Thursday, March 31, 2011

You’re my enemy, You’re my love story (part 6)

Author: seizariahyun @CNBurningSoul

Rating: Teenagers

Genre: Romantic, Friendship

Cast: Lee Jong Hyun (CNBLUE)
         Shin Seo Rin (reader)
        Kang Min Hyuk (CNBLUE)
         Park Han Young (whoever)

Note: enjoy this part, stay one part else ^^ kkk btw, i like this part, MinHyuk's part ^^

***

“Hanyoung, kamu menunggu Minhyuk oppa?” kataku smabil menghampiri Hanyoung yang berdiri di dekat gerbang sekolah.

“Iya aku menunggu Minhyuk oppa, kemana ya dia? Lama…”

“Hm… entahlah” kataku, lalu HPku bergetar, sms.

“Seorin, aku tunggu kamu di atap sekolah. Ok?” aku membaca sms itu dalam hati. Untuk apa dia menyuruhku kesana? Jam pelajaran kan sudah selesai, malas aku masuk ke sekolah lagi.

“Hanyoung, mianhaeyo, aku harus… kembali ke kelas…”

“huh? Kenapa kembali ke kelas?”

“aku rasa ada sesuatu yang tertinggal, annyeong…”

“oh baiklah, annyeong…” aku pun kembali ke sekolah.

 “ah Minhyuk oppa… lama sekali…” kata Hanyoung pelan.

“hey kau!” kata seseorang memanggil Hanyoung, Hanyoung melihat ke sekelilingnya, sepi.

“hey kau!” kata orang itu sekali lagi.

“aku?” kataHanyoung pelan sambil menunjuk dirinya sendiri, orang itu mengangguk dan memberi isyarat dengan tangannya agar Hanyoung menghampirinya. Hanyoung pun menghampiri orang itu, meskipun langkahnya terasa berat karena Hanyoung tidak yakin pada orang itu. Lalu Hanyoung berdiri di hadapan orang itu, orang itu menarik Hanyoung

“kamu pacarnya Minhyuk?” Tanya orang itu, Hanyoung terdiam. orang itu nyaris mencium Hanyoung, tapi minhyuk segera datang dan menarik Hanyoung.

“apa yang kamu lakukan padanya?” kata Minhyuk, lalu Minhyuk langsung memukul orang itu.

“Minhyuk oppa, berhenti!” kata Hanyoung, tapi Minhyuk tidak menghiraukannya, orang itu juga memukul Minhyuk hingga bibirnya berdarah, lalu murid-murid yang masih ada di sekitar sekolah langsung berkerumun disitu.

“apa yang kamu lakukan pada pacarku?” Tanya Minhyuk sambil terus memukul orang itu.

“Minhyuk oppa…” terdengar suara seorang perempuan di belakang Hanyoung, lalu Hanyoung menoleh ke belakang.

“Jinah… kamu…” kata Hanyoung

“jadi… Hanyoung, kamu itu…”

“Minhyuk! Hentikan!” kata Jonghyun yang tiba-tiba datang bersama Yonghwa, Jungshin, dan Seorin.
Mereka bertiga berusaha melerai Minhyuk dan laki-laki yang entah siapa. Tapi Minhyuk tidak menghiraukannya, lalu Yonghwa memukul Minhyuk.

“bodoh… ini sekolah!” kata Yonghwa sambil menarik Minhyuk., Minhyuk terdiam dan duduk di atas tanah.
Lalu laki-laki itu sudah tampak berdarah-darah, dan pergi begitu saja tanpa meminta maaf atau apapun.

“Minhyuk oppa… kamu tidak apa-apa? Omo… ayo kita obati…” kata Hanyoung menghampiri Minhyuk sambil membantu Minhyuk berdiri.

Lalu mereka berjalan masuk ke sekolah, mungkin ke UKS.

“Minhyuk oppa…” kata Jinah pelan saat mereka berpapasan, Minhyuk menghentikan langkahnya dan berdiri di samping Jinah

“Jinah… sebelum aku jawab, kamu sudah tau jawabannya…”

“Hm… ya aku tau…” kata Jinah sambil tertunduk

“mianhaeyo…”

“hm… gwaenchana…” kata Jinah sambil menengadahkan kepalanya sehingga Jinah bisa melihat Minhyuk, Jinah tersenyum tapi sorot mata Jinah menunjukkan suatu kekecewaan.
Lalu Minhyuk dan Hanyoung meninggalkan Jinah, Jinah hanya berdiri di situ.

Aku dan Jonghyun menyusul Hanyoung dan Minhyuk ke UKS. Jinah sempat melihatku dan tersenyum tipis, tapi sorot matanya tidak berubah, tetap menunjukkan suatu kekecewaan. Murid-murid yang lain masih memandang dengan berbagai tatapan ke arah Hanyoung & Minhyuk.

****

“Ah kata-kataku sepertinya menjadi kenyataan…” kataku pelan sambil berjalan di sebuah jalan yang sepi.
“kata-katamu menjadi nyata? Maksudmu?” Tanya Jonghyun yang berjalan di sampingku.


“Iya, jadi aku bilang ke Hanyoung kalau, sepertinya keren sekali kalau orang-orang tau Hanyoung dan Minhyuk oppa pacaran tapi tanpa di sengaja, seperti komik, seperti tadi…”

“wah peramal. Kalau begitu, kamu juga mau orang-orang tau kita pacaran, tapi tanpa di sengaja?”

“hm… boleh!”

“apa caranya harus seperti tadi juga?”

“eh? Tidak, jangan seperti itu, nanti aku harus mengobatimu lagi…”

“hm? Benar juga ya?” kata Jonghyun, lalu ia tersenyum dan mengacak-acak rambutku, aku tertawa kecil.


++++

“ah… kenapa Jonghyun oppa sulit di hubungi?” kataku sambil mencoba menghubungi Jonghyun melalui HPku, tapi sia-sia, ia tidak mengangkat teleponku “hm… apa yang harus aku lakukan? Apa aku datang saja ke apartemennya?” kataku pelan.

“Seorin? Waeyo?” Tanya Hanyoung yang lewat dihadapanku sambil meminum jus jeruk bersama Minhyuk, sekarang orang-orang di lingkungan sekolah sudah biasa melihat Hanyoung dan Minhyuk.

“Ani… aniyo…”

“bohong! Kamu kenapa?”

“Hanyoung, kamu tau Jonghyun oppa dimana? Sudah 3 hari aku tidak melihatnya di sekolah.

“Jonghyun… tidak tau, ia juga sudah beberapa hari ini tidak ada di basecamp, atau tempat les” kata Minhyuk

“tempat les kata oppa?”

“iya, kamikan les musik, bukan, kami sekolah di sekolah musik”

“oh, Jonghyun oppa tidak pernah cerita… hm keman ya dia?”

“kenapa kamu tidak ke apartemennya?” Tanya Hanyoung tiba-tiba

“iya, itu yang aku pikirkan…”

“kalau begitu kamu ke apartemennya saja…” kata Minhyuk & Hanyoung, lalu aku mengangguk pelan.

****

Aku masuk ke dalam lift apartemen Jonghyun, sambil mencoba menghubungi Jonghyun tetap tidak di jawab.
Akhirnya aku berdiri di depan pintu apartemen Jonghyun, aku hanya terdiam, akhirnya aku memutuskan untuk membuka pintu apartemennya langsung. Aku pun membuka pintunya, sepi, tidak ada siapa-siapa, aku pun mencari ke ruangan lain, tidak ada. Lalu aku lihat sebuah pintu yang agak tertutup, itu kamarnya, apa aku masuk saja? Pikirku ragu-ragu. Aku pun membuka pintu kamarnya

“Jonghyun oppa?!” kataku terkejut, ia tidur? Aku bertanya dalam hati.

“Jonghyun oppa…” kataku pelan sambil memegang lengannla lembut

“Jonghyun oppa… mianhae… apa kamu tidur?” kataku sambil sedikit berbisik, tiba-tiba ia terbangun, tapi aku yakin matanya tidak dapat melihat dengan jelas.

“Eomma…” kata Jonghyun sambil memelukku, aku terdiam.

“Jonghyun o…”

“Eomma…” katanya pelan, lalu ia tertidur lagi. Bukan, ia tidak tidur.

“Ya ampun tubuhnya panas… dia sakit?”

“Jonghyun oppa… ireona…” kataku sambil sedikit mengguncangkan tubuhnya. Lalu aku melihat wajahnya, ya ampun ada luka lagi di dekat bibirnya, dia ini habis melakukan apa? martial arts?

“Ireona…” kataku pelan, mataku berkaca-kaca, lucu ini bukan saatnya untuk menangis. Lalu aku mengambil HPku di tas dan menghubungi dokter yang ku kenal.

“Jonghyun oppa, ireona…” kataku sekali lagi, tapi tidak ada reaksi.

 “jadi bagaimana keadaan Jonghyun?”

“dia baik-baik saja… hanya demam, untung kamu segera menghubungiku, dia pasti akan sembuh. tapi, kenapa ada luka-luka di wajahnya?” Tanya dokter yang berdiri di hadapanku.

“itu, entahlah, aku juga tidak tau kenapa bisa begitu…”

“baiklah, ini resep obatnya, ok. Annyeong…”

“annyeong haseyo….” Kataku sambil membungkukkan badan memeberi salam.

Aku kembali ke kamar Jonghyun, dan duduk di sampingnya.

“Jonghyun oppa… tunggu ya? aku mau membeli obat untukmu…” kataku pelan, lalu aku pergi meninggalkan Jonghyun.
Aku membuka pintu kamar Jonghyun, tapi tidak ada Jonghyun di dalam

“Jonghyun oppa…” aku memanggilnya pelan, tidak ada jawaban. Dimana dia? Pikirku. Lalu sebuah pintu di sudut kamar Jonghyun terbuka, Jonghyun keluar dari situ “ah, Jonghyun oppa…”

Aku berjalan menuju ke arahnya, ia terlihat pucat, ia kembali ke tempat tidurnya sambil memegang kepalanya sendiri.

“Jonghyun oppa… biar aku bantu…” kataku sambil memegang kedua pundaknya, tentu saja aku sedikit kesulitan karena dia begitu tinggi.

Tiba-tiba saja Jonghyun terjatuh ke kasurnya, begitu pun aku. Lalu Jonghyun tertawa kecil dan mengusap-usap kepalaku sambil memandangku. Aku kaget dan segara duduk sambil memandang Jonghyun

“mwo?” tanyaku

“tidak…” kata Jonghyun, ia masih saja tertawa kecil.

“baiklah, tunggu disini, oppa harus makan dan meminum obat ok?”

Ia hanya mengangguk dan segera duduk diatas kasurnya. Aku mengambil makanan dan obat milik Jonghyun.
“ok, ayo makan dulu. Aaaa, buka mulutmu” Ia membuka mulutnya.

“hahaha oppa seperti Seunghyun…” kataku sambil tertawa.

“apa? aku seperti Seunghyun?”

“iya, oppa masih cocok jadi anak kecil…” kataku masih saja tertawa.Jonghyun hanya tersenyun sambil mengunyah makanannya.
Selama beberapa saat aku hanya terdiam sambil melihat Jonghyun yang masih makan, aku tersenyum senang melihatnya.

“Hm… oppa…” tanyaku pelan

“mwo?”

“boleh… aku tanya sesuatu?”

“tanya apa?”

“tadi… oppa mengigau memanggil “eomma…”…”

“oh itu… itu… mungkin aku kangen dengan ibuku…” kata Jonghyun pelan, sorot matanya berubah, sedih.

“ah… kenapa tidak menghubungi ibumu saja? Apalagi keadaanmu seperti ini?”

“tidak usah… mungkin ia sibuk bersama ayahku…”

Aku terdiam, sebaiknya aku tidak usah menyinggung soal orang tuanya lagi, itu urusan pribadinya.

“hm… baiklah, sekarang minum obat ya?” aku mengalihkan pembicaraan. Jonghyun pun meminum obat yang tadi kubeli, lalu ia tertidur. Aku menyelimutinya dan meninggalkannya di kamar sendiri.
Aku duduk di sebuah sofa di apartemen Jonghyun, sambil membaca novel. Sebenarnya aku masih khawatir meninggalkan Jonghyun sendiri. Lalu telepon Jonghyun tiba-tiba bunyi. Aku mengangkatnya dengan ragu-ragu.

“Yoboseyo… Jonghyun…” terdengar suara seorang wanita dari seberang telepon, suaranya seperti khawatir pada Jonghyun.

“yoboseyo… mianhaeyo, aku bukan Jonghyun, Jonghyun tertidur dikamarnya, ia sedang sakit…” kataku sopan, firasatku mengatakan ini anggota keluarga Jonghyun, bahkan mungkin ibunya.

“Mwo? Jonghyun sakit? Lalu kamu siapa?”

“nae, Jonghyun oppa sakit, tadi dokter mengatakan ia hanya demam, jadi kata dokter pasti ia segera sembuh. Ia sudah makan dan aku sudah memberinya obat, lalu ia tertidur. Ah, Seorin imnida, temannya Jonghyun…”

“temannya Jonghyun?” kata wanita itu ia terdiam beberapa saat, aku mengangguk tapi tentu saja wanita itu tidak dapat melihatku

“nae, aku temannya Jonghyun. Aku hoobae di sekolahnya”

“oh, Seorin, aku ibunya Jonghyun, aku sangat berterima kasih karena kamu sudah merawat Jonghyun…”

“nae, sama-sama… ah, ajumma…” kataku pelan

“sampaikan pada Jonghyun aku meneleponnya, aku tidak mau mengganggunya…”

“baik, pasti aku akan menyampaikannya…” kataku, lalu wanita itu segera menutup teleponnya.

++++

Aku berbalik dan memandang Hanyoung dari jauh “kamu!” kata Hanyoung pada teman sekelasku Ryujin.
“cut!” kata Hara teman sekelasku yang berperan sebagai sutradara “Seorin, kamu melihat apa? ekspresimu jangan seperti itu! Tadi caramu memandang Hanyoung sudah bagus! Jangan sampai ini terulang lagi!” kata Hara menceramahiku panjang lebar.

“Mianhaeyo Hara…” kataku, lalu aku tertawa pelan.

“baiklah kita istirahat dulu…” kata Hara.

Aku memandang ke pintu belakang aula, seseorang di ambang pintu belakang aula, seandainya dia tidak ada disana pasti latihan drama ini tidak akan gagal. Ia menghampiriku dan memberiku sebotol minuman “capek?” tanyanya padaku, aku mengangguk.

“kamsahamnida. Oppa, kenapa tiba-tiba datang?”

“kenapa? Memang tidak boleh?” Tanya Jonghyun.

“bukan, karena oppa pandangan mataku jadi berubah, lalu  latihan dramanya gagal. Mengerti?” aku tertawa kecil.

“oh, mengerti tadi aku melihatnya. Jadi karena aku? Baiklah, aku pergi”
“eh, jangan!” aku menahan Jonghyun “lagipula ini lagi istirahat”

Jonghyun tersenyum dengan wajah kamu-menahanku-aku-menang.
“katanya kamu tidak mau ambil peran dalam drama?”

“mau bagaimana lagi? ini wajib lagipula hanya beberapa menit…”

“jadi upacara kelulusan nanti aku bisa melihatmu berakting ya?”

“sebaiknya jangan, nanti dramanya gagal. Hehehe… bercanda”

Jonghyun mengacak-acak rambutku, ia tertawa kecil.

“Omona! Oppa!” kataku ingat sesuatu

“mwo?”

“Mianhaeyo aku lupa sesuatu, aku benar-benar lupa… ah pelupa!”

“lupa apa?”

“waktu oppa sakit beberapa hari yang lalu, ibumu menelepon…”

“oh itu, tenang saja, kemarin ibuku sudah menghubungiku…”

“oh, baguslah. Josoahamnida…”

“Gwaenchana… dia juga bercerita kamu yang menjawab teleponnya. Ibuku pasti bingung karena aku kurang dekat dengan perempuan sebelumnya. Mau tetap merahasiakannya?” ”eh, itu, hm… aku juga tidak mau bohong sama orang tua, tapi…”

“lalu? Bagaimana?”

“hm… nanti saja ya? nanti mereka pasti tau…”

 “baiklah, terserah saja…”

“lalu ibumu menanyakan apa saja? Hm… tentangku?”

“hm… dia Tanya “Seorin itu siapa? Dia bilang hoobae-mu. Bagaimana bisa kamu kenal dengan hoobae yang seperti itu? Kenapa dia bisa merawatmu?” ya seperti itulah”

“lalu oppa jawab apa? Berarti ibumu belum tau kan soal kita?”

“aku jawab saja, kamu hoobae-ku, tentu saja bisa karena aku menabraknya saat mengantri untuk mengambil makan siang, dia merawatku karena dia hoobae yang baik”

“apa? Baik? Tidak masuk akal…”

“lalu apa? Jahat? Atau karena dia pacarku?”

“sst! Ya memang itu. Tapi oppa tau kan kita merahasiakan ini?”

“kamu sendiri kenapa ingin merahasiakan ini?”

“hm… entahlah aku pikir kenapa orang-orang harus tau?  Hal seperti ini kan bukan sesuatu yang harus di umumkan kepada seluruh orang, jadi biar mereka tau sendiri. Itu saja”

“aneh. Tapi sudahlah, lagipula siapa yang peduli kalau kita pacaran?” aku terdiam sambil meminum minuman yang diberikan Jonghyun.

“ehm… Seorin ah~ ayo cepat kita latihan lagi” Hanyoung dan Hara memanggilku, aku yang duduk membelakangi mereka pun memandang kebelakang, Jonghyun juga melakukan hal yang sama.

“Iya, tunggu!” kataku pada mereka “Jonghyun oppa, aku harus kembali kesana, latihan. Ok?” lalu Jonghyun mendekatkan wajahnya ke pipiku “ajja ajja fighting!” katanya pelan, lalu aku tersenyum dan meninggalkan Jonghyun yang masih duduk disitu.

Aku menghampiri teman-temanku tapi Hanyoung menarikku

“Seorin, apa yang Jonghyun oppa lakukan?” Tanya Hanyoung sambil memegang pipinya sendiri, ia menyipitkan matanya.

“eh? Dia hanya bilang “ajja ajja fighting” itu saja”

“oh begitu ya…”

“iya itu saja, ayo latihan!” kataku sambil menarik Hanyoung.
 
“hm… ah iya iya!” kata Hanyoung

“baiklah kita ulang dari awal ya! Seorin jangan lakukan kesalahan! Ah Ryujin…” kata Hara yang terlihat seperti seorang sutradara.

Aku duduk sambil menunggu karena belum saatnya aku tampil.

“Minjoo! Minjoo!” Ryujin memanggil Hanyoung yang berperan sebagai Minjoo, aku pun berbalik memandang Hanyoung dari jauh “kamu!” kata Minjoo aka Hanyoung.

Aku duduk menunggu giliranku lagi, aku melihat ke ambang pintu Jonghyun masih disana dan aku terdiam beberapa saat, saat aku lihat lagi Jonghyun sudah tidak ada.

TBC 



4 comments:

  1. :O Jonghyun ada masalah apasih sama ortunya --a sampe ngigau gitu :O

    lanjut author :)

    ReplyDelete
  2. weeehh makin penasaran aja nih ... lanjuuttt :)

    ReplyDelete
  3. cie seorin bakal dapet restu dari camer...

    wehe bagus, suka bikin penasaran

    ReplyDelete
  4. @caica 강은진: masalah apa ya? aku juga gak tau --v
    @eonni k4D: hehe sabar ya eon nunggu part 7, yang post bukan aku ^^v
    @mpebri: seorin bakal dapet restu dari camer? amin amin XD makasih eon ^^

    ReplyDelete

Cara komen (bagi yang kurang jelas):

1. Ketik komen kalian di kotak komentar.

2. Di samping 'Berikan komentar sebagai', klik Google (bagi yang menggunakan Blogspot) atau LiveJournal/Wordpress/AIM/TypePad/OpenID (bila kalian mempunyai akun disana)

3. Atau bagi yang tidak punya akun sama sekali / tidak mau ribet, klik NAME/URL (kosongkan URL bila tidak mau ditampilkan)

4. Klik 'Poskan komentar'