Monday, February 7, 2011

Let's Try

Author: ny.Jung (@mpebriar)

Rating: PG15

Genre: Romance

Pemeran:

Lee Hyeri (reader)
Lee Jonghyun CNBLUE
Lee Jinki SHINee
Kim Taera (fiksi)

Note: Wehehehe. Hari ini lagi mood banget bikin FF yang baru. Tapi tenang aja, My Lovely chapter 3 rencananya mau ku posting minggu ini, untuk LAB chapter 2 minggu depannya kali ya.
Mungkin banyak FF lain yang bikin tokohnya nikah diem-diem. tapi aku pengen bikin versi CNBLUE. Versi bukan berarti aku plagiat!!! Aku cuma ikutan konsep nikah diem-diemnya, selanjutnya murni karangan aku.
Di FF ini, anggep aja kalian adalah Lee Hyeri, kalo kalian cewek ya :))
Selamat membaca dan jangan lupa kasih pendapat.





Lee Hyeri pov

Annyeong, Choi Hyeri imnida, 18 tahun. Sebenarnya aku bukan Choi Hyeri lagi, margaku sudah berubah menjadi Lee Hyeri sejak seminggu yang lalu. Karena aku sudah menikah dengan namja bermarga Lee. Pernikahan konyol. Aku dijodohkan dengan namja yang hanya kukenal lewat televisi dan internet. Siapa yang tidak tau Lee Jonghyun, gitaris sekaligus vokalis CNBLUE. Awalnya aku sangat menyetujuinya, mengingat dia seorang idola. Mengetahui sikapnya yang dingin itu, aku malah jadi menyesal. Aku juga sebenarnya tidak tau CNBLUE amat, karena aku baru pulang dari Jerman sebulan yang lalu.

Lee Jonghyun pov

Tidak usah berpanjang lebar. Kalian pasti sudah tau siapa aku. Aku hanya ingin menyampaikan unek-unekku. Aku sangat tidak menyetujui pernikahan sialan ini. Namun aku tidak bisa membantah orang tuaku. Karena aku sangat mencintai mereka, aku terpaksa setuju dinikahkan dengan yeoja yang katanya lulusan sekolah dari Jerman itu. Bertemu saja baru sekali, itupun seminggu sebelum hari pernikahan kami, lebih tepatnya dua minggu yang lalu. Alasan aku menolaknya karena...aku sudah sangat mencintai yeoja lain.

Lee Hyeri pov

Sebenarnya untuk dua bulan ini, CNBLUE sedang hiatus dengan dunia keartisan mereka. CNBLUE secara utuh lho. Jung Yonghwa dan Kang Minhyuk sedang sibuk syuting untuk sebuah film baru. Lee Jungshin sang magnae sedang ke Perancis, mengikuti sebuah latihan peragawan. Yah, kakinya yang panjang itu memang harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. Dan Lee Jonghyun, pihak manajemen yang sudah mengetahui Jonghyun sudah menikah, memberi kesempatan pada kami untuk menjalani rumah tangga secara normal selama dua bulan ini. Namun aku heran karena Jonghyun sering keluar dengan alasan, “Aku ada urusan dengan manajemen.” Setiap hari???

Lee Jonghyun pov

Aku benar-benar tidak habis pikir sama orang tuaku. Bisa-bisanya aku ditempatkan di satu rumah dengan yeoja yang sama sekali tidak aku kenal. Tapi mau bagaimana lagi, aku, Lee Jonghyun, tidak bisa mengutarakan apa yang kumau. Semua hanya karena orang tuaku.

Demi menghindari yeoja itu, aku selalu pergi sebelum dia bangun dan pulang larut. Tidur saja di sofa. Entah kenapa aku tidak mau membuka hatiku untuk yeoja itu. Hatiku hanya untuk Kim Taera. Noona yang ku kenal sebagai kakak kelasku dulu di SMA. Namun ya karena aku, Lee Jonghyun, aku lagi-lagi tidak bisa mengutarakan perasaanku.

Terlebih lagi, dia bekerja di FnC sebagai manajer keuangan perusahaan. Otomatis aku hampir selalu bisa ketemu dengannya kalau aku ke sana. Aku selalu mengusahakan untuk mampir ke sana. Untuk melihat yeoja yang aku cintai yang kini duduk di depanku.

“Ya! Lee Jonghyun. Kau tidak ada kerjaan sama sekali ke sini melulu. Benar ada urusan sama manajermu?” selidiknya.

“Benar kok! Tidak percaya? Apa perlu aku menyuruh hyung ke sini?”

“Hahaha, tidak perlu. Aku percaya kok. Hmm bagaimana keadan istrimu? Aih, pengantin baru harusnya bersenang-senang di awal-awal pernikahan.”

Noona malah membahasa yang sedang tidak ingin aku bahas.

“Dia baik-baik saja,” jawabku sekenanya.

“Jawabnya kok gitu sih! Seperti nada penyesalan. Kau tidak menyesal menikah dengannya kan?”

“Kalau aku bilang menyesal bagaimana?”

Noona terperanjat mendengar ucapanku.

“Ya! Pernikahan jangan dibuat main-main.”

“Kan aku bilang kalau.”

Noona menghela nafasnya dalam-dalam, lalu melirik ke jam tangan cantik miliknya.

“Aku harus kembali. Jam istirahatku mau habis. Gomawo untuk traktirannya Jonghyun. Aku jadi tidak enak ditraktir seminggu penuh olehmu,” kata noona di sela tawanya. Aku sangat menyukai tawanya. Teruslah tertawa noona.

Dari dalam kafe ini, aku bisa melihat noona berjalan menuju kantor. Lee Jonghyun, cepat utarakan perasaanmu sebelum keduluan namja lain.

Author pov

Diwaktu yang sama, seorang yeoja duduk di sudut kafe, mengamati namja yang duduk sendiri disamping jendela. Tadinya namja itu tidak sendirian, ditemani dengan yeoja yang sangat cantik. Hyeri sangat mengenal yeoja itu. Yeoja yang mengaku sebagai kakak kelas SMA Jonghyun dan bekerja di tempat Jonghyun bernaung saat ini.

“Jadi ini yang dia bilang ada urusan dengan manajemen?” gumam Hyeri

Tiba-tiba pandangan Jonghyun beralih ke Hyeri. Hyeri pun mengalihkan pandangannya. Seolah-olah dia tidak tahu kalau ada Jonghyun juga di sana.

Jonghyun menghampiri Hyeri.

“Ya! Sedang apa kau di sini?”

“Aku? Aku sedang ingin minum kopi di sini. Kata temanku, kopi di kafe ini enak,” Hyeri bergeming.

“Alibi. Kau tidak seharusnya membuntutiku. Kau ini ternyata stalker ya.”

“Siapa yang membuntutimu. Pede sekali.”

“Ayo pulang!” Jonghyun menarik kasar tangan Hyeri.

“Ya, sakit!”

Sontak pandangan pengunjung kafe tertuju pada mereka. Bukan karena ada sang idola, karena adegan pertengkaran suami istri itu. Jonghyun sudah menutupi identitasnya dengan masker dan topi, jelas tidak akan ada yang mengenalnya. Dan Hyeri, jelas mereka juga tidak mengenal Hyeri sebagai istri sang idola. Karena pernikahan ini masih disembunyikan.

“Cepat naik,” perintah Jonghyun dengan ketus. Begitu Hyeri sudah diatas motor sport biru miliknya, Jonghyun memacunya dengan kecepatan tinggi. Otomatis Hyeri dengan terpaksa memeluk Jonghyun, takut mati konyol.

“YA! KAU MAU MEMBUNUHKU, HAH?” teriak Hyeri. Namun Jonghyun tidak menggubris. Dia tetap memacu motor miliknya dengan kecepatan 100 km/jam. Apa jadinya kalau jalanan tidak sesepi ini.

Tiba-tiba Jonghyun menepi. “Turun!” perintahnya. Lagi-lagi Hyeri cuma menurut.

“Aku ada urusan, kau pulang saja sendiri,” kata Jonghyun lalu memacu motornya lagi.


Hyeri pov


Aku cuma bisa bengong begitu ditinggal Jonghyun di tempat yang sangat asing baginya.

“Hah? Apa-apaan ini?”

Aku memandangi sekelilingku. Benar-benar sangat asing. Aku sama sekali tidak tahu tempat ini. Aku kan baru pulang dari Jerman sebulan lalu. Sepulangnya dari sanapun aku hanya berdiam diri di rumah orang tuaku. Tidak mengunjungi satu tempatpun.

“Otaknya Jonghyun isinya apaan si? Tidak jelas!”

Aku merogoh isi tas ku dan ingin menghubungi seseorang. Kalau aku menelpon orang tuaku, tidak mungkin kan aku bilang kalau aku diturunin di tengah jalan sama suamiku. Minta tolong pada Yonghwa oppa dan Minhyuk? Pasti mereka sibuk sekali. Apa lagi Junghin yang raganya tidak sedang berada di Korea. Tapi hanya nomer mereka yang aku punya.

Aku kembali mengedarkan pandanganku ke sekelilingku. Kudapati seorang namja bermasker sedang memandangiku. Begitu ia sadar aku juga memandanginya, dia berjalan menghampiriku.

“Aigoo. Siapa lagi ini?”

Karena aku takut dia orang jahat, aku berjalan ke arah yang tak tau akan membawaku ke mana. Aku berlari, namja itu juga ikut berlari. Larinya sangat cepat. Dadaku mulai sesak karena terus berlari.

Dan pada akhirnya, dia berhasil mencegatku.

“Ampuuuun!!! Tolong jangan rampok aku plis plis plis plis,” kataku ketakutan. Namun namja itu tidak melakukan apa-apa selain memandangiku.

“Hyeri?”

“Hah?” aku terperanjat begitu dia memanggil namaku. Bagaimana bisa dia tau?

“Kau Choi Hyeri kan?”

“Be...benar! kau siapa?”

“Kau tidak mengenalku?” tanya namja itu. Lalu dia membuka maskernya.

“OPPA~”



“Bagaimana kau tau kalau aku ini Hyeri? Padahal udah sembilan tahun kita tidak ketemu,” kataku seraya menyuap sesendok sup ke dalam mulutku.

“Ekspresimu itu. Kalau lagi bingung kau sangat lucu. Lain dari pada yang lain,” dia tertawa. Tawanya masih sama seperti dulu. Tawa yang ku suka.

“Memang aku gimana?”

“Kalau kau bingung, kau menggembungkan pipimu dan matamu menyipit. Haha aku tau itu kau.”

“Jinjja? Aku tidak menyadarinya. Bagaimana keadaan oppa?”

“Baik-baik saja. Akhir-akhir ini aku sangat sibuk. Jadwal show-ku banyak sekali. Karena itu manajer memberiku libur hari ini. Mianhae aku tidak ikut menjemputmu dan melihatmu begitu kau pulang ke sini.”

“Chonmaneyo oppa. Aku paham kok. Kau ini kan idola terkenal. Teman-temanku di sana banyak yang shawol lho. Mereka tidak percaya kalau aku berteman dengan leader SHINee, hahaha. Kutunjukkan saja foto masa kecil kita. Mianhae oppa, emailmu penuh dengan salam-salam mereka. Mereka akan membunuhku kalau aku tidak menyampaikannya.”

Oppa tertawa.

Kami kembali melanjutkan makan kami.

“Mianhae juga aku tidak bisa menghadiri pernikahanmu.”

Pernyataan Jinki oppa membuatku tersedak. Sebenarnya aku tidak ingin mengundangnya. Itu atas desakkan appa dengan alasan dia temanku.

“Uhuk...uhuk...,” aku berusaha meraih segelas air putih, tapi keduluan oppa.

“Gwaenchanayo?” katanya seraya memberikanku segelas air putih. Akupun meneguknya.

“Gwaenchana oppa. Sebaiknya aku pulang sekarang.” Aku terpaksa berbohong, takut oppa membahas lebih jauh. Aku sedang malas membahasnya.

“Kajja. Aku antar.”

Mwo? Di antar? Ke rumahku dan Jonghyun. ANIYO!!!

Tapi aku tidak tau jalan. Yasudah lah!



Mobil Jinki oppa berhenti tepat di depan rumah baruku.

“Kau tinggal di sini, Hyeri? Bersama Jonghyun?” tanya oppa sambil mengamati rumahku.

“I...iya.”

Aku buru-buru turun dan berpamitan pada oppa. Sengaja tidak mengajaknya mampir.

“Gomawo oppa sudah mengantarku.”

“Kau tidak mengajakku masuk?”

“Hahaha, aku risih oppa mengajak namja masuk ke rumah.”

“Kau masih saja seperti dulu. Apa takut suami mu tau ya?” godanya. “Baiklah, aku pulang dulu. Nanti kalau ada kesempatan aku hubungi lagi.”

Mobil Jinki oppa melesat pergi.

Aku pun masuk ke dalam rumah dengan ogah-ogahan.

“Kencanmu menyenangkan?” tanya Jonghyun dengan ketus. Dia sedang menonton televisi.

Jonghyun? Dia di rumah? Bukannya tadi dia bilang ada urusan?

“Apa urusanmu? Oooh, jadi yang kau bilang ada urusan itu adalah mengikutiku?”

“Aku kan suamimu. Ingat itu!”

“Terus kenapa? Aku istrimu, tapi kau selalu mengacuhkanku. Kau selalu bilang ada urusan di manajemen. Apa bertemu dengan yeoja cantik itu adalah urusanmu?” Rasanya aku ingin menangis. Tidak boleh Hyeri, kau tidak boleh menangis. Sebisa mungkin aku menahannya.

“Kau? Jadi benar kan kau membuntutiku tadi.”

“Kalau iya kenapa? Aku hanya penasaran apa yang sedang kau lakukan. TIDAK BOLEH?” nada suaraku sangat lantang. “Aku sudah menjadi istrimu Jonghyun-ah! Tidak adakah sedikit keinginanmu untuk mengenalku lebih jauh? Aku juga bingung Jonghyun. Aku hanya tau Lee Jonghyun sang idola tapi aku sama sekali tidak tau Lee Jonghyun sebagai dirimu sendiri. Setiap aku berusaha mengenalmu lebih jauh, kau selalu menghindar.”

Begitu aku menyampaikan unek-unekku, aku langsung melesat pergi ke dalam kamar.

BRAK! Ku banting saja pintu kamarku. Seharusnya kamar kami, tapi dia tidak pernah tidur di sini.

Jonghyun pov

Ucapan Hyeri kemarin masih terngiang di kepalaku. Rasanya dia benar. bagaimanapun aku harus menyadari kalau aku sudah menikah. Harusnya aku berusaha mengenalnya lebih jauh karena dia akan selalu ada di hari-hariku berikutnya.

Dari kemarin dia tidak keluar dari kamarnya. Dia pasti marah sekali. Mana belum makan malam. Sebaiknya kubuatkan sarapan untuknya sebagai perminataan maafku.

TOK TOK TOK!

TOK TOK TOK!

TOK TOK TOK!

Aku mengetuknya tapi tidak dibukakan. Apa masih tidur?

KLEK!

“ASTAGA!” nampan yang kubawa terjatuh begitu melihat yeoja itu tergeletak di lantai.

“Hyeri, Hyeri? Bangun..” aku mengangkat kepalanya ke pangkuanku dan mengguncang-guncang tubuhnya, berharap dia sadar. Astaga, badannya panas sekali. Kugendong tubuhnya dan kurebahkan di tempat tidur.



Tiga jam berlalu. Setelah ku kompres dan ku beri obat, panasnya sudah mulai turun. Namun dia belum sadar-sadar juga. Ayolah, bangun Hyeri. Jangan membuat aku khawatir.

Apa? Aku khawatir? Tidak, tidak. Tidak mungkin!

Kalau dilihat-lihat, dia manis juga. Aku tidak pernah memandanginya lebih dari satu menit. Melihatnya dia tidur begini, mukanya sangat polos. Ingin sekali ku belai pipinya yang merah, tapi...

KRIIIIIIIIIIING!

“Yoboseyo?

“Jonghyun-ah~”

“Noona? Tumben menelpon?”

“Seminggu penuh kau selalu ke sini. Baru sekarang kau tidak mampir. Ada apa? Ahh pasti sedang bersama istrimu kan?”

“Hah? Aniyo.”

“Sudahlah Jonghyun. Kau memang harus selalu bersama istrimu. Apa jadinya kalau kita selalu bertemu. Kalau istrimu tau pasti dia cemburu.”

Tiba-tiba aku terdiam, memandangi wajah istriku yang cantik.

“Jonghyun-ah?”

“Hah? Iya noona. Kau menelponku hanya karena itu saja?”

“Enggak juga sih. Bisa kita bertemu sekarang? Aku ada kabar baik untukmu.”

“Baiklah. Kita bertemu di kafe ya noona.”

Sambungan terputus.

Kalau aku tinggalkan Hyeri sebentar tidak apa-apa kan? Panasnya sudah mulai turun. Lagian aku sudah memasakkannya bubur.

Lee Jinki pov

Hari ini aku ada urusan di kantor FnC. Lebih tepatnya manajerku yang sedang punya urusan di manajemen itu. Aku tidak tau itu apa.

Aku merasa asing di gedung itu. Mungkin karena aku biasanya di SM. Makanya aku menunggu manajer di sebuah kafe yang terletak tepat di gedung itu.

“Wah, kopi ini enak sekali. Aku harus mengajak Hyeri ke sini.”

Aish! Aku lupa kalau dia sudah menikah. Tiba-tiba saja aku mengingatnya. Apa yang sedang dilakukan yeoja cantik itu? Yeoja yang ku cintai sedari dulu.

Aku ini terlalu pengecut dalam hal cinta. Aku mneyukainya sudah sejak lama. Saat dia masih teman sepermainanku saat kami masih kecil. Aku tidak berani mengutarakan perasaanku sampai kesempatan itu pergi. Dia keburu pergi ke luar negeri. Dan begitu kesempatan itu datang lagi, dia malah menikah. Babo kau Jinki.

Selama ini kami hanya berkomunikasi melalui internet. Kami chatting setiap hari. Di sela-sela pekerjaanku, aku selalu menyempatkan diri menengok handphoneku, berharap ada pesan darinya melalu aplikasi chat yang tersedia. Setiap hari, tidak ada putus-putusnya. Aku tidak pernah merasa bosan.

Sedang asik-asiknya menyeruput kopi hitamku, kulihat seorang namja yang tak asing lagi bagiku, memasuki kafe ini. Lee Jonghyun CNBLUE, suami Hyeri. Dia terlihat menghampiri seorang yeoja yang duduk di sudut ruangan. Mana Hyeri?

Mereka tertawa lepas. Apa maksudnya itu? Apa Jonghyun selingkuh? Mereka kan baru menikah.

Aku jadi ingat kemarin. Sewaktu aku mengungkit pernikahan Hyeri dan Jonghyun, aku menangkap raut wajah sedih. Apa dia bahagia?

Baiklah Lee Jonghyun, kalau kau tidak bisa membahagiakannya, biar Lee Jinki saja yang melakukan.


Hyeri pov


“Baiklah. Kita bertemu di kafe ya noona.”

Aku membuka mataku perlahan begitu Jonghyun pergi dari kamar. Apa-apaan dia? Istrinya sedang sakit malah ketemuan sama yeoja lain.

Aku berusaha bangkit dan melihat Jonghyun yang siap memacu motornya dari balik jendela. Sebenarnya aku sudah sadar satu jam yang lalu. Tapi aku tidak mau membuka mataku. Aku ingin tau apa yang Jonghyun lakukan kalau aku sedang sakit.

Awalnya aku tersentuh dengan perlakuan Jonghyun tadi. Aku merasa dia khawatir padaku. Aku juga bisa merasakan Jonghyun terus memerhatikanku.

Namun semua itu sirna setelah panggilan telepon itu datang.

KRRRRRRRRRRRK!

Perutku lapar sekali. Akupun langsung menuju dapur. Ternyata Jonghyun sudah memasak bubur. Pasti untukku. Buat siapa lagi.

Kutuang bubur yang masih di dalam panci itu ke dalam mangkuk kecil. Baunya enak. Kucicip dan hmmmm enak sekali. Ternyata Jonghyun si manusia dingin itu bisa masak juga toh. Satu hal yang mulai kuketahui tentang dirinya.

TINGTONGTINGTONG! Bel rumah berbunyi. Akupun mengecek lewat interkom. Jinki oppa?

Aku berlari gontai menuju pintu.

KLEK!

“Annyeong cantik,” goda oppa.

“Apa sih oppa? Dateng-dateng malah godain aku.”

“Kau pucat Hyeri? Kau sakit?” Jinki oppa terlihat khawatir.

“Iya, oppa. Tapi udah mendingan kok. Ajak aku jalan-jalan dong. Aku sumpek di sini.”



Oppa membawaku ke pinggir danau. Danau yang indah. Tempatnya juga hangat.

“Hyeri?”

“Ne?”

“Kau bahagia menikah dengan Jonghyun?”

Pertanyaannya membuatku kaget.

“Hah?” aku pura-pura tidak mendengar.

“Aku tau kau mendengarnya Hyeri. Aku malu mengulangnya.”

Malu?

“Kenapa kau tanya begitu oppa?”

“Kulihat kau tidak bahagia Hyeri.”

Bagaimana Jinki oppa bisa tau?

“Aku melihat Jonghyun mu menemui seorang yeoja tadi di kafe. Mereka kelihatan akrab sekali. Pandangan Jonghyun ke yeoja itu lain sekali. Sepertinya dia menyukainya.”

Aku mengangguk setelah mendengarnya.

“Jadi kau sudah tau?”

“Ne, oppa.”

Akupun menceritakan segalanya. Semua yang aku rasakan bersama Jonghyun, tak terkecuali pertengkaran kami kemarin.

“Apa yang harus aku lakukan oppa?”

“Sebaiknya kalian bercerai saja, dari pada kau tersiksa begini.”

Pandanganku mulai kabur.

“Oppa?”

“Lalu hidup berdua denganku.”

“Ma..maksudmu?”

Oppa menggenggam tanganku erat. Aku suka, tapi rasanya ada yang mengganjal perasaanku.

“Saranghaeyo Hyeri,” katanya begitu memelukku.

“Mianhae oppa. Jeongmal mianhae. Aku tidak bisa.”

“Apa karena Jonghyun? Aku kira kau tidak mencintainya.”

“Sekarang ini aku memang tidak mencintainya, tapi aku akan berusaha mencintainya. Aku akan berusaha memahaminya. Karena aku tahu, cinta diantara kami pasti akan tumbuh.”

Hanya kalimat itu saja yang bisa kukatakan, selebihnya aku ambruk di pelukannya.


Jonghyun pov


“Hyeri~ kau sudah sa...” aku tidak jadi melanjutkan bicaraku begitu mendapati Hyeri tidak ada di kamar. Aku mencari ke seisi rumah, tapi sosoknya tidak kutemukan. Kucoba hubungi lewat telepon, tapi tidak diangkatnya. Kemana si babo itu? Lupa apa dia sedang sakit.



Flashback

“Kau harus membahagiakan istrimu Jonghyun-ah! Udah tau dia lagi sakit malah mau saja aku ajak ketemuan.”

Bagaimana tidak. Kalau yang mengajak itu kau, aku tidak mungkin bisa menolak.

“Ne~” sahutku malas-malasan.

Hyeri sudah sadar belum ya? Kenapa aku jadi kepikiran dia.

“Ngomong-ngomong berita baik apa yang kau bawa untukku?”

“Hmmm aku... aduh, aku malu mengungkapkannya,” noona menggaruk-garuk kepalanya.

“Ayo bilang noona,” aku semakin penasaran.

“Aku akan menikah Jonghyun.”

“MWO?”

“Kau kaget sekali. Kau tidak suka?”

“Ma...mana mungkin aku tidak suka. Tapi pacar saja kau tidak punya noona.”

“Hmmm, sebenarnya sebulan lalu aku ditembak namja yang satu kelas denganku sewaktu kuliah. Kami memang dekat. Aku minta bukti kalau benar dia mencintaiku. Diapun langsung melamarku saat itu juga.”

“Dan kau menerimanya noona?”

Noona mengangguk, “Lagipula sebenarnya aku juga suka sama dia. Hehe.”

Flashback end



Aku merebahkan diriku di sofa. Menggonta-ganti channel televisi, tapi tidak ada yang srek. Hyeri, kemana sih kau?

“Jonghyun, kau mengkhawatirkannya?” tanyaku pada diriku sendiri. Tak tau kenapa aku mengangguk-anggukkan kepala ku. “Jelas aku khawatir. Dia lagi sakit tapi malah keluyuran.”

TINGTONGTINGTONG!

Ah itu pasti Hyeri. Buru-buru kubuka pintu tanpa melihat interkom.

“Jinki-hyung? Dan, astaga, Hyeri?”

Aku berusaha mengambil alih Hyeri yang tak sadarkan diri dari gendongan hyung, tapi hyung mencegahnya. “Beritahu saja dimana kamarnya.”

Kukepal kuat tanganku. Apa-apaan dia. Aku ini suaminya, kau tau itu kan??? Tapi melihat Hyeri lemah begitu, aku harus bisa menahan kekesalanku.

Aku menuntunnya menujur kamar Hyeri, ah mulai sekarang itu akan menjadi kamar kami.

Setelah hyung meletakkan Hyeri di tempat tidur, tiba-tiba saja dia memukul perutku hingga terjatuh.

“Apa-apaan sih kau?”

“Kau ini mencintai Hyeri tidak? Kalo tidak, segera ceraikan dia. Aku bisa menggantikan posisimu. Aku bisa membahagiakan dia. Dan berbahagialah kau dengan yeoja berambut pirang itu,” setelah mengeluarkan unek-uneknya, dia melesat pergi.

Mwo? Apa maksudnya itu? Jadi dia tau tadi aku menemui Taera noona. Aish!!!!

Aku melihat keadaan Hyeri. Kusentuh dahinya. Tidak panas. Mungkin hanya kecapekan.

“Jo...jonghyun...” Hyeri menyebut namaku lirik. Entah kenapa tanganku ingin sekali menyentuh tangannya.

“Ne, Hyeri. Aku di sini.”

Hyeri membuka matanya sedikit. “Ja..ngan pe...pergi ya...”

“Aku di sini Hyeri. Aku tidak akan pergi ke mana-mana.” Kataku berbisik tepat di samping telinganya. Aku terus menggenggam tangannya hingga kurasakan jantungku berdetak dengan kencang. Perasaan yang tidak pernah kurasakan sebelumnya. Bahkan terhadap Taera noona saja tidak.

Sudah lima jam berlalu. Sesekali aku memberinya minum. Tampaknya dia belum pulih betul. Dengan menatap wajahnya saja, rasa lapar dan hausku hilang seketika. Kenapa aku ini? Apa aku mulai mencintainya?


Hyeri pov


Hoaaaammm... aku masih mengantuk tapi rasanya aku sudah terlalu lama tidur. Kubuka perlahan mataku. Kulihat sinar matahari yang menembus gorden jendelaku. Kulihat jam dinding yang ada di kamarku yang serba putih, nyaris jam delapan pagi.

Aku ingin berdiri. Namun kurasakan sebuah tangan hangat menggenggam tanganku. Jonghyun. Omo~ apa yang dia lakukan di sini? Apa semalaman dia tidur disampingku sambil menggenggam tanganku? Rasanya ini bukan Jonghyun.

Aku tidak jadi bangkit. Entahlah! Aku masih ingin bersamanya. Genggamannya pun tidak aku lepaskan. Ini pertama kalinya Jonghyun sangat dekat denganku. Kutatap lekat wajah suamiku. Kuelus wajahnya. Dia sangat tampan kalau sedang tidur. Sangat sangat tampan. Aigoo~ aku bisa mendengar detak jantungku sendiri berdetak dengan cepat.

Saat aku menatapnya, tiba-tiba mata Jonghyun terbuka.

“Kau mulai mencintaiku kan?”

Diapun mencegah pergi tanganku yang sedang bersarang di pipinya. Kini dia menggenggam kedua tanganku.

“Kau sudah baikan Hyeri?” tanya Jonghyun. Mendengar Jonghyun bicara rasanya aku ingin pingsan lagi.

“I...iya,” jawabku gugup.

“Aih, wajahmu memerah. Kau malu ya?” godanya padaku.

“Apa-apaan sih kau?” aku berusaha melepas genggamannya, tapi dia menahan dengan kuat.

“Jangan pergi Hyeri. biarkan aku berdua denganmu seperti ini.”

OMONA~ Aku tidak salah dengar kan?

“Mianhae untuk yang waktu itu. Kau benar, aku memang tidak bisa membuka hatiku. Kata-katamu itu membuatku terbangun dari tidurku. Aku harus menyadari kalau aku sudah menikah. Aku akan mencoba mencintaimu Lee Hyeri.”

Kami sama-sama terdiam. Aku masih tidak percaya dengan apa yang dia katakan. Dan mungkin begitu juga dirinya.

Perlahan wajahnya mendekat. Terus mendekat hingga bibir kami nyaris bersentuhan.

KRIIIIIIIIIIIIIIIING! Nada handphone ku berbunyi. Sontak membuat kami kaget. Akupun menjauh darinya, meraih handphone ku.

“Yoboseyo?”

“Hyeri~ kau sudah sadar rupanya. Gwaenchanayo?”

“Gwaenchana, Jinki oppa. Gomawo sudah mengkhawatirkanku.”

Aku melihat Jonghyun beringsut dari tempat tidur dan pergi ke luar kamar.

“Kalau aku ke rumah mu sekarang bagaimana?”

“Andwae!” jawabku spontan. “Maksudku...lain kali saja datang kemari. Aku sungguh tidak enak dengan Jonghyun.”

Terdengar nada bicara kecewa dari Jinki oppa, “Ya, aku mengerti. Kau harus menjaga kesehatanmu Hyeri. makan yang banyak. Jangan lupa minum vitamin.”

“Ne, oppa. Kau sama cerewetnya dengan eomma ku.”

“Aku bukan cerewet tapi aku sangat khawatir padamu.”

“Ne, gomawoyo.”

Sambungan terputus.

Aku keluar kamar, penasaran apa yang sedang Jonghyun lakukan. Dia sedang duduk santai sambil memainkan gitarnya. Aku rasa pikirannya sedang melayang kemana-mana walaupun petikan gitar yang dihasilkannya sangat harmonis. Tatapannya kosong.

“Jonghyun, kau melamun.”

“Ani!” jawabnya ketus.

“Tadi kau lembut sekali tapi sekarang kau ketus. Huh, maumu apa si?”

“Mauku? Jangan telpon-telponan dengan namja lain di depanku. Apa lagi itu Jinki si leader SHINee itu.”

Senyumku mengembang. “Oh, cemburu toh.”

“Aku tidak cemburu. Aku hanya tidak suka kau berhubungan dengannya. Orang yang menyebalkan.”

“Tapi dia temanku. Aku sudah mengenalnya jauh sekali sebelum aku mengenalmu.”

“Kalau begitu menikah saja dengan dia!”

Dia benar-benar cemburu atau aku yang terlalu berharap?

“Tidak. Aku tidak ingin dan tidak akan.”

“Wae?”

“Kau bilang akan berusaha mencintaiku. Akupun juga akan berusaha mencintaimu.”

Jonghyun menatapku lekat. Dia menyunggingkan senyum termanisnya. Baru sekarang aku melihatnya tersenyum.

“Kalau begitu mohon kerja sama nya partner,” dia mengulurkan tangannya dan akupun menyambutnya. Tiba-tiba dia menarikku ke dalam pelukannya.

“Jonghyun-ah?”

“Diam. Biarkan aku memeluk istriku.”

Ini pertama kalinya dengan tulus dia menyebutku sebagai istrinya. Jantung kami benar-benar berdetak dengan cepat. Aku bisa merasakan debar jantung Jonghyun. Dia pasti juga merasakan debaran jantungku.

Lama sekali kami berpelukan, hampir lima belas menit. Aku bisa mencium bau badan Jonghyun. Wangi parfumnya yang masih melekat. Aku suka wanginya.

KRIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIING! Kini nada handphone Jonghyun yang berbunyi.

“Yoboseyo?... ah noona, waeyo?”

Sudah kuduga, pasti Taera eonni. Aku tidak tau apa yang mereka bicarakan, namun sesekali Jonghyun bicara sambil menatapku.

“Aku tidak bisa noona, mianhae! ..... Tidak apa-apa kan? .... Oke!” Jonghyun menyudahi pembicaraannya.

“Taera eonni ya?” tanyaku ketus.

“Ne~ Mengajakku ke kafe, tapi aku menolak. Wae?”

“Hmm tidak apa-apa.”

Jonghyun mengacak-acak rambutku. “Kau harusnya bilang ‘aku cemburu suamiku!’. Begitu,” katanya sambil menirukan suara yeoja.

“Aku akan berusaha melupakan Tae noona. Dia akan segera menikah.”

“Mwo? Jangan-jangan kau begini karena eonni akan menikah,” cetusku. Kulipat kedua tanganku dan mengalihkan pandanganku.

“Aniyo! Sebelum eonni memberitahuku tentang itu, aku sudah memikirkannya. Seperti yang aku bilang tadi, kata-katamu membuat mataku terbuka. Udah ah, aku tidak mau mengulangnya lagi.”

Wajah Jonghyun memerah. Aih aih!

“Kenapa senyum senyum sendiri? Kau dengan Jinki bagaimana? Kemarin dia khawatir sekali padamu, sampai-sampai dia menonjokku.”

“Mwo? Serius?”

Jinki yang kukenal penyabar berbuat begitu?

“Serius. Aku tidak tau kenapa. Tapi dia melakukan itu setelah dia mengantarmu yang sedang pingsan ke sini.”

“Apa karena.... ah tidak.”

“Karena apa? Cepat katakan.”

“Hmmm sebenarnya oppa minta aku menceraikanmu dan hidup dengannya.”

Jonghyun terperanjat, “Mwo? Terus kau jawab apa? Ah pasti kau terima!” dia mengerucutkan ujung bibirnya. Hahaha, main-main sedikit boleh lah.

“Kalau iya bagaimana?” kataku berusaha seserius mungkin. Aku ingin tahu apa reaksinya.

Mendengar aku bicara begitu, Jonghyun menjauh. Ahahaha sepertinya dia marah.

“Jonghyun-ah, kau marah?”

“Aniyo. Buat apa aku marah.”

“Ahahaha. Jonghyun-ah. Aku suka sekali eskpresimu. Hahahaha. Aku bercanda lah. Aku sudah menolaknya dan bilang kalau aku akan berusaha mencintaimu.”

Kulihat wajah Jonghyun yang menatapku seolah-olah bertanya ‘benarkah?’. Aku mengangguk.

Jonghyun yang kelihatannya ingin menjitak kepalaku, tiba-tiba hilang keseimbangan. Hal itu sukses membuatku terjatuh juga. Oh great! Jonghyun berada di atasku. Ini mengingatkanku akan adegan di drama-drama yang selama ini kutonton, yang kondisinya sama sepertiku. Apakah kelanjutannya akan sama juga? Let’s see!

Jonghyun terus menatapku. Dia tidak berkata apa-apa. Ya sudahlah. Kupikir Jonghyun tidak akan menciumku. Khayalanku terlalu tinggi.

“Jonghyun-ah, cepat minggir. Aku...”

“...Coba kau bilang cinta padaku.”

Dengan mantap aku berkata, “Saranghaeyo jagiya! Kini giliranmu.”

Jonghyun tersenyum, “Saranghaeyo. Ah, aniyo,” dia mendekatkan kepalanya dan berbisik romantis kepadaku, “Nomu saranghaeyo jagi.”

Kurasakan bibirnya menyentuh bibirku. Awalnya dia melumat dengan lembut tapi lama kelamaan dia meningkatkan levelnya. Akupun pasrah, hanya mengikuti permainannya. Toh dia itu suamiku.

Dia menyudahinya lalu menggendongku ke kamar. Dan selanjutnya...biar kami berdua saja yang tahu.

18 comments:

  1. wahhh..malam2 baca FF jonghyun..mantap ^^
    walaupun ceritanya uda sering..tapi karakternya Jonghyun kuat bgt disini....^^ jadi berasa beda deh...hihihi...yah..author knapa gag ada NCnya..=,= *plakkkk*

    =D

    ReplyDelete
  2. wahahahaha, aku yang polos ini mana bisa bikin NC #plak

    ReplyDelete
  3. Eonniii, ff nya menyentuh uhuk uhuk (?)
    untung udah lewat 15 akunya xD
    sedih juga liat jinki oppa u,u
    kalo udah nikah emang wajar sih ada gitunya /plak
    oke bagus deh eonni wkwk xD

    ReplyDelete
  4. aiissshhhh ... ko nggak di lanjutiiinnn setelah masuk kemar pada ngapain ? .. ,
    @mpeb .. kalau msh polos, tanya eonni ntar di kasih tau dechh ... wkwkwkwkw #bletak

    ReplyDelete
  5. Waduh, endingnya ga nahan euy.. Kkk :D

    ReplyDelete
  6. @ica : wahaha gomawo say :)) anda sangat berutung (?)

    @eonni : huahahaha mkasi tau on lewat message aja *rahasia kita berdua

    @riri : ga nahan ya? aku juga ga nahan (???)

    ReplyDelete
  7. saeng.. onew mulu ni. hahhay

    ReplyDelete
  8. biarin weeeeek
    apa mau diganti si key aja???

    ReplyDelete
  9. onn kok ceritanya gak tuntas sih.....lanjutin dong biar tambh seru heheheeh

    ReplyDelete
  10. iya sih, aku juga lagi nimbang2 mau lanjutin apa enggak ;p

    ReplyDelete
  11. annyeong ;)
    FF nya seru banget karakter JH nya pas banget disini. keren XD

    ReplyDelete
  12. wa... bagus ff nyaaaa... Karakter Jong Hyun menggambarkan karakter aslinya dia kayaknya... yang pendiem dan misterius atas perasaannya.. hehhehe... di tunggu ya yg lainnya... gomawo...

    ReplyDelete
  13. ada let's try 2 lho *promo
    yg LT 3 lagi ongoing

    ReplyDelete
  14. keren tapi gak ada NC nya #plak haha. ceritanya bagus bgt, trus gak terlalu bertele tele. pokoknya DAEBAK !!

    ReplyDelete
  15. ah benar2 PG17 -__-
    Jonghyun kau ini --"
    ah lucunya(?)
    #ribet

    keren dah ah ~

    ReplyDelete
  16. annyeong...

    q reader baru disini..
    ffx daebak, pnsaran ma klnjutanx :)

    ReplyDelete
  17. haaaaaaaah, selalu penasaran sama ff-nya oen! sering-sering yaaaa!

    ReplyDelete

Cara komen (bagi yang kurang jelas):

1. Ketik komen kalian di kotak komentar.

2. Di samping 'Berikan komentar sebagai', klik Google (bagi yang menggunakan Blogspot) atau LiveJournal/Wordpress/AIM/TypePad/OpenID (bila kalian mempunyai akun disana)

3. Atau bagi yang tidak punya akun sama sekali / tidak mau ribet, klik NAME/URL (kosongkan URL bila tidak mau ditampilkan)

4. Klik 'Poskan komentar'