Thursday, February 10, 2011

You’re my enemy, You’re my love story (part 3)

Author: seizariahyun (@seizariahyun)
Rating: Teenagers
Genre: Romance, friendship
Pemeran: Lee Jong Hyun
               Kang Min Hyuk
               Shin Seo Rin
Pemeran pembantu: Park Han Young
                               Jin Ah
Pernah diposting di: Facebook (Silkyane Seizaria)
Note: Part 1Part 2
keep reading till part... 6 maybe?! and i think this part will make someone jealous to... Minhyuk oppa kekeke ^^v




Aku dan Hanyoung tidak langsung masuk ke dalam lorong itu, kami mengintip dari jauh. Terlihat Jonghyun dan Minhyuk yang sedang memegang wajahnya, sepertinya agak kesakitan.

“Hanyoung, mau… kesana?”

“tentu saja lagipula kita sudah ada disini…”

“hm baiklah… Jonghyun oppa~”

“suaramu pelan sekali! Min…”

“Jonghyun oppa!!” aku berteriak, lalu Jonghyun dan Minhyuk melihat ke arah kami, lalu Hanyoung menghampiri Minhyuk.

“kenapa kamu kembali kesini?” Tanya Jonghyun

“mau membawamu ke sekolah”

“apa? sekolah?”

“tentu saja ini kan masih jam sekolah!”

“kamu gila? Gak liat aku seperti ini?”

“kenapa? Di sekolah kan ada UKS…”

Jonghyun terdiam

“sudahlah… masa takut sama obat? Atau… sama guru?” lanjutku.

Dia masih terdiam dan membuang pandangannya dari arahku.

“ya sudah, Hanyoung ayo kita kembali ke sekolah…” kataku, Hanyoung melihat ke arahku

“tapi…”

“hm aku kembali ke sekolah sendiri saja ya?”

“Seorin!” kata Jonghyun seperti menahanku

“mwosimnikka?”

“baiklah aku ikut ke sekolah…”

“tidak takut dengan guru?”

“aku… akan bertanggung jawab”

“Minhyuk, ayo!” lanjut Jonghyun


****


Kami berempat berjalan di koridor sekolah, tempat pertama yang kami tuju adalah UKS sekolah. Kami masuk ke UKS sekolah, lalu di ruang UKS aku mengobati Jonghyun.

“untuk apa kamu melakukan hal bodoh seperti itu?” tanyaku

“itu urusanku…”

“hm… baiklah…”

Aku lihat hanyoung juga mengobati Minhyuk, rasanya kami menjadi perawat saja. Tanpa sengaja aku melihat ke jendela UKS disana berdiri seorang perempuan, sepertinya sama denganku, sama-sama kelas 10, aku dapat melihat perempuan itu melihat ke arah Minhyuk, wajahnya seperti mengkhawatirkan sesuatu, sesekali perempuan itu menggigit bibirnya sendiri.

“hm… siapa dia?” kataku pelan

“siapa?” Tanya Jonghyun

“lihat saja ke jendela…” kataku, lalu Jonghyun melihat ke jendela.

“aigoo!” kata Jonghyun tiba-tiba

“waeyo?”

“perih!”

“Omo mianhaeyo… ah tentu saja perih, lenganmu… terkena benda tajam ya?”

Jonghyun tidak menjawabnya, tapi ia mengangguk.

“baiklah selesai, sekarang ke ruang guru, ok?”


****


Kami berempat berdiri di hadapan ruang guru , lalu Jonghyun membuka pintu ruang guru, para guru yang ada di dalam pun melihat ke arah kami berempat. Aku menyuruh Jonghyun untuk menemui wali kelasnya sedangkan aku dan hanyoung berhadapan dengan guru Olahraga kami.

“Seonasengnim, mianhaeyo, kami tidak bermaksud apa-apa, hanya saja tadi kami melihat sunbaenim seperti itu, jadi kami bermaksud menolongnya”

“hm… baiklah aku percaya kalian menolong sunbaenim kalian”

“lalu yang mengobati mereka? Kalian?” lanjutnya

“nae… kami yang mengobatinya…”

“oh begitu baiklah…”

“kamsahamnida, seonsaengnim…” kataku dan Hanyoung bersamaan.

“sekarang sebaiknya kalian segera mengganti pakaian, istirahat, dan masuk ke kelas kalian”

“nae… kamsahamnida…”

Sebelum keluar dari ruang guru aku melihat Jonghyun dan Minhyuk yang masih berbicara dengan guru mereka, tampak cukup serius, sekilas aku melihat Jonghyun melihat ke arahku saat aku menutup pintu ruang guru. Mungkin… dimarahi? Pikirku, aku tidak peduli.

Kami berdua jalan ke kelas untuk mengambil seragam kami dan beberapa teman melihat ke arah kami, aku ingat kata Jonghyun.

Hiraukan saja…” Ya benar, hiraukan saja, mungkin mereka heran kenapa aku atau hanyoung bisa dekat dengan Jonghyun atau Minhyuk.


++++



Ini waktu istirahat, aku diam di atap sekolah sambil mendegarkan lagu dari mp4 milikku. Tidak ada yang tau aku disini, Bagus pikirku.

Aku duduk di sebuah kursi yang terbuat dari tembok, sambil bersandar di sandaran kursi tersebut yang juga terbuat dari tembok dan cukup tinggi, aku menutup wajahku dengan buku, aku bermaksud untuk tidur. Lalu aku membuka salah satu headsetku. Suara apa itu? Apa ada orang? Tanyaku dalam hati. Lalu aku turun dari kursi dan mencari sumber suara tersebut, ternyata berasal dari balik kursi.

“Jonghyun oppa…” kataku pelan “Ah… sekolah ini sempit sekali sepertinya, saat aku mau tidur sebentaaaaar saja, harus ada orang ini… sshhh… eh? Dia tidur? Apa yang dia lakukan dengan giginya?”

Hm… kalau lagi tidur… neomu kyeopta! Stop Seorin! Kenapa kamu memuji orang ini lagi? Hantikan Seorin! Kataku dalam hati.

Jonghyun belum bangun juga, aku membiarkannya, lalu aku berbalik dan bermaksud kembali ke kelas.

“Aigoo!” teriakku cukup kencang, tanpa sengaja kakiku tersandung sebuah pipa, aku jatuh “babo! Kenapa aku jatuh?”

“nuguseyo?” seseorang berbicara dari belakangku, pasti Jonghyun.

“Seorin! Jonghyun oppa, sudah bangun?”

“oh, kamu. Aku terbangun mendengar suaramu, kamu kenapa?”

“kakiku tersandung pipa ini…”

“hahaha babo! kalau jalan lihat-lihat…”

Aku tidak menjawab perkataannya, lalu aku berdiri.

“Jonghyun oppa, apa yang kamu lakukan pada gigimu saat kamu tidur?”

“eh? Hm… itu kebiasaanku sejak kecil…”

“oh… begitu…”

“eh ini kan waktu istirahat, kamu bawa sushi lagi tidak?”

“ye… aku bawa sushi, kenapa?”

“boleh aku memintanya?”

“minta? Beli saja sendiri” Lalu kulihat wajah Jonghyun, cemberut, laki-laki seperti dia bisa cemberut juga? Kataku dalam hati.

“Hm… ye tapi bekalku ada di kelas,bagaimana?”

Lalu Jonghyun jalan menghampiriku dan menarikku

“ayo kita ambil ke kelasmu!”

“eh oppa! Lepaskan aku!” Ia tersenyum lalu melepaskan genggamannya dari tanganku “dasar, Sushi…” lanjutku

****



Aku mengambil sesuatu di kolong meja belajarku, ya kotak makanku. Lalu aku menaruhnya di meja dan Jonghyun menghampiriku, dan tentu saja teman-teman di kelasku melihatku, kecuali Hanyoung, entah dimana, mungkin di kantin. Kulihat Jonghyun tersenyum, teman-temanku semakin memandang heran.

“Ah… ini untukku?” Tanya Jonghyun

“bukan, untuk kucingku. Tentu saja ini untukmu! Kan tadi kamu yang mau”

Lalu aku memberikan kotak makanku pada Jonghyun

“kamu tidak makan?” Tanya Jonghyun

“hm… tidak”

“kita makan bersama saja” kata Jonghyun, tapi ia malah meninggalkanku.

“mau kemana?”

“atap sekolah…”

Aku pun mengikutinya.


****

“kenapa atap sekolah?” tanyaku

“tidak apa-apa, disni lebih nyaman, tidak perlu dilihat orang-orang yang heran memandang kita”


Benar juga pikirku, lalu aku lihat Jonghyun di kursi yang tadi ia tiduri. Aku menghampirinya. Lalu Jonghyun melihatku

“ayo kita makan bersama” katanya, kamipun makan bersama, hening, tapi aku senang Jonghyun tampak menikmati sushinya.

“sepertinya oppa sangat suka masakan Jepang?"

“iya aku sangat suka masakan Jepang…”

“hm begitu ya, wajah oppa juga, Nippon sekali”

“jeongmal?”

“ye… menurutku”

“ah mengerti Nippon?”

“tentu saja, waktu kecil aku tinggal di Jepang”

“ah, pantas saja…”

Kami berdua larut dalam obrolan yang cukup hangat, tidak terasa sushi yang kubawa habis. Tapi kami masih mengobrol.

“nanti buatkan aku masakan Jepang yang lain ya?”

aku hanya tersenyum, ternyata dia seperti anak kecil.



Aku berdiri di dekat jendela koridor sekolah, sambil memainkan HPku, aku memandang keluar jendela. Lalu seseorang mengambil HPku dari belakang “Jonghyun oppa!” kataku sedikit berteriak.

“kembalikan HPku!” lanjutku.

“tidak akan!!” ia mengangkat HPku dengan salah satu tangannya, percuma saja, dia lebih tinggi sekitar 25 cm dariku, pendeknya aku.

“baiklah aku tau oppa tidak akan mencuri HPku, tapi mau diapakan?” Ia terdiam, lalu ia tampak menelepon seseorang dengan HPku

“seenaknya saja!” kataku, tapi Jonghyun tidak meresponku. Jonghyun mengambil HPnya di saku kemejanya, lalu ia memandang layer HPnya, ia tersenyum tipis.

“ini HPmu”

“tadi oppa ngapain?”

“sudahlah gak penting, nanti kamu tau…”

Lalu ia meninggalkanku

“mau kemana?” tanyaku lagi

“bukan urusanmu”

“a… aku ikut!”

“untuk apa?”

“kalau oppa kabur saat jam pelajaran sekolah bagaimana? Jangan kabur lagi!”

“hahaha tidak akan, kalau begitu ayo ikut!”

“tapi mau kemana?”

“ikut saja…”

“ye baiklah…”

Aku mengikuti Jonghyun, lalu ia berhenti di depan ruang musik, ia membuka pintu ruang musik, sepertinya kosong.

“untuk apa kesini?”

“tentu saja bermain alat musik”

“ah… jadi di basecamp yang waktu itu? Oppa sering memainkan alat musik?”

“iya, sebenarnya kami punya band, entah kapan debutnya…”

“jeongmal?”

“nae, jeongmal, waktu di atap kan aku sudah bercerita padamu, tidak percaya?”

“hm… aku percaya… kalau begitu coba mainkan gitarnya!”

Jonghyun mengambil gitar lalu duduk di sebuah kursi, dan mulai memainkan gitarnya sambil bernyanyi.

“suaramu bagus oppa…” kataku pelan, aku tidak tau apakah Jonghyun mendengarnya, tapi ia melihatku lalu tersenyum.

++++

Perlahan aku membuka mataku, sambil membiasakan mata dengan bias cahaya dari jendela, aku melihat jam dinding di kamarku, jam menunjukan pukul 06.10, terlalu pagi untukku, lalu aku melepas kedua headsetku, sudah kebiasaanku mendengarkan lagu sebelum tidur. Lalu aku bangkit dari tempat tidur dan mengambil handukku.


****


Jonghyun yang baru bangun tidur terdiam di depan layar TV di apartemennya, ia menyalakan TV, tapi konsentrasinya lebih tertuju pada gitar yang ia mainkan. Saat ia minum, tiba-tiba saja bel apartemennya berbunyi. Jonghyun menghampiri pintu apartemennya, ternyata ada tetangganya.

“Jonghyun ssi, boleh aku meminta bantuanmu?”

“ah… Ye…. Ajusshi?” Jonghyun memandang heran

“Apa yang bisa… saya bantu??” lanjut Jonghyun

“ini aku mau menitipkan anakku, hari ini sekolah libur kan?” kata perempuan itu sambil memberikan anaknya yang masih berumur sekitar 3 tahun ke tangan jonghyun, lalu Jonghyun menggendong anak itu.

“eh… ye libur… tapi…”

“iya, aku mohon karena aku tidak tau harus menitipkannya kepada siapa lagi, nanti siang atau… sore, aku akan mengambil Baek Seunghyun, ok? Ah… ini peralatan Seunghyun makanannya, susunya, dan beberapa mainannya, semuanya ada di tas itu…”

“eh?” Jonghyun memandang ke arah tas itu, lalu memandang anak itu.

“Annyeong… kamsahamnida, Seunghyun annyeong, Eomma akan kembali, annyeong…”

“A… annyoeong…” kata Jonghyun. Blam. Pintu tertutup begitu saja, lalu jonghyun memandang anak itu.

“Apa yang harus kulakukan padamu?” kata Jonghyun sambil memandang anak itu “Aku suka anak kecil, tapi…”

“Ibumu pikir aku ini tempat penitipan anak?” lanjut Jonghyun.

Tiba-tiba terlintas di pikiran Jonghyun.

“Aku tau apa yang harus kulakukan…” kata Jonghyun pelan


---TBC---

         
           

3 comments:

  1. saya merasa salah satu yang dimaksud dengan 'someone jealous'
    jonghyun jadi ayah, jonghyun jadi ayahh

    ReplyDelete
  2. eon bayangin dolo jonghyun gendong anak .. wkekeke kayaknya blom pantes yak ... *kurangluwes getuhh* .... :)

    ReplyDelete
  3. wes jangan salah on, ahli banget kalo gendong anak (?)
    apa lagi anak dia sama si author (author nya kesenengan kkkk]

    ReplyDelete

Cara komen (bagi yang kurang jelas):

1. Ketik komen kalian di kotak komentar.

2. Di samping 'Berikan komentar sebagai', klik Google (bagi yang menggunakan Blogspot) atau LiveJournal/Wordpress/AIM/TypePad/OpenID (bila kalian mempunyai akun disana)

3. Atau bagi yang tidak punya akun sama sekali / tidak mau ribet, klik NAME/URL (kosongkan URL bila tidak mau ditampilkan)

4. Klik 'Poskan komentar'