Saturday, March 26, 2011

(SongFic) Disappear

Author: happyhanna @sarahhannamoran

Rating: General (oneshoot)

Genre: ada aja dah

Cast: Lee Jong Hyun (CNBLUE)
         Sohee (Wondergirl)

Note: jujur saya dapet inspirasi buat songfic karena baca beberapa songfic, jadi deh mau bikin songfic juga. tapi tenang, jalan cerita itu sali buatan saya. mungkin ffnya bakal terkesan buru-buru, karena memang dibuatnya buru-buru haha. tapi hasilnya memuaskan kok *menurut saya lo ya* nah buat yang gampang nangis silahkan siapkan dulu tissuenya ya heheheh. ok selamat baca dan komen2 ya ^^ oh ya lagu disappear ini adalah lagunya Beyonce....menurut author sih artinya dalem hehe.


***

Namaku sohee, aku adalah perawat di yeongdoo hospital, aku bekerja disini baru sekitar 1 tahun. Tugasku disini merawat para pasien yang sedang dirawat dirumah sakit, aku sudah merawat banyak pasien, mulai dari yang masih anak-anak, sudah dewasa hingga yang sudah tua, dan aku sudah melihat banyak kesembuhan dan kematian disini. Sudah banyak cerita tenteng pasien yang aku tau kecuali satu pasien ini, justru ia yang membuat cerita baruku sebagai perawat.

  Hari ini aku berjaga diruang gawat darurat, tepat pukul 21:00 sirene ambulan terdengar berhenti tepat didepan ruang gawat darurat, beberapa teman sesama perawatku sibuk menyiapkan tempat tidur dorong untuk membawa pasien itu keruang pemeriksaan untuk di tangani secepatnya.
  “sohee, tolong bantu aku didalam” kata seorang dokter jaga, memintaku bersamanya masuk keruang pemeriksaan.
  “ne” kataku dengan cekatan membawa alat tensi dan beberapa peralatan yang mungkin akan dibutuhkan.
  Ternyata seorang namja muda yang harus kami tangani, darah segar mengalir dari kening dan hidungnya, sepertinya ia tidak sadar. Wajahnya pucat dan kaos biru mudanya sudah penuh dengan darah.
  “ia mengalami kecelakaan didaerah myeondong, motor yang dikendarainya menabrak pembatas jalan dan ia terlempar sejauh 15 meter dan langsung tidak sadarkan diri. Namanya Lee Jonghyun  , berusia 20 tahun, kami sudah menghubungi kluarganya dan sedang dalam perjalanan kemari” lapor seorang perawat lain. Sedangkan dokter mendengarkan sambil memeriksa namja ini.
  “siapkan ruang ICU, namja ini koma ada gumpalan darah diotaknya karena benturan yang terlalu keras pada kepalanya, kita harus cepat menanganinya” perintah dokter cepat. Lalu aku dan beberapa perawat yang lain bergegas menyiapkan ruang ICU.
***
If I beg and if I cry would it change the sky tonight?
Will it give me sunlight?
Should I wait for you to call? Is there any hope at all?


  Jujur saja, aku menyesal menjadi seorang perawat. Bahkan kadang aku mengutuk keputusanku dulu untuk masuk sekolah perawat. Aku paling benci melihat orang lain menderita, dan aku tahu semua orang yang dirawat dirumah sakit ini pasti menderita.  Tapi apa boleh buat aku toh sudah terlanjur menjadi perawat di rumah sakit ini, mungkin dengan aku jadi perawat aku bisa mengurangi penderitaan pasien disini.
  “sohee, aku tugaskan kau yang memantau secara berkala pasien bernama Lee Jonghyun  itu. Kau tau kan apa saja yang harus dilakukan pada pasein yang sedang koma”
  “ya saya mengerti dokter” kataku lalu menyiapkan beberapa obat dan infuse dan aku berjalan menuju ruangan namja bernama jonghyun  itu.
  Sekarang keadaannya terlihat lebih baik, walaupun ia masih belum sadar. Setidaknya darah diwajahnya sudah dibersihkan dan pakaiannya pun sudah diganti dengan pakaian rumah sakit.
  Inilah saat-saat yang paling aku sesali sebagai seorang perawat, aku tidak bisa membantu pasien yang masih belum sadar, karena ia tidak bisa mengatakan apa yang ia rasakan dan aku tidak bisa membantunya memberi semangat untuk berjuang melawan sakitnya. Kadang aku ingin menangis melihat penderitaan pasien-pasien disini, seandainya mereka bisa memilih, pasti mereka tidak akan pernah memilih untuk ada ditempat ini, tapi sekali lagi aku toh tidak bisa berbuat apa-apa.
  Akupun sadar dari lamunanku dan menatap kantong infuse ditanganku dan akupun segera mengganti kantong infuse jonghyun yang sudah hampir habis dengan yang baru dengan sangat pelan dan hati-hati.

***
  Sudah satu minggu tapi jonghyun belum sadar juga. Kata dokter yang merawatnya benturan dikepalanya sangat parah ia harus dioperasi tapi keadaannya belum memungkinkan untuk dioperasi, terpaksa harus menunggu keadaannya membaik, tapi tanda-tanda ia akan segera membaik belum datang juga.
  “permisi nyonya” sapaku sambil membuak sedikit pintu ruang ICU
  “ah suster kau mau merawat anakku ya? Silahkan silahkan, saya akan keluar sebentar” kata ibunya jonghyun yang hampir setiap hari datang dan menunggui anaknya ini. Matanya sembab, pasti habis menangis lagi, aku menghela nafas panjang , ya memang mana ada ibu yang tega melihat anaknya dalam keadaan seperti ini.
  Setelah nyonya itu keluar akupun berjalan mendekati ranjang jonghyun dan mulai menyiapkan air hangat untuk membasuh tubuhnya. Aku memeras handuk kecil dengan air hangat dan mulai mengusapkannya pelan pada wajah jonghyun yang masih tampak pucat, lalu aku mulai mengusapkan handuk itu lebih pelan pada keningnya yang masih dibalut perban. Tanpa aku sadari aku memerhatikan wajahnya tenangnya, selama 1 minggu ini aku melakukan hal sama pada jonghyun, mambasuh wajahnya tapi baru hari ini aku sadar ia sangat tampan walapun masih dalam komannya. Akupun meletakan handuk itu dan jemariku menyusuri pipinya pelan menyentuhnya dengan sangat hati-hati. Akupun tersenyum dan aku merasa  ada yang berbeda dengan diriku saat melihat wajahnya yang begitu tenang dihadapanku.
  Lalu aku memeras handuk dengan ar hangat lagi dan mulai mengusapkannya pelan pada kedua tangan jonghyun. Setelah selesai akupun merapikan tempat tidurnya dan membenarkan posisi bantalnya agar ia merasa lebih nyaman, saat aku mengangkat kepalanya dengan sangat hati-hati wajahku dan wajahnya pun hanya berjarak beberapa centi dan rasa aneh itu kembali muncul.


  Sesudah itu aku mengganti infuse ditangan kanannya, setelah infuse terpasang dengan benar ditangannya akupun memperhatikan jemari-jemari jonghyun dan aku menautkan jemariku dengan jemarinya dan rasanya sangat nyaman menggengam tangannya.
  “cepatlah sadar, aku ingin melihat dirimu yang sebenarnya. Aku tahu sakitmu ini cukup parah, bahkan beberapa kasus sepertimu berakhir dengan menyedihkan. Tapi tidak ada salahnya kan aku mengharapkan sebuah keajaiban kau bisa sadar. Pasti ada harapan untuk itu, cepat sadar ya supaya aku bisa semakin semangat merawatmu disini” kataku, walaupun jonghyun hanya diam, tapi aku percaya bahwa orang yang sedang koma sebenarnya bisa mendengar dan merasakan sesuatu hanya saja mereka tidak mampu membuka mata dan mengatakan sesuatu, dan tanpa perintah dari otak aku mencium tangan jonghyun yang masih aku genggam. setelah semua tugasku aku selesaikan akupun keluar dari ruang ICU dan berjalan menuju ruanganku, tapi rasa aneh itu masih aku rasakan
  “apa aku gila aku jatuh cinta pada pasienku sendiri? Dan parahnya lagi ia sedang koma, tidak sadar dan aku tidak tahu apa-apa tentangnya. Apa aku jatuh cinta pada pasien bernama jonghyun itu?”
***
 
And then I lie all by myself, I see your face, I hear your voice
My heart stays faithful
And time has come and time has passed, if it's good, it's got to last
It feels so right

  “selamat pagi….” Kataku sambil memasuki ruangan yang hampir 1 bulan ini ia tempati. Aku berjalan menuju meja kecil disamping tempat tidurnya dan meletakan rangkaian bunga yang masih segar.
  “apa kabar? Pasti baik-baik saja” kataku bicara sendiri karena jonghyun belum sadar juga sampai saat ini. Aku menarik tirai kamar rawatnya dan sinar matahari langsung menyusup masuk kedalam ruangan. Dari jendela ini bisa langsung melihat taman rumah sakit yang sangat hijau dan tertata rapi, udara  pagi ini sangat cerah. Sehingga banyak pasien yang berjalan santai ataupun hanya duduk-duduk ditaman rumah sakit.
  “cepatlah sadar, nanti aku akan mengajakmu jalan-jalan ditaman seperti pasien lainnya. Pasti akan sangat menyenangkan” kataku lagi benar-benar seperti orang gila bicara pada seseorang  yang sedang koma. Aku diam sebentar, mungkin ia akan menjawab, tapi tidak ada jawaban.
  Aku berjalan mendekatinya, wajahnya terlihat sangat sempurna ketika sinar matahari menerpa kulit mulusnya. Ragu-ragu tanganku bergerak dan mulai menelusuri  tiap centi kulit wajahnya.
  “kau pasienku yang paling berbeda, hanya dengan diam kau bisa membuatku menyukaimu, bagaimana kalau kau sadar?” kataku lagi. Aku mengatakan semuanya seolah-olah ia bisa mendengarnya dan ia akan menjawabnya, tapi nyatanya ia tetap diam.
  Sesaat ruangan ini begitu sunyi, hanya terdengar suara monitor yang mendeteksi denyut nadinya. Tanganku masih menyusuri wajah pucatnya.
  “apa aku bodoh ya? Menganggapnya sudah sadar, menceritakan semua hal padanya padahal aku sendiri tidak tahu kapan ia sadar. Aku tahu aku membohongi diriku sendiri seolah-olah ia sudah sadar dan bisa menjawab semua pertanyaanku. Aku membohongi diriku sendiri seolah-olah aku bisa mendengar suaranya, aku bisa mengajaknya bicara…apa karena rasa …rasa sayang ini?” tanyaku dalam hati, tapi kali ini bukan hanya jonghyun yang diam, bahkan hatiku sendiri juga diam.
  “jonghyun…aku janji kalau kau sadar aku akan mengajakmu jalan-jalan keliling taman rumah sakit membelikanmu makanan enak, lalu kalau kau sudah boleh keluar dari rumah sakit kita jalan-jalan bersama okay…. Aku yakin kau pasti sadar…aku yakin. Cepatlah sadar” kataku sambil mengenggam tangannya dan aku mengecup keningnya lembut.
***
  Hari demi hari berlanjut tidak ada tanda-anda jonghyun akan segera sadar. Memang dokter bilang keadaannya membaik tapi entah kenapa ia belum juga sadar. Kalau begini caranya bagaimana operasi bisa dilaksanakan? Bagaimana ia bisa sembuh total.
  Aku menunggu dan selama itu juga aku terus mengurusinya sebagai seorang perawat. Setiap hari aku menyapanya dan mengajaknya bicara kadang aku sedikit bercanda walaupun pada akhirnya hanya suara tawaku saja yang terdengar. Sampai suatu hari….

I missed all the signs one at a time
You were ready
What did I know starting our lives
 
My love I'm ready to shine

  “suster sohee….suster sohee…bisa ikut aku segera..” panggil dokter akupun bergegas keruangannya.
  “ne?”
  “ikut aku ke ruang 127 tempat pasien bernama lee jonghyun” kata dokter itu sambil bergegas berdiri dari kursinya.
  “ne, ada apa dokter?” tanyaku penasaran bercampur takut.
  “ia sudah sadar” kata-kata dokter t adi membuat aku sangat senang.
  “ia sadar…akhirnya ia sadar…” teriakku dalam hati…akupun setengah berlari mengikuti dokter yang sudah terlebih dahulu berjalan. Aku meletakan telapak tanganku didadaku saat akan masuk kedalam ruangannya. Akhirnya saat-saat yang aku tunggu datang juga. Akupun melangkahkan kaki ku mantap.
  Namja itu sedang bersandar pada tempat tidurnya dengan posisi duduk.  matanya tepat melihat pada mataku saat aku berjalan mendekat.
  “bagaimana keadaanmu? Apa yang kau rasakan?” Tanya dokter sambil memasang stethoscope nya
  “entahlah, rasanya badanku sakit dan pusing” aku tersenyum, akhirnya aku bisa mendengar suaranya.
  “suster sohee…suster sohee..” suara dokter mengalihkan pandanganku dari wajah jonghyun.
  “ye dokter?”
  “tolong tensi tekanan darahnya” kata dokter , aku langsung menyiapkan alat tensi dan melilitkan kain di tangannya. Aku menyentuh tangannya, rasanya jauh lebih hangat daripada saat terakhir aku menggengam tanganya.
  “suster sohee…” panggilnya
  “y..ye..?” tanyaku gugup
  “ani~ aku hanya membaca nametag mu” katanya sambil tersenyum, dan rasanya aku ingin menangis karena akhirnya aku bisa melihat senyumannya.
  “ah tekanan darahmu stabil. Kau merasa pusing ya?” tanyaku basa-basi
  “ne, kepalaku rasanya berat sekali…” katanya sambil memegang kepalanya yang masih dibalut perban
  “kalau begitu tidurlah, istirahat jangan terlalu banyak bergerak” kataku sambil merapikan alat tensi dan meninggalkannya dengan hati yang sangat senang.
***
  “selamat pagi…” sapaku. Kali ini ada senyuman yang menyambutku
  “selamat pagi suster sohee…” ah suara itu membuatku sangat bersemangat pagi ini. Akupun mengganti rangkaian bunga diruangannya dengan rangkaian bunga yang baru dan segar.
  “sudah sarapan?” Tanya ku.
  “sudah” katanya lagi.
  “baiklah…oh ya nanti sore kau dijadwalkan operasi. Kau sudah tahu?” tanyaku . ia menganguk
  “iya, dokter sudah bilang padaku” katanya.
  “hmm suster, aku ingin bertanya”
  “hmm…?? Tanya apa?”
  “berapa lama aku koma dan tidak sadar…??” tanyanya
  “sekitar 1 bulan, kenapa?”
  “1 bulan? Lama juga…tapi kenapa aku merasa aku baru saja koma, rasanya tidak sampai 1 bulan” katanya
  “apa mungkin karena selama 1 bulan ini ada yang menemaniku, jadi rasanya tidak terlalu lama?”
  “menemanimu?” tanyaku tidak mengerti
  “ia, rasanya selama aku koma ada seseorang yang selalu menyapaku dan mengajakku bicara…tapi aku tidak mengenal suara itu, aku ingin menjawabnya tapi aku tidak punya tenaga” ceritanya
  “mungkin itu omma atau appamu”
  “bukan, aku tidak pernah mendengar suara wanita ini sebelumnya…”
  “mungkinkah yang ia maksud itu aku?” pikirku dalam hati.
  “ah sudahlah tidak usah dipikirkan, yang penting sekarang kau istirahat karena nanti sore kau akan dioperasi” kataku.
  “baiklah, aku akan meninggalkanmu untuk istirahat ya. Oh ya jangan lupa obatmu diminum” lalu aku beranjak dari sisi tempat tidurnya. Tapi tangannya mengenggam tanganku dan menahan aku untuk pergi.
  “aku takut…aku takut dioperasi….” Katanya, matanya meyorotkan rasa ketakutannya
  “aku tahu banyak orang yang mengalami sakit seperti aku tidak bisa melewati operasi ini dengan baik….aku takut…” katanya lagi, aku sungguh tidak tega melihatnya begini.
  “kau akan baik-baik saja…aku yakin…”
  “semua suster dan dokter pasti akan bilang seperti itu” katanya lagi. Reflek tubuhku memeluknya, dan ia membenamkan wajahnya dibahuku.
  “semua akan baik-baik saja…yakin kau pasti akan melewati operasi ini dengan baik, aku bilang ini bukan sebagai suster tapi sebagai teman barumu…bagaimana? Aku akan ada diruang operasi juga dan akan menyemangatimu…kau tenang saja” aku melihat senyumnya mengembang. Dan akupun tersenyum.
  “iya, aku yakin” katanya
  “terima kasih” kataku mempererat pelukanku. “saranghaeyo” kataku dalam hati.

  Senang rasanya aku bisa melihatnya jauh lebih baik sekarang. Sebentar lagi ia akan sembuh dan aku berharap kami berdua bisa menjadi apa yang aku bayangkan selama ini. Senyum terus mengembang di wajahku. “jonghyunie~ kau pasti bisa” kataku menyemangatinya.

***
When I think about it I know that I was never held or even cared
The more I think about it the less that I was able to share with you
I try to reach for you, I can almost feel you


  Operasi sudah berjalan sekitar 30 menit. Sejauh ini kondisi jonghyun masih stabil, dokter terlihat sangat konsentrasi. Ku berdiri disamping meja operasi sambil terus memantau keadaan jonghyun, dan juga memberikan alat-alat yang dibutuhkan dokter.
  Untuk beberapa saat dokter tidak membutuhkan apa-apa kecuali pisau operasinya. Akupun terus memantau denyut jantung dan nafas jonghyun. Tanganku pun mengenggam tangan jonghyun untuk memberinya semangat. Walaupun ia dibawah pengaruh obat bius tapi aku yakin ia bisa merasakan semangat yang aku berikan.
  “kau bisa…kau pasti bisa sembuh…” kataku dalam hati. 15 menit berlalu dengan lancar sampai tiba-tiba alat pengukur detak jantungnya bergerak semakin cepat dan cepat tidak teratur, wajah seluruh orang yang ada di runagn operasi langsung berubah panic, tidak terkecuali aku. Nafas jonghyun tidak beraturan ia sesak nafas.
  “oksigen” perintah dokter, dengan sigap aku memasang selang oksigen. Tapi tidak membantu
  “periksa tekanan darahnya” kata dokter lagi, lalu salah seorang teman perawatku memasang alat pendeteksi tekanan darah
  “tekanan darahnya semakin turun dok, dan jantungnya semakin lemah..”
  “ya Tuhan dia kenapa….tolong dia…jonghyun teruslah berjuang, sebentar lagi kau sembuh….ayo aku mohon bertahanlah..” aku hampir menangis
  Piiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiip piiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiip
  Suara itu nyaring terdengar seiring garis lurus yang terus melintas di monitor pendeteksi detak jantung dan aku hanya diam mematung dengan segala kepanikan di otakku.
  “alat pemacu jantung….” Dokter terus menekankan alat pemacu jantung didada jonghyun, ia berlonjak. 1 detik… 2 detik…3 detik tidak ada perubahan
  “ayolah…..kau bisa…aku yakin…..” dan tiba-tiba monitor bisa mendeteksi lagi detak jantungnya. Semua yang ada diruangan ini menghela nafas panjang, akupun begitu dan aku segera mengelap air mataku sebelum ada yang tau aku menangis. Tapi ini belum selesai kami harus segera menyelesaikan operasi ini.

***
  Sejak operasi yang melelahkan itu ia belum juga sadar. Dokter bilang ia kembali koma, kali ini karena gagal pernafasan. Dokter terus memantau perkembangannya.
  “sohee…kenapa kau lesu sekali?” Tanya yubin teman sesama perawat
  “ani”
  “apa karena pasien bernama jonghyun itu? Kasian ia harus koma lagi, padahal kemarin operasinya hampir sukses” katanya. Aku hanya mengangguk lesu.
  “tapi yang aku tahu kalau seseorang sudah mengalami gagal pernafasan, hidupnya tidak akan lama lagi” katanya
  “sttt…kau ini jangan bilang sesuatu yang buruk tentang pasien. Omonganmu adalah doa” tegur sunye.
  “iya mian…tapi inilah tidak enaknya jadi kita harus melihat penderitaan orang lain. Walaupun mereka bukan saudara kita tapi rasanya sangat menyedihkan”
  “ya sangat menyedihkan harus melihat orang yang kita cintai begitu menderita. Orang yang kita cintai? Ya aku merasa jonghyun bukan lagi pasienku tapi seseorang yang aku cintai. Ya aku jatuh cinta pada pasienku sendiri” kataku dalam hati.
***
  Aku membelai keningnya, bekas operasinya sudah mulai samar. Nafasnya terlihat sangat berat, tanpa aku sadari aku meneteskan air mata.
  “aku tahu kau sedang berjuang…tapi maaf aku tidak membantumu, aku tidak tahu apa yang bisa aku lakukan selain merawatmu. Apa kau masih bisa bertahan lebih lama lagi? Apa aku bisa menahanmu terus disini? Atau aku harus membiarakan mu pergi?”
  “jonghyun…aku sangat senang kemarin kau sudah sadar, aku sangat senang bisa melihat senyumanmu, oh ya kita sempat berbincang kan? Bahkan aku sempat memelukmu. Nah kau maukan tersenyum lagi untukku…kau maukan ngobrol-ngobrol lagi denganku, dan maukan kau memelukku? Aku hampir bisa meraihmu, kita bisa semakin dekat..kita bisa semakin sengenal satu sama lain kan..?? kau maukan? Dan apa kau ingat aku punya janji untuk mengajakmu makan-makan dan jalan-jalankan? Aku bukan orang yang ingkar janji lho…aku akan memenuhi semua janjiku asal kau sembuh.
  “aku hampir bisa meraihmu….aku sudah bisa semakin semakin mengenalmu…kau sudah sangat dekat denganku…..bertahanlah dan berjuanglah….” Akupun menunduk dan menyentuh lembut bibirnya dengan bibirku dan air mata itu jatuh lagi.
  ***
  Aku berjalan sepanjang koridor rumah sakit. Ada 2 orang ibu-ibu sedang berbincang.
  “aku kasihan pada anak ibu jun ah, umurnya baru 7 tahun tapi sudah sakit separah itu. Kalau aku jadi nyonya jun ah aku akan pasrah. Kalau memang ini sudah waktunya ,aku akan membiarkan anak itu pergi” kata salah satu ibu
  “tapi kan itu hal yang sangat sulit bagi seorang ibu” kata ibu yang satunya lagi.
  “aku tahu, tapi itu yang terbaik dari pada anak itu harus menderita lebih lama lagi. Lebih baik kita merelakannya daripada penderitaannya semakin lama”

  “lebih baik kita merelakannya daripada penderitaannya semakin lama” kata-kata ibu tadi terus mengingang diotakku.
  “apa aku terlalu egois ingin terus menahan jonghyun disini? Ia pasti sangat menderita dengan kondisinya saat ini. Apa aku harus merelakan dia….”
  Akupun masuk keruangan jonghyun diam mematung disampingnya sambil mengenggam tangan dinginya. Wajah pucatnya memaksaku mengatakan sesuatu.
  “kau pasti menderita kan dengan semua ini? Aku tahu itu” aku menghela nafas panjang, hening kembali tercipta……
  “pergilah kalau itu yang terbaik untukmu, tapi kau harus janji kau akan menungguku disana. aku merelakanmu. Saranghaeyo”
You’re nearly here…..
And then….

  Aku melangkahkan kaki meninggalkan tempat tidur jonghyun, aku memegang knop pintu
Piiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiip…..piiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiip…..piiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiip….

You disappear…..
You disappear……
You disappear…..
You disappear…..

***
  4 tahun lalu diruangan ini aku merelakan seorang pasien yang sangat ku cintai untuk pergi.
  Terkadang kepergian itu bukan sesuatu yang terlalu menyedihkan, karena kadang kepergian itu bisa mengakhiri sebuah penderitaan.
  “dokter sohee, ada pasien yang mencari anda.”
  “baik, aku akan kesana” kataku berjalan dan manatap ranjang kosong itu sesaat
  “tunggu aku disana ya” kataku dalam hati, lalu melangkah keluar dari ruang 127. 



END.......






12 comments:

  1. aseli SHOCK berat baca endingnya .. kirain bakal sadar n menjalin cinta, nggak taunyaaa ... hikkss hikkss

    “pergilah kalau itu yang terbaik untukmu, tapi kau harus janji kau akan menungguku disana. aku merelakanmu. Saranghaeyo”

    hikkss hikkss

    ReplyDelete
  2. Jonghyunnya meninggal.. Hiks hiks *nangis sesenggukan

    Great songfic.. :)

    ReplyDelete
  3. @k4d onni: heheheeh pengen coba bikin yang sedih hehehe cup cup cup

    @amarya: *ngasih tissue* sedih ya hiks hiks

    ReplyDelete
  4. jonghyun nya dimatiin ya? huuuuuuuu sedih :'_':
    haha asli mau nangis aku, baru mau.....

    10 thumbs up (jari tanganku jempol semua)

    ReplyDelete
  5. @mpeb onni: iya aku matiin heheh, tadinya mau minhyuk tapi gak tega =="
    makasih semua jempolnya hoho

    ReplyDelete
  6. yah yah kok meninggal sih T_T
    sedih kaan T,T

    lebih sedih lagi ngeliat perawatnya nyari2 kesempatan *nah loh

    nice ff :")

    ReplyDelete
  7. wah...baru baca....hiks....yah gag apa2 deh jonghyunnya die...yg penting kagak bahagia sm susternya..bisa envy tuh aku..wkkakakak...tapi aku suka ide ceritanya...daebak!! ^^

    ReplyDelete
  8. on sarah FF nya bagus :'(( ah sedih banget... kebayang pas JH nya meninggal , sedih jadinya...
    great FF onsarah :')

    ReplyDelete
  9. sedih, keren, bagus...

    great songfic :):)

    ReplyDelete
  10. hwaaaahhh jonghyuuunnnn :'''''(

    ReplyDelete
  11. bagus banget onnie.. sediiihhhh

    ReplyDelete

Cara komen (bagi yang kurang jelas):

1. Ketik komen kalian di kotak komentar.

2. Di samping 'Berikan komentar sebagai', klik Google (bagi yang menggunakan Blogspot) atau LiveJournal/Wordpress/AIM/TypePad/OpenID (bila kalian mempunyai akun disana)

3. Atau bagi yang tidak punya akun sama sekali / tidak mau ribet, klik NAME/URL (kosongkan URL bila tidak mau ditampilkan)

4. Klik 'Poskan komentar'