Wednesday, March 23, 2011

You’re my enemy, You’re my love story (part 5)

Author: seizariahyun @CNBurningsoul

Rating: teenagers

Genre: Romantic, friendship

Cast: Lee Jong Hyun (CNBLUE)
         Kang Min Hyuk (CNBLUE)
        Shin Seo Rin (reader)
         Park Han Young (fikktif)

Note: part 4
this is part 5, keep reading and enjoy it. sepertinya bakal jadi 7 part, maaf ya T-T




Aku berjalan ke kantin bersama hanyoung, sambil memegang kamus bahasa Jepang, tampak rajin sambil memakai kacamata, nyatanya aku hanya penasaran dengan kata-kata Jonghyun.
“beberapa hari ini kamu selalu membawa kamus bahasa Jepang, belajar bahasa Jepang?” kata Hanyoung berjalan di sampingku
“tidak beberapa hari yang lalu Jonghyun mengatakan sesuatau dalam bahasa Jepang kepadaku, tapi aku tidak mengerti, lalu ia meneleponku dan menanyakan sudah mengerti apa yang ia ucapkan? Aku jawab belum! Lalu dia bilang lagi cari saja di kamus dan ia memberikan kamusnya padaku…” kataku sambil memperagakan pembicaraanku dengan Jonghyun di telepon.
“oh begitu ya… ah wimunee namja, mysterious guy…”
“Jonghyun oppa maksudmu?”
“iya, siapa lagi yang sedang kita bicarakan?” aku hanya tertawa kecil mendengarnya, bodohnya aku.
“kamu masih ingat kata-katanya?”
“hm… itu… suki desu Seorin-chan… apalagi ya? sono… omo! lupa!”
“pelupa! Lalu bagaimana?”
“Tanya lagi saja ke Jonghyun, benar kan?” Hanyoung terdiam “suki suki suki…” kataku mengulang-ulang kata-kata itu
“kamu ini kenapa? Suki suki… apa itu? Sukiyaki?”
“bukan! Aku tau arti suki!”
“apa itu suki?”
“artinya… rahasia! Hehehe…”
Lalu Hanyoung menghentikan langkah kakinya, dan aku lihat beberapa anak berteriak sambil melihat ke arah salah satu meja, Jonghyun, Minhyuk, hm… Jungshin? Yonghwa? Dan seorang murid perempuan “perempuan itu!” kataku sedikit terkejut
“siapa? Siapa dia? Kenapa dia ada disana?”
“entahlah…” kataku “Hanyoung… perempuan itu…. Waktu kita di UKS perempuan itu selalu memndang ke arah… Minhyuk oppa dan saat itu wajahnya nampak cemas sekali, maaf aku tidak cerita”
“gwaenchanayo… tapi siapa dia?”
“aku juga tidak tau…”
Kami hanya berdiri di dekat pintu masuk kantin
“Hanyoung, mau kesana?” tanyaku, tapi Hanyoung hanya menggelengkan kepalanya “tidak? Hm…”
Tapi kami terus berdiri disitu, ok, aku mengerti bagaimana perasaan Hanyoung. Apa yang harus aku lakukan? Pikirku.
“Hanyoung, kenapa kamu nggak jujur saja kalau kamu itu pacarnya Minhyuk?”
“Hm… sudahlah nanti juga orang-orang akan tau, aku yakin”
Aku tersenyum mendengarnya, aku sendiri tidak mengerti kenapa mereka memilih untuk merahasiakannya, padahal pada akhirnya orang-orang akan tau, tapi aku tidak mau mencampuri urusan mereka. Lalu aku lihat ke arah meja tempat Jonghyun dan Minhyuk lagi, Jonghyun melihatku, dengan tangannya ia memberi isyarat aku menghampirinya, aku pura-pura tidak mengerti “aku?” kataku sambil menunjuk diri sendiri, babo, Jonghyun mengangguk.
“Hanyoung, ayo kita kesana…”
“hm? Tapi?”
“sudahlah, bersikap seperti biasa saja…”
Hanyoung mengikutiku menuju meja tempat Jonghyun, Minhyuk, Jungshin, Yonghwa duduk.
“Mwosimnikka? Jonghyun… oppa?” tanyaku
“hari ini bawa makanan apa? shabu-shabu?”
“ya ampun, aku kira oppa akan menanyakan apa, tidak hari ini aku tidak bawa apa-apa…” kataku, lalu perempuan itu memandang ke arah aku dan Hanyoung, aku tersenyum ia juga tersenyum.
“hm… Hanyoung ayo kita ambil makanan…” kataku sambil memegang tangan Hanyoung, ia hanya mengangguk.
“nanti makan disini ok?” kata Jonghyun
“hm, nae…”
Setelah itu aku kembali ke meja Jonghyun, perempuan yang tadi sudah tidak ada. Aku sengaja duduk di dekat Jonghyun, tentu saja untuk menanyakan tentang perempuan itu.
“Jonghyun oppa… perempuan tadi, siapa? Untuk apa dia kesini? Dia itu… perempuan yang waktu itu kan?”
“yang tadi… oh… dia suka sama aku, menurutmu bagaimana?” aku terdiam “bagaimana?”
“kenapa nanya ke aku?” tanyaku, Jonghyun tertawa kecil
“bercanda hahaha…” katanya sambil mengusap kepalaku lalu sedikit mengacak-acak rambutku “suki desu…” katanya pelan.
“lagi-lagi kata-kata itu, aku tidak mengerti, yang aku tau suki itu suka!” aku menutup mulutku, aku ingat sesuatu Tunggu! Aku pernah baca komik “Suki desu Suzuki-kun”yang aku tau ceritanya… Lalu aku memandang Jonghyun “tidak mungkin…” kataku pelan sambil tetap menutup mulutku.
Kulihat tidak ada yang melihat ke arahku dan Jonghyun, Minhyuk sedang berbicara dengan Hanyoung sambil memakan buah yang dibawa Hanyoung. Aku memandang ke arah Jonghyun lagi
“Jonghyun oppa, kamu bercanda kan?” kataku sedikit berbisik, tapi ia menggelengkan kepalanya.
“suki desu Seorin-chan, sono hi ga kurumadewa*”
“ok, apa arti “sono higa kurumadewa”?”
“aku bilang cari di kamus…” kata Jonghyun sambil mengambil buah apel yang aku bawa, tapi aku membiarkannya. Lalu aku membuka kamus “Sono… sono… hm… bahwa?” lalu aku menutup kamus itu.
“aku benar-benar tidak mengerti…” kataku pelan, Jonghyun tersenyum tipis “kasih tau saja artinya…” kataku pelan
“hm… kasih tau?” taya Jonghyun, aku mengangguk.
“baiklah… hm… nanti juga kamu tau artinya” kata Jonghyun sambil menggigit apel, aku memukul pelan lengannya.
“apa artinya???”
“artinya… sampai… hari itu tiba”
“oh… ok sekarang aku tidak mengerti apa maksudnya…”
“nanti kamu akan mengerti. Mengerti suki desu kan? Haha bagaimana kamu bisa mengerti arti suki desu?”
“awalnya aku hanya mengerti suki, lalu aku pernah baca komik “suki desu Suzuki kun” dan… yang aku tau ceritanya… gitu!”
“hahaha dari komik ternyata…” kata Jonghyun sambil tertawa kecil, aku hanya mengangguk “suki desu, bagaimana?” lanjutnya. Aku hanya terdiam mendengarnya, antara aku tidak mengerti, atau aku mengerti tapi aku malu mengatakannya, aku hanya terdiam.
“hey, kamu habiskan 2 buah apel punyaku?”
“nae…”
“babo! Itu untukku!”
“hm? Hahaha mianhae…”
Sementara aku bercanda dengan Jonghyun, Minhyuk dan Hanyoung terlihat serius. Aku pun diam, Jonghyun juga ikut terdiam.
“kenapa diam?” Tanya Jonghyun pelan
“Oppa babo! Kita bercanda sedangken mereka?”
“oh benar…”
“bagaimana kalau kita ke atap sekolah?”
“tapi… mereka?”
“sudahlah itu urusan mereka, tidak apa-apa…”
“jeongmal?”
“nae… aku sudah mengenal mereka…” kata Jonghyun sambil menarikku, tanpa berkata apa-apa pada Minhyuk dan Hanyoung kami meninggalkan mereka.

****
Jonghyun bersandar di tembok pembatas, aku mengikutinya, aku melihat langit, cerah juga udara hari ini.
“suki desu Seorin-chan~” kata Jonghyun, aku terdiam.
“Jonghyun oppa, sejak kapan…?”
“sejak kapan? Oh… sepertinya, sejak awal…”
“sejak awal? Bagaimana bisa? Bahkan Oppa seperti musuhku, mungkin sampai sekarang juga masih musuhku!”
“bagaimana bisa? Perasaan itu kan bisa muncul kapanpun…”
Aku terdiam mendengarnya, benar juga, lagipula aku… waktu aku mengatakan dia lucu, mungkin aku juga suka, ya aku suka dia. Kami terdiam cukup lama, angin berhembus memecahkan kesepian.
“aku benci… kamu!” kataku tiba-tiba sambil menundukkan kepalaku
“aku suka kamu! Suka, kamu…”
“tapi aku benci kamu! Rasa benci itu…”
“beda tipis dengan rasa cinta…” Aku kaget mendengarnya, aku terdiam, rupanya ia tahu yang sebenarnya.
“bukankah ini terlalu cepat?” tanyaku
“seperti yang aku bilang tadi, perasaan itu kan bisa muncul kapanpun, dimanapun…”
Entah mengapa aku seperti dejavu, bukan, maksudku aku seperti siap mendengar apapun perkataan Jonghyun, seperti sangat sangat sering mendengar kata-kata “suki desu…” dari mulutnya. Aku harus menjawab apa? iya? Tidak? Aku bingung.
“lalu, kenapa oppa… bisa suka…?”
“itu, entahlah mungkin karena… hm… dimataku kamu cukup humoris hahaha… kadang cukup dewasa, seperti saat membantuku menjaga Seunghyun… lalu kaos putih dan jeans!”
“oh ya? hahaha…” aku ikut tertawa kecil mendengarnya, itukah aku? “kaos putih dan celana jeans? Maksudnya?”
“aku suka melihat perempuan yang menggunakan kaos putih & celana jeans, tipeku seperti itu”
“oh begitu…” aku hanya mengangguk. Aku benar-benar tidak mengerti dulu saat aku mengalami hal seperti ini aku benar-benar salah tingkah, sedangkan sekarang benar-benar seperti tidak terjadi apa-apa. aku bahkan bisa berbicara santai dengan Jonghyun.
“eh, suki desu bagaimana???” Tanya Jonghyun, tanpa ragu-ragu aku mengangguk “jeongmal?” tanyanya, aku mengangguk lebih dari satu kali sekarang. Jonghyun tersenyum sambil mengacak-acak rambutku “kita ini aneh ya…” katanya, aku terdiam.
“oppa, rahasiakan ini ok?” kataku.

++++

Aku berjalan di koridor dekat kelasku, Jonghyun oppa kemana ya? hahaha setelah”suki desu, suki desu” nya itu dia meninggalkanku ya? kataku dalam hati, ia tidak terlihat di kelas, selain itu sudah beberapa hari aku tidak bertemu dengannya, paling aku hanya melihatnya sesekali dari jauh.  Aku memilih ke perpustakaan, lucu pikirku, kenapa aku memilih perpustakaan?  Setidaknya di perpustakaan sangat sepi. Aku masuk ke perpustakaan, lalu mengambil sebuah novel dan duduk di sudut perpustakaan. Baru beberapa halaman aku membaca novel itu, tiba-tiba seseorang menarik kursi disampingku
“Seorin…” kata Hanyoung dengan wajah aku-ingin-membunuh-seseorang. Tapi dalam sekejap kulihat wajahnya berubah menjadi agak sedih, cemberut, semua tampak dalam wajahnya.
“Hanyoung? Waeyo?”
“Sepertinya memang sulit saat kita berpacaran dengan seseorang tapi harus ditutupi” kata Hanyoung, aku terbatuk, padahal tenggorokan ku tidak gatal.
“Seorin? Waeyo?”
“ah… aniyo aniyo! Hehehe… eh kamu kenapa?”
“perempuan itu, suka Minhyuk…”
“ah? Jeongmal? Siapa perempuan itu?”
“nae, tadi aku melihatnya sendiri! Dia namanya Jinah…”
“melihatnya? maksudmu?”

**
 “Minhyuk oppa… mungkin ini tidak sopan, tapi… bacalah ini…” kata perempuan yang bernama Jinah itu sambil menyodorkan surat.
“hm? Jinah ssi… tapi?”
“Minhyuk oppa, aku mohon baca dulu, dan aku mohon terima aku”
“ah tapi…” Minhyuk melihat ke arah Hanyoung, Hanyoung menggelengkan kepalanya.
“baiklah… nanti akan kubaca…”
“ah, kamsahamnida Minhyuk oppa” kata Jinah sambil tersenyum “annyeonghaseyo oppa…” lalu Jinah pergi dari hadapan Minhyuk. Minhyuk menghampiri Hanyoung
“jangan khawatir…” kata Minhyuk sambil tersenyum.
 **

“Oh… begitu. Tapi kenapa wajahmu begitu? Kan Minhyuk oppa bilang jangan khawatir?!”
”iya, ok aku percaya Minhyuk oppa, tapi… ya ampun Seorin masa kamu tidak mengerti? Gak pernah jealous ya?” kata Hanyoung dengan wajah cemberut, aku tertawa kecil.
“kenapa ketawa?” Tanya Hanyoung
“tidak… aku...  sepertinya aku pernah jealous sih hahaha…”
“hm… Minhyuk oppa jawab apa ya?”
“Minhyuk oppa pasti jawab ‘tidak’, aku yakin, jangan cemas ok?”
“baiklah, aku juga yakin…”
Aku kembali membaca novel, sedangkan hanyoung terdiam sambil memandang HPnya.
“eh, Minhyuk oppa bilang kapan ia akan menjawab… Jinah?” tanyaku pada Hanyoung, tapi mataku tetap terpaku pada novel yang kubaca.
“Itu? Aku tidak tau, Minhyuk oppa tidak bilang apa-apa soal itu…”
“oh begitu ya… ah rasanya keren sekali kalau orang-orang tau kalian pacaran, tapi karena suatu tidak kesengajaan. Seperti komik yang aku baca! Hahaha…”
“sst! Dasar otak komik! Tapi ya… emang keren juga ya? hahaha… tapi sampai kapan aku menunggu ketidak sengajaan itu?”
“entahlah, aku doakan Minhyuk oppa keceplosan” kataku sambil tertawa kecil. Lalu HPku bergetar dan aku lihat nama “Lee Jonghyun” tertera di layar HPku.
“yoboseyo…” kataku pelan
“yoboseyo… dimana kau?” kata suara dari ujung telepon.
“perpustakaan sekolah, waeyo?”
“hm… aniyo…” Jonghyun terdiam beberapa saat, terdengar hembusan nafasnya.
“annyeong! Waeyo?” tanyaku lagi.
“ah… nanti aku tunggu di depan gerbang sekolah…”
lalu Jonghyun menutup teleponya begitu saja, aneh.
“siapa?” Tanya Hanyoung
“Jonghyun oppa…” kataku
“hahaha kalian…”
“kenapa?”
“Jonghyun oppa sering meneleponmu ya?”
“tidak. Ah… ada pertanyaan yang lebih penting?”
Hanyoung terdiam sambil menatap layar HPnya, sepertinya ia sedang mengirim sms pada seseorang, aku mendiamkannya.

****
Sambil menunduk dan membaca novel yang kupinjam, aku berjalan menuju gerbang sekolah bersama Hanyoung. Aku berhenti tepat di gerbang sekolah, lalu aku melihat ke samping kiri ku, Jonghyun tidak ada, aku melihat ke samping kanan ku, ternyata ia sedang bersandar di tembok gerbang sekolah sambil melihat ke arahku. Aku dan Hanyoung pun menghampirinya.
“mwosimnikka?” tanyaku dengan nada yang lesu, tentu saja aku ingin segera pulang dan membaringkan tubuhku di atas kasur, lelah.
Lalu ia menarik tanganku “Hanyoung, pinjam dulu Seorin nya ya?”
Kata Jonghyun, aku hanya terdiam, dan Hanyoung mengangguk.

Kami berjalan di sekitar pusat kota, aku hanya mengikuti kemana Jonghyun melangkah, lalu ia membawaku ke sebuah toko es krim.
“mau es krim apa?” Tanya Jonghyun, aku mengangkat kepalaku agar bisa melihat Jonghyun
“hm… rasa coklat? Ah apa saja terserah oppa…”
“oh… baiklah…”
“kamsahamnida” kataku, lalu Jonghyun memesan es krim dan aku duduk di dekat pintu masuk toko es krim itu. Beberapa saat kemudian Jonghyun menghampiriku dan memberikan es krim padaku “kamsahamnida…” kataku pelan
“cheonah…”
“sebenarnya untuk apa aku dibawa kesini?” tanyaku sambil memakan es krim, Jonghyun tertawa kecil.
“kenapa ketawa?” tanyaku lagi
“tidak… masa kamu tidak mengerti? Coba kamu lihat kesana…” kata Jonghyun sambil menunjuk dua orang yang sedang memakan es krim di salah satu sudut ruangan yang lain, seperti aku dan Jonghyun. Lalu aku memandang ke arah Jonghyun.
“mengerti kan?” Tanya Jonghyun
“ah… i… iya mengerti” kataku sambil tersenyum kecil Hm… aku pikir dia tidak akan melakukan hal ini, ternyata seperti laki-laki pada umumnya ya kataku dalam hati.
“es krim punyamu enak?” kata Jonghyun sambil mengambil es krim milikku, selalu mengambil makananku. Aku mengangguk.
Lalu kami bercerita banyak hal. Menyenagkan, bersamanya rasa lelah ku hilang begitu saja. Setelah itu kami keluar dari toko es krim itu, tapi kami masih memakan es krimnya, sepertinya Jonghyun membeli es krim dengan ukuran cup yang cukup besar untukku sendiri.
Kami berkeliling di sebuah pusat perbelanjaan, tidak jelas, setelah itu Jonghyun mengajakku ke sebuah games room. Aku mengikutinya masuk ke games room itu. “kita mau apa kesini?” tanyaku
“tentu saja bermain games” kata Jonghyun, lalu ia menyalakan computer di hadapannya. Martial arts, seperti yang ia ceritakan, memang benar ia menyukai martial arts. Aku hanya duduk di sampingnya, tidak mengerti apa yang ia mainkan, tapi ia terlihat senang. Lalu aku mendengar 2 orang perempuan di sampingku mengatakan “dia terlihat tampan…” sambil bisik-bisik, tapi aku bisa mendengarnya. Jonghyun memandangku lalu tersenyum.
“mwo?” tanyaku
“dengar kan?” tanyanya, aku hanya mengengguk, dia pikir aku jealous? Ya, sepertinya begitu. Setelah cukup lama disitu kami keluar dari games room dan berjalan di sekitar pusat kota.
“Jonghyun oppa, ayo kita pulang…” kataku sambil memandang Jonghyun, tapi pandangannya tertuju ke arah lain.
“gawat…” kata Jonghyun pelan
“waeyo?” tanyaku, sambil mencari apa yang Jonghyun lihat. Ketemu, aku tau sebagai bad boy dia punya musuh, dan orang itu memandang ke arah kami.
“ayo ikuti aku!” kata Jonghyun sambil menarik tanganku. Aku lihat orang itu mengikuti kami, lalu kami sampai di suatu daerah yang sepi. “Jonghyun oppa kenapa kita ke tempat seperti ini? Aku pikir lebih berbahaya” kataku pelan “tenang saja” kata Jonghyun.
“Hey Jonghyun!” seseorang memanggil Jonghyun dari belakang, pasti orang yang tadi.
“Seorin ayo lari kesana!” kata Jonghyun sambil menunjuk sebuah jalan yang kosong,
“tapi bagaimana dengan oppa?” kataku khawatir.
“sudahlah tenang saja, ayo lari!” Jonghyun menyuruhku pergi sambil memberi isyarat dengan tangannya, aku pun berlari di situ. Setelah berlari meskipun tidak jauh dari situ, aku berhenti.
“tapi bagaimana dengan Jonghyun oppa? Apa aku harus meninggalkannya? Ah tidak!” kataku pelan. Setelah menunggu cukup lama aku memutuskan untuk kembali ke tempat tadi, Jonghyun pasti masih disana pikirku. Lalu aku kembali ke tempat tadi, aku mengintip dari balik tembok. Apa? Terimakasih  Tuhan kataku dalam hati, lalu aku segera menghampiri Jonghyun.
“Oppa… syukurlah tidak apa-apa?” tanyaku, kelihatannya Jonghyun hanya sedikit terluka, Jonghyun mengangguk sambil tersenyum.
“ah… seperti biasa aku harus mengobatimu. Ayo!” kataku sambil memegang tangan Jonghyun.

TBC

3 comments:

  1. Wah, bikin tambah penasaran.. Ditunggu kelanjutannya :)

    ReplyDelete
  2. udah duga jonghyun suka sama seorin, nah minhyuk gimana itu????

    *next part :)

    ReplyDelete
  3. aku mau juga dibeliin eskrim sebanyak itu u,u *maunya

    lanjutannya >.<

    ReplyDelete

Cara komen (bagi yang kurang jelas):

1. Ketik komen kalian di kotak komentar.

2. Di samping 'Berikan komentar sebagai', klik Google (bagi yang menggunakan Blogspot) atau LiveJournal/Wordpress/AIM/TypePad/OpenID (bila kalian mempunyai akun disana)

3. Atau bagi yang tidak punya akun sama sekali / tidak mau ribet, klik NAME/URL (kosongkan URL bila tidak mau ditampilkan)

4. Klik 'Poskan komentar'