Saturday, January 22, 2011

You’re my enemy, You’re my love story (part 2)

Author: seizariahyun (@seizariahyun)
Rating: Teenagers
Genre: Romance, friendship
Pemeran: Lee Jong Hyun
               Kang Min Hyuk
               Shin Seo Rin
Pemeran pembantu: Park Han Young
                               Jin Ah
Pernah diposting di: Facebook (Silkyane Seizaria)
note: part 1 
“kenapa apartemen?” tanyaku
“karena aku tinggal di apartemen ini. ayo masuk!”
Sekarang aku berdiri di dalam apartemen tempat tinggal milik Jonghyun, cukup mewah apalagi dia tinggal sendiri, apa tidak terlalu berlebihan? Pikirku.
“Kamu lihat apa? ayo duduk saja disitu…” kata Jonghyun sambil menunjuk ke sebuah sofa berwarna hitam.
“Tinggal di tempat semewah ini? Hm… ya setidaknya untuk kamu sendiri. Dimanja orang tua mu ya?”
“Entahlah, orang tua ku terlalu sibuk mengurus perusahaan mereka, terutama Ayahku, sedangkan Ibuku… ia tidak tega meninggalkan aku sendiri, tapi pasti ibuku menuruti kemauan ayahku…”
Hm begitu ya, mungkin dia menjadi seperti ini karena ia kesepian?! Ah sudahlah kataku dalam hati “Tapi sepertinya oppa mandiri ya?”
“Mandiri? Maksudmu?”
“Iya maksudku, kamu bisa hidup sendiri dengan cukup baik, terus apartemenmu bisa serapi ini tapi tinggal sendiri, eh tunggu tapi aku gak percaya kamu yang merapikan ini semua sendiri?!”
“Hahaha babo! Memang bukan” katanya, lalu ia menepukkan tangannya dua kali, lalu muncullah 2 orang pelayan.
“mereka yang mengerjakan semuanya…”
“oh… jadi kamu tinggal bersama mereka?”
“hm ya tidak setiap saat… tapi setiap malam mereka pulang…”
“lalu kalau anak manja sepertimu butuh sesuatu di malam hari bagaimana?” kataku sambil duduk
“aku tinggal menghubungimu saja hahaha….” Katanya sambil mengacak-acak rambutku
“enak saja! Memang aku siapamu?”
“hm… pacarku? Hahaha eh obati dulu lukamu” kata Jonghyun sambil membuka sebuah laci disamping sofa, ia mengambil kotak obat dan mengobati luka di lututku
“Gomawoyo… Jonghyun oppa…”
“hm sudah, cheonmaneyo…” kata Jonghyun sambil menegadahkan wajahnya ke arahku dan tersenyum. Lalu aku melihat ke arah 2 pelayan itu, wajah mereka menunjukkan sikap tidak suka padaku, tebakanku adalah mereka iri kepadaku dan suka pada majikannya?!
“Kalian berdua, kembali bekerja saja, ah ambilkan minum untuknya. Seorin tunngu aku mau mengganti bajuku dulu”
“Hm ye ye sebaiknya ganti sudah kotor sekali, jangan lupa mandi…”
Aku duduk dan menunggu Jonghyun, lalu kedua pelayan itu pergi. Setelah itu salah satu pelayan yang tadi membawakan jus untukku
“ah… kamsahamnida” kataku sambil tersenyum dan berusaha bersikap ramah, tapi pelayan itu hanya tersenyum tipis dan pergi begitu saja tanpa mengucapkan apa-apa.
Pelayan macam apa dia? Kataku dalam hati.
Lalu setelah menunggu beberapa saat Jonghyun keluar dari kamarnya, ia memakai kaos dan blazer pria berwarna hitam.
“kenapa melihatku begitu?” Jonghyun sedikit mengagetkanku
“ani… aniyo! Hanya saja… ya aku baru kali ini liat oppa berpakaian lebih rapi…”
“oh aku kira kamu mulai suka sama aku hahaha”
“apa? suka? Nggak! Kita ini musuh dari pertama kamu musuhku, masa tiba-tiba aku suka?”
“musuh? Kamu nggak takut ada di rumah musuh?” kata Jonghyun sambil menghampiriku dan tangannya seolah-olah akan menerkamku
“nggak!” kataku ketus, lalu ia duduk disampingku
“mau pulang?”
“iya, katanya oppa mau mengantarku, iya kan?” lalu Jonghyun berdiri dan mengulurkan tangannya padaku
“yasudah, ayo kuantar”
“aku bisa berdiri sendiri…” kataku, lalu kami berjalan keluar dari apartemen Jonghyun.
“kamu tunggu di depan apartemen, aku mau mengambil motorku, ok?”
“ye…”
Aku berdiri di depan apartemen Jonghyun, lalu sebuah motor sport berhenti di depanku,  tanpa berkata ia memberi isyarat dengan kepalanya yang memakai helm berkaca gelap agar aku naik motor bersamanya. Aku pun menurutinya.
“memang kamu tau rumahku?”
“tidak. Dimana rumahmu?”
“antar saja aku sampai sekolah…”
“kenapa takut musuhmu tau dimana rumahmu? Lalu ia menganggumu?”
“bukan!”
“lalu?”
“yasudah, jalan saja, nanti kuberi tau…”
Sekarang aku duduk dibelakangnya, lalu ia menarik tanganku
“apa-apaan?”
“sudah pegangan saja padaku!”
Aku hanya terdiam menuruti perkataannya, motor pun melaju dengan sangat kencang, secara reflek aku memeluknya lebih erat, hangat.
Bel belum berbunyi pagi itu, sepertinya aku datang lebih cepat dari biasanya. Tapi pelajaran pertama adalah IPA, tidak buruk pikirku, sambil menunggu bel aku hanya duduk di bangkuku dan melihat keluar jendela.
“Seorin, jangan melihat keluar jendela saja, kamu ini kenapa? Ingin bertemu Jonghyun oppa?” kata Hanyoung yang baru saja datang.
“Apa? bertemu Jonghyun oppa? Tidak…”
“hm… kamu belum bercerita, bagaimana beberapa hari yang lalu? Jadi Jonghyun oppa tau rumahmu?”
“bagaimana apanya? Iya Jonghyun tau rumahku…”
“orang tuamu tau kamu diantar?”
“Iya, bahkan Jonghyun masuk ke rumahku, maksudnya biar orang tuaku gak curiga sama luka ini…” kataku sambil menunjuk luka di leherku.
“Jadi kamu menceritakan apa ke orang tuamu?”
“Aku cerita…”

**
“Appa, Eomma, kenalkan ini Jonghyun oppa…”
“Annyeonghaseyo, je ireumeun Lee Jonghyun Imnida…” kata Jonghyun sambil membungkukkan badan memberi hormat. Lalu kami masuk ke rumahku.
“Kalian, kenapa jadi seperti ini? Seorin dan Jonghyun ssi… kalian tidak apa-apa?” Tanya ibuku
“Aniyo… aku baik-baik saja, tadi waktu aku mau pulang ada sekelompok preman yang mengangguku, lalu Jonghyun oppa lewat dan menolongku, tapi ternyata jadi begini, lalu Jonghyun oppa membawaku ke rumahnya dan mengobatiku, dan mengantarku pulang…”
“Syukurlah… bagaimana dengan Jonghyun? Lalu temanmu Hanyoung bagaimana…”
“Aku baik-baik saja ajusshi…” kata Jonghyun
“Hanyoung… sudah pulang saat aku diganggu oleh preman itu…”
“Oh begitu, syukurlah tidak parah…” kata Ayahku
**

“Lalu kami ngobrol-ngobrol sebentar, Ibuku bertanya ‘Jonghyun sekolah dimana?’ ‘Jonghyun tinggal dimana?’ sampai orang tuaku tau Jonghyun kakak kelasku. Dan aku mengantar Jonghyun ke depan rumah, dan ia pulang. Selesai…” kataku panjang lebar.
“waaaaaah ternyata kalian pintar acting ya? hahaha…”
“pintar acting? Hm… sebelumnya aku menyuruh Jonghyun agar mengikuti saja kata-kataku…”
“Oh begitu…”
“bodohnya aku… babo babo!” kataku sambil memukul-mukul kepalaku.
“bodoh? Bodoh kenapa?”
“Jonghyun jadi nampak baik dihadapan orang tuaku, coba aku jujur, tapi mau bagaimana lagi? Itu satu-satunya cara agar orang tuaku tidak terlalu khawatir…”
“Jonghyun oppa memang baik kok…”
“baik? Ya cukup baik…”
“iya, jonghyun oppa sebenarnya baik kok, kalau dia tidak baik dia tidak akan peduli padamu…”
“hm… ya, mungkin?! Aku kan tidak kenal baik dengannya…”
“ah lalu waktu kamu di rumah jonghyun oppa, kalian ngapain aja hayooo?”
“apa sih? Jonghyun mengobati luka di lututku, dia mandi, berganti pakaian, pelayannya yang jutek memberiku minum, itu saja…”
“pelayannya jutek?”
“iya…” lalu terdengar suara bel tanda masuk berbunyi “ceritanya lanjutkan saja nanti…” kataku.

****
 “hahaha kalau sedang berada di kantin aku jadi ingat saat pertama kali kamu bertemu Jonghyun oppa…” kata Hanyoung saat kami berjalan menuju salah satu meja di sudut kantin.
“untuk apa sih mengingat itu lagi?”
“tidak, lucu saja, ternyata kamu bisa marah juga, aku kira kamu sangat pendiam…”
“hm tidak juga, mungkin waktu itu aku benar-benar kesal sama Jonghyun oppa, biasanya sih meskipun marah… gak terlalu keliatan marah hehehe… tapi itu biasanya sih”
Lalu seseorang menarik kursi disampingku, dan aku lihat Minhyuk menarik kursi dismping Hanyoung.
“boleh kita makan disini?” Tanya Jonghyun
“aaah, untuk apa oppa disini?”
“untuk makan. kenapa? Tidak boleh? Lagipula boleh duduk dimana saja kan?”
“hm, benar juga, terserah oppa saja. Eh… hm… Minhyuk oppa dan Hanyoung, sebaiknya, aku tinggalkan saja kalian…” kataku sambil mengangkat nampan makananku dan hendak pergi dari situ, tapi Jonghyun menarik tanganku
“Mwoyo???” kataku, dengan jarinya yang tidak memegang tanganku Jonghyun memberi isyarat agar aku duduk lagi di situ.
“ye ye… baiklah! Araseo!” aku pun duduk lagi.
Lalu kami pun makan bersama, dan aku melihat ke sekitarku beberapa orang yang sepertinya Sunbaenim ku melihat ke arah kami Kenapa sih memandang begitu? Memang ini pemandangan yang aneh? Pikirku.
“Hiraukan saja…” kata Jonghyun, aku sedikit terbatuk “kamu pasti aneh kan melihat mereka yang memandang kesini? Hiraukan saja”
Lalu aku langsung menoleh ke arah Jonghyun
“Jonghyun oppa, kenapa… bisa tau?”
“begitulah… sudah hiraukan saja… wah kamu bekal sushi juga? Aku minta ya” kata jonghyun sambil mengambil sushi dari kotak makanku.
“hey! aku belum bilang boleh atau tidak!”
“hm… seorin memang pacar yang baik…” kata Minhyuk
“apa? pacar? Pacar apanya?”
“dia suka makanan jepang dan makanan pedas, sering-sering saja membawakan makanan itu untuknya…”
“bawa saja sushi sendiri, memang aku peduli?”
“di rumahku… tidak ada yang bisa membuat sushi yang enak, biasanya ibuku membuatkannya… kamu membuat ini sendiri?”
aku terdiam mendengarnya, kasihan juga aku dengannya
“hey seorin! Kamu membuat ini sendiri?”
“eh? Ti… tidak aku dibantu oleh ibuku…”
“oh… begitu ya… enak juga…”
“hm… nanti kalau oppa mau aku bisa membawakannya untuk oppa?”
“katanya tadi tidak peduli?”
“aku tarik lagi ucapanku…” kataku, lalu Jonghyun tersenyum
“aku minta lagi sushi nya ya?”
“Iya…” kataku sambil tersenyum, ternyata dia ini sebenarnya lucu juga.
“Seorin… kenapa tersenyum?” Tanya hanyoung
“lucu…”
“apa yang lucu?”
“Jonghyun oppa… ternyata oppa lucu…” kataku sambil tetap tersenyum, lalu Jonghyun memandangku Astaga! Apa yang aku katakan? Kataku dalam hati, sedangkan Minhyuk tertawa mendengar perkataanku.
“sepertinya baru satu orang yang berani mengatakan Jonghyun lucu…” kata Minhyuk.
“Kenapa wajahmu kaget?” Tanya Jonghyun
“A… Ani… Aniyo…”
“Sshhhh kamu pasti nggak sadar bilang aku lucu, dan setelah sadar, kamu kaget. Iya kan?”
Aku hanya terdiam, aku yakin wajahku menjadi merah. Heran, orang ini kenapa selalu bisa menebak pikiranku? Kalau ia tau dibalik kata-kata lucu… gawat! Aku malu. Kataku dalam hati, lalu aku langsung membuang pandanganku dari mereka bertiga.

****
 Selesai istirahat kami kembali ke kelas, aku duduk sambil mendengarkan mp4 ku, sedangkan Hanyoung duduk diatas meja.
“ya ampun, benar kata Minhyuk oppa sepertinya hanya kamu yang berani mengatakan Jonghyun oppa lucu”
Lalu aku menegadahkan kepalaku untuk melihat Hanyoung, dan membuka salah satu headsetku
“memang tidak ada yang ngomong begitu sebelumya?”
“hm… sepertinya tidak, Jonghyun itu sebelumnya seperti saat kamu pertama kali bertemu dengannya, aku juga heran dia jadi beda…”
“saat aku pertama kali bertemu Jonghyun? Hm… iya juga, dia beda dengan sekarang…”
“dan Jonghyun jadi beda sesudah bertemu… kamu? Waaaaaaah Seorin kamu mengubah Jonghyun oppa hahaha… ehm..”
“Ah masa sih? Mungkin kebetulan saja…”
“Kebetulan? Ah ada akibat ada sebab, eh iya kan?”
“maksudmu? Kaupenyebabnya?” aku menyipitkan mataku, Hanyoung hanya tersenyum. Lalu Hanyoung duduk disampingku, kami mendengarkan lagu dari headset yang sama, tapi sepertinya aku tidak terlalu mnedengarkan lagu, aku memandang langit biru di luar jendela yang dikatakan Hanyoung… apa benar?  Pikirku.

****
 “Kenapa tadi kamu ketawa?” Tanya Jonghyun dan sekarang mereka masih duduk di kantin.
“Hm? Tidak… lucu saja mendengar Seorin berkata ‘Jonghyun oppa…. Ternyata oppa itu lucu…’ baru aku mendengar orang bilang seorang Jonghyun itu lucu…”
“aku juga tidak mengerti, kenapa dia bilang aku lucu? Apa yang lucu dariku?”
“entahlah… pendapat orang kan beda…”
“jonghyun, tapi… sejak ketemu Seorin sepertinya kamu memang jadi lebih lucu, tidak seperti dulu…”
“sekarang kamu yang bilang begitu… emang apa yang lucu dari diriku sih? Hm…”
“menurutmu… Seorin suka padamu tidak?”
“apa? suka? Sshhh… entahlah beberapa hari yang lalu dia bilang aku musuhnya, jadi tidak mungkin tiba-tiba suka padaku”
“beberapa hari yang lalu? Hm… ternyata kalian sudah ngomongin hal seperti itu…”
“Haha diam kau!”


++++


“Seorin, kita pulang bareng yuk?” Tanya Hanyoung
“kenapa gak pulang bareng Minhyuk oppa aja? Hahaha…”
“benar juga! Kalau gitu antar aku ketemu Minhyuk oppa ya?”
kata Hanyoung sambil menarik-narik tanganku yang sedang memegang mp4
“baiklah baiklah… ada Jonghyun oppa juga?”
“hm… mau ketemu Jonghyun oppa?”
“bukan, aku berharap dia gak ada kok…”
“bohong”
“sshhh maksa”
“ayo Seorin!” kata Hnayoung sambil menarik tanganku lagi
“hm… ye… ye… baiklah.”
“biar nanti kamu di antar Jonghyun oppa pulang…”
“aha… gak usah…!”

****
 “Hanyoung, ini… jalan menuju basecamp yang waktu itu kan?”
“iya benar.  Minhyuk oppa bilang dia tunggu disini…”
“Hm… aku antar sampai depan basecamp saja ya?”
“Tapi… hm terserah deh…”
Lalu kami sampai di depan basecamp itu, aku melangkahkan kaki lebih jauh ke dalam basecamp, tapi aku menghentikan langkahku
“Hm kan aku Cuma mau mengantarmu sampai sini, sudah ya, annyeong Hanyoung…”
“Gomawo sudah mengantar, annyeong…”
“Cheonah…” kataku sambil melambaikan tangan ke Hanyoung, Hanyoung pun melambaikan tangan padaku, lalu aku berbalik dan menelusuri tangga menuju ke atas, dan berbelok ke arah kanan.
“Seorin?” Tanya seseorang yang ternyata Jonghyun
“Hm… Jonghyun oppa?’
“sedang apa disini? Mencariku ya? hahaha”
“apa? mencarimu? tidak! Aku baru saja mengantar Hanyoung untuk menemui Minhyuk oppa…”
Lalu ia menarikku kembali ke basecamp
“apa-apaan sih?”
“gak apa-apa…”
“tapi aku mau pulang!”
“nanti saja”
Akhirnya aku masuk juga ke dalam basecamp, Jonghyun langsung duduk di sebuah sofa, sedangkan aku hanya berdiri di dekat pintu.
“Seorin? Katanya kamu mau pulang?” Tanya Hanyoung
“Aku memang mau pulang, tapi dia menarikku kesini!” kataku sambil menunjuk ke arah Jonghyun, Jonghyun hanya tersenyum, devil smirk. Lalu ia memainkan gitar dan bernyanyi

If you searching for the shadow (If you searching for the shadow) kono te wo nobashi (risen ankle on my hand) kitto meguriau dreaming of you boku de ii nara 

Bagus juga suaranya pikirku  “Nyanyi apa sih? aku tidak mengerti! Kamu menarikku ke sini hanya untuk itu? Sudah ya, aku pulang, Annyeong…” kataku, lalu aku keluar dari basecamp
“Kalian ini aneh…” kata Minhyuk.

++++

Aku duduk di pinggir lapangan, menunggu Hanyoung yang masih mengganti pakaiannya, hari ini pelajaran olahraga. Lalu Hanyoung menghampiriku dan duduk di sampingku.
“Hm… kenapa kita tidak olahraga di aula ya?” Tanya Hanyoung
“ah… entahlah. Aku tidak peduli, mau olahraga dimanapun jadi”
Lalu terlihat guru olahraga kami memanggil kami untuk berkumpul di lapangan, aku dan Hanyoung pun segera menuju lapangan dan berbaris bersama teman-teman sekelas kami.
“hm… panas juga…” kataku
“makanya tadi kan aku bilang, kenapa gak di aula saja? Aissh~”
“benar juga… hm… ah sudahlah…”
llau kulihat guru olahragaku berdiri di depan murid-muridnya
“Hari ini kita akan mengelilingi lapangan di sekolah, setelah itu dilanjutkan keluar sekolah, dan terakhir tentu saja kalian kembali ke sekolah… rutenya sudah ditentukan olehku, kalian tinggal mengikuti tanda-tanda berupa goresan kapur di jalan, mengerti?”
“mengerti” jawab semuanya serempak
“aigoo panasnya!” kataku sambil berlari mengelilingi lapangan
“benar panasnya…” kata hanyoung
Lalu kami berlari keluar sekolah mengikuti rute yang sudah ditentukan
“jauh gak ya?”
“apanya?” tanyaku layaknya orang bego
“rutenya!”
“hm gak tau… kita sudah berlari berapa menit?” tanyaku, lalu Hanyoung melihat jam tangannya
“sepertinya hampir 30 menit”
“30 menit? Ya ampun, berapa jauh lagi ya? berapa lama lagi?”
“hm entahlah ayo kita berlari lebih cepat lagi, agar cepat sampai sekolah…”
“hey! Tunggu aku Hanyoung…”
Kami berlalri lebih cepat, tapi langkahku semakin melambat, selain merasa capek, aku melihat sesuatu di ujung lorong di samping kananku.
“Hanyoung… Hanyoung!” kataku memanggil Hanyoung
“wae? Mwosimnikka?” kata Hanyoung, ia juga menghentikan langkahnya
“Jonghyun oppa? Minhyuk oppa?” kataku, mereka terlihat masih memakai seragam, apa mereka kabur dari sekolah? Pikirku.
“Seorin pergi dari sini!” teriak Jonghyun
Ya ini hal bodoh yang aku lakukan, aku tidak mau kejadian itu terulang lagi, tapi apa aku harus membiarkan dia terancam?
“Jonghyun oppa… tapi…”
“hey! Kamu perempuan yang waktu itu kan?!” kata seseorang yang sepertinya sedang saling memukul dengan Jonghyun dan Minhyuk.
“Seorin lari!!” perintah Jonghyun lagi “Lari saja! Jangan khawatirkan aku! Jangan khawatirkan kami!”
Aku tidak masuk ke dalam lorong itu lebih jauh lagi, aku segera berbalik, berlari dan menarik Hanyoung segera dari tempat itu
“Minhyuk oppa… Mianhaeyo…” kata Hanyoung
“sudahlah mereka pasti baik-baik saja…”
Jonghyun oppa… Mianhaeyo… kataku dalam hati. Setelah berlari cukup jauh, sekolah kami sudah terlihat meskipun memakan waktu 10 menit untuk berjalan ke sekolah, tapi yang aku lakukan adalah menghentikan langkahku.
“waeyo?” Tanya Hanyoung
“aku… harus kesana…”
“kemana?”
“Jonghyun oppa…” ”tapi ini bagaimana? Sebentar lagi sampai sekolah… tapi… Minhyuk oppa…”
“nanti aku bisa menjelaskannya ke guru olahraga, lagipula Jonghyun juga harus bertanggung jawab, berarti hari ini dia tidak sekolah dan melakukan hal bodoh seperti itu. Sshhhh…”
Lalu aku berbalik, beberapa temanku melihat heran ke arahku, tapi aku tidak mempedulikannya.
“Seorin aku ikut!” kata Hanyoung
“Seorin, Hanyoung, kalian mau kemana?” Tanya salah seorang teman kami.
“kita mau ke… pokoknya nanti kita kembali ke sekolah”
Tanpa berbicara panjang lebar lagi, aku berlari ke tempat tadi.

---TBC---

3 comments:

  1. pyuufff ... mau ikut brantem nih kayaknya
    faitiingggg .. ciaaattt

    *di tunggu kelanjutannya*

    ReplyDelete
  2. ahahaha baru baca aku.
    woaaaaaa, suka sama cerita. ayo dong lanjutannya mana??

    ReplyDelete
  3. uwaaa lagi deg"an eh ketemu lambang TBC~
    ditunggu lanjutan.a dehh~penasaran hehehe :D

    ReplyDelete

Cara komen (bagi yang kurang jelas):

1. Ketik komen kalian di kotak komentar.

2. Di samping 'Berikan komentar sebagai', klik Google (bagi yang menggunakan Blogspot) atau LiveJournal/Wordpress/AIM/TypePad/OpenID (bila kalian mempunyai akun disana)

3. Atau bagi yang tidak punya akun sama sekali / tidak mau ribet, klik NAME/URL (kosongkan URL bila tidak mau ditampilkan)

4. Klik 'Poskan komentar'