Tuesday, February 15, 2011

Unforgetable Day

Author : Kang Hyeri aka ny.Jung (@mpebriar)

Rating : G

Genre : hmm menurut kalian apa?

Length : Oneshot

Cast :

· Lee Jonghyun CNBLUE

· Choi Yuna (fiktif) 


Other Cast :

· Jung Yonghwa CNBLUE

· Lee Jungshin CNBLUE

· Kang Minhyuk CNBLUE

· Lee Hyeri (fiktif)

· 3 pemain fiktif yang masih dirahasiakan 


Note : Satu kata aja deh: Selamat membaca! (dua kata dodol)




Pukul 1 pm KST, pesawat yang ditumpangi CNBLUE berhasil mendarat dengan mulus di Bandara Incheon. Kegiatan di Jepang benar-benar melelahkan sekaligus menyenangkan bagi mereka. Untunglah manajer memberi mereka libur seharian penuh.

“Selamat datang di Korea..” seru Jungshin begitu keluar dari pesawat. Dihirupnya udara segar Incheon dalam-dalam.

“Ya, Jungshinie! Cepat jalan! Kau ga lihat orang-orang pada mau keluar?” protes Minhyuk. Jungshin berbalik dan mendapati orang-orang menatapnya. “Mianhae!” tunduk kepala Jungshin.

Mereka berempat turun dari tangga pesawat.

“Kalian tunggu di lobi saja, aku ambil mobil dulu. Tenang saja, tidak ada Boice yang menyambut kalian. Itulah sebabnya aku mengganti jadwal kepulangan kalian tanpa sepengetahuan fans,” jelas manajer CNBLUE.

Sesuai perintah, mereka pergi ke lobi. Dan benar saja, tidak ada kerumunan Boice. Hanya segelintir orang yang ada di sana yang kebetulan ada keperluan di bandara, mencuri pandang ke arah mereka. Mungkin karena saat ini dini hari.

“Jjajangmyuuuuuuun. Aigoo~ Bagaimana kalau nanti kita mampir beli jjajangmyun dulu,” pinta Yonghwa.

“Kau ini kenapa sih, hyung? Di Bandara Narita tadi kita udah makan mie ramen,” kata Minhyuk.

“Mwolla! Begitu aku makan ramen, aku ingin sekali makan jjajangmyun. Ayolah, ayolah...”

“Kau ngidam ya, hyung?? ASTAGA!!!” Jungshin menyadari sesuatu, “Ya~ Seohyun ga hamil kan?”

BUG! 

Tas yang Yonghwa genggam berhasil membuat Jungshin meringis kesakitan.

“YA! Kau mau mati?”

Minhyuk terkekeh melihat tingkah laku hyung dan dongsaengnya itu.

Di sisi lain, Jonghyun duduk dengan tenang sambil mendengarkan lagu-lagu Bump Of Chicken dari ipodnya. Dia memejamkan matanya, berusaha menghayati lagu yang dia putar.

“Yeobo, rebahkan Yuna di sana,” suara panik dari seorang ahjumma sambil menunjuk ke arah tempat duduk panjang dekat Jonghyun.

Semua perhatian terpusatkan pada mereka bertiga. Tampak ahjussi itu merebahkan seorang yeoja berwajah pucat pasi.

“Sudah kubilang kan suruh orang menjemput kita.”

“Oke oke, aku salah. Tunggu di sini, aku akan mencari taksi,” ahjussi itu pergi.

Hal itu juga menyita perhatian Jonghyun. Dilepaskan earphone merahnya lalu menghampiri mereka.

“Ahjumma, gwaenchanayo?”

Tanpa menengok ke arah Jonghyun, ahjumma itu menjawab, “Gwaenchana~”

Jonghyun mengamati yeoja itu. Cantiknya, batin Jonghyun. Tapi wajahnya pucat sekali.

Ahjussi yang tadi kembali lagi, “Tidak ada taksi sama sekali. Kalau panggil ambulance aku takut datangnya lama. Mustahil juga menyuruh Dongwu menjeput kita.”

“Jadi bagaimana? Kau tidak melihat keadaan anak kita?”

Sepasang suami istri itu sibuk berdebat.

“Hmmm kalau tidak keberatan, gunakan saja mobil kami,” tawar Jonghyun di iringi anggukan kepala anggota CNBLUE lainnya.

“Kalian kan....” ahjussi itu baru menyadari siapa mereka.

“Manajer-hyung sudah di depan. Cepat bawa anakmu ke mobil,” perintah Minhyuk.



Manajer membawa ke rumah sakit terdekat yang sangat kebetulan sekali dekat dengan dorm CNBLUE. Yonghwa, Minhyuk dan Jungshin pulang dengan taksi. Mereka ingin langsung pulang, lelah.

Yeoja yang diketahui bernama Choi Yuna itu di bawa ke ruang ICU. Tentu sepasang suami istri itu beserta Jonghyun dan manajer tidak boleh masuk. Mereka menunggu di luar.

“Hyun, sebaiknya kau pulang. Kau harus istirahat. Ingat, besok kau sudah mulai syuting untuk film pertamamu.”

“Kau pulang duluan saja, hyung. Aku masih mau menunggu sebentar lagi. Lagian masih jam 3 pagi ini, tidak apa-apa kalau aku pulang sendiri. Aku akan pulang sebelum terang.”

“Baiklah. Oh ya, aku tidak akan pulang ke dorm.”

Manajer CNBLUE itupun pergi tanpa diketahui sepasang suami istri yang masih melamun memikirkan anaknya itu. Jonghyun mengamati kedua orang itu. Ahjumma itu sepertinya bukan orang Korea dan ahjussi itu....sepertinya aku pernah melihatnya entah di mana, batin Jonghyun.

Dokter keluar beserta 3 suster yang mendorong tempat tidur Yuna.

“Bisa kita bicara sebentar?” tanya dokter itu pada ahjumma dan ahjussi. Mereka pergi. Jonghyun mengikuti kemana suster itu membawa Yuna. Yuna ditempatkan di sebuar kamar inap yang terbilang besar dan lengkap. Berbagai alat canggih sudah tersedia di kamar tersebut.

Sebenarnya sakit apa sih yeoja ini? Tanya Jonghyun di dalam hati begitu mengamati alat-alat canggih tersebut.

Selang 15 menit kemudian sepasang suami istri itu datang. Ahjumma masih menangis.

“Nak Jonghyun, sebaiknya kau pulang saja. Kami sangat berterima kasih kepada kau dan teman-temanmu. Gamsahamnida,” tunduk ajhussi di susul ahjumma.

“Ne~ Chonmaneyo. Aku pulang dulu. Semoga anak kalian cepat sembuh,” kata Jonghyun menundukkan badannya.

Sekali lagi Jonghyun menatap yeoja itu sebelum pergi lalu bergumam, “Cepat sembuh!”

Jonghyun pun pulang dengan berjalan kaki. Menurutnya lebih baik jalan kaki karena dorm dekat dengan rumah sakit, sekalian olah raga pagi.

Sesampainya di dorm, didapatinya hyung dan dua dongsaengnya sedang menonton televisi.

“Kalian ga tidur?” tanya Jonghyun.

“Aku ga bisa tidur, hyung.” Jungshin dan Yonghwa mengangguk pertanda setuju dengan jawaban Minhyuk.

“Yeoja tadi gimana keadaannya?” tanya Yongha.

“Mwolla! Aku ga berani tanya macem-macem.”

“Hmm hyung payah nih. Padahal cantik lho. Harusnya kau tunggu sampai dia siuman, hyung. Kekekeke~,” Jungshin terkekeh.

“Ga ada kerjaan banget aku. Hoammm aku ngantuk,” Jonghyun berlenggang ke kamarnya.



Empat hari berlalu. Hari berganti menjadi tanggal 3 Agustus 2010. Minhyuk dan Jonghyun telah menyelesaikan scene mereka di film pertama mereka. Sebuah film musikal berjudul Acoustic. Film ini di bagi menjadi tiga bagian, bagian Minhyuk dan Jonghyun di beri judul Bakery Attack yang berdurasi kurang lebih 20 menit.

Untunglah hari ini dan besok, jadwal CNBLUE sedang kosong melompong. Hal itu dimanfaatkan Yonghwa, Jonghyun, Minhyuk dan Jungshin untuk bersenang-senang. Nanti malam, di lapangan dekat dorm, akan ada pasar malam. Mereka ingin sekali ke sana.

“Tapi kalau kita ketahuan ke sana gimana?” tanya Jungshin cemas. “Yang ada semuanya malah ngerubungin kita.”

“Ya nyamar lah, Shin!” kata Minhyuk.

“Hmm, aku ga ikut deh,” Jonghyun tiba-tiba berubah pikiran.

“Lho? Wae, Hyun? Kayaknya kau deh tadi yang semangat banget,” Yonghwa heran.

“Aku jadi ingat yeoja itu. Yeoja yang sakit itu.”

“Hoaaa hyung kok jadi perhatian gitu. Jadi suka kan akhirnya,” goda Jungshin.

“Ciee, Jonghyun-hyung bisa suka juga toh sama yeoja, kekekeke,” Minhyuk terkekeh.

“Ya! Kau kira aku tidak normal?”

“Hahahaha. Selama ini kan yang kau anggap yeoja selain eomma mu hanya gitarmu, Hyun. Kekekeke,” kini Yonghwa ikut terkekeh, disusul Jungshin.

Jonghyun memutar bola matanya. “Yah terserah kalian saja lah.” Jonghyun beranjak dari sofa, ingin bersiap-siap menjenguk yeoja itu.

Lima belas menit kemudian Jonghyun ke luar dari kamarnya.

“Hyung mana?”

“Di kamar. Lagi siap-siap mau pulang kampung,” jawab Minhyuk.

“Loh? Kok mendadak begini?”

“Tadi temannya nelpon. Katanya adik temannya meninggal tadi pagi. Jadi hyung harus ke sana sekarang,” jelas Jungshin.

Jonghyun menghampiri Yonghwa ke kamarnya. Dilihat hyungnya itu sedang memasukkan beberapa lapis pakaian.

“Ya! Memangnya kau di sana berapa lama?”

“Ga lama kok, besok malam mungkin aku sudah akan ada di sini.”

“Oh begitu. Yasudah, aku pergi dulu ya hyung. Salam untuk temanmu itu, aku ikut berduka cita.” Yonghwa mengacungkan jempolnya.

Jonghyun pun pergi. Tidak lupa memakai masker, kaca mata besarnya dan topi hitam kesayangannya. Dia rasa pasti orang-orang tidak akan mengenalnya.

Jonghyun melenggang pergi ke rumah sakit dengan berjalan kaki.

“Hmm, ngomong-ngomong yeoja itu sudah keluar dari rumah sakit belum ya?” gumam Jonghyun.

Tidak sampai 15 menit, Jonghyun sudah tiba, tepat di depan kamar inap Yuna. Jonghyun mengintip dari kaca pintu kamar tersebut seraya membuka masker dan kaca matanya..

“Lho? Ga ada orang. Apa mungkin dia udah sembuh ya? Semoga aja begitu.”

Jonghyun berniat pulang ke dorm. Dia berbalik dan...

“HAAAAA....!” teriak Jonghyun.

Sesosok yeoja cantik bernama Choi Yuna tiba-tiba muncul di hadapan Jonghyun.

“YA~! Kau membuatku jantungan,” kata Jonghyun lantang sambil mengelus-elus dadanya.

“Hehehe, mianhae Jonghyun-ssi,” yeoja itu memamerkan gigi putihnya.

“Kau...bagaimana kau tau namaku?”

“Aish Lee Jonghyun.. namamu sudah dikenal di mana-mana.”

“Jeongmal?” tanya Jonghyun kepedean.

“Ne~ kau lead vocal SHINee kan?”

GUBRAK! Senyum Jonghyun yang tadinya mengembang mulai menciut.

“Hehehehe, aku cuma becanda. Tentu saja aku mengenalmu. Kau kan Jonghyun CNBLUE. Kau ini merendah atau...,” Yuna terus saja berbicara sedangkan Jonghyun tidak begitu fokus pada ucapan yeoja itu. Jonghyun tertegun pada penampilannya, dia mengenakan dress putih santai selutut.

Nomu kyopta, batin Jonghyun.

“Ya! Kau ngeliatin aku terus. Haaaa, kau suka padaku ya? Kekekeke,” Yuna terkekeh.

“Cih, jangan ge’er ya. Kau ini aneh sekali.”

Yuna berdecak sambil menyunggingkan senyum manisnya.

“Kau ceria sekali. Sudah sembuh rupanya.”

“Tentu. Kalau aku masih sakit, aku pasti masih tidur di situ,” kata Yuna sambil menunjuk bekas kamar inapnya.

“Lah, kenapa ga pulang? Orang tuamu ga jemput?”

“Tadi pagi-pagi sekali mereka ke sini, terus pulang lagi deh. Aku masih mau di sini. Penasaran siapa namja yang berbaik hati yang peduli saat aku pingsan waktu itu. Hehehe.”

Jonghyun mengerutkan keningnya.

“Bagaimana aku bisa tau? Appa dan amma bercerita padaku kemarin. Makanya aku penasaran sekali. Aku tidak akan pergi sebelum bertemu dengan kau.”

“Kalau aku tidak datang bagaimana?”

“See.. kau datang kan akhirnya. Hehehehe.”

Jonghyun tersenyum, “Kau senang sekali tertawa ya.”

“Yap, itulah aku.”

“Sekarang kau sudah bertemu denganku. Lalu apa yang akan kau lakukan?”

“Ajak aku jalan-jalan dong Jonghyun-ssi. Sebelum aku pergi dari sini. Hehehe.”

Jonghyun tampak sedang menimbang sesuatu. Apa salahnya, kata Jonghyun dalam hati.

“Hari iniiiii aja. Pliiiiiiiiis!”

“Boleh lah! Aku juga sedang bosan.”

“Yayyyy! Ayo,” Yuna menggelayut di lengan Jonghyun.

Jonghyun menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.



Yuna minta ditraktir es krim. Anehnya Jonghyun tidak bisa menolak. 

"Kau tunggu di sini saja. Jangan kemana-mana." Jonghyun pergi ke sebuah toko eskrim dan kembali dengan membawa dua eskrim cone.

“Ayo kita cari tempat yang sepi. Rasanya ingin cepat-cepat melepas masker dan topi ini. Gerah!”

Jonghyun menggenggam tangan Yuna dan menariknya ke taman yang sangat sepi. Hanya ada segelintir anak kecil yang sedang bermain, itupun jauh dari tempat mereka berdua berada. Sore ini memang waktunya anak-anak bermain.

“Duduk!” Jonghyun mempersilahkan Yuna duduk di sampingnya. Yuna menurut lalu kembali menjilat eskrim coklat vanilanya.

“Jadi kau ini blasteran? Pantas saat aku melihat ibumu, aku merasa dia bukan orang Korea. Tapi bahasa Koreanya lancar sekali.”

“Yap. Eomma dulu pernah tinggal di Korea. Saat SMA di Busan, eomma ketemu appa. Terus pacaran, ujung-ujungnya nikah deh. Aih so sweet banget. Aku pengen banget kayak gitu,” Yuna yang tadinya antusias, menghembuskan nafasnya.

“Lanjutkan,” pinta Jonghyun.

“Dan lahirlah oppa-ku, tiga tahun kemudian aku lahir di sini. Saat aku berusia 8 tahun, keluargaku pindah ke negara eomma, Indonesia, karena ayahku bertugas di sana. Oppa tidak ikut tinggal di Indonesia, katanya udah kerasan di sini.”

Jonghyun manggut-manggut mengerti.

“Ngomong-ngomong, ini pertama kalinya lho aku jalan sama seorang namja, ya selain appa dan oppa-ku. Akhirnya impianku kesampaian juga.”

“Mwo? Yeoja semanis kau masa ga punya pacar?”

Ups, Jonghyun keceplosan.

“Aaaaaa, menurutmu aku manis? Hehehehe. Gamsahamnida Jonghyun-ssi. Baru kau yang bilang begitu, hihihi.”

“Ya! Emang aku bilang begitu?”

“Hahahaha, ga usah mengelak Jonghyun-ssi. Aku tau kau berkata dari hati mu yang paling dalam. Apa perlu aku berikan rekamannya?”

Yuna bergurau dan berhasil membuat Jonghyun tertawa. Jonghyun berdiri lalu berlutut di depan Yuna bak seorang pangeran.

“Kalau begitu, biarkan aku menemani dan menyenangkanmu sebelum kau pergi, tuan putri,” Jonghyun menengadahkan tangan kanannya.

“Dengan senang hati pangeran,” Yuna menyambut tangan Jonghyun.

“Hmm kita mau ke mana emang?”

Jonghyun memandang langit yang mulai gelap. “Ada pasar malam di dekat sini. Kajja!”



“Huaaaaa ramainyaaaa,” Yuna antusias.

“Jarang-jarang ada pasar malam. Sekalinya ada pasti ramai,” kata Jonghyun kurang jelas karena masker yang dikenakannya.

“Jonghyun-ssi. Ayo main itu. Itu tuh, tembak-tembakkan.” Yuna menarik tangan Jonghyun ke sebuah stand.

Ahjussi sang pemilik stand menyambut mereka dengan ramah. “Ayo silahkan anak muda. Kalau kau berhasil menembak yang itu tanpa gagal sekalipun,” sambil menunjuk 3 batang kayu kecil berdiameter 3 cm, “akan kuberikan hadiah ini,” ahjumma mengangkat sebuah boneka beruang yang sangat lucu.

“Omo~ nomu kyopta. Jonghyun-ssi kau harus bisa dapatkan itu.”

“Mwo? Kau aja.”

“Aish, tadi kau bilang apa? ‘Biarkan aku menemani dan menyenangkanmu sebelum kau pergi’,” Yuna menirukan jenis suara Jonghyun.

Jonghyun kemakan kata-katanya sendiri. “Ya ya, baiklah.”

Jonghyun meraih senapan mainan itu dan siap menembak.

“Aja aja, Jonghyun-ssi!”

PLETAK! Kayu kecil pertama berhasil dilumpuhkan.

“Yay, kau hebat kau hebat!”

PLETAK! Kayu kedua bernasib sama dengan kayu pertama.

“Wooooow, good job. Ayo sekali lagi.”

Jonghyun bersiap-siap. Dia berusaha mengumpulkan konsentrasinya. Karena kalo ditembakan ketiga ini dia gagal maka hangus sudah hadiahnya.

“Hwaiting, hwaiting!” Yuna terus memberi semangat.

“Ya! Kau bisa diam ga sih? Aku butuh konsentrasi.” Yuna terdiam. Ahjussi bingung saat melihat Jonghyun.

Jonghyun terus berkonsentrasi, sama halnya saat dia sedang menulis lirik lagu.

PLETAK! Tiga kayu itu sudah berhasil dijatuhkan.

“Omo~ Jonghyun-ssi, kau hebat sekali,” Yuna memuji sambil mengacungkan kedua jempolnya. Entah sejak kapan orang-orang menonton aksi Jonghyun, yang jelas terdengar suara riuh tepuk tangan, tapi mereka agak aneh sama kelakuan namja bermasker tersebut.

“Ini bonekanya. Kalau banyak pengunjung yang seperti anda, bisa bangkrut aku, hahaha,” ahjussi tertawa renyah.

“Gamsahamnida, ahjussi,” tunduk Jonghyun dan Yuna.

“Kau senang?” tanya Jonghyun.

“Senaaaaaaaaaaaaang sekali. Gomaoyo Jonghyun-ssi.” Jonghyun hanya mengangguk.

“Kau mau apa lagi?”

“Aku mau sate ikan yang di situ tuh.”

Tiba-tiba sesosok (?) Jungshin menghampiri mereka.

“Loh hyung? Katanya mau ke rumah sakit, kok di sini?” tanya Jungshin heran.

“Dia sudah sembuh. Nih dia di sampingku.”

Yuna tersenyum pada Jungshin, tapi Jungshin hanya menatap Jonghyun bingung.

“JUNGSHIIIIIIIIIIIIIIIIIIN!!! PALLI!!!!” teriak Minhyuk dari kejauhan.

“Hyung, aku buru-buru. Minhyuk ga sabaran pengen masuk ke rumah hantu. Kau pasti ga mau ikut. Dadah.” Jungshin berlari ke arah Minhyuk. Minhyuk yang menyadari ada Jonghyun, hanya melambai-lambaikan tangannya lalu pergi menjauh bersama Jungshin.

Jonghyun dan Yuna berjalan ke stand penjual sate ikan. Yuna ketagihan, sampai-sampai dia tidak ingat kalau dia sudah menghabiskan hampir 13 tusuk.

“Ya! Kau ini lapar apa doyan?”

“Hehehehe, kan sudah kubilang aku akan pergi. Jadi aku harus puas-puasin makan.”

“Emangnya kau mau pergi ke mana? Kembali ke Indonesia?”

Yuna hanya menggeleng.

“Terus?”

Yuna hanya mengangkat bahunya. Jonghyun hanya diam, dia merasa kalau Yuna tidak mau memberitahunya.

“Baiklah kalau kau memang tidak mau memberitahu. Hmm kau mau apa lagi?”

“Aku mau naik itu,” Yuna menunjuk ke bianglala mini.

“Cih, kayak anak kecil aja.”

“Biarin, week!” Yuna menjulurkan lidahnya.

“Kajja.”

Yuna dan Jonghyun mengantre dan giliran mereka tiba. Jonghyun menyerahkan 2 tiket pada petugas yang dia beli tadi.

“Satu saja cukup,” kata petugas ramah. Heh? Kenapa ga bilang kalo satu tiket untuk dua orang? Pikir Jonghyun.

Bianglala berputar pelan.

“Kalau boleh tau, kenapa kau pingsan waktu itu?”

Yuna terdiam.

“Kalau emang kau ga mau jawab juga ga apa........”

“Mwolla. Pas masih di Indonesia aku emang kurang fit, appa bilang aku pingsan saat pesawat sudah landing di Incheon.”

Jonghyun manggut-manggut seolah-olah dia puas dengan jawaban Yuna. Tentu Jonghyun tidak percaya begitu saja. Jonghyun merasa Yuna menutupi sesuatu. Kalau hanya pingsan karena kurang fit, kenapa dia ditempatkan di kamar yang banyak alat-alat canggih kedokteran.

“Oppa, kok diem?”

“Hah? Aniyo. Eh tadi kau manggil aku apa? Oppa?”

“Ne! Kau tidak mau? Kan kau lebih tua dariku.”

“Ga apa-apa sih.”

“Lagian ini pertama kalinya aku manggil dengan sebutan oppa selain oppa kandungku.”

“Jinjja?”

Yuna mengangguk. “Appa itu anak tunggal, jadi aku ga punya kakak sepupu namja yang bisa aku panggil oppa. Sedangkan aku banyak memiliki kakak sepupu namja dari keluarga eomma, tapi semuanya aku panggil kakak, mas atau abang.”

Jonghyun kembali manggut-manggut.

Tak terasa sudah 10 menit bianglala berputar. Waktunya sudah habis.

“Oppa, jam berapa sekarang?”

Jonghyun melirik ke jam tangan hitamnya, “Dua puluh menit lagi tepat jam 9.”

“MWO???”

“Waeyo?”

“Aku sudah janji pada ahjumma untuk menjemputku jam 9.”

“Dijemput di mana?”

“Di depan rumah sakit. Kau tidak perlu mengantarku op......”

Sudah telat, Jonghyun keburu menarik tangan Yuna dan mengejar waktu dengan berlari ke rumah sakit.

Hanya membutuhkan waktu kurang dari 10 menit, mereka sampai di depan rumah sakit. Masih ada sekitar 10 menit lagi sebelum si penjemput Yuna sampai.

“Hmm oppa, gomawo untuk hari ini. Aku senaaaaaaaaaang sekali.”

Jonghyun tersenyum. “Aku juga senang karena sudah membuatmu senang.”

“Kalau boleh jujur, sebenarnya ini semua adalah impianku yang kupikir mungkin tidak akan aku rasakan. Ternyata aku masih diberi kesempatan, hehehe.”

“Mwo?”

“Aku selalu mengimpikan bisa jalan-jalan berdua dengan seorang namja dan memanggilnya oppa. Gomawoyo oppa karena kau telah mewujudkan impianku itu,” Yuna membungkukan badannya 90˚.

“Yeah, chonmaneyo,” Jonghyun lagi-lagi tersenyum. Sebenarnya masih banyak pertanyaan di benak Jonghyun. Salah satunya, sebenarnya ada apa dengan yeoja ini? Aneh!

“Oppa pulang aja, ga perlu nungguin aku. Beberapa menit lagi ada yang menjemputku kok.”

“Beneran ga apa-apa?”

“Ne! Pulanglah. Sekali lagi gomawoyo.”

Baru saja Jonghyun berbalik....

“Oh ya, ada satu lagi. Hmmm kau sama sekali belum menyebut namaku. Aku ingin mendengarnya.”

Jonghyun membalikkan badannya lalu tanpa babibu mengecup kening yeoja yang dia anggap manis itu.

“Sampai jumpa Choi Yuna. Aku merasa kau akan pergi ke tempat yang sangat jauh. Jadi sampai bertemu lagi,” katanya sambil mengusap air mata yang jatuh di pipi Yuna.

“Kita pasti akan bertemu lagi.”

Jonghyun berbalik dan berjalan menjauh dari rumah sakit.

Jonghyun masih bingung dengan yeoja itu. “Apa selama ini dia sakit parah ya? Jangan-jangan dia bohong. Bilangnya udah sembuh tapi sebenarnya masih sakit. Ah ya, pasti begitu. Sebaiknya aku kembali untuk memastikannya,” gumam Jonghyun.

Jonghyun berjalan kembali ke rumah sakit. Namun sesampainya di sana, dia tidak melihat Yuna yang tadi ada di depan rumah sakit.

“Pasti di kamarnya.”

Jonghyun segera berlari ke kamar tempat Yuna di rawat, tapi tetap tidak ada.

“Ah, hanya perasaanmu saja kali Jonghyun. Dia itu sudah sembuh. Kau tidak lihat wajahnya yang begitu cerah ceria,” Jonghyun bergumam pada dirinya sendiri.

Jonghyun pun kembali ke dorm.



Karena Jonghyun semalam tidak bisa tidur dan baru bisa menutup matanya sekitar jam 5 pagi tadi, alhasil dia baru bangun tidur di sore hari. Dia beranjak dari tempat tidur dan menggerak-gerakkan badannya.

“Hmmmm segarnya. Aku haus,” gumam Jonghyun lalu keluar dari kamarnya.

Kok sepi? Hyung pergi. Kemana Jungshin dan Minhyuk? batin Jonghyun sambil menuangkan segelas air minum ke gelasnya.

Samar-samar Jonghyun mendengar suara Jungshin dan Minhyuk. Dari kamar mereka.

KLEK!

“Ya! Kalian berdua ngapain sih?” tanya Jonghyun begitu melihat Jungshin dan Minhyuk sedang duduk di depan laptop.

“Kita lagi jawab pertanyaan-pertanyaan fans di UFO, hyung. Mau ikutan?” tawar Minhyuk.

“Ani, aku lagi males.”

KLEK! Jonghyun keluar dan menutup pintu. Baru beranjak selangkah, Jungshin berteriak.

“HYUUUUUUUUUUUUUUNG!!!!”

KLEK!

“Berisik, Shin! Wae?”

“Sini hyung. Palli!” kata Jungshin dan Minhyuk berbarengan. Jonghyun pun menghampiri mereka.

“Aku iseng-iseng buka yahoo dan di beranda tiba-tiba muncul ini,” jelas Minhyuk sambil mempersilahkan Jonghyun duduk di bangkunya.

Jonghyun tercengang begitu melihat foto seorang yeoja yang dia temani kemarin muncul di berita tersebut dengan judul “Keluarga Duta Besar Korea Selatan Untuk Indonesia Sedang Berkabung”. Jonghyun mengklik judul tersebut dan muncul sebuah artikel yang berkaitan dengan itu.


Keluarga Duta Besar Korea Selatan Untuk Indonesia Sedang Berkabung

Tanggal 3 Agustus 2010 merupakan hari berkabung bagi keluarga besar Choi Dong Jun, duta besar Korea Selatan untuk Indonesia. Anak bungsunya, Choi Yu Na Yudhayana, hasil dari perkawinannya dengan seorang wanita asli keturunan Indonesia sekaligus putri dari seorang mantan presiden, Sri Purwaningsih Yudhayana, meninggal dunia kemarin pada dini hari pukul 03.45 KST. Choi Yu Na menutup usianya dikarenakan penyakit jantung bawaan yang menggerogotinya selama 11 tahun ini. Jenazah dikirim ke Indonesia tadi pagi pukul 08.00 KST dengan pesawat khusus dan disemayamkan di sana atas permintaan sang kakek. Sebelumnya akan dilaksanakan upacara pelepasan a la militer untuk menhormati almarhumah Choi Yuna di kediaman sang mantan presiden Indonesia.



“Hyung, jadi yeoja itu udah meninggal? Kok kau ga cerita sama kita sih?” kata Minhyuk.

Jonghyun sendiri masih sulit untuk percaya. “Aku sendiri ga tau, Hyuk. Kemarin aku nemenin dia jalan-jalan kok. Kau liat kan Shin?”

“Liat apaan?” yang ditanya malah balik tanya.

“Iiiih kemarin di pasar malam. Aku kan ke sana sama dia.”

“Ga ah, aku liat hyung sendirian kok. Makanya aku agak bingung pas hyung bilang dia ada di sampingmu.”

“Ho oh! Kemaren aku liat dari jauh, hyung sendirian,” timpal Minhyuk.

Jonghyun jadi makin bingung. Dia yakin sekali kalau yang dia ajak jalan-jalan kemarin adalah Choi Yuna.

“Tanggalnya salah kali nih. Lanjutin baca,” perintah Jonghyun.


Choi Yu Na merupakan anak kedua sekaligus anak bungsu dari pasangan Choi Dong Jun dan Sri Purwaningsih Yudhayana, adik kandung dari Choi Dong Wu, konduktor orkestra muda berbakat. Sebelumnya, almarhumah sempat di bawa ke Korea demi mendapatkan perawatan intensif. Dari Bandara Soekarno-Hatta, 29 Juli 2010, pesawat take off pukul 16.00 KST dan sampai di Bandara Incheon dini hari. Dia sempat tak sadarkan diri selama 3 hari dan pada akhirnya dia siuman. Hanya berselang satu hari dia menghembuskan nafas terakhirnya.

Banyak kerabat keluarga yang datang melayat di kediaman Choi di Busan. Diantaranya rekan kerja Choi Dong Jun. Ada pula artis-artis kerabat Choi Dong Wu yang ikut bersimpati, diantaranya Kim Taeyeon SNSD, Lee Seung Chul, Lee Jinki SHINee, Cho Kyuhyun dan Choi Siwon Super Junior, Jung Yonghwa CNBLUE,..........



“Mwo?? Jung Yonghwa CNBLUE?” kata mereka serempak.

“Ada apa denganku?” tanya Yonghwa yang muncul di belakang mereka bertiga dengan tas besar yang masih di genggamnya.

“Hyung udah pulang toh. Ga ngebel. Ga sopan!” seru Jungshin.

“Ya! Aku udah mencet bel berkali-kali, tetep ga ada yang bukain. Kenapa namaku disebut-sebut?”

“Hyung pergi ke Busan untuk melayat yeoja itu?” tanya Jonghyun.

“Yeoja yang pingsan itu?” sambung Jungshin.

“Kau temannya Choi Dong Wu? Waw, keren!” Minhyuk ikut bertanya. Namun Jonghyun dan Jungshin menatap tajam Minhyuk karena pertanyaannya yang tidak penting.

“Itu dia! Aku juga kaget begitu tau adik sahabatku itu adalah yeoja yang kita tolong waktu di bandara. Aku ga pernah liat ayah, ibu dan adiknya. Dia kan dulu tinggal sama bibinya.” Yonghwa rebahan di tempat tidur Minhyuk yang harum.

Jonghyun pun menceritakan hal aneh yang dia alami kemarin pada hyung nya. Dan jelas Yonghwa kaget.

“Kau serius, Hyun? Ga ngarang kan?"

"Bener. apa untungnya aku berbohong."

"Sebenarnya ada hal aneh terjadi.”

“Apa itu hyung?” tanya mereka bertiga serempak.

“Biasanya kalau Yuna nulis di blog-nya, suka update ke email Dongwu dan secara otomatis akan ada notif di hapenya. Dan anehnya tadi pagi notifnya muncul. Jadi tadi pagi aku kan ikut mengantar mereka ke bandara, pas kita di lobi, hape Dongwu berdering. Ada notif email masuk. Dia cek dan ternyata apa? Ada satu postingan baru di blog Yuna. Ya kita jadi merinding. Yuna udah meninggal, jadi siapa yang nulis. Masa iya hantunya Yuna. Hiiiii, aku ga berani baca,” Yonghwa tiba-tiba merinding. “Dan ini pertama kalinya posting dengan bahasa korea, karena sebelumnya semua pakai bahasa Indonesia. Menurut Dongwu, itu ditujuin ke seseorang gitu. Udah gitu di peti mati Yuna ada boneka beruang, hiiiii serem ah,” lanjut Yonghwa

“Masa sih, hyung? Pacarnya kali. Kan biasanya kalo sama pacar, passwordnya suka di kasih tau,” jelas Minhyuk.

“Enggak, Hyuk! Dia bilang dia ga punya pacar.”

Yonghwa, Jungshin, dan Minhyuk kaget dengan ucapan Jonghyun.

“Hyung, tau alamat blognya Yuna?” tanya Jonghyun.

Yonghwa mengangguk lalu beranjak ke laptop.

“Kalau ga salah alamatnya ini,” gumam Yonghwa sambil mengetik alamat blog Yuna, http://nanonanohidup.blogspot.com/ [author numpang eksis]

Sebuah blog berlatarkan pas foto mereka di album I Don’t Know Why muncul.

“Yuna ternyata Boice!” seru Jungshin.

“Itu, Hyun. Postingan terbaru, yang pake bahasa korea. Tanggal 4 Agustus, hari ini, jam 7 pagi tadi.”

Mereka membaca denga seksama.


UNFORGETABLE DAY

Pagi-pagi sekali, tanggal 3 Agustus kemarin, begitu aku membuka mata, ku dapati seorang ahjumma berjubah putih sedang berdiri di depan pintu. Dia bilang kalo dia datang ingin menjemputku. Akupun berjalan ke arahnya.

“Lalu bagaimana dengan orang tua dan oppa ku. Tidak apa-apa aku meninggalkan mereka?”

“Gwaenchana, mereka pasti baik-baik saja. Ayo!” kata ahjumma itu ramah.

“Hmm kemarin appa cerita ada seorang namja yang peduli padaku. bisakah aku bertemu dengannya. Beri aku kesempatan bertemu dengannya. Jebal...” pintaku.

“Baiklah. Kebetulan dia akan datang hari ini. Kesempatanmu hanya sampai jam 9 malam. Ingat itu. Tunggu saja di sini. Kalau ada seorang namja yang bisa melihatmu, itulah orangnya. Ingat! Hanya sampai jam 9 malam. Aku tunggu di depan rumah sakit.”

Aku tersenyum. Ahjumma itu pun lenyap.

Aku melihat beberapa suster membawa tubuhku yang tertutup kain putih, diiringi tangisan eomma, appa, dan oppaku. Sedih rasanya melihat mereka menangisiku. Jeongmal mianhae.

Aku terus menunggu di depan kamar inapku. Banyak namja yang berlalu lalang tapi tak ada seorangpun yang menyadari keberadaanku. Dan akhirnya ada seorang namja tampan, namja yang selama ini hanya kulihat dari internet, melongok ke dalam kamarku. Ah, pasti dia. Dan benar saja, begitu aku muncul di depannya, dia kaget.

Aku meminta dia mengajakku jalan-jalan dan dia bersedia. Aku ditraktir eskrim dan di ajak ke sebuah pasar malam. Dia memenangkan suatu permainan hanya demi boneka beruang yang aku inginkan. Aku sangat senang sekali.

Aku memang ingin sekali berjalan-jalan dengan seorang namja dan memanggilnya oppa layaknya pasangan kekasih. Selama di Indonesia, aku hanya tinggal di rumah sakit, makanya aku ga pernah keluar-keluar. Jangankan pacar, punya teman saja tidak.

Gomawo Lee Jong Hyun. Kau telah membuat impianku terwujud. Akan selalu kuingat hari ini 


Minhyuk mulai merinding ketakutan. "Ga salah lagi hyung, kemarin kau jalan dengan seorang hantu."

**************************************************

“Begitulah ceritanya,” kata Jonghyun sambil menutup notebooknya.

Namun Hyeri hanya diam saja dan itu membuat Jonghyun menoleh ke arahnya.

“Boo!”

“HAAAAAAAAAAAAAAA!!!” Jonghyun berteriak ketakutan.

“Ahahahahahaha. Kau penakut ternyata,” ledek Hyeri pada suami yang mulai dia cintai, ia merapihkan rambut panjangnya yang ia gunakan untuk menakut-nakuti Jonghyun. [kenapa Jonghyun sudah menikah? baca Let's Try]

Jonghyun mengelus-elus dadanya, berusaha menenangkan diri. “Kau mau aku mati ya?”

“Hahaha aku cuma bercanda Jonghyun-ah.”

Saat ini mereka sedang berbulan madu di Bali. Sehari setelah pernyataan yang mereka buat kalau mereka akan saling mencintai, mereka berencana pergi berbulan madu untuk mengenal satu sama lain. Hyeri mengusulkan Bali dan Jonghyun setuju. Mengingat Jessica SNSD pernah bercerita tentang keindahan Bali padanya.

“Berarti kau jalan-jalan sama hantu dong?”

“Mwolla! Dia benar-benar seperti manusia. Kulitnya, air matanya...”

“Kalau dia masih hidup, kau pasti akan suka padanya,” Hyeri melipat kedua tangannya.

“Hahaha, kau cemburu ya?”

Hyeri hanya diam, pertanda iya. Jonghyun pun gemas dan mencubit-cubit hidung Hyeri.

“Ya! Sakit tau!”

“Hahahaha...”

“Oh ya, mumpung kita di sini, bagaimana kalau kita menengok makamnya?”

“Hua Lee Hyeri, idemu cemerlang. Kebetulan yang aku dengar, kakaknya sedang di Indonesia juga beberapa hari ini. Tapi gimana cara ngehubunginnya coba, aku ga punya nomornya.”

“Tanya Yonghwa oppa lah.”

“Kau jenius ternyata.”

Hyeri memutar bola matanya.

Jonghyun meraih ponselnya dan menelpon hyung nya yang sedang sibuk syuting di Korea.


-END-

19 comments:

  1. Ngakak, pake ada pasar malamnya segala. Jadi inget pasar malamnya indo. Wkwkwkwk.

    Cuma cerita selanjutnya sedih juga..

    Tp bikin ketawa lg gara2 nyambung ke Jonghyun sama Hyeri lagi.. ^^

    Keren, keren.

    ReplyDelete
  2. hahahaha
    ide bikin begitu gara-gara pas beli sate padang lho (?)

    ReplyDelete
  3. gak nyangka kalo yuna nya hantu ._.
    pantesan orang2 pasar malem ngeliatinnya aneh kan ._. terus pantes tiketnya satu ._.
    oh berarti yuna yang punya nanonanohidup itu ya /plak

    eh gini eonn, tadi ada beberapa bagian ff diatas yang mirip sama bagian cerita yang udah aku buat di word (lanjutan ff ku yg kemarin) ,gimana dong? susah juga sih kalo aku ubah, jadi gimana? gakpapa dong ya? /plak. ntar malah dibilang ngikut, tapi jujur lho aku buatnya sebelum baca ini. tapi aku usahain sih kalo bisa kata2ku ntar diubah :)

    ReplyDelete
  4. maksud kamu saya ini hantu, huahahahahaha
    *kedok terbuka

    yaudah say gapapa. nanti pas di note tulis aja ga sengaja sama atau gimana gitu. kasi penjelasan sedikit aja :))

    ReplyDelete
  5. hahaha xD ya ampun ngomongin hantu tengah malem ._.

    oh okelah onn :)

    ReplyDelete
  6. pepeeeeeb,yg punya nanonanohidup itu udah ga ada ya? ksiaaaan ya dia :p

    ReplyDelete
  7. iya min, udah koit.
    trus sekarang yang punya itu blog lagi balesin komen lo
    hihihihihihihhihihihihihihihi

    ReplyDelete
  8. hidih,jgn nakut2in gue lo. gue :(lgsg tengok kanan,kiri,depan,blkg).
    minta temenin jonghyun ah.

    ReplyDelete
  9. gue bininya!!! mau lo apa?

    ReplyDelete
  10. ampun bang ampun *takut*

    ReplyDelete
  11. serahkan minhyuk anda, eh salah, serahkan uang anda!!
    hahahaha....

    ReplyDelete
  12. rip .... :P
    paling gak demen sama yg serem2 aahhh *penakut*

    ReplyDelete
  13. @minmin: gue kasih duit aja ya. gopek cukup?

    @eonni: ga serem ah on hehehe

    ReplyDelete
  14. Loh2...kok aku belom komen yah =,=a astojimmmm...LUPA....ini aku baca pas habis di post...=.=a..*maaf thor,,ampunnnnnnnn....nah ntar si arwahnya yuna uda tenang gitu thor???bakal mampir lagi gag tuh di hidupnya njjong???? *ini malah tanya..ahhahhhaah...=D aku harap ada after story lagi dari Hyun sama hyeri

    ReplyDelete
  15. bagus! haha aku bingung ini genre apa , romance iya , comedi iya .. campur2 XD tapi keren kok. ganyangka juga tadinya yuna itu hantu ~.~

    ReplyDelete
  16. @syororo chingu: wehehehehe, gapapa. gomawo udah baca hihi. after story akan dirilis besok *apa dah macem lagu*

    @amel:gomawo udah baca :) emang sengaja aku ungkap di akhir, biar kejutan ;p

    ReplyDelete
  17. kereeeen !!
    gk nyangka yunanya trnyata hantu haha
    good job author :D

    ReplyDelete
  18. daebak :D
    bguz crita ny ..
    hahaha :D

    ReplyDelete

Cara komen (bagi yang kurang jelas):

1. Ketik komen kalian di kotak komentar.

2. Di samping 'Berikan komentar sebagai', klik Google (bagi yang menggunakan Blogspot) atau LiveJournal/Wordpress/AIM/TypePad/OpenID (bila kalian mempunyai akun disana)

3. Atau bagi yang tidak punya akun sama sekali / tidak mau ribet, klik NAME/URL (kosongkan URL bila tidak mau ditampilkan)

4. Klik 'Poskan komentar'