Rating: Teenagers
Genre: Romance
Pemeran: Jung Yong Hwa (CNBLUE)
Cha Min Rin (reader)
Pemeran pembantu: Kang Min hyuk (CNBLUE)
pernah diposting di :Facebook (Sarah Hanna Moran)
Note: selamat membaca...dan jangan lupa di komen ok ^^
“omma, aku berangkat dulu ya” kata min rin sambil mencium kedua pipi ibunya
“ne, hati-hati dijalan, belajar yang serius disekolah ya” pesan ibunya
“ne~ omma selalu bilang begitu, aku bosan haha” kata min rin sambil berlari menuju pintu dan mulai berjalan. Sepertinya hari ini cuaca akan lebih dingin dari kemarin.
***
Akhirnya pulang sekolah juga, benar saja perkiraanku tadi, salju tipis mulai turun, pikir min rin saat jalanan kota Seoul sudah mulai tertutup salju tipis.
Lalu ia berjalan menuju café kecil untuk membeli minuman hangat. Ia memesan segelas mocca hangat dan sedikit kue-kue kecil, lalu ia duduk disudut café, sambil mendengarkan musik dari ipodnya.
“ah hangatnya” katanya sambil menyesap mocca hangatnya. Dan mulai memakan kue yang ia pesan juga. Tiba-tiba seseorang yang duduk tidak jauh darinya mengeluarkan camera professional dan mengambil beberapa gambar min rin tanpa izin. Min rin diam sesaat, lalu ia menatap pria yang tadi mengambil gambarnya, saat ini pria itu sedang mengamati hasil jepretannya,
“ya!! Kau ini siapa? Seenaknya saja memotretku tanpa izin” kata min rin pada lelaki yang sekarang menatapnya itu
“gomawo sudah mau menjadi objek fotoku” kata laki-laki itu sambil tersenyum lalu berjalan meninggalkannya dan keluar dari café. Min rin ingin mengejarnya tapi ia merasa lapar dan sayang harus meninggalkan. Akhirnya ia memilih tetap dicafe itu menghabiskan mocca dan makanannya.
“dasar laki-laki aneh” gerutunya.
Sekarang min rin berjalan menuju rumahnya, tinggal beberapa meter lagi. Tiba-tiba langkah kakinya terhenti, ia melihat rumah yang ada disebelah kanannya. Lalu ia mulai menghitung.
“hmm 10 tahun” pikirnya lalu tersenyum dan ia kembali berjalan menuju rumahnya.
***
3 hari kemudian
Min rin duduk bersila didepan TV sambil menunggu ramyeonnya sedikit hangat. Ia memindahkan channel TV dan menonton salah satu acara musik. lalu ponselnya berdering.
“yoboseo~” sapanya
“min rin na~ hari minggu nanti kau ada acara tidak?” Tanya hyo na teman satu kelasnya.
“hmm tidak, ada apa?” Tanya min rin
“aku ulang tahun hari minggu nanti, kau datang ya, aku mengadakan pesta sederhana dirumah”
“oh ya, aku akan datang”
“ah baiklah, gomawoyo” lalu min rin meletakan ponselnya. “hmm aku harus mencari hadiah untuk hyo na” pikirnya. Ia segera menghabiskan ramyeonnya dan mencari hadiah untuk hyo na.
Min rin sudah berjalan dipusat kota Seoul, sepanjang kanan kiri jalan berjajar toko-toko yang menjual berbagai macam barang. Min rin bingung ingin membelikan apa untuk hyo na. min rin berdiri dan melihat sekeliling mencari toko yang kiranya menjual barang yang cocok untuk hyo na. lalu ia melihat kedalam etalase toko yang yang ada dibelakangnya, toko itu sepertinya toko peralatan photographi ia melihat banyak frame foto lucu. Ia melihat-lihat dari luar. Lalu ia melihat seseorang didalam sana sedang memerhatikannya, sepertinya ia kenal orang itu.
“ah orang yang beberapa hari lalu mengambil gambarku di café” akhirnya ia ingat siapa orang itu, orang itu berjalan menuju pintu keluar, saat itu juga min rin segera berjalan pergi dari depan toko itu.
“hey, kau!!” panggil laki-laki yang tadi yang sudah ada didepan toko, tapi min rin yang sudah berjalan lumayan jauh tidak dapat mendengarnya. Laki-laki itu berlari mengejar min rin, dan akhirnya terkejar.
“nona permisi” panggil laki-laki itu, min rin yang sedikit kaget melihat kearah laki-laki itu.
“ada apa lagi?” Tanya min rin sedikit ketus pada pria aneh ini
“kenapa kau kabur?” tanyanya
“aku kabur? Tidak, aku hanya ingin melihat toko lain saja” kata min rin sedikit hati-hati pada pria aneh yang belum ia kenal.
“ini fotomu yang kuambil beberapa hari lalu” kata pria itu menyerahkan amplop sambil tersenyum. Min rin mengambilnya.
“aku kira kita tidak akan pernah bertemu lagi, ternyata kita bertemu” kata laki-laki itu. Min rin membuka amplop itu dan mengeluarkan 3 lembar fotonya, hasilnya cukup bagus.
“kau photographer ?” Tanya min rin
“ah ne, yong hwa imnida” katanya sambil mengulurkan tangan.
“yonghwa?” Tanya min rin.
“ne, namamu?”
“ah aku cha min rin imnida” min rin tersenyum kecil
“kau mau kemana sekarang?” Tanya laki-laki itu
“mau mencari hadiah ulang tahun” kata min rin
“untuk pacarmu?” Tanya laki-laki itu
“bukan, aku tidak punya pacar. Untuk teman ku, perempuan” kata min rin
“ah bolehkah aku ikut?” Tanya laki-laki itu lagi
“ikut?” min rin heran
“iya, tenang saja, aku ini orang baik kok. Dan kita kan teman mulai sekarang” min rin memperhatikan laki-laki didepannya, memang orang ini kelihatan baik sih, tapi sdikit aneh, tapi ya….
“baiklah, kalau kau mau ikut” akhirnya mereka pun mulai menjelajahi pusat kota seoul yang semakin sore semakin ramai.
Akhirnya setelah mengelilingi beberapa toko min rin pun mendapatkan hadiah yang cocok untk hyo na.
“kau tidak cape?” Tanya yong hwa yang dari tadi mengikuti min rin kemanapun ia pergi
“ani~ hanya sedikit haus” komentar min rin singkat.
“kalau begitu bagaimana kalau kita mampir kekafe sebentar, aku lapar” kata yonghwa. Min rin melihat jam tangannya
“tidak akan lama kok” kata yonghwa, langsung menarik tangan min rin kesebuah café disudut jalan. Sekarang sudah tersedia beberapa menu makanan didepan mereka. Yonghwa mulai menyuap makanan yang ada didepan mereka.
“hey, ayo dimakan, kenapa kau malah diam? Tenang semua makanan ini aku yang bayar, ayo dimakan” kata yonghwa. Min rin masih memperhatiakn namja didepannya itu.
“apa kau mau aku suapi?” Tanya yonghwa sambil menyodorkan sepotong daging panggang.
“tidak, aku bisa makan sendiri” kata min rin lalu mengambil sumpitnya, dan mulai mengambil makanan.
“hmm, kenapa kau baik sekali padaku?” Tanya min rin pada yonghwa yang masih asik dengan makanannya, yonghwapun menelan makanannya dan menatap min rin dalam.
“karna kau juga baik padaku” katanya singkat.
“tapi kan kita baru kenal, bisa saja aku sebenarnya orang jahat kan?” Tanya min rin lagi
“sekarang aku yang balik bertanya, kalau aku orang jahat bagaimana? Kenapa kau masih mengizinkanku menemanimu berkeliling?” min rin berfikir sebentar.
“tapi kau tidak ada wajah orang jahat, dan kau memperlakukanku dengann baik, jadi aku rasa kau bukan orang jahat” kataku lagi
“nah kalau begitu akupun berfikir seperti itu tentangmu, sudahlah tidak usah dipikirkan, kita kan teman sekarang, ok? Ayo dimakan, sebelum kuhabisakan semuanya” kata yonghwa sambil tersenyum
“dasar namja aneh” kata min rin sambil mengunyah makanannya, yonghwa hanya tersenyum disebut aneh.
“oh ya, margamu apa?” Tanya min rin yang dari penasaran.
“jung, kenapa?”
“ani~ tadi kau tidak menyebutkan margamu, jadi aku Tanya” yonghwa mengangguk dan mereka melanjutkan makan.
***
“selamat sore bibi” min rin menyapa seorang ibu paruh baya yang sedang duduk santai dihalaman sebuah panti asuhan tidak jauh dari rumahnya, sambil melihat anak-anak panti asuhan bermain.
“oh min rin, kau datang, ada apa?” Tanya bibi itu sambil tersenyum ramah.
“aku bosan dirumah, appa dan omma sedang pergi, aku mau disini bolehkan? Mungkin aku bisa bantu-bantu ato ikut bermain dengan anak-anak disini” kata min rin.
“tentu saja, duduklah, kan ini memang tempat kau bermain dari kecil, kalau kau sedang bosan kau selalu ikut bermain disini kan, aku ingat waktu kau kecil omma mu susah sekali mengajakmu pulang kalau kau sudah keasikan main disini” kata bibi itu tersenyum, min rin pun ikut tersenyum mengenang masa kecilnya.
“ah apa itu?” Tanya min rin menunjuk album foto berwarna merah usang.
“oh ini, aku sedang melihat-lihat album foto lama”
“bibi, boleh aku lihat?” Tanya min rin.
“tentu…tentu saja” katanya sambil memberikan album fotonya. Min rin membuka lembar demi lembar melihat foto-foto lama, banyak dari anak difoto ini sudah diadopsi atau yang sudah dewasa sudah memilih hidup sendiri.
“bibi, ini Kim oppa kan?” Tanya min rin saat melihat wajah orang yang dikenalnya dulu.
“iya dia salah satu teman baikmu disini. Ternyata kau masih ingat denganya”
“tentu saja bi, dia teman mainku teman berantem juga dan teman jahil” kataku tersenyum.
“kau ingat, saat Kim dijemput orang tua angkatnya saat ia diadposi? Kau menagis tidak karuan, sampai-sampai ibu mu bilang kau tidak mau makan dan sekolah” bibi itu tersenyum, min rin pun ikut tersenyum sambil terus melihat-lihat foto lainnya.
“apa kabar ya dia sekarang?” Tanya min rin
“aku rasa dia baik-baik saja. Ayah dan ibu kandungnya sangat menyangi dia seperti anaknya sendiri. Ia diadoppsi oleh keluarag kaya, aku yakin hidpnya terjamin, oh ya…beberapa tahun lalu aku dengar ia dan keluarganya pindah ke Amerika, ayahnya membuka perusahaan baru disana, mungkin ia masih tinggal di Amerika” bibi itu bercerita
“ah enaknya dia” min rin pun berkomentar
“kau kangen padanyanya?” Tanya bibi, min rin menagguk, bibi itu membelai rambut min rin. “bibi juga, aku harap ia akan kembali ke korea dan datang sebentar ketempat ini” kata bibi itu.
“aku juga harap begitu” min rin berkata pelan.
***
“Min rin, tolong kau belikan semua yang ada didaftar belanja ini ya” kata ibu min rin sambil menyerahkan daftar belanja dan sejumlah uang.
“oppa kau saja sana yang pergi” kata min rin pada min hyuk oppa nya yang sedang bersantai didepan TV
“eh omma kan menyuruhmu, bukan aku. Sudah sana” min hyuk masih asik didepan TV.
“ah oppa, aku malas”
“aku juga malas, dan belanja itu urusan perempuan” kata minhyuk
“ayo min rin, kau tinggal jalan kesupermarket didekat belokan itu sajakan. Kalau kau tidak mau belanja ibu tidak masak dan tidak ada makan malam” akhirnya min rin pun berjalan dengan malas menuju supermarket yang tak jauh dari rumahnya. Setelah semua barang yang tertulis didaftar belanja ia masukan kedalam trolley ia pun membayar kekasir.
“ah berat sekali belanjaan ini, coba saja minhyuk oppa yang belanja, ia psti bisa membawa barang seberat ini” min rin menggerutu sambil menenteng dua kantong belanjaan besar. Tiba-tiba seseorang mengambil salah satu kantong belanjaannya dan berjalan disampingnya.
“yonghwa ssi” min rin kaget, yonghwa hanya tersenyum.
“kenapa kau disini?” tanay min rin kaget
“jangan panggil aku ssi, panggil saja oppa” kata yonghwa
“baiklah, tapi apa yang oppa lakuakn disini?”
“tentu saja membantumu membawa belanjaan yang berat ini” yonghwa tertawa kecil.
“aku tau, tapi bagaimana bisa kau disini?”
“tidak perlu tahu, yang penting sekarang perkerjaanmu membawa barang ini lebih ringankan?” kata yonghwa. Ia mengantar min rin sampai depan rumahnya lalu pamit pulang. Min rin sempat mengajaknya masuk tapi ia menolak dengan alasan ada pekerjaan yang harus ia kerjakan. Setelah min rin membantu ibunya membereskan belanjaan ia pun masuk kemarnya dilantai 2 lalu membuka pintu menuju balkon. matanya langsung tertju pada sosok laki-laki yang sedang asik memotret didepan panti asuhan tidak jauh dari rumahnya.
“yong hwa? Katanya dia ada pekerjaan, kenapa masih disini?” min rin pun keluar dan menghampiri yonghwa yang masih asik memotret.
“hey, kau bilang kau ada pekerjaan” kata min rin, yonghwa yang melihatnya tersenyum
“ya inilah pekerjaanku, kau tahukan aku seorang photographer”
“oh iyaya” kata min rin polos. “lalu apa yang kau foto disini?” tanay min rin lagi
“mereka” ynghwa menunjuk anak-anak panti asuhan yang sedang asik bermain dihalaman.
“mereka sangat lucu dan polos, sangat bagus dijadikan objek foto” kata yonghwa.
“boleh aku lihat hasil fotomu?” Tanya min rin. yonghwa memberikan kameranya, min rin mulai meliaht hasil foto yonghwa satu persatu. Lalu ia melihat fotonya yang diambil yong hwa tanpa izinya dicafe waktu itu.
“kenapa kau masih menyimpan foto ini?” Tanya min rin
“memangnya kenapa?” Tanya yong hwa. Min rin terdiam.
“aku hapus ya?”
“jangan!!” yonghwa mengambil kameranya dari tangan min rin.
“kenapa tidak boleh dihapus?”
“sudah biarkan saja fotonya, aku tidak mau menghapusnya” kata yonghwa lalu melanjutkan mengambil gambar anak-anak panti asuhan yang masih asik bermain.
“Kim oppa, mungkin sekarang kau sudah sebesar namja aneh yang ada disampingku ini, tapi aku yakin kau tidak seaneh orang ini. Sedang apa kau di Amerika sana? Kau pasti sudah lupa aku” kata min rin dalam hati sambil memperhatiakn anak-anak panti itu bermain.
“besok kita jalan-jalan yuk” ajak yonghwa tiba-tiba
“jalan-jalan? Kemana?” Tanya min rin
“terserah kau saja, aku juga ingin mengambil bebrapa photo ntuk pameranku nanti”
“kau akan menggelar pameran? Wow itu keren. Baiklah aku akan menemanimu besok, asal kau undang aku kepameranmu nanti”
“baiklah, kau akan dapat undangan khusus” yonghwa tersenyum.
“ok, besok di halte bis dekat supermarket kemarin jam 4 sore” kata yonghwa lagi.
“baiklah, ah hari sudah sore. Aku harus pulang, annyeong” kata min rin sambil melambaikan tangan
“annyeong, jangan lupa besok” kata yonghwa lagi.
“dasar namja aneh, tapi aku merasa nyaman didekatnya padahal kami baru kenal. Ah dia orang yang baik, tak ada salahnya kita berteman” Pikir min rin.
***
“kau sudah lama menunggu?” Tanya yonghwa yang menghampiri min rin yang sudah menunggu dihalte bis.
“lumayan, 15 menit” kata min rin jujur
“mian, aku bangun kesiangan hehehe, mian” awalnya min rin merasa kesal tapi saat melihat senyuman yonghwa ia pun luluh.
“baiklah aku maafkan” kata min rin.
“gomawo, nah sekarang bis sudah datang, ayo kita berangkat” kata yonghwa sambil menarik tangan min rin halus.
***
Han River
Suasana sore di Han River selalu romantis, semua lampu mulai dinyalakan, berbagai macam warna. Suasana di sini benar2 menyenagkan, banyak pasangan kekasih juga yang melewatkan sore mereka disini.
“waaah sudah lama aku tidak ke Han River” kata yonghwa sambil membidik beberapa sudut han River dengan cameranya.
“memangnya terakhir kali kau kesini kapan?” Tanya min rin sambil memperhatikan yonghwa yang sedang asik.
“hmm mungkin 4 tahun lalu” kata yonghwa
“waaah lama sekali” komentar yonghwa
“ya, aku baru pulang ke Seoul sekita 4 bulan lalu, jadi ini kali pertama aku kesini setelah pulang dari Amerika”
“Amerika? Kau pernah tinggal disana?” Tanya min rin
“ne~ aku belajar photographi disana”
“ah araseo. Hmm aku juga punya teman disana, apa mungkin kau mengenalnya?” Tanya min rin. yonghwa tersenyum dan mengalihkan pandangannya pada min rin
“Amerika itu luas, dan banyak sekali orang korea yang tinggal disana, tapi mungkin aku kenal. Siapa namanya? Mungkin saja aku tahu”
“Kim. Kim oppa” kata min rin berharap yonghwa tahu nama itu. Tapi yonghwa hanay terdiam, raut wajahnya sedikit berubah agak tegang, tapi kemudian ia tersenyum.
“tidak, aku tidak punya teman bernama Kim disana” min rin terlihat kecewa mendengar jawaban yonghwa.
“kenapa kau memanggilnya Kim? Memangnya dia tidak punya nama lain?” Tanya yong hwa
“namanya Kim Yong Hwa, tapi aku lebih suka memanggilnya Kim”
“ia teman baikmu ya?” Tanya yonghwa
“ia, aku kangen dengannya, sudah lama sekali ia tidak pernah datang, katanya sekarang ia tinggal di Amerika” lalu suasana hening.
“kau sayang dia?” Tanya yonghwa
“hmm tentu saja, dia teman baikku. Walaupun mungkin sekarang ia sudah lupa padaku”
“kalau ia kembali, apa yang akan kau lakukan?” Tanya min rin
“mungkin hal pertama yang akan aku lakukan adalah memeluknya, sudah itu…entahlah, mungkin aku akan terlalu senang” min rin tertawa pelan. Lalu yonghwa mengambil beberapa gambar min rin dengan cameranya. Min rin yang masih tertawa tidak sadar apa yang yonghwa lakukan.
“kau tidak mengambil gambar untuk pameranmu?”
“ini sedang ku lakukan” kata yonghwa lalu maengambil beberapa gambar min rin lagi. Min rin memalingkan wajahnya.
“oppa, apa yang kau lakukan? Kau selalu memotreku tanpa izin”
“kau sangat bagus dijadikan objek fotoku” min rin menutupi wajahnya dengan tangannya
“baiklah, kalau begitu aku akan minta izimu, apakah aku boleh mengambil beberapa gambarmu?” Tanya yonghwa
“tidak, aku tidk suka di foto” kata min rin
“ah aku mohon”
“tidak, kau kau bisa mencari objek lain yang lebih bagus kan?”
“baiklah kalau kau tidak mau, aku akan mengambil gambarmu tanpa izin” kata yonghwa sambil bersiap-siap mengambil gambar min rin. tapi ia kalah cepat, min rin merebut camera yonghwa.
“kalau oppa berani mengambil fotoku tanpa izin, akan kurusakan camera kesayanganmu ini” kata min rin mengancam
“ah ne, aku tidak akan mengambil fotomu lagi, sekarang kembalikan cameraku” kata yonghwa, min rin menyodorkan camera pada yonghwa, yonghwa mengambilnya dan tiba-tiba ia memotret min rin lagi.
“tapi aku tidak janji” kata yonghwa sambil berlari menjauh dari min rin
“ya!! Oppa kau curang, sini biar kurusakan cameramu!!!’ min rin berlari mengejar yonghwa yang sudah berlari terlebih dahulu.
“hey namja aneh!! Jangan lari” teriak min rin diikuti tawa yong hwa.
***
Min rin berjalan melewati depan panti asuhan sepulang sekolah, bibi pemilik panti asuhan sedang ada dihalaman.
“annyeonghaseyo bibi” sapa min rin ramah.
“ah min rin, kemari, ada kabar gembira untukmu” kata bibi itu. Min rin berjalan memasuki halamn panti
“ada kabar gembira apa bi?” Tanya min rin antusias
“tadi siang Kim oppa datang kemari” kata-kata itu terdengar tidak nyata ditelinga Min Rin
“apa?” Tanya min rin memastikan
“ya Kim oppa tadi siang kembali menengok keadaan panti ini” bibi tadi jelas sekali menampakan senyum bahagia. Mi rin merasa jantungnya tidak karuan, orang yang selama ini ia tunggu akhirnya datang juga.
“dia…dia..dimana sekarang?” Tanya min rin hampir menangis
“dia sudah pulang, ia terlihat buru-buru” kata bibi tadi, min rin kecewa tapi ia msih merasa senang setidaknya orang yang ia cari akhirnya ada di Seoul juga.
“duduklah, keliahatnnya kau kaget’ kata bibi tadi. Min rin duduk dengan mata berkaca-kaca
“apa saja yang ia lakukan disini bi?”
“ia banyak bercerita pada bibi, ia bilang ia pulang dari Amerika beberapa bulan yang lalu, tapi ia baru bisa mampir kemari hari ini. Ia terlihat sangat sehat dan tampan. Ia bilang keluarga angkatnya sangat baik dan memperhatikannya dengan baik, bibi sangat senang”
“apa ia bertanya tentang aku?” Tanya min rin
“ya, ia bertanya apa kau maish tinggal disini, aku cerita bahwa kau masih tinggal disini dan kau sedang sekolah, lalu ia pamit pulang karena ada hal yang harus ia selesaikan”
“apa bibi Tanya ia tinggal dimana?” Tanya min rin
“ya, Ia bilang ia tinggal di aparteman di daerah syudong” setelah berbincang agak lama, min rin pamit pulang, persaannya tidak karuan, ia sangat bahagia tapi juga sedih karena ia belm bisa bertemu dengan Kim oppa, matany yang tadi berkaca-kaca sekaranng sudah mengeluarkan air mata yang cukup banyak.
***
Hari beranjak malam, Min rin berdiri dibalkon rumahnya, memandang panti asuhan yang terlihat jelas dari lantai 2 rumahnnya sambil memegan secangkir susu hangat.
“sedang apa kau disini?” minhyuk, oppanya datang dan berdiri disebelah min rin
“ani~” jawab min rin.
“kau masih menunggu anak laki-laki yang dulu tinggal dipanti itu ya?” Tanya min hyuk. Min rin hanya diam dan tertunduk. Minhyuk tersenyum dan mengelus rambut dongsaengnya itu.
“ia akan datang” kata minhyuk pelan
“dari mana oppa tau?” Tanya min rin
“kalau kau yakin ia akan datang, ia pasti akan datang”
“tumben oppa bisa berfikir seperti itu, biasanya kau hanya mengganggu ku saja” kata min rin.
“hey, aku ingin jadi oppa yang baik buatmu. Kau ini ya, aku bersikap baik seperti ini padamu kau malah membuatku kesal”
“hmm nae~ mian. Tapi terima kasih untuk sarannya” kata min rin
“ayo masuk, appa dan omma sudah menunggu untuk makan malam” minhyuk dan min rin pun turun kebawah.
***
1 minggu, 2 minggu, 3 minggu dan genap sudah 1 bulan min rin tidak bertemu dengan yong hwa, bodohnya ia tidak pernah sempat meminta nomor ponsel atau apapun yang bisa ia hubungi. Maka hari ini pun min rin sudah siap untuk menemuninya di salah satu toko phptographi, ia pernah melihat yonghwa disana,munkin hari ini ia bisa menemuiya disana.
Benar saja, yonghwa sedanga asik dengan cameranya disebuah studio foto, ia memperhatikan yonghwa dari luar. Ia ingin masuk tapi ia ragu. Tapi yonghwa sadar ia sedang diperhatiakan, ia pun berjalan keluar.
“annyeong, sedang apa kau disini?” Tanya yonghwa
“ah aku..hanya ingin melihatmu saja” kata min rin.
“ah, ayo ikut aku” yonghwa menarik tangan min rin sementara tangan satunya memegang cameranya.
“eh namja aneh, kau mau bawa aku kemana?” Tanya min rin
“sudah ikut aku saja, kau akan baik-baik saja” kata yonghwa ternyata ia mengajak min rin kesebuah taman kota, ia membelikan min rin ice cream dan mereka berkeliling. Tanpa min rin sadari, yonghwa mengambil banyak gambar min rin dengan cameranya. Lalu yonghwa menyentuh tangan min rin dan memberikan sebuah amplop.
“apa ini?” Tanya min rin
“undangan pameranku, itu undangan VVIP” kata yonghwa. Min rin tersenyum
“VVIP, baik sekali kau” kata min rin “emm gomawo”
“cheona~” lalu min rin membuka amplop itu
“jangan di buka sekarang, nanti saja dirumah” kata yonghwa,
“kenapa?”
“sudah bukanya nanti saja dirumah” kata yonghwa sedikit memaksa, lalu min rin memasukannya kedalam tas. Hari mulai gelap dan merekapun berjalan pulang.
Min rin memperhatikan undangan yang tadi diberikan yong hwa, kali ini air matanya benar-benar tidak bisa ditahan lagi. Ia duduk bersila di tempat tidurnya, matanya yang basah terus memandangi satu kalimat yang berhasil membuatnya menagis.
“Jung Yong Hwa/ Kim Oppa mu” kalimat yang tertulis itulah yang membuat min rin tidak bisa berhenti menangis, jadi sebenarnya selama ini ia telah bertemu dengan orang yang ia tunggu. Tapi ia tidak pernah sadar. Lalu ingatannya berputarke 10 tahun yang lalu, ia ingat orang tua angkat yonghwa bermarga Jung, pasti yonghwa mengganti marganya seperti marga keluar barunya, pantas saja selama ini setiap kali ia melihat wajah yonghwa ia merasa melihat wajah Kim kecil.
Sekarang yang min rin tidak sabar tunggu adalah hari esok, hari pameran photographi yonghwa akan berlangsung.
***
Min rin berlari dengan penuh semangat sambil menggengam amplop undangan pameran dari yonghwa. Ia tidak perduli jika udara terlalu dingin. Ia berlari menuju tempat pameran itu berlangsung. Dari kejauhan ia melihat seorang pria berdiri didepan pintu. Ia berlari lebih cepat dan memeluk laki-laki yang sudah menunggunya didepan pintu sebuah gallery yang cukup besar.
“oppa, aku kangen” min in membenamkan wajahnya dipundak laki-laki yang sekarang ia tahu bernama Kim itu. Laki-laki itu memeluk min rin dan mengusap rambut min rin.
“oppa babo!! Jahat” kata min rin, ia mulai terisak.
“mwo? Babo?” yonghwa yang tak lain adalh Kim oppa heran.
“kenapa tidak bilang kalau kau Kim oppa yang aku cari” kata min rin. yonghwa tertawa pelan.
“aku ingin kau tau dengan sendirinya aku ini Kim oppa mu. Sekarang masuklah, kau kan tamu VVIP” min rin melepaskan pelukannya
“kenapa sepi?” tanya min rin
“belum ada yang datang, kau yang pertama” kata yonghwa sambil tersenyum dan menghapus air mata min rin.
“saengil chukahae” kata yonghwa. Min rin baru ingat hari ini adalah ulang tahunnya.
“nan dangsin-i deo isang dangsin-eul tteonaji anh-eul, nawa hamkke wonhaneun dangsin-eul sarang haeyo” yonghwa mencium min rin. min rin tersenyum senang.
“masuklah, ada hadiah ulang tahunmu didalam” kata yonghwa. Lalu min rin melangkah masuk. Tapi yonghwa tetap berdiri ditempat.
“oppa tidak msuk?” Tanya min rin
“tidak, aku tunggu disini saja, menunggu pengunjung yang lain” min rin pun masuk kedalam gallery dan kali ini ia tidak bisa menahan air matanya lagi, karena semua foto dalam bingkai yang tertata rapi dalam gallery adalh fotonya. Tidak ada foto lain selain fotonya. Fotonya saat mereka pertama kali bertemu di café, saat mereka jalan-jalan mencari hadiah untuk teman min rin, saat mereka sedang berbincang didepan panti, saat mereka di han river, saat min rin sedang makan ice cream, bahkan banyak foto yang yonghwa ambil tanpa sepengetahuan min rin. min rin tahu tidak akan ada pengunjung lain yang datang, karena ini adalah pameran khusus untuknya.
iiiiiiiiiii aku suka banget.
ReplyDeleteteruslah berkarya.
jadi ingin bikin
Ceritanya keren.. Jadi merasa seorang Min Rin. kkkk :D
ReplyDelete@jung yong ra: makasih....^^
ReplyDeletesip tunggu ff aku selanjutnya ya.
ayo silahkan post ff buatan kamu ^^
@Amarya: makasih...^^ jadi ngayal ya wkwkwkwk
waaahh keren ff nyaa :DD~
ReplyDeletenamanya minhyuk jadi cha minhyuk dong yah ? lucuu :3 hahaha