenda mengantarkan Minhyuk ke depan.

“Brenda, gomawo, udah bisa ngerjain pr bareng. Udah gitu aku datanya ga ngomong-ngomong dulu. Aku pulang dulu ya.”

“Iya, ah udah ga apa-apa. Kayak kita baru kenal aja,” jawab Brenda.

Tanpa sadar, Jonghyun yang rumahnya satu jalan dan tidak jauh dari rumah Brenda, sedang berjalan melewati rumah Brenda.

“Ah, itu kan Minhyuk. Abis ngapain dia di rumah Brenda? Bawa buku? Apa dia abis ngerjain pr matematika bareng ya?” tanya Jonghyun dalam hati.

**

Jonghyun membaringkan tubuhnya di atas ranjang. Dalam benaknya, ia masih memikirkan kejadian di mana ia melihat Minhyuk dan Brenda tadi.

Kenapa sih giliran Minhyuk aja boleh dateng ke rumahnya? Giliran aku? Ada aja alasannya.

Keesokan harinya,

“Aku mau bicara,” ujar Jonghyun ketus sambil menarik tangan Brenda.

“Oppa! Apa-apaan sih. Sakit tau. Pelan-pelan dong jalannya,” keluh Brenda.

Lumayan banyak murid yang melihat kejadian itu. Mereka memperhatikannya dengan terkejut. Hae Ra dan Yoo Ri pun yang sedang berjalan, menghentikan langkahnya melihat Jonghyun menarik Brenda. Hae Ra tertawa puas.

Jonghyun membawa Brenda ke sebuah balkon gedung sekolah.

“Sekarang katakan padaku. Kau ini kenapa, huh? Setiap aku bilang mau belajar bareng ataupun aku mau curhat sama kamu, selalu ada aja alasan kamu untuk bilang tidak bisa. Apa final tournament baseseball yang membuat kamu seperti ini? Iya?” bentak Jonghyun.

“Oppa, kau ini apa-apaan sih. Aku bukannya tidak mau, aku tidak bisa,” jawab Brenda.

“Tidak bisa? Kau bilang tidak bisa? Terus kenapa tadi malam Minhyuk bisa? Kenapa kau mau menerimanya datang ke rumahmu kalau kau sibuk? Karena dia teman satu tim baseballmu? Huh? Oh, jadi kau berniat melupakan aku?! Atau kau suka pada Minhyuk? Kalau kau suka padanya, berbahagialah karena dia juga menyukaimu,” marah Jonghyun.

You don't know what I'm feeling

I'm more than what

You've made of me

I followed the voice, you gave to me

But now I've gotta find my own


“Oppa! Kau ini apa-apaan sih? Kenapa jadi Minhyuk? Minhyuk tidak ada hubungannya.”

“Ada hubungannya kalau ceritanya seperti kemarin. Dia bisa datang ke rumahmu dan aku tidak. Ah, sudahlah.” Jonghyun hendak pergi.

“Oppa, dengarkan aku.”

Listen to the sound from deep within

It’s only beginning to find release


“Aku tidak mau dengar.”

Jonghyun pergi begitu saja meninggalkan Brenda yang mulai mengeluarkan air mata.

I don't know where I belong

But I'll be moving on

If you don't, if you won't


-tbc-



5 comments:

  1. eonni nggak pernah tau detil ttg olahraga baseball ... n jonghyuuuuunnn knapa gak tanggap getuuu seehhh ..

    ReplyDelete
  2. gak terlalu ngerti baseball sih, tapi ceritanya bagus....
    adudududu itu jonghyun pengen di jitak, gak peka bgt dah...
    part selanjutnya ya ...

    ReplyDelete
  3. idem deh kayak yg di atas, ga ngerti baseball juga. kasti baru ngeh (?)

    jonghyun marah, harusnya brenda yang marah.

    next part....

    ReplyDelete
  4. eonnieeee, sama kayak komen yang diatas, aku gak tau baseball hhe ._.
    sama minhyuk aja brendanya *ada yang natap tajam*
    lanjut eon ;D

    ReplyDelete
  5. @ all: haha, aku juga karena pernah ikut tim baseball jd tau tentang baseball. kalo ngga mah, bakal bingung bikin ff kayak gini. hehehe. moga aja baseballnya ga bikin pada bingung baca ffnya. gomawo yah udh comment.

    ReplyDelete

Cara komen (bagi yang kurang jelas):

1. Ketik komen kalian di kotak komentar.

2. Di samping 'Berikan komentar sebagai', klik Google (bagi yang menggunakan Blogspot) atau LiveJournal/Wordpress/AIM/TypePad/OpenID (bila kalian mempunyai akun disana)

3. Atau bagi yang tidak punya akun sama sekali / tidak mau ribet, klik NAME/URL (kosongkan URL bila tidak mau ditampilkan)

4. Klik 'Poskan komentar'