Monday, March 28, 2011

Valuable Person [chapter 3]

Author: Kang Eunjin (@icicicaaa)

Rating: G (rating turun :D)

Length: Chaptered

Genre: Friendship, family, Romance, Angst (?) --a

Cast: 

• Jung Yongeun
• Lee Jungshin CNBLUE
• Jung Yonghwa CNBLUE
• Lee Jonghyun CNBLUE
• Seo Joohyun SNSD

Other Cast: 

• Kim Eunhee (fiktif)
• Heo Chanmi co-ed
• Kang Eunjin (author numpang nama akhirnya u,u)
• Kang Minhyuk CNBLUE
• Jungshin’s appa
• Jungshin’s umma
• Lee Hongki FT ISLAND


Note: FF ini tercipta karna author pengen banget punya abang kandung == apalagi kalau abangnya perhatian+cakep /plak. Mungkin bakal banyak chap karna author pengen juga buat ff penuh rahasia eaea tapi kayaknya gagal wk. 

Mungkin pada bosen karna kelamaan, mian *bow*

Disclaimer: para artis milik yang maha kuasa, ceritanya punyaku, I don’t make money from this B)

 
- Jung Yongeun’s POV


“Eh? Yonghwa-ssi? Jadi adikmu bersekolah disini? Pantas tadi pegawai yang lain bilang kau mengambil cuti. Oh, jangan bilang adikmu ini yeoja yang dibela oleh anakku?”


Appa-nya Jungshin kenal dengan Oppa? Pegawai? Jadi dia satu kantor dengan Oppa?


- Jungshin POV –


~Flashback~


“Jungshin, surat apa ini?” Kata appa yang baru pulang dari kantornya.


“Surat pangilan” jawabku santai, walaupun sebenarnya aku takut karna tidak berhasil menyembunyikan surat itu.


“Kenapa tidak memberitahu tentang ini padaku? Ini surat panggilan orangtua kan?”


“Ne. tapi untuk apa aku beri tahu toh tidak akan ada yang bisa datang”


“Coba ceritakan kenapa kau bisa diberi surat ini” Mwo? Appa tidak biasanya begini. Secara tidak langsung dia menyuruhku mengobrol dengannya. Aku menceritakan semuanya. Berhubung appa sedang baik tidak mungkin aku malah ketus.


“Kau memang anakku yang hebat. Ya sebenarnya tidak sepenuhnya hebat, seharusnya kau lebih bijaksana mengurus masalah yeojamu itu,” aku hanya diam dan terbelalak melihat appa.


“Wae? Apa ada yang salah? kau heran ya aku berkelakuan seperti ini? Hmmm, sudah lama aku ingin seperti ini, mengobrol dengan anakku sendiri” Hah? Apa yang appa katakan barusan? Sulit dipercaya.


“Jungshin, kau tahu kan umma-mu membuatku gila. Rasanya ingin marah setiap melihat umma-mu yang tidak pernah berhenti menghakimi appa. Makanya terkadang aku jarang pulang, aku tidak sanggup melihat mukanya itu. Appa tidak pernah tahu-menahu soal wanita-wanita yang dituduhkannya, sekarang dia sedang tidak ada, makanya appa sanggup mengobrol denganmu, biasanya kan dia akan datang lalu mengungkit sesuatu yang tidak jelas”


“Tapi appa, sudah lima tahun begitu memangnya appa tidak bosan, apa tidak tertekan?”


“Jujur, aku ingin kami berpisah. Tapi aku tidak sanggup karna tiba-tiba wajah menderitanya akan muncul di hadapanku. Dia yang dari kecil sudah tidak punya orangtua. Aku tidak tega”


Aku tersenyum melihat appa, “Karna appa masih mencintai umma, appa marah karna emosi yang membuat appa seperti itu. Tapi hati appa tetap saja menyayangi umma kan?”


“Hahaha anakku sudah besar. Bodohnya aku yang sering meninggalkan kalian berdua karna perkelahian kami. Sampai-sampai itu juga yang membuat Jonghyun-ku berubah” Aku terenyuh mendengar penyesalan appa. Iya, Jonghyun yang dulu adalah Jonghyun yang baik, pintar, dan disenangi semua orang sehingga membuatku cemburu dan memusuhinya. Namun ketika appa dan umma mulai bertengkar dia menjadi brutal dan malah memusuhiku juga.


“Sudahlah. Jonghyun tidak sedang dirumah sekarang ya? Aku akan ke sekolahmu besok. Hush, pergilah tidur”


*.*.*.*


“Eh? Yonghwa-ssi? Jadi adikmu bersekolah disini? Pantas tadi pegawai yang lain bilang kau mengambil cuti. Oh, jangan bilang adikmu ini yeoja yang dibela oleh anakku?”


Eh? Appa kenal dengan oppa nya Yongeun? Yongeun juga sepertinya tidak tahu tentang ini.


“Semua wali silahkan masuk, urusan kepala sekolah sudah selesai,” ucap Kim songsaeng. Appa merangkul Yonghwa hyung dan masuk ke ruangan. Bahagianya aku, calon ipar dan appa ku akrab begitu.


“Jungshin, aku tidak tahu kalau oppaku kenal dengan appamu,”


“Aku juga tidak tahu, wah beruntung ya kita, iparku dan mertuamu sudah dekat” 


“Huu, eh, kenapa appa-mu bisa kesini? Bukannya kau dan dia…”


“Sssst, ceritanya panjang. Nanti aku ceritakan.


- Seohyun’s POV –


Aku berjalan kearah taman mengikuti Eunhee dan Chanmi setelah Kim ahjumma masuk keruangan kepala sekolah. Eunhee menangis sejadi-jadinya disampingku.


“Aku malu, aku muak, aku kesal, hiks” Tangisannya makin keras saja. Ya ampun, untung tidak banyak yang lalu-lalang disini. Dia menangis karna Kim ahjumma sudah memarahinya habis-habisan karna surat panggilan itu. Chanmi berusaha menenangkannya. Aku hanya diam. Aku merasa bersalah atas kejadian ini, akulah penyebabnya. Selain itu, pikiranku juga terfokus pada namja yang masuk ke ruangan kepala sekolah. Namja yang membenciku sejak lima tahun yang lalu. Dia pikir dengan berpenampilan seperti itu aku tidak akan mengenalnya?


*.*.*


Dia menatap nanar dan sesekali mengeluarkan airmata di depan makam itu. 


“Oppa” 


Dia tidak bergeming sambil terus menatap makam itu.


“Oppa, m m mianhae, jeongmal mianhae. Aku tidak tau kalau begini akhirnya. Aku memang babo, bahkan terlalu polos sampai-sampai aku melakukan apapun demi…” belum selesai aku berbicara tapi dia sudah memotong pembicaraanku.


“Diam!” Katanya tegas walaupun kedengaran pelan. Dia beranjak dan pergi meninggalkanku tanpa melihatku sedikitpun!


“Oppa, kalau kau masih hidup apa kau akan membeciku juga seperti Yonghwa oppa? Mianhae oppa, mungkin permintaan maafku tidak berguna lagi, tapi aku benar-benar menyesal” ucapku dengan airmata yang terus mengalir sambil mengelus makam orang yang sudah aku sakiti ini, makamnya sahabat Yong oppa, Lee Hongki.


*.*.*


“Ya! Seohyun, kau melamun. Aish~ bukannya malah menghibur Eunhee. Kau lupa kalau kau penyebab pertengkaran itu?” Suara Chanmi mengagetkanku. Dia memang selalu ketus kepadaku. Kami selalu bertiga, tapi siapa bilang hubungan kami baik? Aku adalah sahabat Eunhee sejak kecil, bahkan orangtua kami bersahabat. Ikatan itulah yang membuatku tidak lagi perduli bagaimana tingkah Eunhee, baik ataupun buruk, yang aku tahu, Eunhee sahabatku. Chanmi hanyalah teman-tiga-tahunnya Eunhee, dia berhasil membuat Eunhee berteman dengannya hanya karna kekayaan yang dia punya.


“Eunhee, sudah ya. Semuanya akan baik-baik saja! dan juga mian karna aku yang membuat semua ini” kataku sambil membelai rambutnya. Tapi tangisannya makin keras.
“Seohyun, kau lihat mereka berdua tadi? Wali mereka dipanggil tapi mereka masih bisa tersenyum. Aku iri. Mereka beruntung sekali karna tidak ada yang memarahi mereka. Coba kau lihat aku! Appa dan umma tidak pernah ada dirumah, selalu sibuk kemana-mana. Tapi sekali aku membuat masalah mereka langsung memarahiku habis-habisan. Kau juga, kenapa sih mau mendekati gadis sialan itu!”


“aku, aku hanya ingin bersikap baik padanya…” jawabku sedikit gugup.


“Seohyun, kau menutupi sesuatu dariku? Hah, jadi begini persahabatan bagimu?” 


“Eunhee, bukan begitu…”


“Seohyun, kalau kau lebih memilih Yongeun yasudah pergi saja, aku tidak menyangka Seohyun yang sudah menjadi sahabatku menjadi penghianat seperti ini…”


“Ara ara Eunhee, cukup! Aku bersikap seperti itu karna..” Aku terpaksa menceritakan semuanya. Ya, aku tau aku lemah dan polos. Tapi aku tidak sanggup jika harus berpisah dengan orang yang aku sayangi. Jadi lebih baik aku melakukan semuanya agar orang yang aku sayangi itu senang kan?


- Jung Yongeun’s POV –


Sudah setengah jam aku dan Jungshin menunggu di depan ruangan kepala sekolah. Ini benar-benar membosankan. Kami berdua dilarang berbicara karna takut akan mengganggu kegiatan belajar murid lainnya, tapi kami juga tidak diizinkan masuk ke kelas karna bisa saja kami dipanggil kepala sekolah tiba-tiba. Trio nenek sihir menghilang, sedangkan namja-namja tersesat kemarin pergi ke kantin padahal sudah berkali-kali ditegur satpam ahjussi (?)


“Ya! kalian berdua masuklah. Ada yang ingin aku bicarakan. Dimana yang lainnya?” ucap Kepala Sekolah yang mengagetkanku. Aku dan Jungshin hanya menggelenggelengkan kepala.


“Jungshin, cepat kau cari mereka!”


“Mwo? Aish~” cemberut Jungshin sambil berlalu untuk mencari mereka. Beberapa menit saja dia sudah kembali membawa trio nenek sihir dan namja-namja tersesat itu.


“Aku sudah memberitahu semuanya di hadapan wali-wali kalian ini. Kali ini aku maafkan karena kalian terbilang murid yang jarang mencari masalah dan termasuk berprestasi di sekolah. Terutama kalian berdua Yongeun dan Jungshin, untung saja oppa mu dan appa mu ini bisa diajak bekerjasama mengubah tingkah kalian! Sudah, kembali belajar sana!” aku hanya bingung melihat hal yang tidak jelas ini, mungkin karna prestasiku makanya hal ini bisa dimusyawarahkan.


“Appa, aku kembali ke kelas dulu. Mian appa sudah merepotkanmu, aku membuat malu saja,” kata Jungshin pada Lee Ahjussi sambil tersenyum, ahh indah sekali kan kalau mereka berbaikan.


“Kajja Yongeun” kata Jungshin lagi sambil menarik tanganku, aku mengikutinya, tanpa mengucapkan apapun pada oppa.


*.*.*.*


“Yongeun” aku menoleh, ternya Eunhee memanggilku sebelum aku masuk kekelasku, Jungshin sudah masuk duluan tadi. Aku tidak memperdulikan nenek sihir itu, palingan dia membahas Jungshin lagi. Tapi dia malah menarik tanganku dengan kuat.


“Ya! ada apasih kalian ini!”


“Aigo~ jangan emosi begitu Yongeun. Aku cuma mau bilang, tolong sampaikan pada oppamu supaya dia mau memaafkan Seohyun. Kau pikir Seohyun tidak capek apa harus bertingkah ramah didepanmu, kau itu tidak pantas dekat dengan seohyun…”


“Eunhee! Apa yang kau katakan? Aku kan sudah bilang ini rahasia” Seohyun memotong pembicaraan Eunhee. Oppa harus memaafkan Seohyun? Memangnya ada apa?


“Sudahlah Seohyun, aku sebagai sahabatmu tidak ingin kau memikirkan hal konyol seperti itu”


“Ya! Aku tidak mengerti apa yang kalian bicarakan, memangnya ada hubungan apa oppaku dengan bidadari palsu ini?”


“Aish~ masa’ kau tidak tahu masa lalu oppa mu sendiri? Begini ya…” jawaban Eunhee terpotong karna Yang songsaengnim tiba-tiba menegurku “Yongeun, kau itu sudah terlambat masuk malah berdiri disana, cepat masuk!” Aku menurutinya, bisa gawat kalau dia marah. Aigo~ padahal aku ingin tahu apa maksud Eunhee tadi.


*.*.*


“Oppa, kau pernah dekat dengan Seohyun ya?” aku beranikan diri bicara dengannya. Ya, sekalipun aku sedang marahan sama oppa dan aku sudah membuatnya kecewa (mungkin) karna surat panggilan itu, tapi kalau seorang Yongeun sudah penasaran, aku harus cari tahu kekeke.


“Seohyun? Siapa?” kata oppa datar.


“Oppa, kau punya suatu rahasia yang tidak aku tahu ya? loh bukannya kita saling terbuka? Ini benar-benar membuatku penasaran, apalagi ini berhubungan dengan salah satu yeoja yang tak kusukai!”


“Kita saling terbuka? Percuma kan Yongeun, sudah saling terbuka tapi tidak ada pengertian. Lebih bagus ditutupi. Tidak ada yang tahu, tidak ada masalah” jawab oppa sambil tersenyum tipis.


“Oppa! Aigo~ jangan bilang ini masalah Jungshin. Aku mau mengerti oppa, tapi jelaskan kenapa aku harus menjauhinya? Aish, sekarang kau punya dua rahasia yang tidak aku ketahui!” ucapku berusaha tetap tenang. Kulihat oppa menghebuskan udara dari mulutnya.


“Hosh, ara” Oppa menarik nafasnya, “Hyung nya Jungshin, namja yang tidak ingin aku lihat mukanya lagi. Seohyun, yeoja busuk penyebab kematian sahabatku! Kau tahu, aku tidak sepenuhnya menyalahkan Seohyun, aku punya rasa bersalah yang sangat dalam pada Hongki, nama sahabatku itu. Dia pergi dengan tersenyum, tapi aku tahu hatinya pasti sakit sekali” aku lihat oppa seperti menahan airmatanya. Astaga, adik macam apa aku ini, menguak masa lalu oppanya sampai memubuatnya menangis!


“Oppa, mianhae. Kalau kau tidak sanggup lagi, berhentilah. Aku tidak memaksamu lagi. Soal Jungshin, oke aku akan mencoba menjauhinya, yaah walaupun sulit..” sebenarnya aku sangat penasaran, tapi aku tidak sanggup melihat oppa seperti ini. Tentang Jungshin itu, ada sedikit kebohongan disana. Berbohong sedikit demi kebaikan tak apa kan?


“Gwenchana Yongeun-ah, aku kan sudah terlanjur bercerita. Aku kenal kau, kau pasti penasaran sekali kan? Haha aku cengeng sekali ya sampai membuatmu meredam penasaraanmu itu” oppa tersenyum lagi, aku hanya menatapnya. Mukanya kembali serius.


“dan setahun setelah itu, dengan cara yang aku tidak mengerti. Appanya Jungshin menipu appa kita. Appa stress, mabuk, sampai ia menghampiri ajalnya di kecelakaan itu” 

Bug..
Rasanya seperti ada orang yang memukul keras hatiku. Jadi lebih baik saling terbuka atau saling menutupi? Tertutup, tidak ada yang tahu, tidak ada masalah, tapi merasa semuanya penuh kebohongan? Tapi kalau akhir dari keterbukaan itu sesakit ini aku harus bilang apa?


“Oppa, kata eomma berbohong itu tidak baik lho” kataku datar dengan tatapan kosong. Tidak terasa airmataku jatuh lagi di depan oppa. Oppa memelukku.


“Eomma, appa, oppa, Jungshin, adalah orang-orang yang berharga untukku oppa. Terlalu sulit kalau aku mengabaikan seorang saja hiks” oppa hanya diam. Mungkin dia mengerti perasaanku, tapi dia juga tidak bisa menghilangkan rasa bencinya pada keluarga lee. Sebenenarnya masih banyak yang belum jelas, terutama tentang Seohyun. Tapi baru tadi saja sudah membuat oppa terlihat begitu menyesal sampai menangis. Lebih baik aku tahan rasa penasaran ini, biarkan saja semua rahasia ini terbongkar dengan sendirinya.


*.*.*


- Jungshin’s POV –


“Yeobo…” sapaku (seperti biasa) saat dia berjalan di depan kelasku pagi ini. Aku merangkulnya. Tapi dia melepas tanganku pelan sambil tersenyum tipis. Lalu pergi begitu saja.


“Yongeun-ah~ Gwenchanayo? Aku ada melakukan sesuatu yang salah ya padamu? Kalau begitu mianhae” aku mencoba berjalan sejajar dengannya. Dia aneh.


“Eh? Jangan merasa bersalah untuk hal yang tidak kau lakukan babo. Aku hanya mau, aku mau mengerjakan PR dikelas dulu, bye” katanya sambil tersenyum lebar dan pergi lagi menuju ke kelasnya. Aku hanya melihatnya berlalu sambil berfikir ada apa dengannya.


“ya! Jungshin, kau sudah buat PR kimia? Boleh aku lihat? Aku belum buat hehe” aku sedikit tersentak karna dikagetkan oleh Minhyuk.


“Aish~ kau itu sudah mengagetkanku tau”


“Mian hehe, ada masalah dengan Yongeun?” Minhyuk-ah, padahal aku belum berkata apa-apa tentang Yongeun. Tapi dia sudah tahu duluan.


“Aniyo, Cuma sikapnya agak aneh hari ini” 


“ hmmm, santai saja Jungshin. Dalam hubungan, masalah kecil itu sudah biasa. Misalnya aku dan Hyeri, kami sering juga bertengkar, tapi kami malah semakin lengket kan? Justru masalah-masalah itu yang membuat kami lebih mengenal satu sama lain,..” Minhyuk menceramahiku panjang lebar. Beberapa dari katanya memang benar. Hyeri adalah yeojachingnunya Minhyuk saat ini, mereka sudah berpacaran selama setahun. Memang kalau urusan asmara aku sering cerita ke Minhyuk, dia benar-benar chingu yang mengerti aku.


“Haha, pintar omong juga kau. Tapi gomawo sudah memberitahuku”


“Cheonmaneyo” kata Minhuk yang disusul oleh bel sekolah. Dia malah senyum-senyum sendiri dan menjulurkan tangannya pertanda memintaku untuk membantunya berdiri.


“Yaa Minhyuk, kenapa kau girang sekali?” tanyaku sambil menarik tangannya supaya masuk ke kelas.


“Karna aku bangga bisa menjadi penasihat cinta sahabatku sendiri hahaha”


“Oh, aku kira karna PR kimiamu sudah selesai” ucapku sambil terkekeh pelan.


“Eh, MWO? Sialan kau! Gara-gara kau aku jadi lupa kan, aigo~ sebentar lagi songsaengnim masuk. Argh, cepat kemarikan PR mu” Minhyuk menarik paksa buku PR yang ada ditanganku.


“tenang saja Minhyuk, palingan cuma disuruh lari lima keliling,” aku julurkan lidahku. Sebuah penghapus pun tepat mengenai jidatku karna lemparan Minhyuk.


“Jangan bicara macam-macam lagi!” ancamnya. Aku hanya bisa tertawa. Bukan cuma masalah cinta. Persahabatan pun rasanya akan hambar kalau tidak ada perkelahian kecil seperti ini.


- Yongeun’s POV –


Sejujurnya aku tidak tega melihat Jungshin yang merasa bersalah seperti tadi. Tapi aku harus bisa menjauhinya, walaupun secara bertahap. Mungkin aku akan dicap sebagai anak durhaka karna mempunyai namjachingu yang merupakan anak dari pembunuh appaku sendiri! Kutarik nafasku berkali-kali, kau yeoja yang kuat Yongeun!


“Yongeun ahhh, annyeong” Eunjin menyapaku dengan riangnya. Sepertinya ada hal meyenangkan yang sedang dialaminya.


“Kau kelihatan senang sekali Eunjin. Ada apa? Cerita padakuuu”


“Kemarin saat aku pulang sekolah, aku hampir ditabrak mobil! Tapi beruntungnya, ada seorang namja yang menyelamatkanku. Matanya, senyumnya, aaaah untung saja aku tidak pingsan lagi waktu itu hahaha” terang Eunjin sambil berbunga-bunga. Sahabatku yang satu ini memang benar-benar labil. (author: tau aja sih yongeun :p)


“Kau jatuh cinta lagi? Ckck Eunjin, tidak bisakah kau punya satu target saja?! eh, ya ampun bagaimana dengan Minho? Jangan bilang…” kataku sambil menunjuknya, Eunjin langsung nyengir mendengar pertanyaanku.


“Ne, sudah putus hehe, habis dia sibuk sekali. Lalu kau tahu kan, fansnya itu sangat banyak, aku jadi bosaan. Dan soal namja yang waktu itu, aku rasa kali ini tidak seperti biasanya, sepertinya benar-benar jatuh cinta omonaaa~” 


“Eunjin, kau belum seminggu loh berhubungan dengan Minho. Tapi yasudahlah, aku mendukungmu selalu. Eh, ngomong-ngomong nama namja itu siapa?” tanyaku. Ceritanya Eunjin yang seru memang sering membuatku melupakan masalah-masalahku.


“Itu dia masalahnya, aku tidak sempat menanyakannya. Dia keburu pergi bahkan sebelum aku bilang terimakasih” jawab Eunjin sambil mengerucutkan bibirnya.


“Kalau jodoh, kalian pasti ketemu lagi kok Eunjin” Eunjin mengembangkan senyumnya, “tapi, kalau jodoh sih, kalau tidak ya tidak akan ketemu lagi hahaha” seketika itu juga Eunjin langsung menoyor kepalaku. Sayangnya, candaan kami harus berhenti karna park songsaengnim masuk ke kelas.


*.*.*


“Yeobo, hari ini aku tidak ada latihan. Aku bisa pulang bersama denganmu” kata Jungshin mantap sambil tersenyum. Senyum yang sering membuatku meleleh itu. Aigo Yongeun, lupakan dia! Lupakan dia!


“Hmmm aku mau pulang denganmu, tapi sayangnya…” kata-kataku terhenti karna aku memang tidak tahu mau berbohong seperti apa.


Tiiiit.


Suara klakson motornya oppa! Terimakasih Tuhan, dia benar-benar malaikatku.


“Kau lihat itu Jungshin. Apa kau tidak tega, dia sudah menjemputku kemari tapi aku malah tidak pulang bersamanya. Kasihan kan”


“Hosh, yasudahlah. Hati-hati dijalan ya” seru Jungshin sambil melambai. Benar-benar namja yang pengertian, sayang sekali kau tumbuh di keluarga yang bejat seperti itu. Aku pun naik motor oppa dan tersenyum tipis kearahnya.


*.*.*


Di tengah jalan tiba-tiba oppa menghentikan motornya. Ada pesan masuk katanya.


From: Bos (gak tau mau kasih nama apa –“)


Yonghwa, mau datang kerumahku untuk makan malam? Sekalian ajak adikmu itu, aku ingin lebih dekat dengannya karna dia yeojanya anakku. 


Astaga, masalah lagi (==)


*.*.*


Ting tong


Oppa menekan bel rumah mewah ini. Ya, rumah ini rumahnya Bossnya oppa, artinya rumahnya Jungshin juga. Sebenarnya oppa mau memberikan alasan palsu supaya tidak dapat menghadiri undangan makan malam ini. Tapi Bossnya itu terus memaksa. Apa boleh buat, tidak mungkin dia melawan pemimpinnya sendiri.


“Yonghwa…” sambut Lee Ahjussi setelah membuka pintu rumahnya. Panggilannya saja tidak memakai –ssi lagi. Berarti dia sudah merasa akrab dengan oppa. Kira-kira apa ya yang difikirkan oppa? Melihat orang yang sangat ia benci malah bersikap begini terhadapnya.


Kami dipersilahkan masuk ke rumahnya. Rumahnya sangat besar –seperti rumahku dulu- yang justru membuatku bertanya “Ini hasil penipuannya terhadap Appa?”. Ada beberapa foto mereka sekeluarga. Sepertinya waktu Jungshin masih kecil sekali. Terlihat bahagia. Aku melihat sekilas ke oppa, dia tampak sedikit muak. Hingga sampailah kami ke meja makan yang diatasnya sudah disediakan beragam makanan lezat.


“Silahkan duduk Yonghwa, sebentar lagi Jungshin akan turun dari kamarnya” 


“Jungshin saja? dimana Mrs. Lee dan anakmu yang satu lagi Boss?” tanya oppa dengan santai, padahal aku tahu sekali dia tidak mau melihat Jonghyun. Satu-satunya yang dia takutkan. 


“Istriku sedang pergi mengunjungi Eonni-nya di Ilsan. Anakku yang satu lagi mungkin masih bermain dengan temannya. Biasalah anak muda” kata Lee ahjussi sambil terkekeh pelan. Oppa manggut-manggut, pasti dia bersyukur sekali. 


“MWO? Aku tidak salah lihat kan? Sudah lama tidak bertemu denganmu ya, teman lamaku, Jung Yonghwa!!” kami agak terkejut mendengar suara seseorang yang tiba-tiba lewat di dekat kami. Sepertinya dia dari luar rumah tapi tidak memberi salam saat masuk. Benar-benar menyebalkan. Kulihat oppa mengepalkan tangannya geram. Oppa memang tidak beruntung hari ini. wajah itu muncul, wajah Lee Jonghyun oppa.


-TBC-



5 comments:

  1. YongHwa .. jadi oppa yang capek nih kayaknya .. hikkss tertekan batin mulu *tabahkan dan kuatkan hatimu* .. :)

    JungShin .. aiigoo disini kau jadi cowok coooll dah .. *eon semakin demen dech*

    JongHyun .. khas badboy .. :

    Minhyuk ? where are you ... *celingak celinguk* ehh emang gak dapet plot dink dia hi hi hi

    di tunguin lanjutannyaaaaa ... psst jangan lama2

    ReplyDelete
  2. Makin penasaran sama part selanjutnya..

    Lanjuuutkaaan!! *gak nyante

    ReplyDelete
  3. kisah masa lalu banyak yang terkuak, wow ga nyangka aja jadi makin rumit.
    miris tau jonghyun dulu anak baik2, keegoisan orang tua bikin semua jadi kacau *halah bahasanya*
    bagus (><) suka sama jalan ceritanya.

    next chapt :)

    ReplyDelete
  4. kyaaaa.... makin penasaran ama masalahnya ini...
    -.-

    tapi kayaknya lamaaaa,, banyak pisan konfliknya... lanjutkan oennie... aku menunggu... ehhehehe...

    **berdoa:semoga happy ending ^.^

    ReplyDelete
  5. @ kanti eonni *jiaah lupa, kita belum kenalan resmi loh eon xDD* iya eon diusahain secepatnya ._. gomawo eon udah dibaca kekeke

    @ riri eonni, mpeb eonni, yahaha gomawo udah baca *bow* bakal diusahain cepet ^^b

    @ princess gak, mereka bakal mati semua *pengaruh ff thriller* candaa xp gomawo udah baca^-^

    ReplyDelete

Cara komen (bagi yang kurang jelas):

1. Ketik komen kalian di kotak komentar.

2. Di samping 'Berikan komentar sebagai', klik Google (bagi yang menggunakan Blogspot) atau LiveJournal/Wordpress/AIM/TypePad/OpenID (bila kalian mempunyai akun disana)

3. Atau bagi yang tidak punya akun sama sekali / tidak mau ribet, klik NAME/URL (kosongkan URL bila tidak mau ditampilkan)

4. Klik 'Poskan komentar'