Tuesday, January 18, 2011

You're my enemy, you're my love story [part 1]

Author: seizariahyun (@seizariahyun)
Rating: Teenagers
Genre: Romance, friendship
Pemeran: Lee Jong Hyun
               Kang Min Hyuk
               Shin Seo Rin
Pemeran pembantu: Park Han Young
                               Jin Ah
Pernah diposting di: Facebook (Silkyane Seizaria)
Note: silahkan baca ^^ 

“Aku benci… kamu!”
“Aku suka kamu! Suka, kamu…”
“Tapi aku benci kamu! Rasa benci itu…”
“Beda tipis dengan rasa cinta…”
Rupanya ia tahu yang sebenarnya…
Aku tidak mengenalmu, Aku tidak tahu siapa dirimu, Aku bahkan membencimu, You’re my enemy.  Tapi ada yang bilang rasa benci itu beda tipis dengan rasa cinta. Tidak pernah terpikirkan sebelumnya, Sampai akhirnya aku membuka mataku, Aku mengenalmu, Aku tahu siapa dirimu… Kamu mengenalku, Kamu tahu siapa diriku.  Melihat senyumnya aku merasa senang, Berada di dekatnya aku merasa nyaman, Dirinya seperti payung yang melindungiku dari panas terik atau hujan. Mungkin memang benar  “rasa benci itu beda tipis dengan rasa cinta”, and it turns out, You’re my love story.



Bel sekolah menunjukan pukul 12.00, para anak-anak pun berhamburan keluar kelas untuk istirahat.
“Hanyoung ssi, maukah kamu makan siang denganku?”
“oh Seorin, baiklah kita ke kantin bersama ya?”
“ok, ayo kita ke kantin”
Ini hari pertamaku bersekolah di SMA Gongyeon, ini tahun pertamaku sekolah disini, tidak banyak yang aku kenal disini, hanya beberapa teman sekelasku yang aku kenal saat ospek. Siang ini aku istirahat bersama teman sebangku-ku Park Hanyoung. Lalu saat kami sedang mengantre untuk mengambil makanan, seseorang merebut tempat kami mengantre hingga aku nyaris terjatuh, bahkan kotak susu yang ada di nampanku tumpah ke bajuku.
“Hey! Kamu gak bisa mengantre dari belakang ya?”
“Aku lapar…”
“Aku Tanya! Kamu gak bisa mangentre dari belakang ya?”
Lalu laki-laki yang tubuhnya lebih tinggi sekitar 20cm dari tubuhku itu membungkukkan badannya hingga wajahnya hanya berjarak beberapa centi dari wajahku
“Hey hoobae, kamu anak kelas 1 kan?”
“Iya. Kenapa?” tanyaku, sementara beberapa orang melihat ke arah kami, sedangkan Hanyoung yang ada dibelakangku sesekali melihat kearahku dan seseorang didekat lelaki yang berdiri dihadapanku.
“Jangan macam-macam ya…”
“Macam-macam? Maksudmu?”
“Jangan macam-macam denganku…”
“Oh! Baiklah Sunbaenim…” kataku datar, lalu laki-laki itu tersenyum tipis dan pergi bersama teman-temannya dari hadapanku
“Sunbaenim? Katanya lapar? Kenapa pergi?” Laki-laki itu melihat ke arah ku, tapi akhirnya ia pergi juga.
“Laki-laki macam apa dia itu? Baru kali ini aku bertemu laki-laki seperti orang itu… Katanya lapar, tapi kok pergi?”
“Wah… seru juga sekolah disini…” kata Hanyoung
“Apanya yang seru?”                   
“Sepertinya di sekolah ini ada badboynya…”
“Terus?”
“Ya seru saja…” Aku hanya menggelengkan kepalaku, lalu kami memilih duduk di dekat jendela kantin sekolah
“Seorin, tapi kamu harus hati-hati…”
“Hati-hati kenapa?”
“Ya biar bagaimana dia itu sunbae kita, dan kita baru sekolah disini satu hari…”
“Oh aku mengerti!” kataku memotong ucapan Hanyoung, tak lama setelah itu bel masuk kelas berbunyi, aku berjalan menuju ke kelas tidak sengaja aku lihat laki-laki tadi masuk ke kelas 11 - 3
“oh Cuma beda 1 tahun…” kataku pelan
“beda 1 tahun apanya?”
“Sunbaenim yang tadi, ternyata dia kelas 11…”
“Ehm…” terdengar suara seseorang saat aku melewati kelas 11 – 3, lalu aku melihat ke kelas itu, ternyata laki-laki tadi sedang bersandar di ambang pintu kelas 11 – 3, tapi aku tida mempedulikannya dan terus jalan ke kelasku
“Hey Lee Jonghyun! Ayo cepat masuk ke kelasmu!” kata seorang guru yang sekarang berdiri di depan laki-laki yang ternyata bernama Lee Jonghyun itu “nae… nae…” kata Jonghyun datar.

“Apa? pelajaran terakhir tidak ada guru? Hm rapat ya?” kata temanku yang duduk di depanku
“Yeah! Aku sudah ngantuk sekali~” kataku sambil merebahkan sebagian tubuhku diatas meja
“Jangan senang dulu…” kata Hanyoung menunjuk ke papan tulis
“Tugas ya? ah… aku kira aku bisa tidur di kelas…”
“Hm… aku juga ngantuk, ah tapi ayo kita kerjakan!”
“Ya… biar kita cepat pulang…”
Aku menghabiskan jam terakhir di sekolah dengan mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, tapi sepertinya ada yang mengerjakannya ada juga yang tidak
“Ah… selesai…” kataku dan Hanyoung bersamaan , setelah itu aku hanya melamun tapi aku mendengar ada seseorang yang mengetuk kaca jendela disamping bangkuku, Eh? Sunbaenim? Ada apa? pikirku, lalu aku melihat dia memanggil-manggilku “Aku?” kataku sambil menunjuk ke diriku sendiri, lalu Jonghyun mengangguk-nganggukan kepalanya, aku menghampirinya keluar kelas lalu ia juga berjalan ke arah pintu kelasku.
“Ada apa, Sunbaenim? Ehm, Jonghyun Sunbaenim?”
“Kamu tahu namaku?”
“Iya aku tahu, Mwosimnikka?”
“Tidak ada apa-apa…” Lalu ia pergi begitu saja
“Mwo?” kataku bingung, lalu aku berbalik menuju bangkuku
“oh… Seorin, baru saja sehari disini langsung dapat pacar ya? Sunbaenim seperti dia lagi hahaha…” kata beberapa teman lelaki di kelasku
“Mwo? Pacar? Yeoja Chinguya?” kataku kebingungan, lalu aku duduk “sudah boleh pulang?” tanyaku pada Hanyoung yang sedang mendegarkan mp3nya
“eh? Aku tidak tahu… tanyakan saja ke dia sambil menunjuk teman yang duduk di depanku, lalu aku mengingat namanya
“ah, Hara ssi, apakah sudah boleh pulang?” tanyaku, lalu Hara menoleh ke arah ku
“kamu sudah selesai mengerjakan tugas? Kalau sudah, kamu boleh pulang…” katanya sambil tersenyum
“oh begitu, kamsahamnida…” kataku Ternyata ada yang ramah juga di kelas ini pikirku sambil mengemasi barang-barangku
“Hanyoung ssi, aku pulang duluan ya?”
“eh? Aku ikut!” katanya sambil buru-buru mengemasi barang-barangnya, lalu kami langsung keluar dari kelas dan melewati kelas Jonghyun.

****
“anak itu sudah pulang?” pikir Jonghyun sambil memandang keluar, ia segera mengemasi barang-barangnya dan keluar dari kelas.
Tiba-tiba saja saat aku berjalan menuju halte bus di jalan yang sepi,  ada beberapa orang yang menggunakan motor sport berhenti dihadapanku, tapi mereka tidak membuka helmnya yang berwarna gelap
“Nu… Nuguseyo?” kataku sedikit berteriak, lalu seseorang diantara mereka membuka helmnya
“Minhyuk…” aku mendengar Hanyoung mengatakan nama itu dengan pelan
“siapa?” tanyaku pada Hanyoung
“ah tidak…” kata Hanyoung, Lalu aku menghampiri motor yang dihadapanku dan membaca nametag yang dipakai orang itu “Lee Jong Hyun…” kataku sambil tersenyum tipis “Sunbaenim? Sebenarnya mau apa? Kan sudah kubilang aku tau namamu Sunbaenim…” Ia membuka helmnya dan mencium bibirku sesaat, aku hanya terdiam tidak mengerti apa maksudnya lalu aku melihat wajahnya seolah-olah mengatakan Aku-bad-boy-di-sekolah-kita-jadi-jangan-macam-macam.
“Sunbaenim! Apa yang kamu lakukan? Apa maksudnya?”
“Tadi pagi kamu sudah membuatku kesal, kalau kamu bukan perempuan mungkin sudah kuhajar sampai habis, jadi ini sebagai gantinya, jangan buat aku kesal…” katanya dingin.
“A… Apa? Bukannya kamu yang membuatku kesal? Lagipula… memang tidak ada hal lain yang bisa membuatmu senang selain mengambil ciuman pertamaku?”
“Hal lain? Selain ciuman pertama?”
“Iya!”
“Tidak ada. Sudahlah lupakan, sebaiknya sekarang kamu pulang….”
Mereka meninggalkan kami begitu saja
“Apa? Siapa dia? Appa-ku?”
“Seorin ah… sepertinya kita berpisah sampai disini saja ya?”
“Oh beda arah ya? baiklah annyeong Hanyoung, sampai jumpa besok”
“annyeong…”

Aku masih saja diam di jalanan yang sepi itu tidak ada motor, mobil atau kendaraan apapun yang lewat situ, aku mengingat kejadian tadi Baiklah, sekarang aku punya musuh disekolah kataku dalam hati, lalu HPku bergetar dan aku mengangkatnya,
“Yoboseyo? Eomma, ah iya aku lupa, baiklah, annyeonghaseyo…” kataku menutup telepon, aku berbalik arah menuju supermarket karena ada yang harus aku beli, tapi belum sampai ke supermarket...
Itu Park Hanyoung sedang bersama siapa dia? Sepertinya aku kenal motor itu… Astaga! Aku tahu... tapi kenapa mereka berdua? Ah sudahlah… pikirku, lalu aku segera melanjutkan langkahku menuju supermarket.


++++


Pagi itu tanpa sarapan aku buru-buru pergi ke sekolah, karena aku telat bangun, sedangkan hari ini adalah upacara ulang tahun sekolahku, jadi murid-murid SMA Bookyung harus datang lebih pagi
“Aigoo… telat telat…” kataku pelan, untung saja gerbang sekolah belum ditutup, tapi jarak dari gerbang sekolah menuju lapangan upacra cukup jauh sehingga aku sedikit berlari bersama murid-murid lain yang juga kesiangan sepertiku, lalu aku hampir saja terjatuh, kulihat tali sepatuku lepas “Aigoo apalagi ini? Tali sepatu lepas?’ keluhku sambil buru-buru membenarkan tali sepatuku yang copot. “Bruuuuuuuukkkkkk” aku hanya bisa diam hingga ia berdiri, aku sadar orang-orang yang lewat melihat kami, salah satunya adalah Hara teman sekelasku.
Lalu ia pergi begitu saja “Jonghyun Sunbaenim!” kataku sedikit berteriak kesal, tapi ia tetap lari menuju lapangan upacara. Aku pun menuju lapangan upacara dengan sedikit terpincang-pincang.

****
 Sesampainya di lapangan upacara aku langsung mencari teman-temanku, aku baris paling belakang karena telat ternyata disampingku ada Jonghyun. Kenapa kelas 10-1 dan 11-3 harus berdekatan sih? Pikirku. Jonghyun tidak melihatku, aku juga segera mengalihkan pandanganku dari Jonghyun.
Selesai upacara aku memilih untuk langsung menuju kelas, entah mengapa anak-anak yang lain memandangku dengan tatapan apa-yang-terjadi-dengan-anak-ini? Lalu aku melihat ke  arah mereka, mereka pun mengalihkan pandangan mereka pada sesuatu dibelakangku, entah apa yang meraka lihat, begitu juga dengan anak-anak yang lainnya. Sampai aku berhenti di depan kelasku, aku membalikkan tubuhku dan melihat ke kelas Jonghyun ternyata ia sedang berdiri di depan kelasnya, lalu ia melihatku ia menunjuk-nunjuk bibirnya sendiri, aku lihat darah di ujung bibirnya, dan aku menunjukkan wajah Darah- Lalu?-Memang-aku -peduli? Tapi aku masih bingung apa maksudnya? Ah tadi… itu… tadi… aku segera memegang bibirku dengan jari-jariku dan ternyata ujung bibirku juga berdarah, teman-teman Jonghyun dan Jonghyun tertawa melihatku lalu kulihat Jonghyun hifive bersama teman-temannya “2 kali, tidak sengaja loh…” katanya pada temannya sambil meghapus darah di bibirnya dengan salah satu tangannya.

Sekarang aku merasa wajahku panas, akupun segera masuk ke kelas dan menghapus darah yang sudah agak mengering di bibirku dengan sebuah tissue.
“Waeyo?” Tanya Hanyoung
“Aniyo…”
“Tapi bibirmu luka, berdarah…”
“Tidak apa-apa, hanya luka kecil…”
Seorang guru pun masuk, dan pelajaran dimulai.

Siang itu kami istirahat di kelas, aku pun membuka bekal makan siangku
“lapar sekali…” kata Hanyoung
“nae, aku juga sangat lapar…”
Lalu Jonghyun tiba-tiba masuk ke kelasku, ia melihat ke seliling kelasku lalu melihat ke arahku, tapi ia tetap berdiri di depan kelas dan aku terus melanjutkan makan siangku.
“Seorin ah…” kata Hanyoung sedikit berbisik “sepertinya ada yang mencarimu…”
“Ye… ye… algo, aku tahu… biarkan saja…”
Lalu Jonghyun menghampiriku, dan aku menghentikan makan siangku.
“Ada apa?” tanyaku tanpa memandang Jonghyun, Lau ia mengeluarkan sesuatu dari saku kemejanya dan menyimpannya diatas mejaku. Itu adalah foto saat ia menciumku beberapa hari yang lalu, entah siapa yang mengambil foto tersebut.
“Ini… apa maksudnya??”
“Untukku yang waktu itu belum cukup…”
“Belum cukup? Lalu apa maumu sunbaenim?”
“Mauku?”
“Iya apa maumu? Apalagi?” Kataku sambil berteriak, sehingga seisi kelas dapat mendegarnya dan melihat ke arah ku.
“Nanti juga kamu tahu… ok?”
Lalu jonghyun keluar dari kelasku begitu saja
“Ah… aku muak!” kataku
“Kenapa?” Tanya Hanyoung
“Aku ingin sekolah disini dengan tenang, tapi baru saja masuk ke sekolah ini sudah ada masalah…”
“Calm down, Jonghyun oppa memang seperti itu…”
“Jonghyun oppa katamu?”
“eh, iya, Jonghyun sunbaenim…”
“Oh…”
Pelajaran pun dimulai, tapi pikiranku masih tertuju pada masalah tadi. Tanpa kusadari aku tersenyum sendiri.
“Seorin…” kata Hanyoung sambil menyikut lenganku
“Mwo?”
“Kenapa senyum sendiri?”
“Ah? Senyum?”
“Iya… Ah… Pasti mikirin Jonghyun sunbaenim…”
“Hm… ok, aku akui dia menarik…”
“Hm… lalu? Kamu mau bilang joahaeyo padanya?” kata Hanyoung sambil tertawa kecil.
“Apa? tentu saja tidak! Sudahlah… sst…”
Ya aku akui Jonghyun memang menarik, tapi kenapa aku tersenyum sendiri? Pikirku.


++++


Aku berjalan bersama Hanyoung di kawasan Myong-Deong, karena udara hari ini cukup panas kami bermaksud membeli es krim.
“Hm… dimana sih yang jualan es krim yang enak itu?” tanyaku
“Disana… sabar sebentar lagi juga sampai…”
“baiklah baiklah…” kataku pasrah, lalu kami masuk ke sebuah toko yang menjual berbagai rasa es krim.
“hm yummi…” kataku, semantara Hanyoung membayar es krim yang kami beli itu.
“sambil jalan saja yuk… masih ada yang harus kubeli…” kata Hanyoung
“Hm… ayo… ayo…”
Kami melewati sebuah daerah yang sepi
“kenapa kita lewat sini?” tanyaku pada Hanyoung
“Biar cepat lewat sini saja…”
“Oh…” kataku sambil mengangguk tanda mengerti. Lalu kudengar ada beberapa orang yang sepertinya sedang bertengkar dan entahlah, seperti ada yang merintih kesakitan.
“Seorin… kamu dengar?”
“Iya… sepertinya dari arah situ…” kataku sambil menunjuk ke sebuah gedung yang kosong “kesana yuk…” lanjutku
“Ngapain?”
“Seru ngintip orang yang berantem… hahaha…”
“Ternyata kamu suka lihat orang berantem, ayo hahaha…”
Mungkin terdengar aneh, tapi begitulah aku dan mungkin Hanyoung juga begitu.
Lalu kami berjalan ke gedung yang kosong itu, pintunya sedikit terbuka sehingga dengan mudah aku dan hanyoung dapat melihat ke dalam gedung itu. Ada beberapa orang yang sedang berdiri tampak mengelilingi sesuatu, sepertinya orang entah siapa. Lalu aku menengadahkan wajahku ke atas, kulihat Hanyoung menutup mulutnya.
“Hanyoung, waeyo?” tanyaku
“Hm… itu… ya ampun…”
“kenapa sih? Itu siapa kamu kenal?”
sebelum Hanyoung menjawab ada beberapa orang laki-laki yang datang dan mendorong kami hingga jatuh ke dalam gedung itu, semua perhatian tertuju pada kami yang sekarang masuk ke dalam gedung itu. Lalu aku melihat orang-orang yang sedang berdiri di dalam. Jonghyun, dan teman-temannya, ternyata mereka orang yang berdiri sedari tadi dan aku lihat mereka sedikit berdarah-darah pada beberapa bagian wajahnya.

****

“Jonghyun sunbaenim…” kataku. Lalu seorang lelaki menarikku
“Jonghyun, jadi ini pacarmu?” Tanya laki-laki itu, lalu kulihat laki-laki itu mengeluarkan pisau dan mengarahkan pisau itu ke leherku . Ya Tuhan, apa yang sedang terjadi? Jonghyun sunbaenim… tolong aku! Kataku dalam hati, entah mengapa ia yang aku harapkan disaat seperti ini.
Aku lihat Hanyoung yang berdiri beberapa meter dihadapanku juga ditahan oleh seorang lelaki, entah siapa, tapi sepertinya aku paling terancam, tentu saja, sebuah pisau ada di leherku dan semakin lama lelaki itu menekankan pisau itu dileherku.
Lalu kulihat teman Jonghyun menghampiri laki-laki yang menahan Hanyoung dan memukul laki-laki itu beberapa kali, bahkan menendangnya, Hanyoung segera menjauh dan bersandar pada tembok dalam ruangan itu
“Hanyoung, kamu tidak apa-apa?” Tanya seorang teman Jonghyun sambil menggenggam tangan Hanyoung.
“Minhyuk oppa… aku… tidak apa-apa…”
Apa? Jadi dia namanya Minhyuk? Sapertinya… apa dia pacara Hanyoung? Pikirku.
“Hey Jonghyun, pacarmu sudah berdarah seperti ini kamu hanya diam? Pengecut!” kata laki-laki yang masih terus menahanku.
“Dia bukan pacarku…” kata Jonghyun sambil menghampiriku “Tapi lepaskan dia…”
“Hahaha ternyata si pengecut ini berani juga! Pasti demi pacarnya hahaha…”
“Sudah kubilang dia bukan pacarku!”
“Lalu untuk apa kamu menyelamatkannya?”
“Aku tidak mau dia terlibat, dan terluka…” kata Jonghyun, lalu ia menarikku “Seorin, menjauhlah…” dan aku lihat Jonghyun saling memukul dengan lelaki itu, tapi lelaki itu jatuh, Jonghyun bahkan menendangnya
“Jonghyun sunbaenim… hentikan!” kataku tapi ia tidak mendengarkan “hentikan Jonghyun, tidak ada gunanya…” kataku, lalu ia melihat ke arahku dan tersenyum
“Diam Seorin, ini urusanku…” katanya, lalu ia kembali memukuli lelaki itu lagi.
“Ayo kita pergi dari sini…” kata Minhyuk
“Tapi, Jonghyun sunbaenim…?” kataku
“Sudah tidak apa-apa…” Minhyuk pun membawa aku dan Hanyoung keluar dari tempat itu. Aku memegang leherku, darah, meskipun tidak banyak tapi pasti berbekas, bagaimana ini? Kalau orang tua ku tau pasti masalahnya berlanjut, aku harus menutupnya kataku dalam hati.

****
 Lalu kami sampai di sebuah tempat seperti basecamp beberapa blok dari tempat tadi, gelap sekali karena posisi basecamp itu ada dibawah tanah, seperti basement.
Disana ada peralatan musik, aku tidak tau tempat ini punya siapa yang jelas aku merasa lebih aman disini. Lalu Hanyoung pergi ke sebuah ruangan, dan saat kembali ia membawa beberapa obat-obatan untuk pertolongan pertama.
“Hanyoung? Bagaimana kamu bisa tau ada obat-obatan disini?”
“Hm…”
“dia sering kesini…” kata Minhyuk
“Apa? sering kesini?”
“Nae… aku ini… pacarnya Minhyuk oppa…”
“Mwo? Jadi kalian pacar, kamu juga kenal Jonghyun? Makanya waktu itu memanggilnya Jonghyun oppa?”
“Ye…”
“Kenapa kmau tidak menceritakannya padaku?”
“Karena aku tidak menceritakannya pada siapapun, hanya Minhyuk oppa dan teman-temannya yang tau… kamu tau kan mereka seperti apa dimata orang lain? Aku… sebenarnya kau khawatir tidak ada yang mau berteman denganku, itu saja…”
“Oh… lalu, orang tuamu tau?”
“Orang tuaku? Tidak”
“wah rumit ya berpacaran dengan orang seperti mereka?”
“sst… begitulah, ayo sini obati dulu lukamu, Minhyuk oppa juga…”
“Hanyoung, kamu cocok jadi pacar Minhyuk.”
“Jeongmal?”
“Ye, disaat Minhyuk seperti ini kamu mengobatinya, seimbang sekali hehehe…”
“seimbang? Ah iya iya aku mengerti… Minhyuk oppa, ayo sini…”
“Aduh perih juga…” kataku.
“Minhyuk sunbaenim…” kataku pelan
“Hm… ye?”
“Bagaimana dengan Jonghyun?” lalu Minhyuk tersenyum
“Kamu khawatir dengannya?”
“Hm… tentu saja khawatir, kondisinya sudah seperti tadi, bagaimana aku tidak khawatir?”
“hey Seorin!” kata seseorang yang hanya terdengar suara langkah kakinya, ternyata Jonghyun “Kamu khawatir padaku?”
“Eh Jonghyun sunbaenim… hm…”
“Sunbaenim? Hentikan itu! Aku terdengar tua, panggil saja namaku…”
“Namamu? Tapi…”
“memang susah panggil Jonghyun?”
“Tidak, Jonghyun… oppa…”
“kenapa oppa?”
“aku mau memanggilmu oppa, yang penting bukan sunbaenim ok!”
“terserah kamu saja…” kata Jonghyun, lalu ia duduk di sebuah sofa dekat Minhyuk.
“Seorin, sudah selesai…” kata Hanyoung
“Ah… gomawo…” kataku sambil memegang perban yang ada di leherku “Ah… untung saja aku memakai jaket dengan kerah seperti ini, jadi tidak terlihat oleh orang tuaku…”
“Tapi kamu tidak akan selalu memakai jaket itu kan?” kata Hanyoung
“Ah… benar juga… bohong, paling itu yang akan kulakukan…”
“Eh Seorin, katanya kamu khawatir sama Jonghyun…” kata Minhyuk
“Lalu?”
“Obati dia… hahaha…” Hanyoung dan Minhyuk tertawa, sementara Jonghyun hanya tersenyum.
“Apa? khawatir bukan berarti harus mengobati dia kan?”
“Sudah, obati saja…” kata Minhyuk, dan Hanyoung memberikan kotak obat-obatan kepadaku aku hanya memandang kotak obat itu, lalu Jonghyun duduk disampingku.
“Mwoyo?” tanyaku ketus, lalu ia memegang luka-luka di wajahnya dengan jari-jarinya
“Ayo obati aku…” katanya
“ye… ye… baiklah…” kataku sambil mengeluarkan obat-obatan “orang tua mu… tidak akan khawatir?”
“orang tuaku?”
“iya orang tuamu, masa orang tuaku?”
“Hm… spertinya mereka sudah biasa…”
“Apa? sudah biasa? Ya ampun…”
“lagipula aku tinggal sendiri, mereka tidak tahu saat ini aku seperti ini…”
“tinggal sendiri?”
“iya aku tinggal sendiri, kenapa mau menemaniku? Hahaha…”
“Mwo? Tidak!”
“Aduh, sakit…” kata Jonghyun pelan
“Oh orang sepertimu bisa merasakan sakit juga?”
“Tentu saja aku ini kan orang biasa!” katanya sedikit membentak, aku terdiam, kaget.
“Mianhaeyo…” kata Jonghyun
“Mianhaeyo kenapa?” tanyaku
“Mianhaeyo… membuatmu kaget…”
“G… Gwaenchana… seharusnya aku yang minta maaf… bagaimana kamu tau aku kaget?”
“Terlihat dari wajahmu…” katanya sambil mendekatkan wajahnya ke wajahku, dan aku segera mundur menjauhinya.
“Seorin, kamu juga cocok jadi pacar Jonghyun oppa” kata Hanyoung
“Mwoyo? Aku? Cocok? Kenapa?”
“Disaat seperti ini, kamu mengobati Jonghyun ah aku yakin Jonghyun oppa butuh perempuan seperti kamu hahaha…” kata Hanyoung sambil tertawa kecil.
“Apa sih? Masih banyak yang lebih baik dari aku…” kataku sambil tertunduk, lalu aku menengadahkan kepalaku lagi, semuanya melihat ke arahku “Kenapa melihatku?” tanyaku bingung
“Hm… tidak…” kata Hanyoung, sementara Jonghyun hanya tersenyum tipis.
“Hm… kalau begitu, aku mau pulang, Hanyoung mau pulang bersamaku tidak?” Lalu hanyoung melihat ke arah Minhyuk.
“Hm… Mianhaeyo aku tidak bisa pulang bersamamu…”
“Oh baiklah tidak apa-apa… semuanya, annyeong…” kataku sambil membungkukkan badan memberi salam
“Annyeong…”


****
 Aku berjalan keluar dari basecamp itu, lalu menaiki tangga, saat sampai diatas aku sudah ada di trotoar kota Seoul, aku memandang langit, cukup cerah, tidak seperti yang terjadi hari ini. Setelah beberapa langkah berjalan, seseorang memegang pundakku, khawatir orang yang tadi menahanku menemukanku, sehingga aku berlari meninggalkan orang yang memegang pundakku.
“Seorin!” seseorang memanggilku, aku cukup kenal suaranya, secara reflek aku membalikkan tubuhku ke belakang, beberapa meter di hadapanku berdiri Jonghyun sambil membawa jaketnya di tangan kanannya.
“Mwo?” tanyaku, lalu ia menghampiriku
“Kenapa kamu malah berlari? Hm… Jujur saja, sekarang aku yang khawatir…”
“Aku… takut orang yangmemegang pundakku orang yang menahanku tadi, aku khawatir orang itu menemukanku, ternyata oppa. Lalu kenapa oppa khawatir?”
“Iya aku mengkhawatirkan hal yang sama denganmu…”
“Eh? Gomawoyo… Oppa…”
“Kenapa gomawoyo?”
“Karena sudah khawatir padaku…”
“Apa? jangan GR!”
“Loh katanya oppa mengkhawatirkan hal yang sama denganku?”
tapi ia tidak menjwabnya dan berjalan meninggalkanku, aku pun mempercepat langkahku untuk menyusulnya.
“Jonghyun… Oppa… Kamu mau kemena?”
“Pulang”
“Eh dengan keaadaan seperti ini? Apa Minhyuk tidak mengantarmu?”
“Memang aku pengecut? Aku bisa pulang sendiri!”
“Ya sudah jawab saja baik-baik!” aku membentaknya, lalu aku berjalan mendahuluinya, tapi baru saja aku beberapa langkah dihadapannya aku nyaris tertabrak motor, aku terjatuh, dan motor itu pergi begitu saja
“Seorin, Seorin! Kamu tidak apa-apa?” kata Jonghyun sambil lari menghampiriku dan membantuku berdiri.
“Aku bukan pengecut! Aku bisa berdiri sendiri, tapi… gomawoyo…”
Jonghyun tersenyum tipis.
“Kamu pulang ke rumahku saja…” kata Jonghyun “nanti biar aku yang mengantarmu…”
“tapi…”
“sudah tidak ada tapi-tapi…” kata Jonghyun sambil menarikku.

----TBC----

4 comments:

  1. baca intro nya aja bikin penasaran.
    nemu lagi jonghyun badboy.
    ayo part 2

    ReplyDelete
  2. idem ... JongHyun gue juga di plot badboy .. cocok kali yee .. ditunggu part 2nya

    ReplyDelete
  3. wah wah aku gak nyangka prolognya bikin penasaran
    terharu ada yang suka, gomawo hehehe ^^
    part 2 udah di post kok ^^
    semoga suka ya ^^
    *embarassed XD

    ReplyDelete
  4. wahh lucu juga kaya.a ada badboy kaya Jonghyun di sekolah *ngayal*
    hehehe nice~ ditunggu part lanjutan.a yaa^^

    ReplyDelete

Cara komen (bagi yang kurang jelas):

1. Ketik komen kalian di kotak komentar.

2. Di samping 'Berikan komentar sebagai', klik Google (bagi yang menggunakan Blogspot) atau LiveJournal/Wordpress/AIM/TypePad/OpenID (bila kalian mempunyai akun disana)

3. Atau bagi yang tidak punya akun sama sekali / tidak mau ribet, klik NAME/URL (kosongkan URL bila tidak mau ditampilkan)

4. Klik 'Poskan komentar'