Rating : T
Genre : ga romantis ga humor
Cast :
- Kang Minhyuk CNBLUE
- Park Hanyoung (si admin sarah)
- Lee Jonghyun
Other cast :
- Choi Harim - bu direktur (fiktif)
Disclaimer : jalan ceritanya asli bukan punyaku. tapi kalo minhyuk... gausah ditanya itu ah, malu jawabnya ;p
Note :
Annyeong :) Ga ada kerjaan, tiba-tiba pengen bikin FF. Tapi ga ada ide juga. Akhirnya aku sadur dari sebuah komik karangan Takeuchi Masami. Judulnya? Sama banget sama FF ini. Ada yang udah pernah baca? Baca lagi lah, kali aja udah lupa sama ceritanya. Agak-agak aku bedain dikit sama yg di komik. Cuma asik aja kali ya kalo dibikin pake tokoh lain kekekekekek.
Selamat membaca...
LINDUNGI MALAIKAT KITA!
DICARI BODYGUARD UNTUK PARK HAN YOUNG!
Hanyoung, model Young Saturday sedang diincar oleh penguntit gelap. Bagi para pria tangguh, kirimkan segera lamaran Anda ke manajer personalia.
Namja yang sedang membaca iklan di majalah tersebut bergumam,” Bodyguard sang model? Hmmm!”
Hanyoung pov
“AKU GA BUTUH BODYGUARD!” kataku tegas pada bu direktur, Choi Harim, yang sibuk dengan rokoknya.
“Coba lihat ini,” si nenek sihir menunjuk ke arah tumpukan benda yang membuatku terlibat masalah, “masih ga mau pakai bodyguard juga? Itu semua ditujukan padamu!”
Tumpukan benda yang dibiarkan tergeletak di lantai. Tumpukan foto-foto saat aku sedang berganti pakaian dan beberapa pakaian dalam. Bahkan ada pesan di kertas yang tertempel di salah satu bra tersebut: pakai ya waktu kita ketemu nanti. AISH!! Dasar mesum!!!!!!
“Mengerti, kan? Mulai sekarang kau akan dijaga oleh seorang bodyguard selama 24 jam penuh.”
“Teganya!”
Masa 24 jam penuh?! Sebentar lagi kan valentine. Dan sepertinya Jonghyun oppa mau menembakku. Huaaaaaaaa... Dia itu macho, tampan dan menjadi anggota klub judo. Karena tau Jonghyun oppa suka baca Young Saturday, aku sengaja melamar jadi model majalah tersebut. Supaya dia mengenaliku.
“Ini kan kesempatan yang ku tunggu-tunggu. Dasar penguntit menyebalkan, ga tau diri! Bilang ‘pakai ya waktu kita ketemu nanti’ segala. Apaan tuh!” omelku.
“Wua, kalau begitu buat aku aja!”
Terdengar suara seorang namja dari belakang. Aku menengok ke arah suara tersebut dan kulihat namja tersebut sedang memegang celana dalam. MWO? CELANA DALAM?
BHUG!
Spontan ku tonjok wajahnya dan dia terjatuh. Hahaha, rasakan!
“Ya! Siapa kau? Teman si penguntit gila itu, hah?”
“Hanyoung, dia itu bodyguardmu...” kata bu direktur yang bediri di belakangku.
“Annyeonghaseyo, Hanyoung!” sapa namja itu yang masih duduk sambil mengusap pipinya yang ku tonjok tadi. Masih sempat-sempatnya dia tersenyum
Bodyguard terlemah dalam sejarah. Kang Minhyuk namanya.
Author pov
Pagi telah datang. Hanyoung sudah tiba di sekolah. Tentu saja Minhyuk bersamanya. Semuanya telah diatur oleh bu direktur, sehinggu Minhyuk bisa satu sekolah bahkan satu kelas dengan Hanyoung.
“Murid baru ya?”
“Ganteng juga!”
“Kyaaaaaaaa...”
“Huh!” dengus Hanyoung. Yeoja itu apa-apaan sih? Norak! batin Hanyoung.
Flashback
“Bu direktur, kenapa bodyguard seperti itu yang dipilih, sih?” protes Hanyoung.
“Biar ga mencolok. Tapi sebenarnya dia bukan orang biasa lho. sepertinya...”
Flashback end
Emang bukan orang biasa! Masa bodyguard badannya lemah gitu si? Mana pake kaca mata, kurus, pake anting pula. Aish! Masa bodo dengan penguntit gila! Masa bodo dengan bodyguard! Itulah curahan hati Hanyoung. Ah, coba Jonghyun oppa jadi bodyguardku.
“Senangnya!” gumam Hanyoung, mukanya memerah. Minhyuk hanya bingung dengan yeoja yang kini di sampingnya.
Tiba-tiba detak jantung Hanyoung berjalan dengan cepat begitu melihat Jonghyun yang dia sukai berjalan ke arahnya. Jonghyun oppa! Batin Hanyoung.
“Eh, itu kan Park Hanyoung!”
“Uwaaaa, Hanyoung-ssi!”
Para namja di sekolahan bergumam. Tapi Hanyoung tidak menyadarinya, masih sibuk mikirin Jonghyun sambil memeluk tasnya. Senangnya pagi-pagi bisa ketemu dia.
“Lho, Hanyoung? Waeyo?” tanya Minhyuk.
“Ga apa-apa! Ya! Kau minggir aja, deh!”
“Apa?”
Jonghyun terus mendekat.
“Sudah cepat minggir!”
“Kenapa?”
Jonghyun melewati mereka berdua. Sebelumnya sorotan mata tajam Minhyuk beradu pandang pada sorotan mata teduh Jonghyun. Dia sudah berjalan menjauh.
“YA!”
Hanyoung pov
Kini Jonghyun oppa berjalan menjauh. Pasti gara-gara Minhyuk ada di sampingku, dia tidak jadi bicara padaku. Minhyuk paboya!
“YA!” aku mendorong Minhyuk hingga dia terjatuh. Lemah banget namja ini.
“Pabo! Kenapa tadi ga minggir sih? Gimana kalo Jonghyun oppa salah paham?!”
“Eh? Hanyoung suka namja barusan?” katanya dengan wajah polos.
“Lihat ga tadi? Muka Hanyoung memerah waktu lihat aku.”
“Bukan lihat kamu, tapi aku.”
“Lihat aku, kok! Serius!”
Aish! Namja-namja bodoh ini. Aku tadi lihat Jonghyun oppa tau, bukan kalian.
“HANYOUNG, TADI LIHAT AKU KAN?” kata para namja serempak.
“Haaaaah?”
DEG!
Sekilas kulihat tatapan tajam Minhyuk. Lho, Minhyuk jadi beda banget?
“Hanyoung-ah, aku takut!” kata bodyguard lemah ini sambil memelukku ketakutan. Ya! Kenapa jadi lemah lagi??
“Minhyuk-ah! Kok malah takut? Kau kan bodyguardku?”
“YA, KAU APAKAN HANYOUNG KU?” para namja yang mulai beringas itu mulai memukuli Minhyuk yang masih memelukku.
“MINHYUK! KAU KAN NAMJA!!!!!”
“Hangatnya pelukan Hanyoung!”
BHUG!
Ku tonjok wajahnya.
“BARISIK! BUBAR!” tiba-tiba sonsaengnim datang dan membubarkan kegaduhan.
“Huweeee, sakiiiit!” keluh Minhyuk. Dia memar-memar.
Sebal! Udah pengecut, ga tau diri pula. Asal main peluk aja. Namja payah. Pengecut! Bodyguard apanya?!
Tapi bagaimanapun, aku kasihan melihat keadaannya.
“Sini aku obati” aku menggiring Minhyuk ke UKS.
Yah, mau gimana lagi. Sama seperti kucing. Sekali dipungut, ya harus dipelihara baik-baik.
“Kalau takut, kabur aja ya, Hyuk!”
“Iya, hiks!”
Apa boleh buat, malah aku yang menjaganya.
Minhyuk pov
JEPRET!
“Ya, bagus Hanyoung!” puji sang fotografer.
JEPRET! JEPRET!
“Cantiknya! Bagus, bagus! Oke, selesai.”
Yah, kok selesai? Aku kan masih mau lihat Hanyoung berpose cantik. Tanpa kusadari, setetes darah telah mengalir dari hidungku, mimisan. Hanyoung-ah~ Kau cantik sekali.
“Annyeong, bodyguard!”
“Ah, bu Choi. Annyeonghaseyo!” salamku sambil membungkukkan diri.
“Gimana keadaannya?”
“Aman terkendali,” saking semangatnya tanganku mengepal, “ku pertaruhkan nyawaku untuk melindungi Park Hanyoung.”
“Hahaha, sampai mimisan begitu.”
Bu direktur lalu beranjak menghampiri Hanyoung yang sedang berada di ruang ganti pakaian. Aku pun mengikutinya
“Kau mau ikut aku ke ruang ganti, hah? Kang Minhyuk?”
Hanyoung pov
“Hanyoung?”
“Bu direktur? Ada apa? Kok tumben datang ke studio?”
“Selama ini kau aman kan? Ada bodyguard sih”
“Mwo? Maksud bu direktur si beo...”
“Apa?” tanya bu direktur.
“Ah, aniyo!”
Minhyuk? Beo? Dia itu rubah!
“Ngomong-ngomong, ini,” bu direktur menyerahkan selembar kertas padaku.
Hanyoung ku yang cantik. Aku khawatir karena akhir-akhir ini ada namja aneh yang selalu mengikutimu. Mungkin karena sampai saat ini kita belum bersatu. Aku ingin kita cepat bersatu. Akan kupeluk dirimu dan kuminum darahmu... jika darahmu kuminum, kita akan bersatu selamanya.
Bulu kudukku tiba-tiba berdiri, rasanya merinding membacanya
“Berhati-hatilah. Kita ga tau apa yang dilakukannya.”
“Waaaaa, ternyata studio itu menarik juga,” kata Minhyuk di perjalanan mengantarku pulang ke rumah dengan berjalan kaki. Langit sudah gelap, hanya bulan dan lampu-lampu jalanan yang menerangi langkah kami.
“Hanyoung-ah, wae? Wajahmu pucat.”
“Ah, ga apa-apa.”
Aku ga bisa cerita. Yang ada dia ketakutan. Kasihan kan. Kalo nanti terjadi sesuatu, aku akan menyuruhnya kabur.
PLETAK!
Sebuah batu kecil berhasil medarat di kening Minhyuk.
“Aw! Aduh, batu?”
“Minhyuk-ah, cepat lari.”
Beberapa batu kecil mulai menghujani Minhyuk. Aigoo, apa yang harus ku lakukan?
“Minhyuk, cepat lari! Palli!” kataku mendorong Minhyuk. Aku pun berusaha menangkis batu-batu tersebut. Siapa sih yang melempar batu? Orang tersebut bersembunyi.
“Hanyoung-ah?” kata Minhyuk lirih. Aish, sudah kubilang lari...
“PENGECUT! Kalau kau merasa namja, ayo keluar! Baraninya cuma mengikuti aku.. memotreku.. menulis surat aneh... NAMJA PENGECUT!”
Tiba-tiba Minhyuk berlari cepat ke arah si pelempar batu.
“Ya! Minhyuk?!”
Spontan aku menyusulnya.
“Minhyuk, tunggu....”
BHUG!
Aku menabrak Minhyuk yang berhenti mendadak. Aish!
“Ah, dia kabur! Sudah aman. Orang yang bersembunyi paling takut kalo ketahuan. Kalo kita taku-takuti, pasti kabur.”
“Kau pintar juga rupanya. Tadi lihat wajahnya ga?”
“Wajahnya? Lihat kok.”
“Bagaimana tampangnya?”
“Ga kebayang deh,” Minhyuk mulai melebarkan mulutnya dengan kedua telunjuknya, “Mulutnya robek, matanya naik. Serem banget! Kayaknya dia mengincar aku.”
“Kenapa? Kan aku yang diikutinya...”
“Iya, sih. Tapi baginya aku ini pengganggu yang selalu mengikuti mu, Hanyoung-ah!”
Itu tanggapan penguntit itu?
“Kelewatan banget! Ga sangka dilemparin batu secara tiba-tiba,” Minhyuk menghampiri beberapa tumpuk
batu dibalik tiang listrik di tempat si pelempar tadi bersembunyi.
“Minhyuk-ah~ Kau boleh kok berhenti jadi bodyguardku!”
Minhyuk yang mendengar aku berucap begitu, spontan melirik heran padaku.
“Terlalu berbahaya, sampai di....”
“Bodoh, tentu saja berbahaya,” kata Minhyuk sambil mengacak-acak poniku, “Namanya juga bodyguard. Jangan khawatir. Kau tenang saja. Aku akan menjagamu, apapun yang terjadi.”
DEG! Tiba-tiba aku deg-degan
Sebenarnya dia bukan orang biasa lho. sepertinya..., tiba-tiba kata-kata bu direktur terlintas dipikiranku. Benar! dia memang berbeda. Waktu dikerubuti di sekolah tadi pagi, aku juga selamat berkat Minhyuk.
Mungkin sebenarnya Minhyuk itu punya nyali.
GUK GUK!
“Uwaaaaaaa,” Minhyuk lagi-lagi memelukku ketakutan.
Ya ampuuuuun. Cuma anak anjing TT.TT
“Eh? Mau buat coklat valentine?” tanya Minhyuk.
Aish! Kapan sih namja lemah ini tidak mengikutiku, sehari saja.
“Wah, Hanyoung-ah, kau hebat. Untuk aku ya?”
“Enak saja!”
“Hanyoung-ah~ Teganya kau bilang begitu."
Sepulang sekolah, aku langsung menuju ke supermarket.
“Hmm, enaknya kalau coklat yang agak pahit. Kalau diberi topping kemanisan ga ya?” gumamku seraya melihat-lihat coklat batangan.
“Hanyoung-ah, Hanyoung-ah! Kertas kado ini lucu juga,” kata Minhyuk sambil menyodorkan selembar kertas kado bermotif boneka.
“Jangan yang lucu! Ga cocok buat Jonghyun oppa.”
“Jadi untuk dia ya?”
Aish! Keceplosan!
“Bukan urusanmu. Dengar ya, jangan ikuti aku di hari valentine besok. Arasso?”
Kalau penguntit gila itu muncul, pasti Jonghyun oppa akan melindungiku. Omo~
“Aduh, kegeeran nih!”
“Lupakan saja dia!”
DEG!
Minhyuk-ah? Lagi-lagi ku lihat sorot mata tajamnya. Nada bicaranya...
“Ya! Kau kenapa sih?”
Tiba-tiba Minhyuk merogoh isi tasnya dan mengeluarkan sesuatu.
“Menurut ramalan, orang itu ga cocok banget sama kau, Hanyoung. Dari ramalan bintang, golongan darah, feng shui, bola kristal, komputer, sampai ramalan pakaian dalam...”
GUBRAK!
GUBRAK!
BHUG! BHUG!
“Ah, Hanyoung-ah, ampun ampuuuuun.”
Rasakan pukulanku. Suka banget sih yang tadinya serius jadi main-main.
“AH, ITU PARK HANYOUNG!” terdengar suara seorang yeoja menyebut namaku.
AISH! SIAL! Ketahuan kan.
Dan segerombolan orang yang pastinya fansku mulai mengejar-ngejar aku. Minhyuk pun menggendongku layaknya sebuah karung dan berlari dengan cepat.
“HANYOUNG-AH!”
“AKU PENGGEMARMU, MINTA TANDA TANGAN DOOOOONG.”
“FOTO BANRENG DONG.”
“PEGANG DONG!”
Minhyuk berbelok lalu menurunkanku. Dia menyudutkanku ke tembok dan membelakangi keramaian. Dia menutupi diriku dengan jas sekolahnya, lalu menarikku ke dalam pelukannya.
“Ya! Mau apa....”
“Ssssst, diamlah,” bisik Minhyuk.
Gimana bisa diam. Baru pertama kali aku dipeluk begini sama namja. Dekapannya kuat. rasanya jadi... Ah, aku kembali deg-degan.
“Waaa ada adegan mesra..”
“Maaf, ya!”
Lama aku berpelukan dengan Minhyuk.
“Minhyuk-ah, sepertinya mereka sudah pergi,” aku melepaskan diri, “Gomawo...”
Kulihat wajah mupeng alias muka pengennya Minhyuk.
“Ayo pulang!” aku menarik kerah seragam Minhyuk dan menyeretnya.
Dasar konyol! Namja aneh!
Tapi.. Entah kenapa aku merasa aman kalau di dekat Minhyuk. Lagi-lagi aku ditolongnya. Tangannya yang kuat, mendekapku dengan erat.
Sesampai di rumah, aku langsung membuat coklat. Namun, aku masih memikirkan yang tadi.
“Noona.. noona,” adik kecilku menarik-narik celemek yang aku gunakan. Dia membuyarkan lamunanku.
“Aaaah, gosong deh. Waaaaa, bau!”
“Aneh, deh. Baru kali ini masakan noona gagal. Mikirin apa sih?”
“Apa ya?”
Tiba-tiba wajah Minhyuk si lemah muncul di pikiranku.
Ani, ani! Aku buat coklat untuk Jonghyun oppa, harusnya membayangkan dia saja
“Wah, Hanyoung-ah, kau hebat. Untuk aku ya?”
Dia pasti ga pernah dapet coklat dari yeoja. Aku buatkan deh, sebagai balas budi.
Hari ini tanggal 14 Februari. Aku sudah siap ke sekolah tapi si nenek sihir datang ke rumah bersama Minhyuk.
“Mwo? Hari ini aku ga boleh keluar?”
“Iya. Penguntit itu mengirim surat lagi.”
Bu direktur memberiku selembar kertas. Kubaca isinya.
Hanyoung ku yang cantik. Maaf ya, waktu itu aku malah membuatmu takut. Kelihatannya kau ingin sekali bertemu denganku. Kau juga berharap untuk bersatu denganku, kan? 14 februari adalah hari seorang gadis menyatakan cintanya. Saat itu, aku pasti akan menerima cintamu. Aku akan menunggumu di taman dekat Sungai Han.
“Akhirnya penguntit itu akan menampakkan dirinya. Kita ga tau sampai kapan dia akan mengikutimu. Jadi sebaiknya kau tidak kemana-mana. Biar Minhyuk yang ke sana.”
“Tunggu! Izinkan aku ke sekolah sebentar saja.”
“Andwae! Lagi pula ini kan hari Minggu.”
Tapi Jonghyun oppa selalu latihan setiap hari minggu.
“Jebaaaal! Minhyuk boleh ikut kok. Ku mohon!”
Coklat untuk Jonghyun oppa. Demi dia, aku jadi foto model.
“Jebal?”
“Hmm Minhyuk, bagaimana?”
“Andwae!”
“Minhyuk-ah?”
“Tugas bodyguard adalah melindungi. Membiarkan seseorang yang dilindungi berada dalam bahaya bahaya yang telah diketahui sejak awal berarti melanggar tugas bodyguard,” terang Minhyuk dengn serius.
Minhyuk-ah~ Padahal kau juga tau...
“Masuk akal juga argumenmu. Akhirnya jadi bodyguard sejati juga.”
“Jangan memuji ah, hehehe.”
Wae? Padahal kau juga tau...
PLETAK!
Kotak kecil yang kulempar sukses mengenai kepala Minhyuk.
“Aku ga tahan lagi. Minhyuk jahat!”
Aku ga tahan. Aku menerobos mereka lalu berjalan keluar.
Aku ga takut pergi sendirian. Awas kau Kang Minhyuk. Menghalangi orang yang sedang jatuh cinta, di cakar rubah baru tau rasa kau. Dia kan penakut, pasti lari ketakutan. Penakut banget!
Aman ga ya? Minhyuk menemui si penguntit sendirian? Apa dia baik-baik saja?
Ah! Hari masih panjang. Sebelum ke sekolah, sebaiknya aku menolong Minhyuk dulu.
“Aku sudah di taman, tapi ga ada siapa-siapa.”
PLOK!
Seseorang menepuk bahuku dari belakang. Penguntit kah?
“Mwo??? Jonghyun oppa?”
“Annyeong, Hanyoung-ssi!”
Jonghyun oppa?? Kenapa ada di sini? Aduh, aduh. Jangan panik Hanyoung. Ah, coklatnya.
“Hanyoung.. Hanyoung ku yang cantik..”
GLEK!
“Wajahmu merah. Habis lari ya? Jangan panik begitu dong, aku ga kabur kok.”
Tadi dia bilang apa? Hanyoung ku yang cantik? Kata-katanya...sama seperti yang tertulis di surat dari si penguntit. Jangan-jangan...
“Ah, Hanyoung...,” Jonghyun oppa mencengkram kedua bahuku.
“MINHYUUUUUUK!!!”
Minhyuk pov
PLETAK!
Kotak kecil yang dilempar Hanyoung sukses mengenai kepalaku.
“Aku ga tahan lagi. Minhyuk jahat!”
Hanyoung pergi.
“Park Hanyoung?” panggil bu direktur tapi tidak di sahut.
Aku meraih kotak kecil tersebut. Berlabelkan ‘Untuk Kang Minhyuk’. Sekotak coklat.
“Biarkan saja dia ke sekolah. Aku akan pergi ke taman itu.”
Aku pun pergi meninggalkan bu direktur yang masih tercengang.
Hanyoung, sebegitu sukakah nya kau sama namja bodoh itu? Namja si pembuat masalah.
Aku tahu kau pasti akan ke taman terlebih dahulu, berharap aku tidak akan mendapat masalah. Dan benar saja, sudah ada Hanyoung dan Jonghyun di sana. Ya, Jonghyun si penguntit gila.
“MINHYUUUUUUK!!!”
“Yes, miss! Kau memanggilku?” tanya ku santai pada Hanyoung. Aku datang dari arah belakang Jonghyun. Kuraih tangannya dan kupelintir ke belakang. Namun memang Jonghyun si ahli judo, dia berhasil melepaskan diri dan mulai mencoba memukulku. Cih, belum tau siapa aku sebenarnya.
“Kau...”
“Wah, wah,” aku selalu berhasil lolos dari pukulannya.
“Minhyuk-ah, jangan memaksakan diri. Badanmu lemah. MINHYUK-AH......”
Tangan Jonghyun nyaris meraih wajahku, tapi aku bisa menghindar.
“Kau! Bisa juga menghindar dari jurusku. Tapi jangan sombong dulu.”
Aku memancingnya mendekatiku.
“Cukup! Jangan berkelahi di depan yeoja. Di tempat lain saja.”
Aku sengaja membiarkan dia memukul perutku. Hah? Ini pukulan anak judo? Tak terasa apa-apa. Yang semestinya pukulan itu seperti ini.
BHUG!
Pukulannya pelan, tapi pasti. Bagaimana rasanya Jonghyun? Jangan berani-berani remehkan aku.
“Jangan coba-coba melawanku lagi,” bisikku tepat di telinganya. “Aku ga mau melihat Hanyoung ketakutan. Arasso?”
“Ka...kau...”
Dan dia ambruk. Aku sengaja membiarkan tubuhnya menghimpitku.
“Waaa! Hanyoung-ah~ Toloooong!”
“Minhyuk!! Kau baik-baik saja?” kulihat Hanyoung membawa segerombolan orang. “Lho, Jonghyun oppa pingsan?”
Hanyoung pov
“Lho, Jonghyun oppa pingsan?”
“Tadi kepalanya terbentur. Untung aku selamat, hehehe,” katanya sambil menggaruk-garuk kepalanya.
“Konyol! Jangn coba-coba kau berkelahi dengan Jonghyun oppa. Dia bukan tandinganmu, arasso?”
“Aku yang mestinya marah. Kenapa kau di sini?”
.....
“Minhyuk-ah. Kau tau kalau Jonghyun oppa si penguntit itu? Karena itu kau berusaha melarangku bertemu dengannya. Iya kan?”
Minhyuk tidak menjawab, tapi dia tersenyum penuh arti.
Jadi orang yang selama ini kusebut penguntit gila adalah orang yang mambuatku ingin sekali menjadi foto model?
“Jangan sedih. Masih banyak namja yang lebih baik,” Minhyuk menepuk pelan kepalaku.
Jadi Minhyuk udah tau. Dia udah tau. Dia benar-benar akan melindungiku apapun yang terjadi. Karena dia...bodyguardku.
Jonghyun oppa masih dalam pengawasan polisi, lalu dia pindah sekolah. Sejak saat itu, perasaanku jadi hampa.
“Aaaah, berhenti aja kali ya?” kataku malas-malasan di bangkuku. Sekarang adalah waktunya istirahat.
Hanya aku dan Minhyuk yang tidak beranjak dari kelas.
“Waeyo?” tanya Minhyuk sambil melihat-lihat fotoku di Young Saturday.
“Tujuanku jadi model kan karena Jonghyun oppa. Setelah kejadian itu, jadi ga punya tujuan deh.
“ANDWAE! Senyumanmu bisa mengobati luka mereka karena Hanyoung adalah yeoja terpilih,” Minhyuk menunjukkanku foto-foto ku sendiri.
Minhyuk-ah. Aku terharu...
“Lagi pula, aku ga mau kehilangan pekerjaanku.”
BHUG!
Tinjuku bersarang di pipinya.
“Ingat ya! Kau ini bodyguard ku. Kalau ga becus, kau kupecat!”
“Lho? Tapi kok aku diberi coklat?”
“Itu coklat balas budi. Yang lain juga aku beri.”
“Begitu ya,” kudengar nada kecewa dari Minhyuk, “Yah, padahal aku udah geer.”
Tapi coklat balas budi buatanku hanya untuk Minhyuk.
“Yang penting enak kan?” Minhyuk mengangguk.
Untuk melindungi bodyguard yang ga bisa diandalin seperti Kang Minhyuk ini, kayaknya aku, Park Hanyoung, belum bisa berhenti jadi foto model.
-part 1: end-
nantikan part 2
Kayaknya author mesti kabur deh, ngeri diarak burning souls. Abis siapa lagi yang suka judo selain, ehm, you-know-who lah
nantikan part 2
Kayaknya author mesti kabur deh, ngeri diarak burning souls. Abis siapa lagi yang suka judo selain, ehm, you-know-who lah
eonniii, ini dari komik? keren ya, belum pernah baca -_- jonghyun cakep-cakep gatel -_- /plak
ReplyDeleteeh ini baru part 1 ya? berarti ceritanya panjang dong, kirain udah selesai karna jonghyunnya pindah sekolah :o masih ada kelahi-kelahi gitu ya? pasti seruuu hahaha (reader sok tau /plak)
ditunggu lanjutannya :3
ho oh, masih ada 2 atau 3 lagi.. :p
ReplyDeleteditunggu ya :)
blom pernah baca komiknya ..
ReplyDeletelucu lucu .. bikin ketawa2 sendiri ..
di tungguin lho part 2 nya
oniiiiii muah muah deh......berhasil bikin aku senyum-senyum baca ceritanya wkwkwkwkwkwk.
ReplyDeleteada yang gak ngerti sih tapi ya tunggu part selanjutnya deh......sekali lagi muaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaah *big hug*
@eonni : komik rada lama on, jaman SMP hehe
ReplyDelete@sarah : im glad to see you happy. yang mana yg ga ngerti say?
pepeb, laki gue jd penguntit siiiih? ksian bener haha..
ReplyDelete@mpeb onni: yang gak ngerti yang "bersatu" itu ma minum darah, jonghyun vampire ya...??? jangandi jawab,....biar aku penasaran baca part selanjutnya hehe
ReplyDelete@minmin : huehehehe siapa lagi coba yang jago judo selain suami lo
ReplyDelete@sarah : ohhhhh, jawabannya gabakal ada di part berikutnya say. jadi si jonghyun itu saiko ceritanya *#PLAK digampar burning souls se RT
uwwwwaaaaaa..mpeb...=,=...suami aku jadi saiko...=,= o em ji....hyaaa...aku tau..dia saiko gara2 tak tinggalin....*istri tega...wkwkwkkwkw...ini part 2 kagak di post2??kalo baca FF ini..kbayang ekspresi hyuk di backery attack...*tapi yg ini spertinya lebih parah =,=
ReplyDeletepart 2 sedang menyusul chingu :p
ReplyDeletelagi banyak tugas, ga sempet ngetik
wahhh sungguh trlalu cckck ..
ReplyDeletelnjutn ya on ^^
hehhe .. mksud aku sngguh terharu T_T :)
ReplyDelete