Sunday, February 20, 2011

I DO (part 1)

Author: happyhanna (@sarahhannamoran )


Rating: General


Genre: apa aja deh


Cast: 

  • Lee Jung Shin
  • Lee Jong Hyun
  • Song Jae Min (fiktif)
  • Song Jae Sun (fiktif)



Note: inspirasi ff ini dateng pas aouthor sakit maag and harus badrest dan jadilah ff ini. selamat baca ^^





“menikahlah denganku” kata-kata itu begitu lancar ia ucapkan bahkan ia tidak sadar kalau aku terkesiap dengan kata-katanya. Lalu ia menggenggam tanganku lembut, dan matanya menatap mataku dalam, rasanya sangat teduh.


“jaemin, menikahlah denganku” ia berkata lembut dan dan aku masih diam mematung


“jungshin....kau serius?” tanyaku akhirnya, masih tidak percaya. Lalu jungshin merogoh kantong jaketnya dan mengeluarkan kotak bludru berwarna merah dan menyodorkannya padaku, ia membukanya dan aku melihat cincin berlian yang sangat cantik. Jungshin kembali menggenggam tanganku.


“aku serius, sangat serius....maukah kau menikah denganku?” tanyanya lagi. Dan kali ini aku menganggukan kepalaku sambil tersenyum manatap matanya yang juga berbinar-binar. Dan senyuman manis tersungging dibibirnya. Lalu ia mengambil cincin cantik itu dari kotaknya dan menarik tangan kananku dan menyelipkan cincin itu di jari manisku. Lalu ia mencium tangan dan keningku.


“terima kasih kau mau menikah denganku,aku janji aku akan selalu membuat kau bahagia”


“kau terlalu berlebihan dengan semua ini jungshin” kataku mersasa terlalu istimewa diperlakuakn seperti ini oleh jungshin.


“tidak ada yang berlebihan untuk wanita sespecial kau jaemin” jungshin mulai membuatku melayang lagi dengan kata-katanya.


“jadi kapan kita akan mengadakan pernikahan?” tanya jungshin lagi


“aku harus membicarakan ini dengan keluargaku, kau tahukan ini bukan main-main. Kita harus serius”


“aku tau ini hal yang serius, lagipula aku juga tidak ingin menjadikan hal ini mainan. Aku harap dalam waktu dekat kita bisa menikah” kata jusnghin lagi. “bagaimana kalau besok?” aku membelalakan mataku


“kau gila??” kataku protes. Jungshin terkekeh mendengar protesku


“ya aku gila karena terlalu senang kau mau menikah denganku”


“kalau kau gila aku tidak jadi menikah denganmu ah, aku tidak mau punya suami yang gila” kataku lagi sambil tertawa sambil memperhatiakn cincin cantik yang sekarang tersemat di jariku.


“saranghaeyo” kata jungshin dan kali ini ia mengeluarkan sebuket mawar merah dan ia serahkan padaku, hari ini hatiku benar-benar dibuatnya terbang.


***


Aku membuka pintu apartemen dan mendapati kakak perempuanku sedang duduk bersila disofa sambil mengunyak snack ditangannya sedangkan matanya tertuju pada layar tv. ia mengalihkan pandangannya saat aku masuk.


“dari mana saja kau? Jam segini baru pulang?” tanya Jaesun onniku


“makan malam dengan jungshin” kataku sambil meletakan buket mawar di atas meja


“kalian ini ya, kalau begitu kapan kalian menikah? Kalian sudah 3 tahun pacaran sudah waktunya kalian menikah” katanya lalu aku memamerkan cincinku.


“tadi dia melamarku, lihat”


“oh baguslah, lalu kapan kalian menikah?” tanya onni ku


“aku belum tahu, aku harus membicarakan ini dengan appa dan omma”


“appa dan omma pasti senang sekali, akhirnya satu dari dua anak perempuannya akan ada menikah juga. Kau harus cepat kabari omma, pasti sesudah itu omma akan memaksaku untuk cepat-cepat menikah” katanya sambil mengerucutkan bibirnya.


“tak apa aku menikah lebih dulu onni? Aku merasa tidak enak padamu”


“apa kau dan jungshin mau menunggu sepuluh tahun lagi sampai aku menikah baru kalian akan menikah? Itupun kalau sepuluh tahun lagi akan ada orang yang mau menikah denganku” kata onni ku lagi


“makanya onn kau ini harus merubah sedikit penampilanmu, jangan terlalu tomboy jadi ada pria yang akan melirikmu” kataku sambil tertawa.


“sudah mandi sana, jangan menceramahiku dan membuatku iri dengan rencana pernikahanmu itu” kata onni ku akupun berjalan kekamar sambil berseri-seri.


***


Pagi-pagi sekali aku sudah siap pergi kekantor, setelah tadi malam aku menelepon appa dan omma di busan dan mengabarkan kalau jungshin melamarku mereka terdengar sangat senang. Omma memintaku mengajak jungshin ke busan uantuk dikenalkan pada keluarga besarku disana. Dan hari ini rasanya aku lebih bersemangat dari hari-hari sebelumnya. Aku memerhatikan lagi cincin yang tersemat dijari manisku dan tersenyum , tiba-tiba ponselku berdering.


“selamat pagi jagi~” sapaku


“selamat pagi calon istriku” katanya lagi. “kau sudah siap? Aku sudah hampir sampai apartemenmu” katanya.


“baiklah aku akan turun ke lobby” kataku sambil menyambar tas ku dan melambaikan tangan pada onni ku yang masih sarapan sebelum ia pergi ketempat kerjanya juga. Dan onni melambaikan tangannya juga.


Aku duduk santai di lobby apartement, tiba-tiba perutku berbunyi, aku belum sarapan pagi ini tapi aku abaikan saja, dan tidak lama mobil jungshin pun sampai.


“hari ini kau terlihat lebih bersemangat” kata jungshin sambil mengemudi


“tadi malam aku menelepon omma dan appa memberitahu kalau kau melamarku, mereka sangat senang dan bilang kalau aku harus mengajakmu ke busan untuk dikenalkan pada keluarga besarku” aku bercerita dengan semangat, jusnghinpun tersenyum mendengarnya.


“senang appa dan ommamu mendukung kita, bagaimana kalau minggu depan kita ke busan? Mengunjungi appa dan ommamu, bagaimana?” tanya jungshin lagi


“ide bagus..nanti aku kabari appa dan omma ku lagi” kataku....tiba-tiba perutku terasa sakit lagi seperti ditusuk-tusuk. Aku memegang perutku dan mengigit bibir bawahku untuk menahan sakit.


“jagi kau kenapa?” tanya jungshin, aku meringis


“tidak, tidak apa-apa. Perutku hanya sedikit perih, mungkin karena aku belum sarapan” kata ku


“kita cari sarapan dulu ya, kita ke restoran 24 jam ya” kata jungshin


“tidak usah, nanti kau terlambat kerja, nanti saja di kantor aku membeli sarapan. Lagipula sudah tidak sakit lagi” kataku, dan memang rasa sakitnya sudah tidak terlalu terasa. Akhirnya mobil jungshin sampai juga didepan kantorku.




***


Selesai juga aku mengerjakan banyak perkerjaanku, dan sekarang aku menyelesaikan dokumen terakhir yang harus aku serahkan pada bos ku. Setelah semua pekerjaan kuselesai aku menghela nafas panjang dan menyandarkan tubuhku santai. Aku merasa sedikit mengantuk, akupun ketoilet untuk mencuci mukaku, mungkin membantu untuk membuatku segar kembali. Tapi pada saat aku baru berjalan menuju wastafel rasa perih di perutku terasa lagi kali ini lebih perih dibanding tadi pagi. Aku terus memegangi perutku sambil meringis menahan sakit berharap perih ini akan hilang. Tapi malah semakin sakit, sudah itu aku tidak tau apa yang terjadi lagi.




***


Seseorang membelai kepalaku dan menggengam tanganku. Aku membuka mataku pelan, rasanya aku lemas sekali, tapi rasa sakit diperutku sudah hilang.


“jagi, kau sudah sadar?” ternyata jungshinlah yang ada disampingku.


“aku kenapa?” kataku saat sadar aku terbaring dirumah sakit.


“penyakit maagmu kambuh dan ternyata sudah akut. Kau harus dirawat beberapa hari ini. Aku sangat kahawatir saat seorang temanmu bilang kau pingsan dan langsung dibawa kerumah sakit”


“onni?” tanyaku


“aku sudah memberi kabar onnimu, sebentar lagi ia sampai” kata jungshin, raut khawatir tergambar diwajahnya, aku tersenyum untuk membuatnya lebih tenang.


“kembalilah kekantor, kau banyak pekerjaankan?”


“tidak, aku sudah izin untuk menemanimu” tiba-tiba seseorang mengetuk pintu, ternyata dokter yang datang keruanganku, mungkin akan mengecek kondisiku. Jungshinpun mundur beberapa langkah untuk memberi dokter itu tempat untuk memeriksaku.


“selamat siang nona Song Jae Min” sapa dokter itu ramah sambil. Aku terkesiap saat membaca nametag dokter itu. Lee Jong Hyun


“bagaimana keadaan anda, apa sudah lebih baik?” tanya dokter itu lagi, kali ini aku bisa melihat jelas wajahnya dan yang lebih parah wajahnya membuatku semakin kaget, tidak percaya dengan apa yang aku lihat


“apa anda merasa masih ada yang sakit?” tanya dokter itu lagi membuatku tersentak kaget


“ah tidak, hanya sedikit pusing” kataku masih memperhatikan wajah dokter itu. “benarkah ini kau?” tanya ku dalam hati.


“kau terkena maag akut, disebabkan karena pola makanmu yang tidak teratur. Mulai sekarang kau harus memperhatikan pola makanmu, 3 kali sehari dengan porsi yang cukup dan dengan vitamin yang cukup juga” kata dokter itu sambil melilitkan alat tensi dilengan kiriku. Lalu jungshin bergerak maju dan berdiri disampingku.


“tuhkan sudah kubilang kau ini suka lupa makan, dengarkan apa kata dokter barusan” kata jungshin dan entah kenapa aku jadi merasa salah tingkah.


“apa anda teman nona Jaemin?” tanya dokter itu pada jungshin


“aku calon suaminya” kata jungshin, dokter itu melihat kearah jungshin dan aku, sepintas aku melihat ekspresi kaget dari wajah dokter ini. Tapi kemudian ia tersenyum.


“baiklah, kondisi anda sudah membaik anda hanya butuh istirahat dan minum obat dengan teratur, tapi anda masih harus dirawat disini agar pola makan anda dapat terkontrol. Lalu dokter itu pamit.


“dokter...” panggilku tepat sebelum ia membuka pintu


“ya?”


“tidak...tidak jadi” kataku lalu ia tersenyum


“kalau anda butuh sesuatu panggil saja saya”




***


Aku duduk terdiam sementara onni ku sedang mengupaskan apel untukku, dan jungshin sedang pulang kerumahnya.


“onni, kau tahu siapa yang menanganiku dirumah sakit ini?” kataku pada onni ku


“siapa memangnya?”


“jonghyun”


“jonghyun? Jonghyun mantanmu itu?” tanya onni ku, aku mengangguk


“dia dokter disini?” tanya onniku, aku mengangguk lagi


“bagaimana bisa? Katanya dia ke Amerika?”


“entahlah, yang aku tahu sekarang ini dia adalah dokter yang merawat aku”


“jungshin tau kalau dokter yang merawatmu itu jonghyun” tanya onniku lagi. Kali ini aku menggeleng


“aku takut” kataku, dan onni menunjukan wajah bingungnya. Lalu aku meletakan tangan kananku didadaku


“dia masih punya tempat disini” kataku lagi, onniku hanya menghela nafas panjang. Tiba-tiba seseorang muncul dari balik pintu. Jonghyun. Aku langsung membuang muka.


“annyeonghaseyo” sapanya, onni membalas sapaannya ramah


“ah ada noona ternyata, aku kira Jaemin hanya sendiri. “


“kau mau memeriksanya ya?” tanya onni ku


“ani, jam kerjaku sebagai dokter sudah habis hari ini. Aku ingin menjenguk Jea min sebagai teman” katanya. .


“ah kalau begitu aku permisi dulu” ah onni ku yang satu ini bodoh ya? Malah pergi disaat aku butuh bantuannya. Dan sekarang tinggalah aku dan namja yang sedang memerhatikan wajahku lekat. Tidak ada kata-kata yang mau aku bicarakan, mungkin diapun begitu.


“bagaimana keadaanmu?” tanyanya


“aku? Baik. Lebih baik dari tadi siang” kataku


“bukan kesehatanmu, kalau itu aku sudah tahu.aku kan doktermu, ingat?” katanya


“maksudku keadaanmu sekarang?” aku mengerti apa maksudnya


“aku baik-baik saja”


“karena sebentar lagi kau akan menikah, ya kan?” tanyanya lagi. Kali ini ada sesuatu yang menusukku, tapi bukan diperutku, tapi dihatiku. Kata-katanya barusan.


“4 tahun, aku rasa itu waktu yang cukup lama untuk menata hati lagi untuk orang lain yang lebih baik” kataku masih enggan melihat matanya. Ia berjalan mendekat.


“kau serius akan menikah dengan orang itu? Bukan pelarian?” katanya sambil menggengam tanganku. Aku melepaskan tanganku dari genggamannya


“tentu saja aku yakin. Tapi yang aku sesalkan kenapa disaat seperti ini kau malah datang lagi” kataku kesal


“apa aku membuatmu ragu dengan keputusanmu untuk menikah?” pertanyaannya tadi ia lontarkan diiringi tatapan dinginnya


“kalau karena aku, kau jadi ragu untuk menikah dengan orang itu, artinya hubunganmu selama ini dengannya hanya pelarian. Seharunya kau yakin akan menikah dengannya walaupun sekarang aku memintamu kembali padaku. Berarti dia hanya pelarian” kata-katanya tadi memaksaku untuk berfikir. Benar, kalau aku yakin dengan keputusanku untuk menikah dengan jungshin apapun yang jonghyun lakukan skarang tidak akan membuatku ragu....tapi kenapa sekarang aku ragu saat jonghyun ada didepanku?? Apa aku slama ini melakukan pelarian. Ia masih berdiri disitu menuntutku mengatakan sesuatu dengan tatapannya. Lalu ia membelai kepalaku halus.


“bogosipoyo” bisiknya, tanpa sadar akupun mnyandarkan kepalaku dipundaknya.


“nado bogosipoyo” kataku, lalu memejamkan mataku. Tiba-tiba terlintas wajah jungshin dipikiranku. Sontak aku mendorong jonghyun menjauh. Ia terlihat heran.


“kau takut ia tahu?” kata jonghyun, aku hanya tersenyum pasrah. Ia berjalan mendekat lagi, mendaratkan bibirnya dikeningku. Lalu menarik selimut menutupi tubuhku.


“tidurlah, kau butuh istirahat” katanya lalu meninggalkan aku sendiri dikamar rumah sakit. Aku meletakan tanganku di dadaku lagi, merasakan detak jantungku yang tidak beraturan.


“apa aku salah dengan pilihanku selama ini? Tapi aku yakin in semua benar....jungshin?? jonghyun...???” pikiranku mulai melayang kemana-mana.




***


Sesuatu menyentuh bibirku lembut.


“selamat pagi jagi.....” ternyata jungshin


“ah jagi....~. kau tidak ke kantor?”


“sebentar lagi, aku ingin menemuimu dulu” kata jungshin, lalu ia membelai rambutku


“apa yang kau bawa?” tanyaku.


“sarapan pagi, aku tahu makanan rumah sakit pasti sangat tawar dan tidak enak”


“jagi kau sudah sarapan?” tanyaku sementara jungshin mengambil sesuap bubur yang terlihat sangat enak . ia menyuapiku. Tiba-tiba seseorang mengetuk pintu. Lalu munculah namja itu dengan jas putih dokternya, ia tertegun sebentar melihat adegan suap-suapan antara aku dan jungshin.


“mianhae aku menggangu” katanya berjalan mundur dan hendak menutup pintu.


“ah dokter, kau mau memeriksa jaemin? Silahkan kalau begitu” akhirnya jonghyun masuk dan berjalan kearah tempat tidurku. Lalu ia meletakan tangannya di keningku.


“kau sudah makin membaik” aku tertunduk.


“ah kalian sungguh pasangan yang serasi” jonghyun menatap aku dan jungshin.


“tentu saja, kami akan segera menikah” wajah jungshin sangat sumringah, sementara aku? Rasanya seprti ditampar oleh kata-katanya.


“semoga pernikahan kalian lancar dan kalian akan hidup bahagia” kata jonghyun sambil tersenyum pada kami. Aku membuang mukaku, dan aku merasakan wajahku panas saat ini.


Jungshin melirik jam tangannya lalu menatap ku


“aku harus kekantor sekarang, maaf aku tidak bisa menemanimu lebih lama, tapi nanti pulang kerja aku pasti mampir kesini” kata jungshin


“baiklah, nanti dikantor jangan terlalu memikirkan aku ya, fokus pada pekerjaanmu” kataku


“baik jagi....ah ah bukan...calon istriku. Ah dokter mohon bantuannya supaya calon istriku yang bandel ini bisa cepat sembuh” kata jungshin pada jonghyun yang masih berdiri disamping tempat tidurku. Jonghyun hanya mengangguk dan tersenyum


“baiklah, aku harus pergi sekarang. Saranghae” kata jungshin sambil mencium keningku. Lalu ia menundukan badan pada jonghyun dan ia pun berlalu menuju kantornya. Dan sekarang aku dan jonghyun hanya diam tanpa gerakan sedikitpun, bahkan nafas kamipun tidak terdengar diruangan ini.


“ah....” jonghyun mulai berbicara, ia melangkahkan kaki mendekat padaku. Tiba-tiba ia menarikku kedalam pelukannya. Aku bergerak berusaha melepaskan diri tapi tangan jonghyun semakin kencang memelukku.


“kau tahu, rasanya saat tadi aku mendengar jungshin itu memanggilmu jagiya? Waktu dia mencium keningmu? Kau tahu rasanya?” kata jonghyun, aku hanya diam dalam pelukannya.


“rasanya sakit!! Kau tahu, rasanya sakit!!! Bahkan lebih sakit dari semua penyakit yang pernah aku tangani dirumah sakit” sekarang ia makin mempererat pelukannya. “aku kira kau akan menungguku pulang dari amerika, sesudah itu kita akan menempuh hidup kita bersama. Tapi ternyata selama ini aku salah besar, kau bisa mencari orang lain selain aku. Tapi tenang....secepatnya aku akan mengambil dirimu lagi dari namja itu....lihat saja nanti kau akan jadi milikku lagi” tangan jonghyun mengusap kepalaku pelan, nafasnya terasa hangat dipipiku, aku masih diam dalam pelukan jonghyun, merasakan lagi aroma tubuh namja yangs sudah lama tak ku lihat ini. Aku memejamkan mata menahan air mata yang mungkin sebentar lagi akan turun. Tapi mataku tiba-tiba tertuju pada namja lain yang berdiri dikejauhan. Jungshin. Ia berdiri dengan wajah yang sulit ditebak. Kali ini aku benar-benar melepaskan tubuhku dari pelukan jonghyun.


“jungshin....” kataku pelan, jungshin melangkah cepat dan mengambil ponselnya yang tertyata tertinggal di sebelah tempat tidurku. Lalu menatap jonghyun dengan tatapan penuh amarah.


“apa yang kau lakukan pada Jaemin?” tanya jungshin


“memeluknya, kau tidak melihatnya tadi?” jonghyun menjawab dengan senyuman singkat. Sekarang tatapan junsghin beralih kearahku yang tertunduk, kali ini air mataku sudah mengalir deras.


“jungshin....mian...” belum selesai aku bicara kepalan tangan jungshin sudah mendarat disalah satu sisi wajah jonghyun. Terdengar jonghyun meringis kesakitan. Kali ini kepalan tangan jungshin kembali nyaris mendarat disisi lain wajah jonghyun tapi aku sempat menarik lengan kemeja jungshin.


“jagi~....ini rumah sakit” kataku mencoba melerai. Jungshin melirikku.


“siapa dia?” tanya jungshin sangat datar. “ dia bukan hanya sekedar dokter yang menanganimu di rumah sakit ini kan?”


“dia...dia....” aku tidak bisa menemukan keberanianku


“aku mantan pacar Jaemin” kata jonghyun akhirnya.


“oh begitu....mantan pacar masih bisa berpelukan seperti tadi ternyata”


“kau cemburu?” tanya jonghyun


“jelas saja!! Kau memeluk calon istriku” kata jungshin


“calon istri? Lihat saja nanti” kata jonghyun sambil berlalu. Kini tinggalah aku dan jungshin.


“jonghyun itu mantan pacarku, kami saling mengenal sudah sejak awal dan saat kelas 2 SMA kami berpacaran” entah kenapa aku ingin menceritakan semuanay pada jungshin walaupun ia tidak memintanya, tapi ia mendengarkannya dengan seksama.


“tapi saat kelulusan ia pergi ke amerika untuk belajar kedokteran sesuai keinginan orang tuanya, dan kamipun berpisah...satu tahun kemudian aku bertemu denganmu....dan kau tahu cerita selanjutnyakan....??” kataku lagi. Tiba-tiba jungshin berjalan meninggalkan ruanganku.


“jungshin....kau tidak apa-apa?” tanyaku sebelum jungshin menutup pintu ruanganku


“entahlah....mungkin aku tidak bisa menemuimu untuk beberapa hari ini.kau membuatku kacau” kata junsghin lalu meninggalkan aku sendirian. Aku melipat kakiku dan menenggelamkan wajahku diatas kedua lututku. Akupun menangis...tangisanku semakin keras....aku mengeluarkan semua tenagaku untuk menangis...untuk menyesali semua kebodohanku.


***


Sudah 3 hari aku masuk kerja lagi, tapi kali ini tidak ada satupun pekerjaanku yang aku kerjakan. Tatapan mataku kosong menatap jalanan yang terlihat kelas dari ruangan kantorku. Akhirnya aku menyambar ponsel yang tergeletak dimeja. Mendial serentetan nomor lalu ku letakan ponsel itu dikuping. Terdengar suara operator memberitahu bahwa nomor yang dituju sedang tidak aktif. Aku menghela nafas panjang lalu menjambak rambutku pelan.


“jungshin.....aku mohon.....” kataku geram. Aku memejamkan mata menghela nafas panjang. Lalu berjalan gontai ke luar ruangan


***


“dongsaeng....liat ini. Aku bawakan beberapa contoh undangan dari temanku yang mempunyai usaha WO....kau harus mulai mempersiapkan pernikahanmu. Itu kan sekali seumur hidupmu jadi kau harus mempersiapkannya sespecial mungkin.....” aku malah membuang muka dan berjalan kekamar dan menutup pintu dengan kasar. Tidak lama onni masuk kekamarku dan duduk disamping tempat tidurku


“kau kenapa? Bukannya seharusnya kau senang. Sebentar lagi kau menikah....” kali ini aku tidak bisa menyembunyikan isak tangisku. Onni ku mengelus rambutku pelan. Dan memeluku.


“jonghyun datang, dan ia membuat persaanku kacau onni....dan aku membuat jungshin benci padaku. Bahkan ia tidak menghubungiku beberapa hari ini....onni aku bingung”


“stttt....tanya hatimu siapa yang sebenarnya kau cintai...jangan sampai kau menyesal nantinya. Pernikahan itu bukan mainan, kau juga harus memikirkan persaan jungshin dan jonghyun...”


“aku...aku sangat mencintai jungshin...aku yakin aku ingin menikah dengan jungshin..tapi tba-tiba jonghyun datang lagi dan ...dan...aku tidak tahu onn...aku bingung apa yang aku rasakan terhadap jonghyun” aku masih terisak. Kedua wajah namja itu terbayang diotakku.


“kalau onni boleh tau, kenapa jonghyun bisa membuat persaanmu pada jungshin jadi kacau?”


“karena...karena aku terlanjur berjanji pada jonghyun. Dulu sebelum jonghyun pergi keamerika aku berjanji akan menunggunya pulang...dan ternyata aku tidak bisa memenuhi janjiku padanya onni..tapi aku sangat mencintai jungshin...onni......onni aku bingung” aku merengek pada onniku dan kali ini onni memelukku semakin erat


TBC

7 comments:

  1. jungshin, cieeeeeeee. romantis bener dah.
    suka deh sama sifatnya jonghyun, apa lagi pas kegep jungshin lagi pelukan, uhuhuhu, so gentle.
    aaaaa direbut 2 cowok ganteng
    iri
    part 2 part 2

    ReplyDelete
  2. di awal sempet ngakak ngebayangin jungshin se-so-sweet itu /plak xD
    tapi makin dibaca karakternya jungshin jadi pas gitu, ngebayangin jonghyun jadi dokter, waa waaa pengennya pura-pura sakit /plak

    kisah cinta segitiga :o
    lanjutaaan~

    ReplyDelete
  3. @mpeb onni: gomawo komennya....nah saking senengnya di rebutin 2 cowo aku aja sampe bingung milih yang mana heheeh

    @caica : hoho jadi kocak ya....kalo aku pengen jadi perawat aja ah biar kemana2 bisa ngekor jonghyun hehe

    @all: semoga minggu depan part 2 nya bisa di post ya ^^

    ReplyDelete
  4. bakalan datang orang ke 2 cewek .. itu adalah eonni k4D .. terserah dech mau di dapetin ma Jungshin atau Jonghyun .. pasrah eoni menerimanya #plak ... heheheheh

    part2 di tungguuuuuu yaaaa

    ReplyDelete
  5. yang polling itu, jaemin sama jonghyun (><)

    hidup JAEJONG (?)

    ReplyDelete
  6. Loh2...aigooo...ini aku yang sangtae atau gimana sih -,-
    Perasaan aku uda Kommen..eh kommenku kok kagak ada... *banting Modem

    hhaahaha...
    min....ntu jaemin sm Jungshin aja...wkkakkaa
    kasihan uda mau nikah,,,,

    *jangan Pisahkan mereka....

    ReplyDelete
  7. yaudah deh mana aja, asal jangan sama minhyuk (??)

    ReplyDelete

Cara komen (bagi yang kurang jelas):

1. Ketik komen kalian di kotak komentar.

2. Di samping 'Berikan komentar sebagai', klik Google (bagi yang menggunakan Blogspot) atau LiveJournal/Wordpress/AIM/TypePad/OpenID (bila kalian mempunyai akun disana)

3. Atau bagi yang tidak punya akun sama sekali / tidak mau ribet, klik NAME/URL (kosongkan URL bila tidak mau ditampilkan)

4. Klik 'Poskan komentar'